Dua hari sebelum Red Dead Redemption 2 resmi diumumkan, Rockstar Games memanfaatkan sosial media untuk men-tease dua gambar dengan warna dan tema ala Red Dead Redemption. Hal ini segera mengundang perhatian fans dan juga media. Tak lama, harga saham Take-Two Interactive selaku perusahaan induk Rockstar naik hampir enam persen.
Namun memasuki tahun kedua semenjak pengumuman itu, pendaratan RDR2 masih ditunggu-tunggu para gamer. Game telah mengalami dua kali pengunduran: Awalnya dijadwalkan untuk dilepas di paruh kedua tahun 2017, Rockstar menunda peluncurannya ke kuartal satu atau dua 2018, kemudian mengulurnya lagi mendekati akhir tahun ini, dengan tanggal rilis 26 Oktober.
Pengunduran tanggal rilis game bukanlah masalah besar asalkan hasil akhirnya nanti betul-betul memuaskan, dan sejauh ini, Rockstar jarang sekali mengecewakan. Dan menanggapi hal tersebut, dalam teleconference finansial belum lama ini Strauss Zelnick selaku CEO Take-Two mengungkapkan kepercayaan dirinya bahwa tidak akan ada lagi penundaan perilis Red Dead Redemption 2. Ia yakin yang developer lakukan itu adalah demi menyempurnakan konten.
“Fokus utama organisasi kami ialah menyuguhkan beragam jenis pengalaman hiburan berkualitas paling tinggi,” kata Zelnick via Gamespot. “Seringkali, kami bangga berhasil melakukannya. Semua tim kami hanya akan meluncurkan suatu karya ketika mereka betul-betul merasa puas, dan produk tersebut telah mencapai kesempurnaan. Di kasus ini, Rockstar Games menyadari mereka perlu memoles Red Dead Redemption 2, dan kami menyetujui keputusan itu.”
Zelnick mengungkapkan keyakinan pada Rockstar untuk merilis game tepat di tanggal yang telah mereka tentukan. Bagi Take-Two sendiri, 26 Oktober merupakan momen menguntungkan karena berada menjelang liburan. Di periode tersebut, konsumen biasanya berbelanja lebih banyak. Meski begitu, sang CEO juga menyadari game action-adventure ini akan berhadapan dengan franchise-franchise raksasa seperti Battlefield dan Call of Duty.
Take-Two tetap optimis Red Dead Redemption 2 akan unggul dalam kompetisi itu, apalagi persaingan game blockbuster tidak seketat sepuluh tahun lalu. Zelnick juga percaya pada inovasi yang selalu dihadirkan Rockstar di tiap game mereka. Terobosan-terobosan sang studio sulit diikuti para kompetitor.
Kata Zelnick, apa yang mereka lakukan ini adalah wujud komitmen perusahaan buat selalu memprioritaskan kualitas dibanding keuntungan.
Menurut saya, klaim terakhir tersebut terasa sedikit bertolak belakang dari langkah bisnis yang Rockstar ambil. Mereka sempat melakukan kesepakatan dengan Sony Interactive Entertainment untuk menghadirkan konten eksklusif RDR2 buat console PlayStation 4.