Tag Archives: talent marketplace

Ekrut adalah layanan talent marketplace yang coba menghubungkan talenta dengan perusahaan yang tengah mencari kandidat pegawai.

Layanan Ekrut Usung Sistem “Talent Marketplace”, Konsepnya Perusahaan yang Menemukan Talenta

Di tengah persaingan layanan platform perekrutan, inovasi tetap menjadi kunci untuk memenangkan pasar. Setidaknya hal tersebut diyakini Ekrut, platform lokal yang menghubungkan talenta potensial dengan kebutuhan bisnis. Sepanjang tahun 2018, startup yang didirikan Anthony Kusuma dan Steven Suliawan tersebut telah merilis beberapa fitur baru, di antaranya talent marketplace dan marketplace curation algorithm (MCA).

Marketing Manager Ekrut Aldo Imanuel menjelaskan, konsep talent marketplace yang diusung ialah berbasis data science, diklaim menjadi yang pertama di Indonesia. Sementara MCA merupakan data engine yang menjadi “otak” utama dari proses pencocokan antara talenta dengan kebutuhan perusahaan.

“Layanan lain kebanyakan masih menggunakan konsep job portal, perusahaan mengunggah lowongan, dengan harapan mendapatkan talenta yang sesuai. Sedangkan di Ekrut kami menggunakan konsep sebaliknya, talenta mendaftar dan perusahaan yang akan mencari kandidat sesuai preferensi,” jelas Aldo.

Dengan konsep tersebut, Ekrut menilai akan mempermudah dan mempercepat proses perekrutan, dari yang biasanya butuh waktu 2-4 minggu, kini hanya dalam hitungan menit. Ekrut dari awal berfokus pada pemenuhan talenta di bidang teknologi informasi.

“Semua teknologi yang dibangun berpusat pada bagaimana kami bisa menghubungkan ribuan perusahaan ini dengan talenta yang mereka butuhkan dengan cepat dan relevan,” lanjut Aldo.

Didukung mantan engineer Tesla untuk pengembangan produk

Tim Ekrut
Jajaran manajemen Ekrut; Yediva Kovara (VP of Engineer), Jesse Lybianto (Chief of Data), Steve Suliawan (Co-founder, CEO), Ardo Gozal (Co-founder, COO), Suharsono Hartono (CTO) / Ekrut

Sekitar bulan Desember 2018, Ekrut dikabarkan mendapatkan pendanaan seri A dari Venturra Capital dan Prasetia Dwidharma. Di sesi wawancara kami mencoba mengkonfirmasi hal ini, namun pihak Ekrut belum bisa menginfokan lebih lanjut. Sebelumnya Ekrut memperoleh pendanaan awal dari East Ventures.

Banyak agenda yang akan dilaksanakan Ekrut di tahun 2019. Menurut pemaparan Aldo, salah satu yang menjadi fokus padalah pengembangan produk. Misinya masih tetap sama, berusaha menghasilkan teknologi dan layanan paling efisien untuk proses perekrutan, baik dari sisi HR di perusahaan maupun pelamar.

Product roadmap kami sangat padat di tahun ini terlebih sejak kedatangan mantan senior engineer Tesla yang menjadi Chief of Product kami pada awal Q4 kemarin,” terang Aldo.

Sejak konsep talent marketplace diluncurkan di awal tahun 2018, total pencari kerja yang tergabung melonjak, dari berjumlah ratusan kini mendekati seratus ribu orang. Pun demikian statistik lowongan, proses wawancara, dan perekrutan, meningkat pesat di banding tahun sebelumnya.

Menurut Aldo, hal ini didorong karena penggunaan data science dan algoritma yang membuat perusahaan-perusahaan di Ekrut mendapatkan rekomendasi terbaik untuk memenuhi kebutuhannya.

Application Information Will Show Up Here

Biyu Tak Ingin Sekedar Jadi Portal Pencarian Talenta

Kita sering mendengar sebuah bisnis startup menghubungkan yang memiliki barang dengan mereka yang mencari barang, menghubungkan mereka yang memiliki jasa dengan mereka yang sedang mencari jasa, dan sejenisnya. Konsep ini tampaknya tumbuh subur untuk jenis bisnis startup di Indonesia. Salah satu yang termasuk di dalamnya adalah Biyu. Sebuah layanan yang menghubungkan mereka yang memiliki bakat, kemampuan, atau talenta dengan mereka yang sedang membutuhkan talenta. Contohnya seperti menghubungkan make up artis dengan orang-orang yang membutuhkan jasa make up artis dan lain sebagainya.

Biyu, yang berasal dari kata “Be Your Yourself”, bermula sejak Desember tahun lalu. Sejauh ini Biyu telah memiliki 21 kategori talenta yang ada di dalamnya. Mulai dari kategori model, make up artis, fotografer, tato artis, dan lainnya.  Secara keseluruhan ada 3500 talenta dan recruiter (orang yang mencair talenta) yang sudah bergabung.

Founder dan CEO Biyu Yansen Soeyetsen kepada DailySocial menjelaskan bahwa Biyu tidak hanya menjadi sebuah layanan penghubung tetapi sebuah tempat untuk berkembang.

“Kita pengen punya satu wadah yang menghubungkan antara orang-orang yang punya talenta langsung dengan orang-orang yang membutuhkan talenta,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa salah satu yang membedakan Biyu dengan layanan sejenis atau pesaing adalah adanya proses pengembangan diri untuk talenta-talenta yang terdaftar. Baik itu pengembangan dari segi skill maupun kemampuan personal. Sehingga Biyu bisa tak hanya menjadi tempat untuk para talenta berkemampuan skill yang baik, tetapi juga personal yang baik.

Proses pengembangan yang dimaksud adalah Biyu akan mengadakan beberapa pelatihan, berbayar maupun gratis, kepada talenta-talenta yang ada. Dengan demikian para talenta bisa menyesuaikan jadwal untuk bergabung dengan pelatihan tersebut untuk semakin meningkatkan kemampuan mereka masing-masing.

Biyu sendiri dikembangkan untuk memudahkan semua pihak. Baik talenta yang ada maupun recruiter yang bermaksud mencari talenta yang terdaftar. Cara kerjanya pun sederhana. Talenta yang ingin terdaftar bisa dengan mudah bergabung hanya dengan mengunduh aplikasi Biyu yang ada di App Store maupun Google Play. Selanjutnya mereka tinggal melengkapi form isian yang diajukan.

Selanjutnya ketika ada recruiter yang sedang mencari jasa atau talenta-talenta yang ada semua talenta terdaftar akan mendapatkan notifikasi mengenai jadwal dan budget yang ditawarkan. Jika jadwal dan nominal yang ditentukan sesuai maka tinggal “apply” untuk setuju. Proses selanjutnya adalah recruiter bisa memilih siapa yang setuju dengan penawaran yang diajukan melalui profil yang ada atau membahas lebih jauh melalui fitur chatting yang telah disediakan.

Dijelaskan Yansen lebih jauh. semua transaksi yang terjadi dilakukan di luar sistem. Artinya Biyu tidak akan mengambil potongan dari jumlah nominal yang telah disepakati antara rekuriter dengan talenta yang dipilih. Biyu hanya mengambil pendapatan dari job atau lowongan yang di-posting di sistem Biyu.

Secara umum, model bisnis Biyu adalah mengambil fee dari lowongan yang dibutuhkan, workshop, dan event-event offline. Menurut pihak Biyu, sejauh ini event offline sangat efektif meningkatkan brand awareness Biyu di masyarakat.

Pengembangan berikutnya

Tahun ini Biyu fokus memperbanyak jumlah talenta dan recruiter yang menggunakan sistemnya. Setelah dirasa cukup mapan, pengembangan Biyu berikutnya adalah mengembangkan sistem manajemen agensi, yang membantu agensi mempromosikan diri mereka, mengelola talenta yang dimiliki, sekaligus mempermudah pencarian talenta-talenta berbakat. Mereka mengganggap agensi adalah mitra yang ke depannya harus dirangkul.

Saat ini pendanaan Biyu bersifat bootstrap. Meskipun demikian, Yansen tidak menutup peluang pencarian pendanaan untuk ekspansi jangkauan hingga ke negara tetangga.

Application Information Will Show Up Here