Asus mengumumkan produk baru yang sangat menarik. Namanya Vivobook 13 Slate OLED, dan ia merupakan sebuah tablet Windows 11 dengan aksesori keyboard yang bisa dilepas-pasang ala lini perangkat Surface besutan Microsoft.
Seperti yang bisa dilihat dari namanya, daya tarik utama perangkat ini terletak pada layarnya. Ia mengemas panel OLED 13,3 inci dengan resolusi FHD (1920 x 1080). Namanya OLED, sudah pasti tingkat kontras dan kepekatan warnanya lebih baik ketimbang panel LCD biasa. Asus sendiri mengklaim kontras rasio sebesar 1.000.000:1 dan color gamut 100% DCI-P3, dengan tingkat kecerahan maksimum 550 nit.
Berbekal spesifikasi layar seperti itu, ditambah empat buah speaker dan dukungan Dolby Atmos, tablet ini tentu bakal sangat ideal dipakai untuk mengonsumsi konten hiburan. Namun ternyata produktivitas juga menjadi salah satu aspek yang ingin Asus tekankan, dan itu mereka wujudkan dengan membundel Vivobook 13 Slate OLED bersama keyboard sekaligus stylus.
Keyboard-nya mengemas touchpad yang berukuran cukup besar, sementara stylus-nya sensitif terhadap tekanan hingga 4.096 tingkatan. Terdapat total tiga tombol pada stylus-nya, dan aksesori ini bisa ditempelkan secara magnetis ke sisi tablet saat sedang tidak digunakan.
Untuk dapur pacunya, tablet ini mengandalkan prosesor quad-core Intel Pentium Silver N6000 dengan kecepatan maksimum 3,3 GHz. Opsi RAM yang tersedia adalah 4 GB atau 8 GB, sementara storage-nya 128 GB atau 256 GB. Perangkat dibekali slot kartu microSD untuk ekspansi penyimpanan, tidak ketinggalan pula dua port USB-C 3.2 Gen 2 yang mendukung display out sekaligus Power Delivery.
Asus tidak lupa menyematkan sepasang kamera ke Vivobook 13 Slate OLED; 5 megapiksel di depan, 13 megapiksel di belakang. Di tombol power-nya, kita bisa menemukan sensor sidik jari terintegrasi. Semua itu dikemas dalam bodi setebal 7,9 mm saja, dengan bobot tidak lebih dari 785 gram (tablet-nya saja).
Urusan baterai, Vivobook 13 Slate OLED mengusung modul berkapasitas 50 Wh, dan diklaim bisa beroperasi hingga 9,5 jam pemakaian. Pengisiannya pun tidak butuh waktu lama; 0-60% hanya memerlukan waktu sekitar 39 menit menggunakan adaptor 65 W yang terdapat pada paket pembeliannya.
Bagian terbaiknya, Asus Vivobook 13 Slate OLED dijual dengan banderol mulai $600, dan itu sudah termasuk keyboard, stylus, sekaligus cover belakang yang dibekali kickstand terintegrasi. Pemasarannya dikabarkan bakal berlangsung mulai Desember mendatang. Semoga saja Asus sudah punya rencana untuk membawanya ke pasar tanah air.
Menyambut perilisan Windows 11 yang sudah semakin dekat, Microsoft memperkenalkan sederet perangkat baru dari ekosistem Surface-nya. Sebagian besar adalah suksesor dari perangkat generasi sebelumnya, akan tetapi Microsoft juga memperkenalkan satu perangkat Surface yang benar-benar baru.
Total ada empat perangkat anyar yang Microsoft umumkan: Surface Pro 8, Surface Go 3, Surface Laptop Studio, dan Surface Duo 2. Langsung saja, mari kita bahas satu demi satu.
Surface Pro 8
Sesuai namanya, Surface Pro 8 merupakan penerus dari Surface Pro 7 yang dirilis dua tahun silam. Microsoft mengklaim performanya dua kali lebih kencang berkat penggunaan prosesor Intel generasi ke-11, akan tetapi konsumsi baterainya tetap irit dan bisa mencapai angka 16 jam pemakaian. Sebagai perangkat yang mengantongi sertifikasi Intel Evo, Surface Pro 8 juga dilengkapi sepasang port Thunderbolt 4.
Namun yang bakal terdengar lebih menarik justru adalah perubahan desain dan layarnya. Bezel-nya menipis dan layarnya membesar menjadi 13 inci, tapi ketajaman layarnya sama persis berkat resolusi 2880 x 1920. Yang lebih istimewa, panel layarnya sudah mengadopsi refresh rate 120 Hz.
Layarnya ini juga kompatibel dengan stylus baru bernama Surface Slim Pen 2. Saat sedang tidak digunakan, stylus-nya bisa disimpan dan dicas di dalam ceruk yang terdapat pada aksesori keyboard-nya. Pun demikian, semua aksesorinya ini opsional dan harus dibeli secara terpisah; paket penjualan Surface Pro 8 yang dihargai mulai $1.100 hanya mencakup tablet-nya saja.
Untuk mengakomodasi penggunaan selama pandemi, Microsoft tak lupa membekali Surface Pro 8 dengan kamera depan 5 megapiksel, sepasang mikrofon premium, speaker Dolby Atmos, dan kamera belakang 10 megapiksel yang juga bisa merekam video 4K.
Surface Go 3
Seperti pendahulunya, Surface Go 3 merupakan tablet termurah sekaligus terkecil yang Microsoft tawarkan, dengan banderol mulai $400 dan layar 10,5 inci. Ia tetap kompatibel dengan aksesori keyboard dan stylus, tapi sekali lagi semua itu sayangnya harus konsumen tebus secara terpisah.
Dari segi fisik, Surface Go 3 memang tidak menerima pembaruan apa-apa, akan tetapi jeroannya kini lebih bertenaga. Pada varian termahalnya, Surface Go 3 mengemas prosesor Intel Core i3 generasi ke-10, dan performanya diyakini 60% lebih gegas daripada pendahulunya yang ditenagai prosesor Intel Core m3.
Surface Laptop Studio
Inilah perangkat gres yang saya maksud. Tidak seperti kebanyakan perangkat di lini Surface, Surface Laptop Studio merupakan sebuah laptop tulen yang layarnya tidak bisa dicopot sama sekali. Sebagai gantinya, Microsoft membekalinya dengan engsel layar yang cukup unik.
Jadi saat perangkat dibuka, layarnya bisa ditarik ke arah pengguna sehingga menutupi keyboard, cocok untuk kegiatan-kegiatan seperti streaming video, gaming, atau mempresentasikan sesuatu. Dalam posisi ini, touchpad-nya tetap bisa digunakan seperti biasa.
Lalu dari posisi seperti tenda tadi, layarnya bisa didorong ke bawah hingga nyaris rata dengan keyboard. Posisi ini tentu sangat ideal untuk menggambar menggunakan stylus. Selesai menggambar, stylus-nya bisa ditempelkan secara magnetis ke celah di bagian dasar laptop.
Secara keseluruhan, perangkat ini mengingatkan saya pada Surface Studio, tapi yang wujudnya laptop ketimbang PC AIO.
Melihat skenario-skenario penggunaannya tadi, jelas sekali kalau Microsoft membidik kalangan kreator sebagai target pasar dari perangkat ini. Itulah mengapa spesifikasinya juga sangat mumpuni: prosesor Intel Core generasi ke-11 (Tiger Lake-H35), serta GPU Nvidia GeForce RTX 3050 Ti pada varian tertingginya. Di Amerika Serikat, Surface Laptop Studio dijual dengan harga mulai $1.600.
Surface Duo 2
Surface Duo yang dirilis tahun lalu bisa dibilang hadir di waktu yang kurang tepat; dunia baru saja familier dengan kategori perangkat foldable, dan spesifikasinya juga tergolong tua untuk standar 2020. Tahun ini, Microsoft setidaknya sudah bisa menjawab keluhan terkait spesifikasinya.
Surface Duo 2 ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 888, kemajuan pesat dibanding Snapdragon 855 yang digunakan pendahulunya, dan yang pada akhirnya mendatangkan kapabilitas 5G. Kapasitas RAM-nya naik menjadi 8 GB, sementara storage-nya tersedia dalam opsi 128 GB, 256 GB, dan 512 GB.
Seperti versi pertamanya, Surface Duo 2 mengusung sepasang layar AMOLED yang identik. Masing-masing kini memiliki ukuran yang lebih besar; 5,8 inci, dengan resolusi 1344 x 1892 dan refresh rate 90 Hz (adaptif). Kalau digabung, kedua layarnya memiliki panjang diagonal 8,3 inci. Lalu saat ditutup, porsi kecil layar di bagian engselnya dapat menampilkan informasi seperti notifikasi atau sisa baterai.
Dua layar yang bersebelahan ini jelas sangat ideal untuk menunjang produktivitas, namun Microsoft rupanya juga tidak segan mempromosikan Surface Duo 2 untuk keperluan gaming. Microsoft bilang ada sekitar 150 judul game Android yang telah dioptimalkan untuk Surface Duo 2, sehingga game beserta controller virtualnya bisa ditampilkan secara terpisah di kedua layarnya.
Sektor penting lain yang ikut diperbarui adalah kamera. Kalau versi pertamanya cuma punya satu kamera saja di atas layarnya, Surface Duo 2 punya kamera belakang yang proper. Bukan cuma satu, melainkan tiga sekaligus: kamera utama 12 megapiksel f/1.7 dengan OIS, kamera ultra-wide 16 megapiksel f/2.2, dan kamera telefoto 12 megapiksel f/2.4 dengan OIS. Di saat yang sama, Surface Duo 2 tetap punya kamera selfie 12 megapiksel.
Secara fisik, Surface Duo 2 sedikit lebih tebal dari versi pertamanya; 5,5 mm saat dibuka, 11 mm saat ditutup. Kabar baiknya, kapasitas baterainya naik drastis dari 3.577 mAh menjadi 4.449 mAh. Perangkat ini belum mendukung wireless charging, tapi setidaknya ia sudah punya NFC (yang absen di versi sebelumnya).
Di AS, harga Surface Duo 2 dipatok mulai $1.500, atau $100 lebih mahal daripada pendahulunya.
Windows 11 akan hadir secara resmi pada tanggal 5 Oktober 2021. Dalam rangka menyambut sistem operasi terbaru Microsoft tersebut, HP pun memperkenalkan tiga perangkat baru: sebuah laptop, sebuah PC all-in-one (AIO), dan sebuah tablet.
Ketiganya memiliki keunikan masing-masing di samping sebatas spesifikasi yang mumpuni. Tanpa perlu berlama-lama, mari kita bahas satu per satu.
HP Spectre x360 16
Dari namanya sudah kelihatan kalau ini merupakan laptop convertible dengan engsel layar 360 derajat. Layar sentuhnya ini cukup istimewa, dengan panel OLED 16 inci beresolusi 3840 x 2400 pada varian tertingginya. Namun yang lebih spesial justru bisa kita temukan di atas layarnya.
Seperti biasa, bezel bagian atas itu menjadi rumah dari sebuah webcam. Namun webcam-nya bukan sembarangan, melainkan yang mengemas sensor 5 megapiksel dan disertai sederet optimasi berbasis AI, sehingga kualitas video pengguna selama meeting virtual bisa ditingkatkan secara signifikan. HP tampaknya benar-benar merancang laptop ini sesuai dengan kebutuhan konsumen selama masa pandemi.
Pada varian termahalnya, spesifikasinya terdengar mengesankan: prosesor Intel Core i7-11390H, GPU Nvidia GeForce RTX 3050, RAM 32 GB, dan SSD NVMe 1 TB. Baterainya tercatat memiliki kapasitas 83 Wh, dan HP mengklaim daya tahan hingga 17 jam pemakaian. Semua itu dikemas dalam rangka yang terbuat dari bahan aluminium hasil daur ulang, pertama kalinya buat HP.
Di Amerika Serikat, HP Spectre x360 16 kabarnya akan dipasarkan pada bulan Oktober dengan banderol mulai $1.639 (± 23,3 jutaan rupiah).
HP Envy 34 AIO
Keterbatasan ruang adalah faktor utama mengapa PC AIO biasanya memiliki spesifikasi yang lebih inferior ketimbang PC tradisional. Namun hal itu rupanya tidak berlaku buat PC AIO terbaru HP yang satu ini. Di atas kertas, spesifikasinya sangat pantas disandingkan dengan sebuah gaming PC.
Di varian tertingginya, pengguna bakal mendapatkan prosesor Intel Core i9-11900 dan GPU Nvidia GeForce RTX 3080 (versi laptop). Tidak seperti mayoritas PC AIO, RAM dan SSD NVMe-nya bisa konsumen tambah sendiri hingga mencapai kapasitas 128 GB dan 2 TB. Layarnya pun tidak kalah wah, dengan panel IPS 34 inci beresolusi 5120 x 2160 (ultrawide 21:9).
Tingkat kecerahan layarnya bisa mencapai angka 500 nit, sementara color gamut-nya 98% DCI-P3. Tidak heran kalau kemudian perangkat ini ditargetkan untuk para kreator. Namun seperti yang saya bilang di awal, ia juga punya keunikan lain di luar spesifikasinya. Yang pertama adalah bagian dasar stand yang merupakan sebuah Qi wireless charger 15 W.
Selanjutnya, ia juga datang bersama modul webcam 16 megapiksel, dan yang memiliki ukuran piksel individual sebesar 2 µm. Uniknya lagi, modul webcam ini dapat dilepas-pasang secara magnetis, dan posisinya bisa dipindah-pindah ke 8 titik yang berbeda. Kameranya pun bisa di-tilt ke bawah, sehingga sangat memudahkan ketika hendak menunjukkan sesuatu di atas meja selama meeting.
Sebuah PC AIO tak akan lengkap tanpa konektivitas yang melimpah. Di sini pengguna bisa menjumpai dua port Thunderbolt 4, enam port USB-A, USB-C, HDMI, Ethernet, SD card reader, dan jack audio 3,5 mm. Perangkat ini juga akan dijual pada bulan Oktober, dengan harga mulai $1.999.
HP 11 Inch Tablet PC
Terakhir, ada tablet dengan nama yang paling tidak kreatif. Namun untung desainnya cukup cerdas. Perangkat ini tidak punya kamera depan. Sebagai gantinya, kamera belakangnya bisa dilipat hingga menghadap ke depan, persis seperti yang ditawarkan lini ponsel Asus Zenfone.
Alhasil, video call menggunakan tablet ini hampir bisa dipastikan lebih baik kualitasnya dibanding memakai tablet–tablet lain mengingat kameranya mengemas sensor 13 megapiksel. Tablet ini juga bisa diberdirikan secara horizontal maupun vertikal berkat kickstand bawaannya.
Untuk spesifikasinya, perangkat ditenagai prosesor Intel Pentium Silver N6000, GPU onboard Intel UHD, RAM 4 GB, dan SSD NVMe 128 GB. Layarnya merupakan panel IPS 11 inci dengan resolusi 2160 x 1440, dan ia bisa dijadikan sebagai layar kedua buat perangkat lain, sangat memudahkan ketika pengguna perlu corat-coret atau menggambar dengan stylus, meski sayangnya aksesori ini bakal dijual secara terpisah.
Rencananya, HP akan memasarkan tablet ini mulai bulan Desember. Harganya dipatok $499, atau $599 bersama aksesori keyboard yang bisa dilepas-pasang.