Tag Archives: Teddy Setiawan Tee

Cashlez Aims for IPO in 2020, Targeting 100 Billion Rupiah Funding

Cashlez, known as a payment gateway company, has claimed a significant business growth in 2019. More aggressive, they are promptly to plan an IPO, precisely in March 2020. The schedule has been fixed for public expose at the end of this month.

Quoted from Investor Daily, Cashlez plans to release 20% of shares to the public targeting Rp100 billion funding. One of the post-IPO plans, the company is to acquire a fintech company engaged in non-cash toll transaction transactions and parking management applications.

“The company that we are going to acquire is engaged in the same field, but they are more specific in making non-cash toll transactions or parking applications. They also make vending machines,” Cashlez’ CEO, Teddy Setiawan said.

Partnership with banks and non-bank financial institutions will be managed to improve service quality. Currently, Cashlez already runs with around 6 thousand partners. Their target for this year is to gather 4 thousand new merchants.

Optimism through 2019

Throughout 2019, Cashlez’s total merchant is said to have doubled. The number of transactions grew by 200% and GTV increased by 180% from the previous year. The achievement has exceeded the target.

Furthermore, the rate for card-based payment method has increased by 182%, e-commerce payment is at 180%, digital payments including electronic wallets increased by 60%.

In 2019, the company has received Series A funding from Sumitomo Corporation. They also expand its coverage, up to late 2019 they have operated in Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Bali, Medan, and Makassar. Cashlez is very serious in managing collaboration. In addition to banks, they also partnered with e-money services such as LinkAja, Ovo and GoPay.

IPO is currently being one of the ways for startups to raise funds. There are some local startups had claimed and planning to conduct an IPO. In terms of fintech, KinerjaPay had prior to IPO, Netzme was following the step.

In the payment gateway segment, Cashlez currently in competition with some companies such as Midtrans, Doku, Xendit, Duitku, and others.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
IPO Cashlez

Cashlez Rencanakan IPO di Maret 2020, Targetkan Dana 100 Miliar Rupiah

Cashlez, yang terkenal sebagai perusahaan payment gateway, tahun 2019 mengklaim mencatat pertumbuhan bisnis yang cukup signifikan. Makin agresif, mereka segera merealisasikan rencana IPO, tepatnya pada Maret 2020 mendatang. Akhir bulan ini juga sudah diagendakan untuk acara public expose.

Dikutip dari Investor Daily, Cashlez berencana melepas 20% saham ke publik dengan target dana yang diinginkan didapat Rp100 miliar. Salah satu rencana pasca-IPO, perusahaan akan mengaikuisi perusahaan fintech yang bergerak di bidang transaksi tol non-tunai dan aplikasi pengelolaan parkir.

“Perusahaan yang akan kami akuisisi bergerak di bidang yang sama, tapi mereka lebih spesifik membuat transaksi tol non-tunai atau aplikasi untuk perparkiran. Mereka juga membuat vending machine,” terang CEO Cashlez Teddy Setiawan.

Kerja sama dengan mitra bank dan lembaga finansial non-bank juga akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan. Saat ini Cashlez sudah memiliki sekitar 6 ribu mitra. Targetnya tahun ini bisa merangkul 4 ribu  merchant baru.

Kinerja 2019 yang membuat optimis

Sepanjang tahun 2019 kemarin merchant Cashlez disebut meningkat dua kali lipat. Jumlah transaksi juga tumbuh 200% dan GTV naik 180% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian tersebut lebih tinggi dari target yang ditetapkan.

Rinciannya, metode pembayaran menggunakan kartu naik 182%, pembayaran e-commerce 180%, pembayaran digital termasuk dompet elektronik naik sebanyak 60%.

Di tahun 2019 kemarin perusahaan mendapat pendanaan seri A dari Sumitomo Corporation. Jangkauan layanan juga meluas, hingga 2019 akhir kemarin mereka sudah hadir di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Bali, Medan, hingga Makassar. Cashlez juga tampak serius dalam hal kerja sama. Tak hanya bank, mereka juga menggandeng perusahaan e-money seperti LinkAja, Ovo dan GoPay.

IPO saat ini menjadi salah satu pilihan bagi startup untuk menggalang dana. Tercatat sudah ada beberapa startup lokal yang sudah dan berencana untuk melakukan IPO. Di fintechKinerjaPay sudah lebih dulu melakukan IPO, Netzme sedang berencana menuju ke sana.

Di segmen payment gateway Cashlez saat ini bersaing dengan beberapa nama seperti Midtrans, Doku, Xendit, Duitku dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Layanan Pembayaran Cashlez Raih Perhatian Pasar Indonesia

Semakin maraknya perusahaan startup yang bergerak di bidang financial technology (fintech) menjadikan para pemain baru harus melakukan diferensiasi bisnis guna mendapatkan perhatian dari pasar di Tanah Air. Begitupula yang dilakukan PT Cashlez Worldwide Indonesia (Cashlez). Perusahaan fokus mengembangkan dongle mPOS (mobile point of sales) hingga versi terbaru 3.0 yang sudah mengakomodasi penggunaan PIN untuk otorisasi kartu debit dan kredit.

Teddy Setiawan Tee, pendiri dan CEO Cashlez, menjelaskan bahwa Cashlez sendiri baru berdiri pada tahun lalu. Meski masih muda, perusahaan yakin Cashlez dapat menarik perhatian publik. Pasalnya, ada perbedaan yang cukup kontras dengan kompetitor, yakni dari segi bluetooth untuk menyambungkan antara dongle dengan smartphone.

“Asal pengguna sudah mengunduh Cashlez dalam smartphone mereka dan memiliki bluetooth, transaksi pasti berhasil karena dibalik proses yang ringkas itu sudah ada keamanan berlapis, sehingga aman dari cyber crime, merchant pun demikian,” ujarnya saat mengunjungi kantor DailySocial, Selasa (19/7).

Untuk kenyamanan pengguna, perusahaan kini juga menyediakan fitur tambahan yang sudah di tanamkan dalam aplikasi. Yakni, e-receipt, photo description, dan calculator.

Dia melanjutkan, dengan adanya fitur e-receipt, merchant dapat secara langsung menerima tanda terima transaksi secara real time, sekaligus tersimpan secara online ke dalam server Cashlez. Fitur tersebut juga dilengkapi dengan lokasi transaksi terjadi dengan memanfaatkan geo-location information dari smartphone merchant.

Pengguna juga langsung menerima e-receipt yang akan dikirimkan lewat email dan pesan singkat. Fitur lainnya adalah calculator yang dapat memudahkan merchant saat melakukan kalkulasi.

Terakhir, fitur photo description memudahkan merchant saat mengirimkan foto barang atau tanda terima yang telah dibeli oleh konsumen. “Intinya kami terus melakukan inovasi agar dapat menyesuaikan kebutuhan masyarakat Indonesia.”

Produk Cashlez saat ini memiliki irisan dengan Moka POS dan Kartuku. Berbeda dengan Kesles yang bernama mirip, Cashlez tidak menyediakan fasilitas wallet. Ke depannya Cashlez tengah menyiapkan perangkat POS agar UKM yang menggunakannya mendapatkan nilai lebih,

Gencar sosialiasasi

Teddy melanjutkan, tahun ini perusahaan bakal gencar menggaet merchant usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai sasaran utama mitra. Terhitung saat ini kurang dari 50 UKM yang sudah menggunakan dongle Cashlez yang berlokasi di sekitar ibukota.

Teddy menargetkan, pada Agustus 2016 sampai akhir tahun ini pihaknya dapat menggandeng sekitar 2.000 UKM dengan fokus lokasi di sekitar Pulau Jawa dan Bali. “Mulai bulan depan [Agustus] kami sudah mulai sosialisasi sekaligus edukasi ke calon mitra UKM.”

Untuk menarik pengguna baru Cashlez, pihaknya memberikan free trial kepada para merchant selama tiga bulan. Apabila ingin menyewanya, merchant akan dikenakan sekitar Rp100.000 per dongle setiap bulannya.

Selain itu, menggandeng mitra UKM, pihaknya juga akan giat menggandeng mitra dari industri perbankan dan industri lainnya yang berkaitan. Saat ini, sudah ada dua bank yang bergabung, yakni PT Bank Mandiri Tbk (Persero) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero). Tak lama lagi, Cashlez juga bakal tersedia sebagai salah satu pelayanan di PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI).

Menurutnya, dengan menggandeng banyak mitra dari perbankan secara langsung turut membantu merealisasikan gerakan nasional non tunai (cashless society) yang dicanangkan pemerintah.

“Perkembangan teknologi terus bergerak, sekarang ini pengguna kartu kredit dan debit sudah banyak. Namun, belum banyak merchant terutama UKM yang menyediakan pembayaran secara online. Padahal potensi jumlah UKM terus bertambah. Nah, kami masuk sebagai third party menjembatani itu semua,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here