Tag Archives: Tatsumi Kimishima

Bersama Presiden Keenam, Shuntaro Furukawa, Era Baru Nintendo Akan Segera Dimulai

Tak cuma Nintendo, wafatnya Satoru Iwata di tahun 2015 ialah sebuah pukulan besar bagi seisi industri gaming. Selama kepemimpinannya, ia berjasa mempopulerkan video game dan berhasil menyelamatkan perusahaan dari ambang kebangkrutan. Kabar gembiranya, keputusan Nintendo menunjuk Tatsumi Kimishima sebagai penerus Iwata merupakan langkah tepat.

Sebagai presiden Nintendo kelima, Tatsumi Kimishima memandu perusahaan itu bangkit dari keterpurukan di era Wii U melalui pelepasan Nintendo Switch. Ia sendiri yang menjadi host di acara presentasi console hybrid tersebut di bulan Januari tahun lalu. Per akhir Maret 2018, Switch telah terjual sebanyak 17,78 juta unit, dan selama setahun berkiprah, ia merupakan platorm tempat lahirnya game-game terbaik Nintendo.

Namun terdengar berita mengejutkan di hari Kamis kemarin. Setelah memimpin Nintendo sebagai presiden selama hanya dua setengah tahun, Kimishima berniat untuk mengundurkan diri. Ia punya agenda buat menyerahkan tanggung jawab besar tersebut pada seorang pebisnis muda Jepang bernama Shuntaro Furukawa. Presiden baru Nintendo itu akan mulai aktif bekerja pada bulan Juni 2018.

Penetapan Shuntaro Furukawa sebagai presiden keenam menandai strategi berbeda yang diambil oleh perusahaan serta dimulainya era baru Nintendo. Ditakar dari usia, Furukawa tergolong sangat muda (46 tahun) dengan jarak yang cukup jauh dari Kimishima (68 tahun). Dan meskipun belum begitu dikenal publik, komentar-komentarnya menunjukkan bahwa ia tak ragu berpikir berbeda dan ‘melanggar’ tradisi.

“Saya tumbuh bersama Famicom dan datang dari generasi ini,” kata Furukawa via Bloomberg. “Dan kini [sebagai presiden], saya bekerja satu tim bersama kreator Super Mario, Shigeru Miyamoto, yaitu sosok yang sangat saya hormati. Walaupun begitu, tugas baru saya bukanlah hanya sekadar fokus pada Super Mario. Saya diharapkan untuk mengambil keputusan-keputusan penting demi menjamin masa depan perusahaan.”

Titel presiden disandang Furukawa di periode yang ‘aman dan tentram’. Perusahaan hingga kini masih menikmati kesuksesan Nintendo Switch. Di tahun 2018, angka pengapalan console diperkirakan akan menyentuh 20 juta unit. Saat ini, Switch masih berada di fase awal siklus hidupnya, dan Nintendo telah berhasil membangun kemitraan dengan berbagai publisher/developer third-party – di antaranya Electronic Arts, Activision, Bethesda Softworks, hingga studio-studio indie.

Dengan begitu, terbuka kesempatan luas bagi Furukawa untuk mulai membangun warisannya. Satu pertanyaan besar yang ada sekarang ialah, ketika kepemimpinannya dimulai nanti,  area bisnis Nintendo mana yang akan Furukawa prioritaskan?

Via Eurogamer. Gambar: Fortune.

Profit dari Super Mario Run Masih Belum Memuaskan Nintendo

Super Mario Run merepresentasikan langkah awal Nintendo memasuki ranah mobile gaming. Meski sempat dikritik karena harganya yang mahal, permainan ini mencetak rekor sebagai app iOS dengan pertumbuhan tercepat – diunduh 50 juta kali dalam waktu satu minggu sesudah perilisannya. Versi Android sendiri belum lama tersedia, meluncur tanggal 22 Maret kemarin.

Berdasarkan informasi dari analis, dari seluruh orang yang mengunduh versi free demo-nya, ada sekitar satu juta user memutuskan untuk membeli Super Mario Run, memberikan Nintendo laba hingga US$ 14 juta. Walaupun angka tersebut terlihat besar, sang perusahaan Jepang ternyata mengungkapkan ketidakpuasan terhadap performa penjualan Super Mario Run, terutama versi iOS-nya.

Dilaporkan oleh Nikkei Asia, presiden Nintendo Tatsumi Kimishima menyampaikan bahwa permainan itu gagal memenuhi ekspektasi mereka. Pelepasan Super Mario Run di Android memang berpotensi besar mendongkrak jumlah playerbase, namun tak berarti permainan memberikan Nintendo lonjakan profit. Saat ini, mesin pencetak uang terbesar sang perusahaan hiburan asal Jepang di kategori mobile ialah Fire Emblem Heroes.

Ada kemungkinan, penyebab Super Mario Run tidak se-menguntungkan Fire Emblem Heroes ada pada sistem monetisasinya. Ketika versi gratis Super Mario Run dihidangkan sebagai demo, Fire Emblem Heroes mengusung metode freemium di mana pemain bisa ‘membuka’ karakter-karakter baru. Di Jepang, format ini dikenal dengan istilah gacha. Penyajian tersebut tampaknya serasi dengan genre strategi role-playing dari Fire Emblem Heroes.

Menariknya, Nintendo tidak punya rencana untuk mengalihkan fokus mereka ke segmen free-to-play dengan sistem microtransaction. Mereka tetap lebih memilih pendekatan ala Super Mario Run, sedangkan Fire Emblem Heroes merupakan satu pengecualian. Bagi Nintendo, arahan ala gacha bertentangan dengan karakteristik franchise mereka yang dititikberatkan pada bisnis console game tradisional.

Bagi Nintendo, misi utama dari peluncuran permainan-permainan di perangkat bergerak adalah untuk merangkul lebih banyak gamer, dan mereka tidak keberatan jika proses tersebut membuat perusahaan kehilangan pemasukan.

Sama seperti di iOS, Anda harus mengeluarkan uang US$ 10 untuk mengakses seluruh konten dari Super Mario Run di platform Android. Kabar baiknya, setelah itu Anda tidak perlu membayarkan apapun lagi.

Selepas perilisannya di iDevice, Nintendo memperkenalkan fitur Friendly Run di mode Toad Rally, lalu menambahkan mode easy difficulty di bulan Januari kemarin buat mempermudah pemain menyelesaikan level-level di World Tour.

Via Games Industry.

Nintendo Punya Rencana Untuk Bubuhkan Fitur VR di Switch

Menjadi topik pembicaraan di mana-mana, tak heran jika banyak orang bertanya, apakah fitur virtual reality akan hadir di Nintendo Switch? Peluangnya cukup besar, apalagi di bulan Desember kemarin beredar dokumen pengajuan paten US Patent and Trademark Office yang menunjukkan ilustrasi sebuah perangkat head-mounted display – desainnya menyerupai Samsung Gear VR.

Dan ada berita gembira bagi Anda yang mengharapkan Nintendo kembali bermain di ranah VR setelah gagalnya Virtual Boy lebih dari dua dekade silam. Berdasarkan hasil wawancara presiden Nintendo Tatsumi Kimishima dengan Nikkei (via tweet dari CEO Kantan Games, Dr. Serkan Toto), perusahaan hiburan dari Jepang itu tengah mempelajari kembali teknologi virtual reality hingga mereka merasa yakin pengguna bisa memperoleh pengalaman pemakaian terbaik.

Di sana, Kimishima menyatakan bahwa sebelum Nintendo memutuskan untuk meluncurkan perangkat VR, mereka harus memastikan penyajiannya sudah optimal sehingga gamer bisa bermain selama berjam-jam tanpa ada masalah. Nintendo memang melangkah secara waspada setelah mendengar berbagai keluhan pemilik headset VR terkait efek samping penggunaan device, seperti munculnya rasa mual dan pusing.

Hal ini juga sempat diungkapkan oleh presiden Nintendo Amerika Reggie Fils-Aime. Ia menyatakan bahwa teknologi virtual reality yang tersedia saat ini belum terasa menyenangkan serta masih mengisolasi penggunanya. Kita juga belum mengetahui segmen VR apa yang akan jadi sasaran Nintendo – apakah ‘serius’ seperti PlayStation VR atau lebih mengusung pendekatan mobile.

Dan seperti yang sudah Anda tahu, virtual reality menuntut performa hardware tinggi, menjadi salah satu alasan mengapa Sony menyiapkan PlayStation 4 Pro. Sayangnya kita belum bisa mengira-kira kekuatan olah data dan grafis dari Nintendo Switch karena sang produsen masih enggan memberi tahu detail mengenai chip Nvidia Tegra yang mereka gunakan untuk mengotaki console.

Selain membahas virtual reality, Kimishima juga mengungkapkan informasi harga dari layanan online berbayar Switch. Nintendo berencana untuk menawarkan biaya berlangganan sebesar ¥ 2.000 sampai ¥ 3.000 setahun, atau sekitar US$ 17,7 hingga US$ 26,5. Harganya memang tidak mahal (lebih murah dibanding PlayStation dan Xbox), namun lagi-lagi Nintendo belum menyingkap rincian fitur yang mereka sajikan di sana.

Kabarnya, para pelanggan akan mendapatkan permainan NES atau SNES gratis tiap bulan. Dan tentu saja servis tersebut diperlukan jika Anda ingin menikmati mode multiplayer online.

Sumber: Games Industry.

Presiden Nintendo Beberkan Visi di Balik Penciptaan Switch

Switch akan jadi platform game pertama sejak Tatsumi Kimishima menjabat gelar presiden Nintendo kelima mulai bulan September tahun lalu, meneruskan perjuangan almarhum Satoru Iwata. Switch ialah console terunik kreasi sang perusahaan hiburan asal Kyoto itu, mengindikasikan arahan baru yang diambil Nintendo, dan Kimishima bertanggung jawab mengawasinya.

Setelah rentetan bocoran (sebagian ternyata benar), Nintendo Switch resmi diungkap di bulan Oktober 2016 melalui video first look. Selain yang diperlihatkan di trailer, detail mengenai spesifikasi dan fitur Switch masih misterius. Nintendo baru akan mengumumkan seluruh info pada tanggal 13 Januari 2017 nanti. Namun Anda juga perlu tahu apa alasan Nintendo mencoba menggabungkan konsep home console dengan handheld.

Dalam wawancara bersama Bloomberg, Tatsumi Kimishima menerangkan visi timnya menggarap Switch. Produsen berkeinginan merancang platform baru, namun tidak ingin sekedar membuat penerus dari Wii U ataupun 3DS. Mereka berpikir, ‘Pengalaman baru apa yang bisa kita ciptakan?’ Dan selanjutnya terciptalah device yang beroperasi layaknya console tapi juga dapat dimainkan di manapun Anda berada.

Kimishima menjelaskan bahwa apa yang disingkap di trailer hanyalah gambaran konsep pemakaian Switch, menunjukkan perbedaannya dari Wii U dan sistem-sistem terdahulu. Kedepannya, Nintendo mempunyai agenda untuk melepas beragam aksesori pelengkap. Lalu sisi software juga memegang peranan penting, semuanya baru akan dipresentasikan di bulan Januari besok.

Tatsumi Kimishima juga bilang, kata ‘switch‘ pada nama mengisyaratkan peralihan yang tengah terjadi. Meski demikian, Nintendo tidak bermaksud untuk ‘menukar’ konsumen mereka atau memasarkannya ke satu segmen tertentu saja. Bergantung dari jenis software-nya, konten juga bisa dinikmati oleh anak-anak dan anggota keluarga. Game-game di trailer adalah judul-judul populer, sedangkan konsumen berusia muda akan lebih paham jika mereka merasakannya langsung.

Nintendo menekankan, mereka tak punya niatan buat mengubah filosofi perusahaan, yaitu menyediakan game untuk user di semua kalangan umur. Mereka tidak berencana menghidangkan konten Switch cuma ke core ataupun hardcore gamer seperti yang diasumsikan para analis.

Lalu bagaimana dengan platform-platform lainnya? Apakah Nintendo akan menghentikan produksi 3DS? Kimishima mengonfirmasikan timnya tidak berniat memensiunkan 3DS dalam waktu dekat. Mereka yakin Switch tidak memakan pangsa pasar console handheld tersebut ataupun sebaliknya.

Bagaimana soal ekspektasi pada jumlah penjualan? Sang presiden bilang bahwa satu tahun pertama perilisan Switch akan sangat krusial, untungnya, Nintendo yakin ‘mereka sudah membangun momentum secara tepat’.

Setelah Dua Dekade, Nintendo Kembali Melirik Ranah Virtual Reality

Meski virtual reality seolah-olah melambangkan era hiburan next-gen, Nintendo sudah mulai mengeksplorasi ranah ini puluhan tahun silam. Di bulan Juli 1995, perusahaan hiburan dari Jepang itu meluncurkan Virtual Boy. Sesuai namanya, produk menjanjikan pengalaman VR, namun penyajiannya dihadang masalah teknis. Media mengkritiknya habis-habisan dan Virtual Boy gagal secara komersial.

Dengan teknologi pendukung yang kian matang, dua dekade setelahnya, virtual reality untuk konsumen akhirnya dapat terealisasi. Ketika membahas tema ini, nama-nama seperti Oculus Rift atau Vive seringkali disebut-sebut. Tentu saja tidak ada kata terlambat untuk turut berpartisipasi. Dan berdasarkan info terbaru, terdapat indikasi kuat Nintendo berniat buat kembali bermanuver di industri VR.

Via Financial Times, presiden kelima Nintendo Tatsumi Kimishima menyampaikan bahwa timnya sedang melakukan riset di bidang virtual reality. Ia mengomentari, VR merupakan ‘teknologi menarik’, tetapi Kimishima tidak memberikan waktu spesifik kapan produk tersebut akan diungkap atau diluncurkan. Kita tahu, Nintendo saat ini sedang fokus pada sebuah console berkonsep baru dengan codename NX.

Kabar terkait virtual reality muncul selepas laporan Nintendo tentang penurunan keuntungan bersih sebesar 36 persen di masa fiskal triwulan ketiga. Hasil mengecewakan tersebut diduga disebabkan oleh keterlambatan Nintendo masuk ke pasar mobile game. Penjualan device gaming mereka juga merosot karena ketiadaan judul-judul blockbuster, sementara rival senegaranya Sony terus mendominasi dengan penjualan PlayStation 4 yang laris manis.

Kembali membahas virtual reality dari Nintendo, Anda perlu tahu mengapa dahulu Virtual Boy gagal. Kita mungkin sangat yakin pada kapabilitas Rift atau Vive, tetapi sejumlah faktor masih menjadi ancaman nyata bagi headset canggih sekalipun: harga yang terlalu tinggi, tidak nyaman dipakai, keterbatasan pada konten, tidak ringkas serta portable, dan kesalahan pada strategi marketing.

Bagi Virtual Boy sendiri, display monokromatik ialah salah satu kelemahan terbesarnya. Banyak orang mengeluhkan rasa pusing dan mual, bahkan peneliti bilang bahwa pemakaian dalam jangka waktu lama bisa berdampang buruk bagi kesehatan. Pusing dan mual juga merupakan problem familier di head-mounted display modern (terutama di varian development kit), diakibatkan tingginya latency.

“Saat ini kita akan lebih mudah menerima perangkat virtual reality dari Nintendo,” tutur Naoki Fujiwara dari Shinkin Asset Management. “Jika mereka bisa memanfaatkan momen naiknya kepopularitasan VR, proses pengembangannya pasti akan menarik.”

Via The Verge.