Tag Archives: tebengan

Konsep "Ride Sharing" sebagai alternatif transportasi on-demand di Indonesia / Depositphotos.com

Revolusi Konsep “Ride Sharing” sebagai Alternatif Jasa Transportasi

Konsep ride sharing sering kali disamakan dengan layanan ride hailing. Kendati memiliki tujuan yang sama, sejatinya dua konsep ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Ride hailing berorientasi pada permintaan penumpang yang membutuhkan kendaraan; sementara ride sharing lebih fokus kepada pemilik kendaraan yang memiliki slot kosong untuk berbagi perjalanan.

Salah satu startup yang fokus menggarap segmen ride sharing adalah Tebengan. Co-Founder & CEO Tebengan Will Widjaja pertama kali terpapar konsep ini ketika ia menghadiri sebuah konferensi di Aarhus, Denmark pada tahun 2014. Sempat berkenalan dengan beberapa orang lokal, ketika ia hendak kembali ke Copenhagen menggunakan kereta, mereka menawarkan untuk menggunakan sebuah aplikasi ride sharing yang ternyata sudah lumrah di sana.

“Saat itu saya berpikir, dengan harga lebih murah, tempat lebih nyaman, dan ada teman ngobrol, mengapa tidak coba dikembangkan saja. Inilah yang menjadi inspirasi saya untuk membuat Tebengan di Indonesia,” tambah Will.

Fokus bisnis

Dalam perjalanannya, startup ride sharing yang akan menginjak tahun ke-4 di bulan Maret 2021 ini juga sempat mengalami fase model bisnis yang berubah-ubah. Untuk mencapai product market-fit perusahaan memulai dari iterasi pengemudi untuk membuat trayek rutin, lalu menyediakan sistem offer agar mereka juga bisa menawarkan layanan ke penumpang.

Will juga turut mengungkapkan, “Tantangan terbesar kami adalah bagaimana mengkoordinasi 2 user yang punya alamat berbeda tujuan berbeda dan jam berbeda untuk bisa saling koordinasi, fitur seperti apa yang harus kita hadirkan untuk memfasilitasi hal itu.”

Selain itu, kesabaran pemilik kendaraan dan penumpang juga masih menjadi alasan rentan terjadinya keluhan di aplikasi yang sudah diunduh lebih dari 10 ribu pengguna ini. Kepercayaan juga menjadi salah satu faktor esensial untuk keberlangsungan bisnis. Beberapa fitur seperti verifikasi SIM, KTP, juga komunitas untuk wadah berdiskusi turut dikembangkan demi membangun kepercayaan antar pemilik kendaraan dan penumpang.

Mengenai potensi ride sharing di Indonesia, konsep ini sendiri sebenarnya sudah menjadi budaya di Indonesia. Dalam segmen ini, ada beberapa pemain yang juga menawarkan layanan serupa seperti Noompang dan Nebengers.

Ketika disinggung mengenai diferensiasi, Will mengungkapkan, “Value proposition yang ingin kami bawa di sini adalah pengalaman berkendara yang nyaman dan menyenangkan. Harapan kami adalah dengan kesederhanaan yang ditawarkan melalui aplikasi tebengan ini bisa memudahkan user untuk mencari teman nebeng atau relasi baru dengan objektif yang sesuai.”

Di tengah pandemi, layanan yang sempat juga menekankan bahwa ekosistem di Tebengan selalu dianjurkan untuk mematuhi protokol yang berlaku, baik pada jumlah penumpang di dalam kendaraan juga protokol kesehatan lainnya yang diatur pemerintah.

Dari sisi harga, platform ini tidak bertugas mematok angka, tetapi memberi rekomendasi yang sesuai. Namun, semua kembali lagi pada keputusan pemilik kendaraan. Saat ini tebengan masih fokus melayani pengguna di area Jabodetabek dan sudah mulai mengembangkan cakupan antar kota/provinsi.

“Fokus kita masih di Jabodetabek, sekarang lagi membangun sistem komunitas di mana bisa membuat grup diskusi antar penumpang dan pemilik kendaraan. Saat ini kami mau fokus di area yang minim angkutan umum dengan membuka trayek baru yang tidak ada di transportasi umum,” jelas Will.

Sebagai informasi, Tebengan adalah salah satu peserta di program akselerator DSLaunchpad yang diadakan oleh DailySocial bekerja sama dengan Amazon Web Services.

Gambar Header: Depositphotos.com

Application Information Will Show Up Here
Konsep "nebeng" yang ditawarkan Tebengan sudah tersedia di Jabodetabek dan layanan antarkota di Jawa

Mengenal Tebengan, Marketplace Kursi Kosong Kendaraan

Sejumlah aplikasi yang berkaitan dengan tranportasi mencoba mengubah atau merevolusi konsep nebeng. Salah satunya adalah Tebengan. Startup yang mulai dikembangkan awal tahun 2017 mencoba mengubah konsep nebeng menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Konsep nebeng berbasiskan aplikasi sudah mencuat sejak lama. Beberapa startup pun sempat muncul. Hanya saja memang tidak sepopuler Grab dan Go-Jek. Meski demikian pihak Tebengan tetap optimis bisa terus dikembangkan dan diterima masyarakat karena nebeng sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.

“Memang nebeng sudah tidak asing lagi di Indonesia, terlebih di daerah yang sulit mendapatkan akses transportasi karena tidak ada angkot atau angkutan umum. Masyarakat terbiasa memberikan atau ikut nebeng bersama teman, tetangga bahkan orang yang tidak kenal sekalipun. Karena hal tersebut, kami yakin Tebengan dapat diterima masyarakat dan menjadi solusi antar kota maupun dalam kota yang dapat diandalkan karena menawarkan konsep yang mengedepankan kebersamaan dan kekeluargaan dengan harga yang lebih terjangkau,” terang CEO Tebengan William Widjaja.

41192710_261622877816733_8255539416062816460_n

Konsep Tebengan adalah marketplace yang menjual kursi kosong dalam perjalanan. Mereka yang bergabung sebagai driver akan menuju suatu tempat atau akan menempuh sebuah rute perjalanan bisa menawarkan kursi kosong di kendaraan mereka. Sedangkan calon penumpang bisa mencari, memilih, dan melakukan pemesanan kursi kosong yang tersedia.

William mengakui bahwa konsep Tebengan terinspirasi dari sebuah startup serupa yang beroperasi di Perancis. Memanfaatkan dana dari angel investor, Tebengan terus berupaya mengembangkan sistem yang berkualitas sambil mencari putaran pendanaan baru untuk membawa Tebengan ke tahap selanjutnya.

“Sistem kemitraan kami dengan driver berbeda dengan aplikasi ojek online. Di sini driver lebih bersifat independen karena bisa menentukan tarif perjalanannya sendiri. Sebagian besar driver yang ada di Tebengan memang sudah memiliki rute tetap yang biasanya pulang pergi kantor atau pulang ke kota asal di hari libur. Driver tidak berorientasi untuk mencari untung ketika menentukan harga tarif yang ditawarkan kepada penumpang atau penebeng. Tarif yang ditawarkan biasanya lebih murah dan hanya digunakan untuk mengurangi ongkos perjalanan,” imbuh William.

Sejauh ini Tebengan sudah mulai digunakan penggunanya untuk rute-rute perjalanan antar kota di daerah Jabodetabek. Tersedia juga rute perjalanan jauh seperti Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Semarang, Jakarta-Bandung dan rute-rute lainnya yang diaktivasi sendiri oleh driver Tebengan.

Isu terbesar yang dihadapi dalam konsep nebeng adalah keamanan. Mengantisipasi hal tersebut, Tebengan menyiapkan mekanisme verifikasi email, nomor telepon, dan SIM / KTP, termasuk juga memperhatikan rating dan riwayat perjalanan. Fitur Tebengan lainnya adalah fitur chat dan integrasi dengan media sosial, sehingga driver bisa dengan cepat menyebarkan informasi perjalanan mereka.

Tebengan mengklaim, sejak merilis aplikasi pada Agustus 2018 pihaknya sudah mendapatkan ribuan pengguna terdaftar dengan puluhan rute perjalanan yang tersedia. William menyebutkan saat ini Tebengan tengah fokus untuk menyempurnakan aplikasi sembari mendengarkan masukan dari pengguna dan komunitas Tebengan.

“Kamu juga sedang fokus berdiskusi dengan beberapa investor yang dapat membantu mewujudkan mimpi kami untuk menjadi solusi transportasi antar kota dengan biaya yang hemat dan konsep yang lebih bersahabat,” tutup William.

Application Information Will Show Up Here