Tag Archives: T-Cash

Perusahaan fintech milik BUMN LinkAja dikabarkan akan resmi pada 1 Maret 2019 menjalankan layanan e-money berbasis server

Produk E-Money Bank BUMN Berbasis Server Segera Dilebur Jadi LinkAja

Perusahaan fintech BUMN LinkAja (PT Finarya) bakal diresmikan pada 1 Maret 2019. Empat bank yang tergabung dalam Himbara (Perhimpunan Bank Negara) secara paralel akan melakukan migrasi produk e-money berbasis server milik mereka menjadi LinkAja.

BNI jadi bank pertama yang mengumumkan informasi peleburan ini kepada publik pada pekan lalu, bersamaan dengan T-Cash.

General Manager Divisi E-Banking (EBK) BNI Anang Fauzi menjelaskan, penyebaran informasi ini merupakan langkah bank dalam melakukan sosialisasi yang menurut aturan harus dilakukan setidaknya sebulan sebelumnya.

BNI menyebar informasi berbentuk pesan singkat ke konsumen tentang penggabungan produk Yap! dan UnikQu ke dalam LinkAja ini.

Di situsnya, BNI menjelaskan LinkAja adalah produk fintech sinergi milik BUMN (Himbara, Telkomsel, Pertamina, dan Jiwasraya) yang menghadirkan layanan untuk kemudahan dan kenyamanan bertransaksi untuk kebutuhan masyarakat.

LinkAja akan jadi produk fintech milik BUMN yang fokus menjalankan bisnis e-money berbasis server. LinkAja menghadirkan layanan holistik dengan beragam fitur pembayaran, seperti pembayaran tagihan (listrik, PDAM, BPJS, internet), transaksi di merchant, pembayaran moda transportasi, hingga pembelian online.

Anang melanjutkan, saat ini secara paralel pihaknya sedang menyiapkan proses migrasi dengan baik agar pengalaman pengguna tetap baik dan nyaman. Secara bertahap migrasi dimulai dari Maret 2019. Namun ia enggan menjelaskan lebih detail apakah BNI akan jadi bank pertama yang meleburkan sistemnya dengan LinkAja.

“Migrasi bertahap di bulan Maret. Apakah BNI pas tanggal tersebut? Belum tahu, lihat kesiapan teknis nanti karena masih koordinasi. Tanggal launching nanti akan ada press release tersendiri,” jelasnya kepada DailySocial.

UnikQu dirilis pada 2016, sementara Yap baru tahun lalu. Bila ditotal, keduanya telah memiliki sekitar 400 ribu pengguna. Adapun jumlah merchant-nya sebanyak 200 ribu tersebar di seluruh Indonesia.

Anang berharap ide menggabungkan seluruh platform uang elektronik berbasis server dan e-wallet Himbara dan BUMN menjadi hal yang positif. Pasalnya penerimaannya akan sangat luas karena melibatkan semua BUMN yang ada.

Direktur IT BRI Indra Utoyo menambahkan, peleburan ke LinkAja ini hanya berlaku untuk produk e-money berbasis server. Sementara yang berbasis kartu masih dikelola sendiri oleh perbankan.

“Yang dialihkan bukan Brizzi tapi nasabah T-Bank yang berbasis server. Brizzi masih dikelola kami. Rencananya per bulan Maret 2019 sudah bisa beralih ke LinkAja,” katanya.

BRI merilis produk e-money berbasis server bernama T-Bank di 2013, yang kini disebutkan memiliki sekitar 520 ribu pengguna. Sementara kartu Brizzi sudah tersebar sebanyak 12,5 juta buah.

“Tentu kita berharap di era digital payment dengan kolaborasi LinkAja bisa lebih menguntungkan.”

Sementara itu, Bank Mandiri juga mengonfirmasi bahwa peresmian LinkAja akan dimulai pada 1 Maret.

“Ya. Rencana launch 1 Maret,” kata Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans.

Saat ini Bank Mandiri memiliki E-Money dan E-Cash yang bila ditotal jumlahnya mencapai 47 juta buah.

Rico tidak menjelaskan lebih detail bagaimana nasib Mandiri Pay setelah kehadiran LinkAja. Sebelumnya diinfokan Mandiri Pay akan jadi aplikasi pembayaran dengan pemindai QR yang terintegrasi dengan e-money, kartu debit, dan kredit. Modelnya seperti Yap yang diusung BNI.

Bank BUMN lain, BTN, juga turut mengisi berpartisipasi kepemilikan di LinkAja. Dibandingkan bank pelat merah lainnya, inovasi BTN tidak agresif. BTN baru merilis kartu e-money Blink hasil co-branding dengan Bank Mandiri E-Money.

Saat ini 99,99% saham di LinkAja (dengan entitas Finarya) dikuasai Telkomsel. Nantinya kepemilikan Telkomsel tersebut akan terdilusi seiring masuknya sejumlah BUMN yang tergabung dalam konsorsium. BNI, BRI, dan Bank Mandiri masing-masing akan menguasai 20%, Telkomsel (25%), BTN (7%), dan Jiwasraya (1%). Belum ada informasi lebih lanjut tentang Pertamina, yang disebut-sebut juga ikut di dalam konsorsium, dan jumlah kepemilikannya.

T-Cash

Perlahan Beralih dari NFC, T-Cash Resmikan Snap QR Code

Layanan uang elektronik dari Telkomsel T-Cash resmikan fitur pembayaran lewat QR Code pasca memperoleh izin resmi dari Bank Indonesia. Kehadiran fitur ini sekaligus menandakan mulai beralihnya strategi perusahaan yang selama ini mengusung teknologi NFC (Near Field Communication) sebagai keunggulannya.

CEO T-Cash Danu Wicaksana menuturkan selama ini pengadaan mesin EDC untuk NFC dinilai terlalu mahal dan kurang efisien bagi bisnis perusahaan dan harus ditempatkan ke merchant. Oleh karena itu, perusahaan butuh teknologi yang dinilai lebih efisien dan ringkas agar dapat mendongkrak lebih banyak jumlah pengguna sekaligus merchant.

Sejauh ini T-Cash sudah bermitra dengan lebih dari 5 ribu merchant, 70% di antaranya menggunakan mesin EDC untuk menangkap transaksi dari stiker NFC yang disematkan di ponsel pengguna. Adapun jumlah penggunanya sudah lebih dari 20 juta pelanggan, memproses rata-rata lebih dari 10 juta transaksi bulanan.

“Tahun ini kami targetkan 8 ribu sampai 10 ribu merchant bergabung di T-Cash. Kebanyakan penambahan ini akan kami sasar untuk penggunaan QR Code karena metode ini paling efisien untuk akuisisi lebih banyak merchant dan pengguna,” terangnya, Selasa (27/3).

Implementasi QR Code pertama kali dimulai di Pasar Modern Bintaro, kemudian dilanjutkan ke Pasar Majestik yang dimulai sejak awal tahun ini. Dari dua lokasi tersebut, T-Cash telah menggandeng sekitar 300 merchant yang kebanyakan adalah pedagang UKM.

Berikutnya, T-Cash akan gencar menggaet tempat serupa di lokasi lainnya seiring kerja sama antara perusahaan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk digitalisasi pasar dengan memanfaatkan metode pembayaran digital yang lebih aman dan praktis.

“Jadi sekarang kalau mau ke Pasar Majestik bayarnya pakai T-Cash cukup dengan QR Code saja. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk digitalisasi pasar, ke depannya kami akan gaet toko-toko kecil untuk jadi merchant T-Cash.”

Selain menyasar sektor ritel dan FnB, T-Cash telah teken kerja sama dengan penyedia jasa transportasi. Salah satunya adalah Trans Semarang untuk pembayaran tiket bus dengan QR Code. Realisasi kerja sama ini akan dimulai pada bulan depan.

Diklaim T-Cash adalah perusahaan fintech pertama, bersama dengan dua perbankan yang sudah mengantongi restu dari Bank Indonesia untuk implementasi teknologi QR. Secara regulasi, hingga saat ini standardisasi QR Code masih digodok oleh BI sehingga belum keluar aturan resminya. Untuk itu T-Cash bergabung sebagai tim persiapan dan pengembangan QR Code terstandardisasi untuk perusahaan fintech dan perbankan di Indonesia.

Sediakan e-KYC untuk migrasi ke full service

Selain mengumumkan fitur QR Code dalam upgrade aplikasi terbaru, T-Cash kini mengakomodasi layanan e-KYC yang dilengkapi dengan video call untuk validasi tatap muka. Pengguna hanya cukup mengisi biodata, mengunggah foto KTP, dan selfie dengan KTP, kemudian video call dengan agen T-Cash via aplikasi. Layanan ini bakal meluncur secara resmi pada 1 April 2018 mendatang.

Sebelumnya untuk upgrade ke full service, pengguna diharuskan untuk datang ke Grapari dan mengisi dokumen, lalu menunggu sampai satu hari kerja sebelum menikmati layanan dengan penuh.

“Pengguna kini bisa pilih mau video call atau datang ke Grapari untuk upgrade ke full service.”

Dengan upgrade layanan, pengguna bisa menikmati fitur utama T-Cash mulai dari berbagi dana (P2P), menerima, dan menarik tunai dana. Nominal dana yang bisa disimpan dalam aplikasi pun maksimal bisa mencapai Rp10 juta dibandingkan pengguna basic hanya Rp1 juta.

Dari segi fitur, T-Cash menyediakan berbagai opsi pembayaran tagihan mulai dari TV, internet, BPJS, PLN, PDAM, dan kartu Halo, pembelian voucher game online, dan pembelian pulsa dan data Telkomsel.

Ke depannya akan ditambah produk finansial untuk asuransi, pinjaman, dan lainnya untuk mewujudkan misi T-Cash sebagai one stop service untuk semua jenis pembayaran tagihan dan pembelian non tunai di ponsel.

“Untuk semakin memanjakan pelanggan, kami memberlakukan zero rate untuk penggunaan aplikasi. Artinya pelanggan tidak perlu membayar biaya penggunaan data untuk seluruh penggunaan aplikasi ini. Pelanggan hanya perlu menggunakan data saat pertama kali mengunduh aplikasi, setelahnya tidak dipungut biaya apa pun,” pungkas Danu.

Application Information Will Show Up Here

T-CASH’s Achievement This Year And Its Transformation in 2018

T-CASH is practically known as inseparable part of Telkomsel. To guarantee all T-CASH services are available to public, T-CASH’s CEO Danu Wicaksana explained T-CASH’s achievement and future plans.

“Today we want to announce the latest information about T-CASH which in the past year has gained active users four times higher focus on two market segments, micro and lifestyle.”

Previously, Wicaksana has mentioned about T-CASH to be an agnostic service. The plan is in 2018’s first quarter, T-CASH will be available for public use.

“By this plan, we expect to be an independent mobile money service and ready to collaborate, not only with other telco operators but also corporate and government,” Wicaksana said.

By being agnostic product, T-CASH target is to gain massive new users outside of Telkomsel users.

Focus on the growth of mobile app users

Since its launching, T-CASH now has 10 million registered users, 60 million annual transactions and claims the 90% users have a good experience using T-CASH.

Of the four user interfaces T-CASH (USSD, NFC Sticker, Mobile App and Web-Check Out) owned, most users still go with USSD in using T-CASH. Mobile app users are considered insignificant.

It is now become T-CASH’s next focus to change usage perception in the form of sticker and USSD.

“We aware of all Indonesian users, not everyone has compatible smartphone to use T-CASH mobile app, it causes SMS-based USSD is still dominant. However, we eagerly need to encourage mobile app usage in the future,” said Wicaksana.

For T-CASH top up, usually called CICO (Cash-In-Cash-Out), mostly used by users are ATM, modern retail (Indomaret and merchants), Telkomsel Grapari and T-CASH Bang.

“In addition, we begins to receive lots of funding initiated by government, corporate to remittance using T-CASH,” added Wicaksana.

Provide lending to enterprises

With new concept developed over the past year, T-CASH has six framework strategies, among those are focus to airtime, offline merchant payment, online payment, online payment, remittance/P2P transfer, transport and financial services (insurance and lending). All those frameworks will be applied gradually by T-CASH as a solid framework.

“For the remittance, only T-CASH has a real-time process, money transferred to the registered banks and directly received by users,” said Wicaksana.

In terms of transportation, T-CASH plans to have partnership with Blue Bird and Transjakarta as payment service provider. As for the Financial Services segment, which currently under development, it can be used by related parties to see user’s credit scoring.

“We also have worked with BTPN, BNI and BTN in terms of funding allocation in various number to enterprises in Indonesia,” Wicaksana said.

T-CASH’s next target

Beside spinning off from Telkomsel and becoming independent, T-CASH’s next plan is to strengthen the 10 million customer base to 100-120 million in 5 years. In 2019-2020, T-CASH plans to get into scale-up stage, followed by becoming major player until 2021.

T-CASH will compete with other server-based payment service, including those initiated by telco, banking or startups. Example for latter parts are Go-Pay and DANA.

“As a server-based service, T-CASH is expected to be the number one mobile money provider in Indonesia, as well as encourage financial inclusion and cashless society in Indonesia,” Wicaksana ended.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
CEO T-CASH Danu Wicaksana / DailySocial

Pencapaian T-CASH dan Rencana Transformasi Menjadi Platform Agnostik Tahun 2018

T-CASH bisa dibilang masih dikenal masyarakat sebagai bagian tak terpisah dari layanan pengguna Telkomsel. Untuk memastikan semua layanan T-CASH bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, hari ini CEO T-CASH Danu Wicaksana menjabarkan pencapaian dan rencana ke depan T-CASH.

“Pada hari ini kami ingin menyampaikan informasi terkini soal T-CASH yang selama satu tahun terakhir telah mengalami peningkatan jumlah active user hingga empat kali lipat dan fokus kepada dua segmentasi pasar, yaitu mikro dan lifestyle.”

Sebelumnya Danu telah mengungkapkan bahwa T-CASH akan menjadi layanan yang agnostik. Rencananya, kuartal pertama tahun 2018, layanan tersebut akan tersedia secara umum.

“Dengan rencana tersebut kami ingin menjadi layanan mobile money yang bersifat independen dan bisa berkolaborasi, bukan hanya dengan operator telekomunikasi lain, namun juga korporasi hingga pemerintah,” kata Danu.

Dengan kehadiran produk yang bersifat agnostik tersebut, target T-CASH adalah mendapatkan pengguna baru dalam jumlah masif di luar pengguna Telkomsel.

Fokus ke pertumbuhan pengguna aplikasi mobile

Sejak diluncurkan hingga kini, T-CASH telah memiliki 10 juta pengguna T-CASH yang terdaftar, 60 juta transaksi per tahun (annual), dan mengklaim sebanyak 90% pengguna merasakan pengalaman yang baik saat menggunakan T-CASH.

Dari empat user interface yang dimiliki T-CASH (USSD, NFC Sticker, Mobile App, dan Web-Check Out), sebagian besar pengguna T-CASH masih memanfaatkan USSD untuk menikmati T-CASH. Jumlah pengguna aplikasi mobile dianggap masih kurang.

Hal tersebut kemudian menjadi fokus T-CASH selanjutnya, yaitu mengubah persepsi penggunaan T-CASH yang kebanyakan menggunakan sticker dan USSD.

“Kami menyadari dari sekian banyak pengguna yang ada di Indonesia tidak semua memiliki smartphone untuk penggunaan aplikasi mobile T-CASH, karena alasan itulah penggunaan USSD melalui SMS masih dominan. Namun ke depannya kami ingin mendorong lebih banyak pengguna untuk memanfaatkan aplikasi mobile,” kata Danu.

Sementara untuk pengisian T-CASH, atau yang dikenal dengan istilah CICO (Cash-in Cash-out), yang paling banyak digunakan adalah pengisian memanfaatkan ATM, ritel modern (Indomaret dan merchant), Grapari Telkomsel, dan Bang T-CASH.

“Selain itu kami juga mulai menerima banyak penyaluran dana yang diinisiasi oleh pemerintah, korporasi, hingga remittance memanfaatkan T-CASH,” kata Danu.

Hadirkan pinjaman (lending) kepada UKM

Dengan konsep baru yang mulai dikembangkan selama satu tahun terakhir, T-CASH memiliki enam strategi framework, di antaranya adalah fokus kepada airtime, offline merchant payment, online payment, remittance/P2P transfer, transportasi dan financial services (asuransi dan pinjaman). Semua kerangka tersebut bakal diterapkan secara bertahap oleh T-CASH sebagai kerangka yang solid.

“Untuk remittance sendiri hanya T-CASH yang memiliki proses secara real time, yaitu uang yang ditransfer melalui T-CASH ke bank-bank yang terdaftar sudah bisa secara langsung diterima oleh pengguna,” kata Danu.

Sementara untuk transportasi, T-CASH memiliki rencana untuk menjalin kerja sama dengan Blue Bird dan TransJakarta sebagai penyedia layanan pembayaran. Sementara untuk segmen Financial Services, yang saat ini masih dalam tahap pengembangan, bisa dimanfaatkan pihak terkait untuk melihat credit scoring pengguna.

“Kami juga telah bekerja sama dengan bank BTPN, BNI, dan BTN dalam hal pemberian modal dalam jumlah beragam kepada UKM di seluruh Indonesia,” kata Danu.

Target T-CASH selanjutnya

Selain memisahkan diri dengan Telkomsel dan menjadi perusahaan yang independen, rencana T-CASH selanjutnya adalah memperkuat customer base yang saat ini sudah berjumlah 10 juta menjadi 100-120 juta dalam waktu 5 tahun ke depan. Pada tahun 2019-2020 mendatang, T-CASH berencana masuk ke tahap scale-up, dilanjutkan dengan menjadi pemain utama hingga tahun 2021 mendatang.

T-CASH akan bersaing dengan sejumah layanan pembayaran berbasis server lainnya, termasuk yang diinisiasi perusahaan telekomunikasi, perbankan, maupun startup. Yang terakhir ini contohnya seperti Go-Pay dan DANA.

“Sebagai layanan yang berbasis server, T-CASH diharapkan bisa menjadi mobile money provider nomor satu di Indonesia, sekaligus mendorong inklusi finansial dan cashless society di Indonesia,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here
Acara T-CASH di Bandung / T-CASH

Fokus T-CASH Jadi Produk Agnostik dan Rencana “Spin Off” dari Telkomsel

Produk layanan mobile money Telkomsel yang telah dikembangkan sejak tahun 2015 lalu, T- CASH, di akhir tahun 2017 banyak mengalami perubahan. T-CASH tahun depan disebut akan mencoba “lepas” dari bayang-bayang Telkomsel dan menjadi platform tersendiri (agnostik) sehingga bisa dimanfaatkan kalangan yang lebih luas, tak sebatas pengguna Telkomsel.

Kepada DailySocial, CEO T-CASH Danu Wicaksana mengungkapkan, Adopsi masyarakat di 2017 ini menunjukkan tren positif, terlihat dari jumlah pengguna terdaftar T-CASH saat ini sudah mencapai lebih dari 10 juta pengguna terdaftar di 34 provinsi di Indonesia.

“Di 2017 ini, T-CASH memiliki fokus untuk membangun ekosistem CICO (Cash-In Cash-Out) points yang kuat di seluruh wilayah Indonesia, baik di kota besar maupun kecil, menambah layanan dan fungsi/kegunaan (use case) T-CASH, memperkuat jaringan merchant-merchant ritel yang menerima T-CASH, meningkatkan kehandalan dan performa dari platform teknologi T-CASH, baik di aplikasi mobile maupun sistem di backend-nya.”

Selain itu T-CASH juga ingin meningkatkan awareness mengenai produk dan cara penggunaan T-CASH ke lebih banyak masyarakat Indonesia, untuk menambah jumlah pengguna.

Disinggung tentang rencana di tahun 2018 mendatang, Danu yang sebelumnya adalah Managing Director Berrybenka menegaskan akan terus berkomitmen untuk senantiasa menghadirkan beragam inovasi produk dan layanan bagi masyarakat, guna mendukung terciptanya ekosistem cashless society.

“Contoh beberapa inovasi teknologi yang kami rencanakan untuk dikembangkan ke depannya adalah e-KYC (electronic-Know Your Customer), QR code yang dinamis, teknologi login menggunakan pengenalan wajah, dan lain-lain. Untuk layanan, kami akan menawarkan berbagai produk finansial ke pelanggan-pelanggan kami, seperti asuransi, pinjaman, dan lain-lain,” kata Danu.

Rencana spin off

Untuk bisa mengembangkan bisnis lebih cepat, T-CASH rencananya akan keluar dari Telkomsel dan menjalankan bisnis secara independen. Disinggung terkait adanya rencana tersebut, Danu memberikan konfirmasi bahwa memang ada wacana tersebut ke depannya.

“Mengenai wacana akan dilakukannya spin off menjadi perusahaan sendiri, untuk saat ini proses tersebut masih kami terus diskusikan secara internal. Kami melihat adanya beberapa hal positif di dalam rencana ini. Kami akan menginformasikan kembali apabila sudah ada perkembangan signifikan mengenai hal ini,” kata Danu.

Mengklaim ingin menjadi produk yang bersifat agnostik, strategi T-CASH selanjutnya adalah melayani masyarakat tanpa harus menjadi pengguna Telkomsel terlebih dahulu.

“Kami telah memiliki rencana dalam beberapa bulan ke depan untuk menjadikan T-CASH sebagai suatu produk uang elektronik yang agnostik, sehingga bisa digunakan oleh pelanggan dari semua operator seluler di Indonesia,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here

TCASH Hadirkan Fitur Pembayaran Melalui QR Code

Bersama dengan gelaran Bandung ICT Expo 2017 sebagai peringatan hari jadi Teklom University Bandung sekaligus peringatan Hari Bhakti Postel ke-72, Telkomsel memperkenalkan fitur transaksi terbaru layanan mobile financial service TCASH, yang kini dapat diakses menggunakan fitur teknologi scan (pemindai) QR Code.

Dengan hadirnya fitur baru ini, pemindai QR Code terintegrasi dengan layanan aplikasi T-Wallet, sehingga diharapkan akan semakin menambah pilihan metode transaksi TCASH dan juga mendorong pemanfaatan smartphone oleh pelanggan secara lebih luas yang dapat memperkuat ekosistem gaya hidup digital yang lebih matang dengan dukungan jaringan berteknologi terdepan dari Telkomsel.

Inovasi ini dilakukan sebagai langkah agresif untuk memaksimalkan momentum pertumbuhan layanan tekfin (teknologi finansial) khususnya di bagian pembayaran digital. Dari pemaparan Telkomsel, sejauh ini dengan mengandalkan fitur transaksi yang sudah ada seperti dengan transaksi dial, stiker NFC (Near Field Communication), serta aplikasi T-Wallet, layanan TCASH telah digunakan lebih dari 11 juta pengguna.

“Ke depannya merchant yang sudah bekerja sama menggunakan transaksi pembayaran TCASH akan dimudahkan dengan tidak harus menyediakan fasilitas perangkat EDC yang biasanya harus digunakan untuk transaksi melalui stiker NFC TCASH. Merchant akan dibantu untuk pembuatan QR Code khusus dan cukup menyediakan display QR Code yang sudah terdaftar di Telkomsel untuk proses transaksi TCASH pelanggan,” ujar VP Sales & Marketing Telkomsel Area Jabotabek-Jabar Agus Mulyadi.

[Baca juga: Pay by QR dan Tren Industri Pembayaran Mobile di Indonesia]

Model pembayaran melalui QR Code sendiri sudah ada sejak beberapa tahun belakang. Para pemain seperti Dimo, Kesles dan beberapa startup lain mencoba mengoptimalkan model pembayaran ini. Salah satu keuntungannya ialah tidak ada ketergantungan pada perangkat khusus bagi merchant, dan bagi konsumen juga tidak perlu menggunakan fitur khusus di ponsel pintarnya. Selain itu juga memungkinkan untuk menjangkau transaksi lintas kanal, misalnya antar bank dan lain sebagainya. Implikasinya untuk bisnis memungkinkan penetrasi layanan tersebut dijalankan secara lebih kencang.

Tekfin memang cukup menggeliat, sebelumnya prediksi Gartner di Asia Tenggara total transaksi tekfin pada tahun 2015 akan mencapai $800 juta, namun pada kenyataannya melebihi dari $4 miliar. Khusus di Indonesia, hingga kini tekfin masih menjadi investasi terbesar kedua –untuk industri digital—di bawah e-commerce. Dan e-money menjadi salah satu yang terpopuler. Kini tidak hanya perbankan, perusahaan telekomunikasi pun semua berbondong-bondong untuk menyediakan platform tersebut.

Langkah Telkomsel Seriusi Bisnis T-Cash

Penetrasi penggunaan smartphone dengan teknologi canggih di kalangan masyarakat Indonesia kian meningkat. Berbagai layanan yang berkembang makin membuat masyarakat nyaman melakukan berbagai hal dari sentuhan layar ponselnya. Potensi ini pula yang membuat Telkomsel makin mantap untuk meneruskan pengembangan dan pemasaran layanan mobile payment yang dimilikinya T-Cash. Namun apakah pangsa pasar di Indonesia secara umum sudah siap dengan teknologi ini, dan bagaimana Telkomsel harus menginisiasi persebaran layanan ini?

Dalam sebuah kesempatan jumpa pers Minggu lalu membahas khusus tentang T-Cash, GM Digital Payment and Banking Product Development Telkomsel Herman Suharto memperlihatkan optimisme perusahaan terhadap layanan ini. Dibubuhkannya fitur Near Field Communications (NFC) pada T-Cash (diberi nama T-cash Tap) membuat Telkomsel optimis untuk menggarap pasar yang lebih luas. Setelah saat ini beroperasi di Jabodetabek, tahun ini ditargetkan 4 kota lain (Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar) akan segera disinggahi.

Keuntungan T-Cash untuk Telkomsel masih belum seberapa

Dari pemaparan Herman dalam presentasinya disebutkan Average Revenue Per User (ARPU) T-Cash berada di kisaran Rp 66.000,- per bulan. Jika saat ini sudah ada 300.000 pengguna, artinya pemasukannya sekitar Rp 19,8 miliar. Dan untuk trafik per tahun artinya Telkomsel mendapat Rp 237,6 miliar. Belum terlihat signifikan bagi bisnis Telkomsel jika keuntungan sepanjang 2014 (laporan yang sudah diterbitkan) sebanyak Rp 66,25 triliun.

Artinya Telkomsel benar-benar harus bertaruh jika memang memutuskan untuk berinvestasi lebih dalam menyebarkan bisnis tersebut. Jika dibandingkan dengan operator pesaing, Indosat Ooredoo dengan layanannya Dompetku, penetrasinya masih cukup jauh. Dompetku sendiri berhasil membukukan pemasukan Rp 2,5 triliun sepanjang 2015. Ada yang perlu dibenahi tentang edukasi pengguna dan persebaran layanan, mengingat pengguna Telkomsel masih diklaim menjadi yang terbanyak di Indonesia.

T-Cash menjadi entitas terpisah dari bisnis operator Telkomsel

Setelah sebelumnya santer terdengar isu spin-off T-Cash dari Telkomsel, Herman turut menyinggung hal tersebut dalam pemaparannya. Dari pihak T-Cash menyatakan bahwa telah siap untuk menjadi entitas bisnis tersendiri. Berbagai hal bahkan sudah disiapkan, termasuk struktur organisasi yang akan menjadi pionir penggerak bisnis T-Cash. Dengan fitur utama yang telah dimiliki T-Cash saat ini, yakni e-money, purchase online dan pay-on-mobile dinilai telah mampu untuk menjadi revenue generation terpisah bagi perusahaan.

Selain itu T-cash Tap yang sudah mengantongi lisensi dari Bank indonesia sebagai layanan uang elentronik turut meyakinkan tim T-Cash untuk mulai merintis bisnis secara mandiri. Rekanan merchant yang telah menggunakan T-Cash yang semakin luas juga menjadi indikator kematangan bisnis oleh perusahaan.

Dengan keuntungan yang dihasilkan yang belum signifikan, akan sangat riskan bagi T-Cash untuk perkembangan layanan mobile payment Telkomsel. Karena masih banyak hal yang harus dielaborasi antara layanan Telkomsel dengan T-Cash untuk mencapai target pengguna. Tahun ini saja ditargetkan 5-6 juta pengguna baru menggunakan T-Cash.

Ingin bermitra dengan Apple Pay dan Samsung Pay jika resmi masuk ke Indonesia

Teknologi serupa sudah diterapkan pemain besar smartphone dunia dalam handset-nya, oleh Apple dan Samsung. Telkomsel sendiri (khususnya divisi T-Cash) juga siap untuk melakukan kemitraan dengan Samsung Pay ataupun Apple Pay ketika mereka sudah masuk pasar Indonesia. Samsung sendiri tengah menginisiasi kehadirannya di Asia Tenggara, namun belum ada kabar pasti apakah Indonesia akan masuk ke daftar ekspansi mereka atau tidak.

Menggandeng Apple Pay atau Samsung Pay artinya akan menjadi kombinasi dua arah. Pihak Apple/Samsung akan mempersiapkan teknologi melalui handset-nya, sedangkan T-Cash harus mempersiapkan operasional lainnya untuk transaksi. Bisa menjadi sebuah simbiosis mutualisme, karena pemain luar yang masuk ke Indonesia setidaknya harus menggandeng pemain lokal yang memiliki izin untuk mengelola transaksi keuangan, dalam hal ini Telkomsel sudah mengantongi izin dari BI.

Teknologi yang digunakan oleh Apple dan Samsung tak jauh beda, yakni menggunakan NFC. Namun jika melihat dari sisi Apple atau Samsung, mereka pasti menginginkan sebuah pendekatan yang lebih umum, artinya tidak membatasi penggunaan operator seluler tertentu, karena kemitraan dengan pihak lokal bisa saja dijalin dengan instansi perbankan. Namun tak menutup kemungkinan juga dengan basis pengguna Telkomsel yang sudah sangat besar. Yang jelas ujung-ujungnya saat kerja sama ini terjadi, maka teknologi yang dikembangkan T-Cash mungkin akan mangkrak.

T-Cash harus fokus pada persebaran akses dan pengguna

Memiliki ekosistem pengguna smartphone yang tinggi bukan berarti penggunanya siap terap dengan pembaruan teknologi canggih yang dibubuhkan. Untuk saat ini, bagi siapapun pemain di mobile/electronic payment via smartphone tantangan utamanya adalah memperluas basis pengguna dan melakukan edukasi pasar. Jika mengambil khasus T-Cash, memperluas pangsa pasar dan memfokuskan kepada pengguna dapat menjadi strategi andal ketimbang harus melakukan spin-off ataupun jalinan kerja sama dengan pemain baru.

Terlalu menguras energi jika entitas bisnis harus dibangun dari awal. Potensi T-Cash tak lain hadir dari kekayaan pengguna operator seluler yang dimiliki Telkomsel. Basis pengguna Telkomsel yang luas cenderung memberikan nilai positif bagi T-Cash untuk melebarkan kerja sama dengan mitra merchant di daerah.

Application Information Will Show Up Here

Dukung Gerakan Nasional Non-Tunai, Telkomsel Luncurkan T-Cash Tap

IMG_1243

Sebagai operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkomsel menganggap serius layanan mobile money mereka yang bernama T-Cash Tap. Hari ini (15/10), pihaknya secara resmi kembali meluncurkan produk tersebut dengan disematkan teknologi dan inovasi untuk membantu lapisan masyarakat memiliki akses sistem keuangan secara lebih luas.

Continue reading Dukung Gerakan Nasional Non-Tunai, Telkomsel Luncurkan T-Cash Tap

Telkomsel Sediakan T-Wallet Sebagai Media Pengaksesan T-Cash

T-Wallet membantu pengaksesan T-Cash dalam bentuk aplikasi / DailySocial

Sebagai salah satu upaya mendukung adopsi mobile wallet T-Cash, Telkomsel menghadirkan aplikasi mobile T-Wallet yang sudah tersedia di platform Android, iOS, dan sejumlah versi lama BlackBerry (bukan BlackBerry 10). Konsumen T-Cash dapat lebih mudah memanfaatkan solusi pembayaran ini karena T-Wallet menjadi media pengaksesannya. Sebelumnya konsumen harus mengakses UMB *800#.

Continue reading Telkomsel Sediakan T-Wallet Sebagai Media Pengaksesan T-Cash

foodpanda Indonesia Segera Dukung Layanan Pembayaran Online

Setelah hampir satu tahun sejak kami terakhir kali mengulas tentang foodpanda Indonesia, baru-baru ini kami mendapatkan informasi mengenai perkembangan terakhir penyedia layanan antar makanan tersebut. Jika tahun lalu kami mewawancarai Juan Chene yang merupakan Managing Director foodpanda Indonesia saat itu, kemarin kami berbicara dengan penggantinya, Sander van der Veen, mengenai kondisi terkini foodpanda Indonesia serta rencana-rencana mereka untuk beberapa bulan ke depan. Salah satu yang paling ditunggu adalah pengimplementasian fitur pembayaran online sebagai salah satu metode pembayaran.

Continue reading foodpanda Indonesia Segera Dukung Layanan Pembayaran Online