Tag Archives: Tada

Startup pengembang platform loyalty & reward TADA merilis layanan TADA Gifting untuk memudahkan perusahaan skala menengah hingga besar mengirimkan hadiah ke pelanggan, klien, mitra

Tada Perluas Layanan, Luncurkan Platform Kirim Hadiah “Tada Gifting”

Startup pengembang platform loyalty & reward Tada merilis layanan baru Tada Gifting untuk memudahkan perusahaan skala menengah hingga besar mengirimkan hadiah ke pelanggan, klien, mitra, dan karyawannya. Tada Gifting berbentuk perangkat lunak yang memungkinkan pengguna mengirim hadiah dengan beberapa klik melalui satu dasbor.

“Tada Gifting merupakan produk terbaru kami yang diluncurkan sebagai jawaban atas kerumitan yang dihadapi berbagai perusahaan dalam hal memberikan hadiah yang tepat sasaran dengan mudah, guna membangun relationship dan meningkatkan loyalty,” ujar Co-founder Tada Rebecca Agiestha dalam konferensi pers, kemarin (29/9).

Platform Tada Gifting ini menyasar perusahaan skala menengah ke atas sebagai pengguna, saat ingin memberikan hadiah kepada stakeholder penting dalam bisnisnya, mulai dari prospek, klien, pelanggan setia, mitra, dan karyawan. Sebagai nilai lebih, perusahaan hanya perlu membayar hadiah yang di-redeem saja sehingga pemberian hadiah dapat lebih terencana dan terukur.

Senior Business Director Tada Juan Ariestya menambahkan, consumer journey dari Tada Gifting ini simpel, perusahaan hanya perlu sign up, mengatur budget, memilih item hadiah, kirim tautan ke kontak yang sudah dimiliki melalui email, SMS, atau WhatsApp, dan track jumlah orang yang redeem hadiah tersebut. Beberapa merchant yang telah bekerja sama dengan Tada Gifting ini, di antaranya Alfamart, Blibli, Shopify, MAP Club, Garuda Miles, Lazada, Sirclo, Jubelio, dan lainnya.

Pengiriman hadiah juga bisa disertai dengan catatan atau pesan personal untuk si penerima, sehingga memungkinkan terjalinnya hubungan yang lebih dekat ke depannya. “Saat ini, di mana semua orang memiliki kesibukan yang sangat tinggi dan segala sesuatu diautomasi secara massal, hubungan personal yang dibangun melalui apresiasi seperti gifting akan memberikan kesan mendalam bagi penerimanya,” kata Juan.

Tak hanya sekadar gifting, sambungnya, Tada Gifting dapat menjadi alternatif bagi perusahaan pemilik brand untuk mengirim sampel dari produk yang baru dirilis melalui database konsumernya untuk melihat respons pasar. Jadi pilihan hadiah bisa terkostumisasi, tanpa harus mengandalkan sepenuhnya dari merchant yang bekerja sama dengan Tada.

Perusahaan juga mendapat fleksibilitas untuk mengirimkan hadiah dalam satu voucher, pilih salah satu dari beberapa pilihan voucher, atau bisa menerima lebih dari satu jenis voucher. Fleksibilitas tersebut sebelumnya belum disediakan oleh pemain loyalty & reward yang ada di Indonesia. Hal ini membawa optimisme Tada bisa mengembangkan lebih jauh terkait solusi ini.

Oleh karena itu, solusi Tada Gifting ini akan diperluas ke bisnis Tada lainnya di luar Indonesia, melalui Giftee, investor Tada yang memiliki cakupan bisnis di Asia. Menurut Juan, Malaysia sudah turut mengimplementasikan engine dari Tada untuk bantu pemerintah setempat dalam memberikan apresiasi kepada pekerja dan bantuan sosial.

Adapun saat ini, Tada punya kantor perwakilan di Negeri Jiran tersebut yang melayani konsumen bisnis yang berada di Singapura dan Filipina. Sementara di Australia, terdapat mitra bisnis yang memanfaatkan engine Tada untuk memakai solusi reward & loyalty demi melayani kebutuhan korporasi di sana.

“Karena bisnis kami ini bebas teritori, artinya secara umum diumumkan semua pihak di mana pun mereka berada. Jadi, mitra bisnis bisa pakai engine kami untuk melayani target konsumen mereka.”

Berdasarkan temuan Tada, saat pandemi ini tren e-gift banyak diberikan dalam bentuk voucher belanja di convenience store atau e-commerce dan saldo e-wallet. Dengan demikian, memudahkan penerima hadiah untuk langsung membelanjakannya di mana pun. Kondisi ini berbeda dengan sebelumnya, yang mana banyak penerima hadiah cenderung lebih menyukai barang fisik, terutama peralatan rumah tangga, seperti penanak nasi, kompor listrik, dan sebagainya.

Application Information Will Show Up Here
CEO Hacktiv8 Ronald Ishak

Jatuh Bangun Ronald Ishak Mewarnai Ekosistem Startup Indonesia

Sejak tahun 2009 Ronald Ishak telah mewarnai ekosistem startup Indonesia. Sempat gagal dengan dua startup pertamanya, Domikado dan Tasterous, kini ia fokus melahirkan talenta-talenta digital berkualitas melalui platform pelatihan online Hacktive8.

Suka duka berkarier sebagai entrepreneur dan angel investor memberikannya kemampuan untuk melihat ekosistem startup dari dua sisi yang berbeda. Kepada DailySocial, Ronald bercerita target yang ingin ia capai untuk mendukung pertumbuhan talenta digital di Indonesia.

Naik turun mengembangkan startup

Tren dan popularitas Blackberry di sekitar tahun 2008-2009 melahirkan ide bagi Ronald meluncurkan Domikado. Ide awal Domikado adalah memudahkan pengguna melakukan jual-beli saham melalui Blackberry dan meninggalkan cara lama secara manual.

Namun, karena saat itu belum banyak masyarakat Indonesia yang tertarik  berinvestasi saham, Ronald kesulitan mendapatkan pasar yang tepat. Untuk mengakali peluang yang ada, ia menyematkan ragam informasi dalam platform, mulai dari daftar restoran hingga tempat olahraga.

“Saya kemudian mempekerjakan tenaga magang sebagai data entry, sementara untuk fitur finansial masih dalam pengembangan. Untuk melakukan testing saya mengirimkan link kepada teman dan saudara untuk mulai mencoba,” kata Ronald.

Ronald dikejutkan dengan besarnya jumlah PIN Blackberry yang masuk — menyebabkan sistem crash dan harus terhenti sementara. Besarnya minat dari lingkungan terdekat memberikan semangat baginya untuk mengembangkan produk. Namun demand untuk informasi di luar layanan finansial ternyata dipertanyakan investor mereka, yaitu Ciptadana Sekuritas.

Looking back kenapa dulu platform jual-beli saham tidak sukses, karena timing masih sangat way too early bagi kami untuk membangun teknologi tersebut,” kata Ronald.

Lepas dari Domikado, Ronald memutuskan membangun startup di vertikal berbeda. Ia menggandeng Deche Pangestu membangun Tasterous. Platform yang diluncurkan pada awal tahun 2011 ini pada dasarnya adalah permainan berburu makanan yang bisa digunakan di perangkat bergerak. Aplikasi ini akan menunjukkan pengguna hidangan lokal terbaik yang dekat dengan lokasi.

“Hanya berjalan selama 8 bulan, kami memutuskan untuk menutup Tasterous. Saat itu Domikado telah dibeli dan talenta yang ada langsung direkrut oleh pemegang saham yang ingin repurpose perusahaan, menjadikan Domikado small exit bagi saya,” kata Ronald.

Ronald juga sempat membantu TADA, platform loyalitas dan reward, untuk mengembangkan bisnis sampai berhasil melakukan penggalangan dana Seri A. Di masa awal ia menjabat sebagai CTO.

Jatuh bangun mendirikan startup tidak pernah ia sesali. Semua menjadi pelajaran hidup yang dinikmati. Ronald mengaku dirinya menyimpan jurnal sejak awal mendirikan startup. Di sana tertulis suka duka dan pengalaman yang sudah ia lalui.

Angel investor

RMKB Ventures, sebuah angel investor group, didirikan Ronald Ishak bersama 3 orang temannya, yaitu Michael Cheung, Kevin Sutantyo dan Benson Kawengian. Meskipun jumlah investasi yang diberikan tidak besar, namun RMKB memiliki sejumlah portofolio, yaitu TADA, Qoala, Printerous, LoginID, Volantio, Vahan, Hacktiv8, GoKampus dan Rebelworks.

Masih sedikitnya jumlah startup pada saat itu menyulitkan Ronald dan tim melakukan proses due diligence. Mereka kemudian melihat dari sisi pribadi pendiri startup untuk proses kurasi. Dari 8 portofolio tersebut, RMKB Ventures sudah exit di dua startup. Salah satu return dari proses tersebut sudah meng-cover beberapa investasi.

“Meskipun dari sisi valuation semua startup sudah baik, kita selalu memikirkan future exit returns. Kita telah mendapat beberapa yang sudah partial exit,” kata Ronald.

Karena kesibukan masing-masing pendirinya, untuk saat ini RMKB Ventures memutuskan tidak melakukan investasi lanjutan. Meskipun masih banyak tawaran dan pitch deck yang masuk, mereka lebih memilih membantu startup baru ini menemukan investor yang tepat dengan memanfaatkan networking yang telah dimiliki.

Peningkatan kuantitas dan kualitas talenta digital

Co-founder Hacktiv8 Ronald Ishak dan Riza Fahmi

Saat ini, bersama Hactiv8, Ronald memiliki misi melahirkan developer terbaik yang makin besar demand-nya. Hacktiv8 diklaim terus mengalami pertumbuhan bisnis baik dan sudah mencapai taraf profitable.

Pendanaan terakhir yang diterima Hacktiv8 adalah pendanaan Pra-Seri A di awal tahun 2020 senilai $3 juta (sekitar 41 miliar Rupiah) yang dipimpin East Ventures.

“Hactiv8 berdiri karena kondisi yang mendesak, di mana saat itu kami kehilangan tim engineer di perusahaan terdahulu yang dibajak oleh perusahaan e-commerce dalam jumlah yang besar. Melihat adanya potensi untuk melahirkan developer di tanah air, akhirnya saya dan Riza Fahmi memutuskan untuk mendirikan platform ini,” kata Ronald.

Menurut Ronald, kehadiran tenaga kerja asing yang meramaikan posisi engineer di startup Indonesia menjadi hal yang positif. Kebanyakan engineer tersebut biasanya memiliki skill dan wawasan yang matang. Kolaborasi mereka dan tim lokal bisa berdampak positif untuk mengembangkan skill talenta lokal.

“Sampai saat ini dan seterusnya Hacktiv8 akan terus mendampingi. Indonesia sudah menjadi pasar paling strategis untuk investor hingga startup melancarkan bisnisnya. Ke depannya saya melihat potensi cerah bagi ekosistem startup di Indonesia,” kata Ronald.

TADA Welcomes Funding from Giftee, Now Available in Malaysia and Vietnam

TADA loyalty and rewards platform announced additional funding from Giftee, Inc., an end-to-end Japanese e-gift company, with an undisclosed amount. Fresh funds will be allocated for further technology upgrades, as well as expanding its presence in regional markets.

TADA is Giftee, Inc.’s second portfolio in Southeast Asia after AdEasy, a Malaysian startup in July 2020.

Giftee is an end-to-end e-gift platform that provides solutions from issuance to distribution since 2010. The company has been listed on the Japanese stock exchange since 2019. In 2018, the company expanded to Malaysia (Giftee Malaysia) and available in Vietnam three years (Giftee Mekong) through a joint venture between Giftee Malaysia and Mekong Communications.

TADA and Giftee are companies with a cross-cutting business focus. TADA focuses on loyalty and rewards platforms that enable businesses to build deep relationships with customers to employees. In addition, TADA connects businesses to collaborate on its network. The company has served more than 400 clients across multiple verticals. Among the popular names are AXA, Allianz, DBS, UOB, Castrol, Exxon, Kalbe Nutritionals, Erha Dermatology, and many more.

This investment also marks TADA’s expansion into Malaysia and Vietnam since last August. In its early stages, TADA platform is connected to the e-gift services Giftee Malaysia and Giftee Mekong. The new solution is expected to help increase customer loyalty in each country. Furthermore, the Giftee Group will expand its business solutions with TADA in other countries in Southeast Asia.

In an official statement, TADA’s CEO, Antonius Taufan said his team is very optimistic that the partnership with Giftee will be able to offer a smart and complete solution for loyalty programs in various business landscapes. “With this funding, Giftee’s expertise, and a strong market fit, we are confident that TADA will double down on product innovation and seek to aggressively expand our presence internationally,” he said, Thursday (16/9).

Giftee’s CEO, Mutsumi Ota added, “TADA is one of the leading loyalty and reward platforms, offering a variety of features, including subscriptions, memberships and referrals. “Through this capital and business alliance, we are looking forward to collaborating with TADA, especially in the Southeast Asia region, by connecting the e-gift platform business, e-gift service and TADA platform,” Ota said.

In April, TADA announced Series B1 funding led by MDI Ventures, with the involvement of Telkomsel Mitra Innovation (TMI) and previous investors, Finch Capital and Sovereign Capital.

Loyalty program

Loyalty sector is not really startup’s cup of tea. Besides TADA, there are GetPlus, Member.id, and OttoPoint. Earlier this year Member.id just announced series A funding from East Ventures and Traveloka. OttoPoint is part of the fintech division of the OttoDigital Group, a subsidiary of the Salim Group.

Industrially, loyalty programs are one of the sustainable and long-term oriented marketing strategies. Companies can also find out customer insight through the program. According to research by Wirecard, 75% of customers decide to make a purchase after receiving a reward from a certain brand.

In addition, the rewards received by customers trigger them to make more purchases. Almost all respondents said that after having a good loyalty program experience, they are more willing to receive offers and notifications from the brand. In fact, they are willing to follow the brand’s social media accounts, after getting positive rewards from the brand.

Source: wirecard
Source: wirecard


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pendanaan TADA Giftee

TADA Umumkan Pendanaan dari Giftee, Kini Hadir di Malaysia dan Vietnam

Platform loyalitas dan reward TADA mengumumkan investasi tambahan yang diterima dari Giftee, Inc., perusahaan e-gift end-to-end asal Jepang, dengan nominal dirahasiakan. Dana segar akan dialokasikan untuk peningkatan teknologi lebih lanjut, serta memperluas kehadirannya di pasar regional.

TADA menjadi portofolio kedua Giftee, Inc. dalam investasi ke startup di Asia Tenggara setelah AdEasy, startup asal Malaysia pada Juli 2020.

Giftee adalah platform e-gift end-to-end yang menyediakan solusi dari penerbitan hingga distribusi sejak 2010. Perusahaan ini sudah terdaftar di bursa Jepang sejak 2019. Pada 2018, perusahaan ekspansi ke Malaysia (Giftee Malaysia) dan tiga tahun berikutnya hadir di Vietnam (Giftee Mekong) melalui perusahaan patungan antara Giftee Malaysia dan Mekong Communications.

TADA dan Giftee adalah perusahaan dengan fokus bisnis yang beririsan. TADA fokus pada platform loyalitas dan rewards yang memungkinkan bisnis membangun hubungan mendalam dengan pelanggan hingga karyawan. Tak hanya itu, TADA menghubungkan bisnis untuk berkolaborasi dalam jaringannya. Perusahaan telah melayani lebih dari 400 klien yang bergerak di berbagai vertikal. Beberapa namanya, adalah AXA, Allianz, DBS, UOB, Castrol, Exxon, Kalbe Nutritionals, dan Erha Dermatology, dan masih banyak lagi.

Lewat investasi ini, sekaligus menandakan ekspansi TADA ke Malaysia dan Vietnam yang dimulai pada Agustus kemarin. Dalam tahap awalnya, platform TADA terhubung dengan layanan e-gift Giftee Malaysia dan Giftee Mekong. Solusi baru tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan loyalitas pelanggan di masing-masing negara. Selanjutnya, Grup Giftee akan memperluas solusi bisnisnya bersama TADA di negara lainnya di Asia Tenggara.

Dalam keterangan resmi, CEO TADA Antonius Taufan mengatakan, pihaknya optimis kemitraannya dengan Giftee mampu menawarkan solusi yang cerdas dan lengkap untuk program loyalitas di berbagai lanskap bisnis. “Dengan pendanaan, keahlian dari Giftee, dan kecocokan pasar yang kuat, kami yakin bahwa TADA akan menggandakan inovasi produk dan berupaya secara agresif memperluas kehadiran kami secara internasional,” kata dia, Kamis (16/9).

CEO Giftee Mutsumi Ota menambahkan, TADA adalah salah satu platform loyalitas dan reward terkemuka, yang menawarkan berbagai fitur, termasuk berlangganan, keanggotaan, dan referral. “Melalui aliansi modal dan bisnis ini, kami sangat menantikan untuk berkolaborasi dengan TADA, terutama di kawasan Asia Tenggara, dengan menghubungkan bisnis platform e-gift, layanan e-gift, dan platform TADA,” tutup Ota.

Pada April kemarin, TADA mengumumkan pendanaan Seri B1 yang dipimpin oleh MDI Ventures, dengan keterlibatan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) dan investor sebelumnya, Finch Capital dan Sovereign Capital.

Peluang program loyalitas

Tidak banyak startup lokal yang bermain di ranah loyalitas. Selain TADA, ada GetPlus, Member.id, dan OttoPoint. Awal tahun ini Member.id baru mengumumkan pendanaan seri A yang didapat dari East Ventures dan Traveloka. OttoPoint adalah bagian dari divisi fintech di OttoDigital Group, anak usaha Grup Salim.

Secara industri, program loyalitas adalah salah satu strategi pemasaran yang berkelanjutan dan berorientasi jangka panjang. Perusahaan pun dapat mengetahui customer insight melalui program tersebut. Menurut riset yang dirilis wirecard, sebanyak 75% pelanggan memutuskan untuk melakukan pembelian, setelah mendapat reward dari brand tertentu.

Selain itu, reward yang diterima pelanggan memicu mereka untuk melakukan pembelian lebih banyak lagi. Hampir semua responden mengatakan, setelah mendapatkan pengalaman program loyalitas yang baik, mereka lebih bersedia untuk menerima penawaran dan notifikasi dari brand tersebut. Bahkan, bersedia untuk mengikuti akun media sosial brand, usai mendapatkan reward yang positif dari brand tersebut.

Sumber: wirecard
Sumber: wirecard

TADA Announces Series B1 Funding, to Enhance Business in Southeast Asia

TADA, a customer retention platform startup, announced the series B1 funding. This investment round was led by MDI Ventures, with the participation of Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) and the previous investors Finch Capital and Sovereign’s Capital.

In addition to upgrading the technology platform and infrastructure, TADA will use the funds to strengthen its position in Indonesia while expanding its strategy arund Southeast Asia. In addition, team building and partnerships will be intensified to support expansion.

Based on our records, TADA’s series B round was first announced in mid-2018, led by Finch Capital and supported by Sovereign’s Capital. In the previous round, TADA was supported by some investors, including RMK Ventures, SMDV, Venturra Capital, and Gunung Sewu Group.

TADA’s Founder & CEO, Antonius Taufan said, the participation of MDI Ventures and TMI is a strategic opportunity for the company, enabling it to reach markets from various businesses in the group. There will be various synergy collaboration opportunities to explore. “This investment will enable us to fulfill our mission of enhancing business sustainability by enabling them to better retain customers.”

MDI Ventures’ CEO, Donald Wihardja added, “We see opportunities for a synergistic partnership between TADA and Telkom Indonesia to bring more interesting and beneficial engagement and collaboration between various corporate clients in the Telkom ecosystem. This funding will be in line with MDI Ventures’ long-term goal to empower digital entrepreneurial growth.”

In a general note, TADA offers digital solutions for businesses to build relationships with customers (loyalty), helping to accelerate business growth and sustainability by maximizing customer lifetime value. The strategies applied is varied, from digital membership, subscriptions, referrals, and digital rewards platforms. To date, they claim to have 400 business clients spread across Indonesia, Malaysia and the Philippines.

In fact, there are still a few local startups engaged in the loyalty platform, apart from TADA, there are two other platforms that offer similar services with their respective approaches, GetPlus and Member.id. Earlier this year Member.id just announced series A funding obtained from East Ventures and Traveloka.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pendanaan Seri B1 Tada

TADA Umumkan Pendanaan Seri B1, Kuatkan Kehadiran Bisnis di Asia Tenggara

TADA, startup pengembang customer retention platform, mengumumkan telah mengamankan pendanaan seri B1. Putaran investasi ini dipimpin oleh MDI Ventures, dengan keterlibatan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) dan investor sebelumnya yakni Finch Capital dan Sovereign’s Capital.

Selain untuk meningkatkan platform dan infrastruktur teknologi, TADA akan menggunakan dana tersebut untuk memperkuat posisinya di Indonesia sembari memperluas strategi memasuki ke kawasan Asia Tenggara. Selain itu penguatan tim dan kemitraan juga akan dijalankan guna mendukung ekspansi.

Dari catatan kami, putaran seri B TADA pertama kali diumumkan pada pertengahan tahun 2018 lalu, dipimpin Finch Capital dan didukung Sovereign’s Capital. Di putaran sebelumnya, TADA didukung sejumlah investor seperti RMK Ventures, SMDV, Venturra Capital, dan Gunung Sewu Group.

Founder & CEO TADA Antonius Taufan mengatakan, masuknya MDI Ventures dan TMI menjadi peluang strategis bagi perusahaannya, memungkinkan untuk menjangkau pasar dari berbagai bisnis di dalam grup. Berbagai peluang kolaborasi sinergi juga akan dieksplorasi. “Investasi ini akan memungkinkan kami mewujudkan misi untuk meningkatkan keberlanjutan bisnis dengan memungkinkan mereka mempertahankan pelanggan dengan lebih baik.”

CEO MDI Ventures Donald Wihardja menambahkan, “Kami melihat peluang kemitraan sinergis antara TADA dan Telkom Indonesia untuk menghadirkan keterlibatan dan kolaborasi yang lebih menarik dan bermanfaat antara berbagai klien perusahaan dalam ekosistem Telkom. Pendanaan ini juga sejalan dengan tujuan jangka panjang MDI Ventures untuk memberdayakan pertumbuhan kewirausahaan digital.”

Seperti diketahui, TADA menawarkan solusi digital bagi bisnis untuk membangun hubungan dengan pelanggan (loyalty), membantu mempercepat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis dengan memaksimalkan customer lifetime value. Strategi yang diterapkan pun beragam, mulai dari digital membership, subscription, referral, dan digital rewards platform. Sejauh ini mereka mengklaim telah memiliki 400 klien bisnis yang tersebar di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Memang tidak banyak startup lokal yang bermain di ranah loyalty, kendati demikian selain TADA ada dua platform lainnya yang menjajakan layanan serupa dengan pendekatan masing-masing, yakni GetPlus dan Member.id.  Awal tahun ini Member.id baru mengumumkan pendanaan seri A yang didapat dari East Ventures dan Traveloka.

Program Kupon Supportlocalbrands

TADA, Gojek, dan Moka Inisiasi Platform “Supportlocalbrands”, Bantu Peritel Berjualan Kupon Belanja

Dampak pandemi yang luas ke segala sektor usaha, menyiksa pebisnis untuk putar otak untuk memastikan usahanya tetap berjalan. Tada, platform end-to-end customer retention, dibantu Gojek dan Moka membuat gerakan dukung merek lokal atau Supportlocalbrands, sudah mulai beroperasi sejak awal Apri 2020.

Kolaborasi tersebut berbentuk adanya akses buat masyarakat untuk membeli kupon dari merek lokal dengan harga spesial lewat aplikasi Gojek dan situs web Supportlocalbrands itu sendiri. Beragam kupon yang ditawarkan di antaranya untuk produk makanan dan minuman, fesyen, layanan kecantikan, kesehatan pribadi, gaya hidup, dan hotel.

“Melalui gerakan ini, baik konsumen dan pemilik bisnis sama-sama memperoleh manfaat. Konsumen dapat membeli lebih awal kupon dari ratusan merek lokal. Kupon ini nantinya bisa digunakan saat layanan tersedia atau bisnis buka kembali. Sementara itu, pemilik bisnis dapat mempertahankan usahanya dengan pemasukan dari hasil penjualan kupon ini,” terang Managing Director TADA Antonius Taufan kepada DailySocial, Senin (20/4).

Gojek turut berpartisipasi lantaran solusi yang diinisiasi oleh TADA menjawab permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Situs Supportlocalbrands kini tersedia melalui shuffle card di dalam aplikasi Gojek untuk memudahkan lebih banyak pelanggan untuk mengakses kesempatan tersebut.

“Inisiatif ini merupakan salah upaya nyata kami untuk memastikan pengguna Gojek mendapat manfaat potongan harga dari merek lokal favorit mereka, sekaligus membantu bisnis karya anak bangsa untuk tetap bertahan,” imbuh Chief of Corporate Affairs Gojek Nila Marita.

Hadirnya TADA dan inisiasinya dalam aplikasi Gojek, menandakan bertambahnya mitra pihak ketiga yang berpartisipasi untuk perkuat posisinya sebagai super app.

Sejak softlaunch pada awal bulan ini, disebutkan situs ini sudah menjaring lebih dari raturan merek lokal untuk berpartisipasi, termasuk mereka yang sudah menjadi merchant di Moka.

Co-Founder & CEO Moka Haryanto Tanjo mengatakan, mereka sudah mengimbau 40 ribu merchant-nya untuk turut berpartisipasi dan mendukung kemudahan dalam penukaran kupon. “Kolaborasi ini salah satu bentuk inisiatif kami untuk membantu pelaku usaha dalam menghadapi masa sulit,” katanya.

Keberadaan dukungan ini, lanjutnya, begitu dibutuhkan pebisnis. Meski tidak memberi data rinci, Taufan menyebut beberapa klien ritelnya memang melaporkan bahwa mereka sudah melakukan pemotongan gaji atau merumahkan karyawan dalam kurun waktu tertentu demi mempertahankan cashflow.

“Untuk angka pastinya, mohon maaf kami tidak bisa sebut, namun yang pasti bagi sektor ritel, hal ini sangat berdampak besar,” ujar Taufan.

Dia juga menyebut dalam membuat gerakan ini ketiga perusahaan tidak memungut biaya atas transaksi yang terjadi hingga 30 Juni 2020. Keseluruhan nilai yang dibayarkan konsumen akan diberikan sepenuhnya kepada para pelaku usaha yang bergabung.

Rencananya, situs ini akan aktif sampai tanggal tersebut dan pembeli bisa membeli hingga waktu tersebut. Seluruh kupon yang dibeli akan memiliki masa berlaku satu tahun, sehingga pembeli punya cukup waktu hingga gerai-gerai kembali di buka untuk menukarnya.

“Untuk ke depannya, jika pelaku usaha masih ingin memakai platform yang sama untuk program yang berbeda, maka dikembalikan sesuai kebijakan pemilik platform masing-masing. Yang pasti, tidak ada keterikatan apapun selama gerakan ini berlangsung.” pungkas Taufan.

Demi memastikan transaksi dapat berjalan lancar, TADA terus mengupayakan agar traffic ke situs semakin optimal.

Solusi Customer Retention Platform TADA diharapkan bisa membantu merchant dan bisnis untuk tingkatkan profit

Target TADA Bantu Bisnis dengan “Customer Retention Platform”

TADA saat ini memasuki tahun ke-4 beroperasi sebagai perusahaan teknologi. Banyak hal telah dilalui, mulai dari perubahan nama hingga pendanaan Seri B yang dipimpin oleh Finch Capital. Di tahun 2020 ini TADA mencoba terus meningkatkan kualitas layanannya untuk membantu lebih banyak merchant dan bisnis, terutama dalam hal menjaga kesetiaan pengguna.

TADA saat ini mengusung konsep customer retention platform. Solusi mereka lebih kepada bagaimana merchant atau bisnis bisa mendapatkan lebih banyak pengguna dan menjaganya melalui serangkaian strategi.

Saat ini lebih dari 400 brand sudah bergabung dengan TADA. Strategi marketing yang diterapkan pun beragam, mulai dari digital membership, subscription, referral, dan digital rewards platform. Mereka juga sudah dipercaya merchant yang beroperasi di Malaysia dan Filipina.

Founder & Managing Director TADA Antonius Taufan menjelaskan, loyalitas pelanggan merupakan tujuan dari setiap perusahaan. Loyalitas ini bisa berdampak baik pada revenue. Sayangnya untuk mendapat loyalitas pengguna bukan perkara yang instan. Salah satu cara untuk mendapatkan loyalitas pelanggan adalah dengan memperkuat engagement.

“Melalui membership program tersebut, Anda bisa mencoba untuk berfokus pada customer experience atau pengalaman pelanggan. Setiap pengalaman positif yang dirasakan oleh konsumen akan berpengaruh terhdap kepuasan yang mereka rasakan. Ketika muncul kepuasan maka konsumen akan terus melakukan pembelian ulang,” terang Antonius.

TADA sebagai customer retention platform menawarkan pengelolaan dan strategi tersebut. TADA saat ini berbasis close loop, artinya setiap brand memiliki poin dan kartunya masing-masing, sehingga memberikan engagement secara ekslusif antara brand dan pelanggan.

Tetapi dari segi redemption rewards mereka mendukung open dan close loop rewards. Dengan ratusan merhant di dalamnya TADA cukup optimis ekosistem yang mereka bentuk merupakan value yang bisa jadi pertimbangan brand dalam mencari solusi menjaga loyalitas pengguna.

“Tantangan sebagai CRP di Indonesia dan sebesar apa potensi yang ingin digali  Mengedukasi client benefit dari retention bahwa melakukan retensi pelanggan lebih murah daripada akuisisi. Itulah mengapa kami mengadakan customer retention expert class yang diadakan dua bulan sekali,” imbuh Antonius.

Rencana di 2020

Melanjutkan perjalanannya, TADA masih berusaha membantu merchant dan bisnis untuk mengelola retensi pengguna. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah program berlangganan, seperti paket langganan yang diterapkan di aplikasi Gojek dan Grab.

“Kami ingin membantu brand untuk mempunyai program serupa (paket berlangganan). Demikian juga dengan referral di mana Tokopedia dan Gojek mempunyai hal serupa seperti Tokopedia Buy Me dan Gojek Referral Code. Di sini TADA membantu para brand untuk mempunyai program serupa dengan suite customer retention platform yang dimiliki,” terang Antonius.

Antonius menambahkan, tujuan akhir program retensi pelanggan ini adalah meningkatkan profit dengan menghadirkan program yang berfokus pada peningkatan frekuensi dan transaksi per pelanggan. Hal ini sesuai dengan misi TADA untuk menjadi salah satu platform B2B berbasis teknologi karya anak bangsa yang diakui di mancanegara.

Application Information Will Show Up Here
Go-Jek service's ready to run in Singapore

Go-Jek to Launch Business in Singapore This Week

After the expansion plan officially announced some time ago, Go-Jek is now rumored to launch the “beta” version of its service in Singapore on Thu (11/29). The initial service only available for a limited amount of consumers.

Previously, Go-Jek had strategic partnership with DBS Bank to support its expansion in Singapore. In the previous agreement release, Andre Soelistyo, Go-Jek’s president said Go-Jek Singapore will be launched soon after this partnership.

In the same release, it was mentioned that DBS customers will get the same opportunities and special offers for the beginning of Go-Jek service. DBS is going to be a strategic partner for digital wallet service in Go-Jek app.

According to McKinsey & Company research, Singapore is one of the countries with the most developed penetration of the non-cash payment model in Asia, along with Hong Kong and South Korea. Therefore, it’s inefficient for Go-Jek to offer ride-hailing service without a digital payment system.

A new round for ride-hailing ecosystem in Singapore

Uber SEA acquisition has loosen the ride-hailing competition in Singapore. All services converge to Grab. In fact, although they refuse to be accused for doing market monopoly, there were no equal competitors. Go-Jek’s arrival has freshen the air in Singapore’s ride-hailing ecosystem.

The alternative service demand besides Grab is slightly indicated. ComfortDelGro is one of the taxi provider having a good impact. Companies claimed the service improvement post-uber acquisition. It was seen as a golden opportunity for other ride-hailing developers, including Tada.

However, to compete with Grab, requires a lot of effort. In fact, the company keep raising fund for app improvement to present multi-functional services. Having large capital means you can do many things to acquire users.

Go-Jek arrives with not-so-little capital, the latest news told us the old investors will raise funding to $9 billion – to provide equal service. Introducing app-based service for transportation in Singapore.

Singapore market is in fact not as big as Go-Jek’s origin or other target countries. Users are not as much as Indonesian or Vietnam people. However, Singapore looks like a proof after Grab’s duel in Indonesia, it’s time for Go-Jek to prove its competency in the opponent’s origin.

Go-Jek and Grab competition will be very interesting to be followed in the next round. It might not be transportation only, but also other innovation services the company keep innovating.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Go-Jek Singapura

Minggu Ini Go-Jek Akan Luncurkan Layanan di Singapura

Setelah rencana ekspansinya resmi dikabarkan beberapa waktu lalu, kini beredar kabar Go-Jek akan segera meluncurkan versi “beta” layanannya di Singapura pada Kamis (29/11) ini. Peluncuran layanan tahap awal tersebut baru akan bisa dinikmati oleh konsumen dalam jumlah terbatas.

Sebelumnya Go-Jek telah menjalin kemitraan strategis dengan Bank DBS untuk mendukung pelebaran sayapnya di Singapura. Dalam rilis penandatanganan perjanjian beberapa waktu lalu, Presiden Go-Jek Andre Soelistyo menyampaikan, pasca kerja sama ini Go-Jek di Singapura akan diluncurkan dalam waktu dekat.

Di rilis yang sama juga disampaikan bahwa pelanggan DBS nantinya akan mendapatkan kesempatan dan penawaran khusus untuk layanan Go-Jek di fase awal.  Karena DBS akan menjadi mitra strategis layanan dompet digital di aplikasi Go-Jek.

Menurut penelitian McKisney & Company, Singapura adalah salah satu negara dengan penetrasi model pembayaran non tunai paling matang di Asia, bersama Hong Kong dan Korea Selatan. Sehingga sangat tidak efisien jika Go-Jek menjajakan layanan ride-hailing tanpa dibarengi sistem pembayaran digital.

Babak baru ekosistem ride-hailing di Singapura

Akuisisi layanan Uber di Asia Tenggara membuat persaingan layanan ride-hailing di Singapura memudar. Opsi layanan mengerucut pada Grab. Meski menolak dibilang memonopoli pasar, pada kenyataannya tidak ada pesaing yang berimbang. Masuknya Go-Jek memberikan angin segar pada persaingan di ekosistem ride-hailing Singapura.

Kebutuhan layanan alternatif selain Grab secara tidak langsung ditunjukkan. Layanan taksi ComfortDelGro salah satu yang menerima dampak baiknya. Perusahaan mengaku pasca Uber tidak ada, pemesanan layanan justru meningkat. Kondisi tersebut turut dilihat sebagai kesempatan emas bagi pengembang ride-hailing lainnya, salah satunya Tada.

Namun untuk menyaingi Grab memang membutuhkan banyak upaya. Pasalnya perusahaan terus melakukan penggalangan dana untuk menyulap aplikasi sehingga menghadirkan layanan multi-fungsi. Memiliki modal besar artinya dapat melakukan banyak hal untuk mengakuisisi pengguna.

Hadirnya Go-Jek –dengan dukungan permodalan yang tidak kecil, kabar terakhir investor lamanya akan menambah pendanaan hingga membawa valuasi mencapai $9 miliar—dapat menghadirkan opsi layanan yang berimbang. Menyajikan layanan berbasis aplikasi untuk kebutuhan transportasi di Singapura.

Pasar di Singapura memang tidak sebesar negara asal atau tujuan ekspansi Go-Jek lainnya. Penggunanya tidak sebesar di Indonesia atau Vietnam. Namun Singapura tampak seperti menjadi sebuah pembuktian, setelah Grab beradu di Indonesia, saatnya Go-Jek bertandang membuktikan kekuatannya di negara asal lawan.

Persaingan Go-Jek dan Grab masih akan menarik untuk diikuti dalam babak selanjutnya. Mungkin tidak hanya seputar layanan transportasi, melainkan kepada layanan-layanan lain yang terus diinovasikan oleh kedua perusahaan.

Application Information Will Show Up Here