Tag Archives: tablet e-ink

reMarkable 2 Sempurnakan Konsep Paper Tablet dengan Desain yang Lebih Tipis dan Layar yang Lebih Responsif

Tablet seharga $700 tapi tidak bisa dipakai untuk menonton film atau bermain game mungkin terdengar konyol, namun itulah kenyataan dari reMarkable. Berbeda dari iPad maupun tablet lain secara umum, reMarkable murni hanya untuk menulis, menggambar, dan membaca.

Kendati demikian, tiga hal itu bisa ia lakukan dengan sangat baik, jauh lebih baik ketimbang tablet konvensional. Semuanya berkat layar e-ink yang amat responsif dan menawarkan feel seperti kertas asli.

Perangkat ini terbukti sukses. Sejak diluncurkan di tahun 2017, reMarkable telah terjual lebih dari 100.000 unit, dan pengembangnya juga sudah menerima pendanaan senilai $15 juta. Modal sebesar itu akhirnya mereka pakai untuk mengembangkan penerusnya, reMarkable 2.

reMarkable 2

Perubahan yang paling mencolok langsung kelihatan dari luar; reMarkable 2 sangatlah tipis, hanya 4,7 mm dari ujung ke ujung. Desainnya juga lebih elegan ketimbang pendahulunya. Kecuali untuk pengguna kidal, reMarkable 2 juga akan terasa lebih nyaman digunakan berkat bentuk asimetrisnya.

Dari segi ukuran dan resolusi, layar monokrom yang digunakan masih sama: 10,3 inci, dengan resolusi 1872 x 1404 pixel. Yang berbeda adalah responsivitasnya. Berkat teknologi display controller baru, latency-nya semakin turun lagi menjadi 21 milidetik, yang berarti coretan stylus akan muncul nyaris tanpa jeda – dua kali lebih responsif dibanding generasi pertamanya.

Stylus-nya sendiri juga ikut diperbarui. Versi anyarnya menawarkan 4.096 tingkat sensitivitas tekanan (2x lebih tinggi), dan sekarang bisa menancap ke sisi tablet secara magnetis. Pengembangnya juga menawarkan stylus lain secara opsional yang ujung belakangnya dapat dipakai untuk menghapus.

reMarkable 2

Terkait software, saya melihat ada dua fitur yang cukup menarik dari reMarkable 2. Yang pertama adalah handwriting recognition, yang memungkinkan konversi tulisan tangan pengguna menjadi teks secara instan. Fitur ini mendukung 33 bahasa, dan hasil konversinya dapat langsung dikirim via email.

Yang kedua, reMarkable menawarkan extension Google Chrome sehingga pengguna dapat meneruskan artikel web dari komputer untuk dibaca di reMarkable. reMarkable 2 tidak punya browser-nya sendiri, dan ini sengaja dibuat demikian supaya pengguna tidak mudah teralihkan konsentrasinya.

reMarkable 2

Meski lebih tipis ketimbang pendahulunya, reMarkable 2 masih mengemas baterai yang berkapasitas sama besarnya, yakni 3.000 mAh. Namun berkat penggunaan prosesor dual-core yang lebih kencang sekaligus lebih efisien, reMarkable 2 malah diperkirakan bisa bertahan sampai dua minggu pemakaian, atau sekitar tiga kali lebih awet daripada sebelumnya. Charging-nya pun sudah memanfaatkan sambungan USB-C.

Kabar baiknya, terlepas dari segala penyempurnaannya, reMarkable 2 justru lebih terjangkau daripada sebelumnya. Harganya dipatok $399, dan bagi konsumen yang melakukan pre-order mulai hari ini juga, mereka akan mendapat bonus stylus beserta folio cover secara cuma-cuma.

Sumber: TechCrunch dan reMarkable.

MobiScribe Adalah Buku Catatan Unik Berbasis E-paper

Instrumen tulis berupa pena sudah digunakan sejak zaman Mesir kuno, dan meski kita telah masuk ke era digital, metode tersebut tidak akan ditinggalkan begitu saja. Sebaliknya, teknologi malah dimanfaatkan agar interaksi antara manusia dan konten jadi lebih intuitif, misalnya lewat layar sentuh hingga implementasi stylus dengan karakteristik yang dibuat agar menyerupai alat tulis sesunguhnya.

Yakin bahwa masih ada banyak orang lebih memilih kertas daripada layar, Team UC mencoba menggabungkan kesederhanaan baca-tulis di buku dengan kemudahan akses konten digital lewat perangkat bernama MobiScribe. Sejatinya, MobiScribe adalah buku catatan elektronik yang memungkinkan Anda menuliskan atau menggambarkan segala ide tanpa perlu mengorbankan pepohonan (berkayu lunak yang digunakan dalam pembuatan kertas).

MobiScribe punya penampilan seperti tablet e-reader, menyajikan layar e-ink (electronic paper display) 265DPI monokromatis seluas 6,8-inci – tidak kecil tapi tak juga terlampau lebar sehingga mudah dibawa-bawa. Perangkat ditopang oleh RAM sebesar 1GB dan memori internal 8GB yang dapat ditambah lagi dengan microSD card 32GB. Itu berarti ia siap menyimpan ribuan e-book.

Penampilannya tidak se-stylish Galaxy Tab terbaru dengan bezel tipisnya, namun MobiScribe memang lebih mengedepankan fungsi ketimbang rupa. Buku digital ini turut dibekali cover penyerap benturan yang berperan pula sebagai tempat menaruh stylus.

MobiScribe 1

Walaupun terlihat sederhana, MobiScribe dibekali rangkaian teknologi krusial pendukung aktivitas baca-tulis. Tablet memanfaatkan layar buatan WACOM yang mampu mendeteksi 4096 tingkat tekanan (degree of pressure). Sensitivitas tinggi itu dijanjikan sanggup memenuhi kebutuhan para seniman yang paling sulit dipuaskan sekalipun. Panel tersebut punya karakter kapasitif, memperkenankan kita menavigasi menu berbekal jari, kemudian segera ‘menolak’ sentuhan telapak tangan ketika stylus sedang digunakan.

Mungkin Anda sudah tahu, layar e-paper punya sifat menyerupai kertas dan pada dasarnya tidak mengeluarkan cahaya. Permukaannya juga tidak glossy sehingga Anda tidak terganggu bayangan dan pantulan sinar. Meski begitu, Team UC paham ada kalanya kita harus menulis/mencatat di kondisi temaram. Untuk mendukungnya, mereka mencantumkan pencahayaan ‘frontlight‘ dengan tingkat keterangan, temperatur warna dan kontras yang bisa disesuaikan.

Bagian stylus-nya juga tidak kalah unik. Selain punya profil ala pensil dan mempersilakan kita membuat garis berbeda berdasarkan keras atau lembutnya tekanan, bagian belakangnya berfungsi sebagai penghapus. Kombinasi hal-hal kecil tersebut memastikan pengalaman penggunaa MobiScribe jadi lebih natural.

MobiScribe 2

‘Buku catatan e-ink‘ MobiScribe sudah bisa dipesan lewat situs resminya. Di sana, bundel tablet dan stylus dijajakan seharga US$ 264. Aksesori cover, pensil digital dan beberapa opsi ujung stylus juga dijual terpisah, ditawarkan masing-masing di harga US$ 15, US$ 20, dan US$ 7.

Via IndieGogo.

E-reader Barnes & Noble Nook GlowLight Plus Usung Layar Terlebar dan Desain Anti-Air

Barnes & Noble adalah perusahaan penjual buku terbesar dengan gerai retail terbanyak Amerika, mengoperasikan tidak kurang dari 627 toko (per Maret 2019). Banyak produk bisa Anda temukan di sana. Selain bermacam-macam buku, Barnes & Noble juga menjual cendera mata, mainan, game, musik, termasuk sejumlah gadget semisal tablet dan e-reader yang dapat mengakses segala konten bacaan digital.

Hampir sepuluh tahun silam Barnes & Noble meluncurkan Nook, yaitu eReader berbasis Android yang menyajikan layar e-ink enam-inci dan koneksi Wi-Fi serta 3G. Pelan-pelan, perusahaan mengekspansi lini Nook, termasuk melalui kolaborasi bersama Samsung untuk menyediakan Galaxy Tab ‘Nook’. Dan di bulan Maret 2019 ini, Barnes & Noble memperkenalkan varian Nook GlowLight Plus.

Ada dua aspek andalan di e-reader anyar tersebut. Pertama, Nook GlowLight Plus menyuguhkan layar e-ink terluas yang pernah Barnes & Noble tawarkan. Kedua, tablet turut dibekali desain anti-air, sehingga Anda tak perlu khawatir untuk membawanya ke mana saja. Dan sesuai namanya, perangkat ini dibekali teknologi glowlight yang memastikan pengalaman membaca tetap nyaman baik di siang maupun malam hari.

Lewat rilis pers, Bill Wood selaku president digital Barnes & Nobles menyampaikan, “Kami bersemangat untuk menghadirkan Nook GlowLight Plus baru yang dilengkapi layar e-ink beresolusi tinggi terlebar. Desain kedap air yang telah diperbarui turut membuat aktivitas membaca bisa dilakukan di mana saja. Nook anyar ini akan tersedia di toko untuk menemani Anda di musim panas, Hari Ayah, serta sempurna bagi para pecinta buku yang ingin menikmati konten secara digital.”

Nook GlowLight Plus punya penampilan layaknya e-reader Barnes & Noble sebelumnya, dan agar nyaman digenggam dalam waktu lama, produsen menerapkan finishingsoft-touch‘ di permukannya. Dengan teknologi pencahayaan glowlight, pengguna dipersilakan menyesuaikan warna layar. Misalnya putih ketika ingin membaca di siang hari lalu mengubahnya jadi lebih ‘hangat’ di malam hari, pas untuk membaca sebelum tidur.

Memori internal sebesar 8GB di dalam memungkinkan Anda menyimpan begitu banyak koleksi bacaan, lalu baterai berkapasitas besar di sana (plus hematnya konsumsi daya layar e-ink) memastikannya tetap aktif selama berminggu-minggu.

Nook GlowLight Plus rencananya akan mulai dipasarkan secara offline pada tanggal 27 Mei 2019, lalu akan tersedia secara online dua hari sesudahnya, di tanggal 29 Mei. Tablet e-reader ini dibanderol seharga US$ 200, dan dengan mengeluarkan uang US$ 5, Anda bisa memperoleh akses ke lebih dari satu juta buku.

Gambar header: The Verge.

Memomate Adalah Power Bank Sekaligus Tablet E-Ink Mini untuk Corat-Coret dalam Satu Kemasan

Buku catatan kecil dan power bank adalah dua barang yang umum berada di dalam tas seseorang. Bagaimana seandainya jika kedua benda itu bisa digabung, sehingga pada akhirnya tidak ada lagi skenario salah satu yang tertinggal?

Idenya mungkin terdengar nyeleneh, tapi tetap saja menarik. Mari berkenalan dengan Memomate, power bank sekaligus tablet e-ink mini dalam satu kemasan. Di satu sisi ia siap menyuplai tenaga ekstra untuk ponsel Anda, di sisi lain ia siap dijadikan medium corat-coret kapan saja Anda memerlukannya.

Wujud Memomate tidak jauh berbeda dari power bank pada umumnya, dengan kapasitas baterai sebesar 10.000 mAh. Ia dilengkapi dua output USB, serta input micro USB sekaligus Lightning. Namun di salah satu sisinya, Anda bakal disambut oleh sebuah layar e-ink seluas 6,5 inci.

Memomate

Layarnya ini tidak umum karena berwarna hitam. Menggunakan stylus yang tersedia, Anda siap menggambar atau mencatat di atasnya layaknya menggunakan kertas dan pensil. Pengembangnya mengklaim kinerja layar ini tanpa delay, serta didukung teknologi pressure sensing.

Selesai mencatat, hasilnya bisa difoto menggunakan ponsel – sayang tidak ada opsi untuk menyimpan secara digital ke ponsel. Setelahnya, tinggal masukkan kembali ke dalam tas. Anda tak perlu khawatir catatan Anda bakal terhapus, karena Anda cuma bisa menghapusnya dengan menekan tombol di sebelah input micro USB-nya.

Begitu tombol ini diklik, layar perangkat pun langsung bersih seketika dan siap dicorat-coret kembali. Selama tombol ini tidak tertekan tanpa sengaja, catatan Anda tidak akan hilang.

Memomate

Memomate datang bersama sebuah folio case untuk memproteksi perangkat sekaligus menjadi tempat penyimpanan stylus. Uniknya, tersedia opsi casing yang mengemas wireless charger, sehingga Anda hanya perlu meletakkan ponsel yang kompatibel di atas Memomate untuk mengisi ulang baterainya.

Bagi yang tertarik, Memomate saat ini sedang ditawarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo. Harganya untuk sekarang adalah $45 (non-wireless charging) dan $54 (wireless charging).

Sony Luncurkan Tablet E-Ink Seukuran Kertas A5 untuk Menganotasi Dokumen

Setahun yang lalu, Sony menyingkap sebuah tablet e-ink raksasa yang dirancang untuk memudahkan kegiatan anotasi dokumen, terutama buat yang rutin melakukannya setiap hari. Meski kedengarannya praktis, tidak semua orang bersedia membawa-bawa tablet sebesar kertas A4 ke mana pun mereka pergi.

Solusinya? Sony telah menyiapkan versi yang jauh lebih ringkas. Dinamai Sony DPT-CP1, dimensinya persis kertas A5, dengan bentang diagonal layar 10,3 inci dan resolusi 1872 x 1404 (224 ppi). Layar e-ink ini juga mampu menampilkan 16 level warna greyscale yang berbeda.

Sony tak lupa membekalinya dengan storage sebesar 16 GB untuk menyimpan file PDF, dan perangkat pun mendukung sharing file dengan perangkat Android, iOS, Windows maupun Mac via bantuan aplikasi pendamping. Singkat cerita, perangkat ini sama persis seperti tablet Digital Paper yang Sony luncurkan setahun lalu, hanya saja dalam wujud yang lebih portable.

Portabilitasnya turut ditunjang oleh tebal bodi yang hanya 5,9 mm serta bobot sekitar 226 gram. Dalam satu kali charge, baterainya bisa bertahan hingga sebulan penuh. Tentunya ini bisa dicapai berkat penggunaan display e-ink ketimbang LCD biasa.

Yang sangat disayangkan, Anda masih harus terbang ke Jepang langsung untuk bisa meminangnya. Sony bakal memasarkannya mulai bulan Juni mendatang dengan harga di bawah 70.000 yen, atau kurang lebih sekitar Rp 9 juta. Sekali lagi, mungkin bakal lebih bijak bagi Anda untuk membeli iPad maupun tablet lain, kecuali Anda benar-benar perlu menganotasi dokumen setiap hari.

Sumber: Digital Trends.

Gvido Adalah Tablet Berlayar E Ink Ganda Khusus untuk Musisi

Aura elegan yang ditunjukkan sebuah grand piano beserta seseorang yang memainkannya terkadang bisa ‘rusak’ karena lembaran-lembaran musik yang kusam dan tidak beraturan. Semakin besar koleksinya, resiko berserakan pun semakin besar pula. Namun hal ini tidak berlaku jika Anda mengambil rute digital.

Untungnya ada perangkat seperti Gvido. Ia merupakan tablet berlayar E Ink ganda yang dibuat secara spesifik untuk menggantikan lembar musik. Selain tidak mungkin kusam dan kucel akibat terlalu sering dibolak-balik, satu perangkat Gvido saja sejatinya dapat menggantikan ribuan lembar musik.

Secara teknis, Gvido mengemas dua layar E Ink dengan ukuran masing-masing 13,3 inci, storage internal 8 GB plus slot microSD untuk menyimpan lembar musik berformat PDF dan sebuah stylus buatan Wacom ketika pengguna perlu menganotasi. Saat sedang tidak digunakan, Gvido bisa dilipat layaknya sebuah buku tipis.

Untuk membalik halaman, pengguna tinggal menyentuh sensor inframerah di samping layar, atau dengan menginjak pedal yang ditawarkan secara opsional. Perangkat dengan satu fungsi semacam ini memang tergolong sangat niche, tapi saya yakin kalangan musisi akan tertarik, apalagi setelah mengetahui bahwa perangkat ini dibuat oleh Vaio yang notabene merupakan pecahan dari Sony.

Yang jadi masalah, harganya kelewat tinggi. Mulai 20 September nanti, konsumen bisa meminang Gvido seharga $1.600, kurang lebih sekitar Rp 21,3 juta. Sebagai perbandingan, paper tablet berukuran raksasa dari Sony dihargai Rp 9,7 juta.

Sumber: The Verge.

Sering Menganotasi Dokumen? Tablet E-Ink Berukuran Masif dari Sony Ini Cocok Buat Anda

Sony ingin Anda, terutama para pengacara, peneliti universitas maupun profesi-profesi lain yang kerap menangani dokumen fisik, untuk meninggalkan kertas dan bolpen dan beralih ke Digital Paper. Ini bukan pertama kalinya Sony datang dengan inisiatif serupa, namun mereka kini punya perangkat baru yang lebih superior.

Dijuluki Sony DPT-RP1, ia merupakan tablet raksasa yang mengemas panel layar berteknologi e-ink, sama seperti yang dipakai Amazon Kindle dan lain sejenisnya. Layarnya memiliki bentang diagonal sepanjang 13,3 inci, sama persis seperti ukuran kertas A4, dengan resolusi 2200 x 1650 sehingga konten bakal terlihat amat tajam meski monokrom.

Bukan, tablet ini bukan untuk menggambar macam iPad Pro, melainkan untuk menganotasi dokumen dalam format PDF. Sony telah menyediakan aplikasi Digital Paper App untuk komputer sehingga pengguna bisa mengubah dokumen ataupun halaman website menjadi format PDF dengan mudah.

Dibanding pendahulunya, Sony DPT-RP1 lebih ringan, lebih tipis dan lebih kencang / Sony
Dibanding pendahulunya, Sony DPT-RP1 lebih ringan, lebih tipis dan lebih kencang / Sony

Sony mengklaim DPT-RP1 punya layar anti-selip, tidak licin sederhananya. Fitur ini dimaksudkan supaya anotasi menggunakan stylus pendampingnya bisa senyaman ketika memakai kertas dan bolpen, kurang lebih sama seperti yang ditawarkan perangkat sejenis bernama reMarkable.

Selain mengemas layar yang lebih superior daripada pendahulunya, DPT-RP1 juga memiliki bodi yang lebih ringan (349 gram) dan lebih tipis – kira-kira setebal tumpukan 30 lembar kertas. Performanya diyakini juga meningkat cukup signifikan.

Perangkat ini rencananya bakal dipasarkan di Jepang mulai bulan Juni mendatang dengan kisaran harga 80.000 yen, atau kurang lebih sekitar Rp 9,7 juta. Kalau Anda tidak perlu menganotasi PDF setiap harinya, saya kira lebih baik dana sebesar itu Anda alihkan ke tablet biasa saja.

Sumber: The Verge dan Sony.