Tag Archives: Team Ico

Shadow of the Colossus Siap Menyaingi Monster Hunter: World Sebagai Calon Game of the Year 2018

Bahkan sebelum bulan pertama di 2018 berakhir (berdasarkan waktu artikel ini ditulis), kita sudah bisa menebak game-game yang berpeluang jadi judul terbaik di tahun ini. Di Januari, gamer dikejutkan oleh kualitas memuaskan dari Monster Hunter: World dan Dragon Ball FighterZ. Namun satu game yang bahkan belum dirilis siap menandingi keduanya.

Baru akan meluncur pada tanggal 6 Februari besok, Sony Interactive Entertainment telah memperkenankan beberapa media game besar untuk mengakses remake Shadow of the Colossus lebih dulu. Dan berdasarkan ulasan yang mereka publikasikan, versi ‘ultra-high definition‘ permainan legendaris di PlayStation 2 itu sepertinya betul-betul mengagumkan. Simak saja pendapat mereka dalam rangkuman review di bawah.

Remake Shadow of the Colossus mendapatkan skor 9,7 dari IGN. Permainan ini diklaim sebagai definisi sejati dari karya klasik, gameplay serta jalan ceritanya secanggih dan seemosional versi 2005-nya. IGN memuji banyak faktor di permainan, dari mulai performa, kendali, hingga keindahan grafisnya. Reviewer  sangat berterimakasih pada Sony karena telah menghadirkannya lagi buat gamer generasi baru.

Destructoid memberi game ini skor sempurna, 10 dari 10. Menurut mereka, tak hanya Bluepoint berhasil me-remaster Shadow of Colossus ke platform current-gen, tapi mutu konten dari permainan orisinalnya sendiri terbilang sempurna sehingga tidak lekang dimakan oleh waktu. Shadow of the Colossus menyuguhkan petualangan yang epik, megah, emosional, seru dan imajinatif.

Dalam ulasan singkatnya, Game Informer berpendapat bahwa remake ini terasa berbeda di beberapa bagian, walaupun masih menyajikan sensasi sejati bermain Shadow of the Colossus. Salah satu bagian terbaiknya ialah saat Anda mencoba memanjat makhluk-makhluk raksasa di sana, lalu bahkan jika Anda sudah pernah memainkannya, narasinya tetap akan membuat hati Anda terenyuh.

Di bagian penutup ulasan dengan nilai 9,5, Polygon menyampaikan bahwa ada pelajaran yang bisa dipetik dari remake ini. Versi baru Shadow of the Colossus memang cantik, tapi developer tidak perlu berlomba-lomba mengembangkan game bergrafis memukau. Mereka perlu fokus menciptakan permainan yang bisa memberikan pengalaman seperti karya Team Ico tersebut, sehingga bahkan saat dirilis kembali satu dekade kemudian, kontennya tetap terasa epik.

Gamespot bilang, Shadow of the Colossus adalah sebuah petualangan luar biasa, layak dijalankan lagi dan lagi. Perbaikan di sisi visual mengekspos tiap aspek dalam pengembaraan Wander dan Agro. Dunia permainan yang terbentang luas sangat memesona, dan para raksasa di sana akan membuat Anda merasa kecil. Permainan ini merupakan rekonstruksi indah dari sebuah karya luar biasa.

Di situs agregat review OpenCritic, saat ini Shadow of the Colossus berhasil memperoleh skor rata-rata 93 dari 58 ulasan, dan menjadi permainan dengan penilaian tertinggi sementara di tahun ini.

Masalah Desain dan Teknis Nodai Ide Cemerlang The Last Guardian

Seperti Final Fantasy XV, The Last Guardian ialah salah satu permainan dengan waktu pengembangan yang lama, dimulai sembilan tahun silam. Fans akhirnya bisa bernafas lega saat Sony mengumumkan waktu pelepasannya di tahun ini, meski ada sedikit penundaan untuk membersihkan bug. Dan tepat di tanggal 6 Desember 2017, The Last Guardian resmi meluncur di PlayStation 4.

Sebagai game yang paling dinanti-nanti, respons para reviewer tampak terbagi. Beberapa media tak segan memberikan The Last Guardian nilai sempurna, tapi tak sedikit dari mereka menyodorkan skor rendah. Alasannya hampir senada: masalah teknis dan desain, serta kurang mulusnya eksekusi.

Salah satu media yang memberikan skor tertinggi adalah Hardcore Gamer. Bagi sang reviewer, The Last Guardian merupakan mahakarya Team Ico. Semua ilmu mereka dituangkan dalam game demi menciptakan sebuah petulangan terbesar. Permainan ini menghidangkan pengalaman gaming jempolan di PlayStation 4, dengan skala tak tertandingi serta grafis terbaik di console. Memang ada sedikit kekurangan, tapi hal itu tidak mengurangi kualitasnya.

Melalui ulasan tanpa skor, Christian Donlan dari Eurogamer mempunyai pendapat serupa. Baginya, The Last Guardian ialah permainan esensial, pewaris sejati Shadow of the Colossus. Dan meskipun Anda bisa melihat banyak benang merah dengan sang pendahulu, permainan ini secara percaya diri menyuguhkan kisah baru, fokus pada hubungan antara seorang bocah dengan makhluk raksasa. Di sisi teknis sendiri, Eurogamer mengeluhkan kendala pada kamera.

Game Informer juga merasa puas pada mutu The Last Guardian. Sang reviewer menyatakan bahwa game ini menitikberatkan kerja sama dan tema persahabatan, serta bukan permainan yang sekedar memberikan Anda misi buat diselesaikan. Game ini membuat Anda tersenyum saat melihat Trico melakukan kekonyolan, memicu rasa iba sewaktu ia disakiti musuh, serta memunculkan rasa lega ketika makhluk raksasa ini muncul dan membantu Anda di momen yang tepat.

Jim Sterling (via Jimquisition) sendiri tampak kurang puas pada faktor teknis, hanya menyodorkan skor 6,5. Baginya, The Last Guardian seharusnya sudah dirilis 10 tahun silam karena game mengusung desain gameplay kuno dan AI yang kurang pintar. Ditakar dari perspektif permainan puzzle, The Last Guardian sangatlah buruk, untungnya aspek negatif tersebut tertutupi oleh cerita tentang persahabatan. Terlepas dari kekurangan itu, Sterling berpendapat bahwa kita tetap harus angkat topi pada kerja keras tim developer-nya.

Sejauh ini, nilai terendah diberikan oleh iDigitalTimes, yaitu dua dari lima bitang. Pengulas bilang, dalam The Last Guardian, rasa kagum dan frustasi tercampur aduk. Menurutnya, game ini tidak menyenangkan buat dimainkan, dan gameplay-nya tampak sengaja dirancang buat menghalagi progres. Ditambah masalah pada kamera, pengalamannya jadi lebih buruk lagi.Tapi iDigitalTimes juga mengakui bahwa ada momen-momen indah di sana, dan animasi Trico sangatlah mengagumkan.

Saat artikel ini ditulis, The Last Guardian memperoleh skor rata-rata sementara 78 di situs agregat review OpenCritic.