Google terhitung mulai hari ini mulai mengimplementasikan metode baru dalam pengenalan preferensi visitor di produk unggulannya Google AdSense. Dengan menyimpan cookie para visitor Google dapat mengetahui / memperkirakan ketertarikan visitor terhadap sesuatu. Pengetahuan inilah yang akan menjadi dasar untuk menampilkan iklan di halaman AdSense. Misalnya anda menggunakan kata kunci “Jakarta” di search engine Google atau situs lain yang terpasang AdSense, maka ketika anda berkunjung ke situs (misalnya) teknologi gadget -yang juga terpasang AdSense- anda akan akan disuguhi iklan AdSense mengenai gadget di Jakarta. Tentunya lebih targetted bukan? Dan yang lebih hebat lagi, preferensi tersebut tidak serta-merta di-generate secara otomatis oleh Google melainkan bisa juga diset oleh anda sendiri. Google telah menyediakan halaman untuk anda menyesuaikan preferensi anda secara manual, dengan demikian pasti akan meningkatkan kesesuaian iklan yang tampil dengan keinginan yang tentunya juga akan meningkatkan jumlah klik.
Dengan adanya update fitur dari AdSense ini tentunya bisa meningkatkan akurasi kesesuaian antara ketertarikan pengguna terhadap sebuah subyek dengan iklan yang ditampilkan oleh AdSense. Saya sebagai orang yang banyak berkecimpung di dunia web dev dan design tentunya tidak perlu disuguhkan iklan properti pada website yang saya kunjungi karena peluang saya untuk meng-klik juga tentu sangat kecil.
AdSense, produk unggulan yang didaulat sebagai penghasil revenue utama dari Google memang sudah sepantasnya diberi perhatian lebih. Terutama jika mengingat bahwa targetted search semakin lama semakin niche, yang sebenarnya mengikuti kemauan pasar yang memang lebih memilik rekomendasi daripada promosi. Pengguna lebih percaya kepada blog-blog review daripada email marketing, website korporat, atau situs iklan baris. Hal inilah yang menjadi pemicu untuk optimasi targetted search seperti Google AdSense. Dan pastinya, Google tidak boleh gagal di produk online advertising ini. Meskipun diperkirakan tidak banyak pengguna yang akan mengedit preferensinya secara manual, namun strategi ini tetap bisa dikatakan sebagai langkah awal yang besar untuk online advertising dan tentunya sangat menguntungkan untuk para pengguna yang tidak ingin cookie-nya dilacak oleh Google (isu privasi) karena bersifat opsional. Kalau dulu pengguna hanya disodori iklan-iklan yang bersifat satu arah maka sekarang user bisa terlibat untuk menentukan kategori iklan seperti apa yang akan diekspose ke dirinya sendiri sambil mengumpulkan data yang akan digunakan untuk optimasi targetting iklan. Online Ads 2.0.
Bagaimana menurut anda? Apakah metode ini bisa dikatakan efektif?