Tag Archives: Teguh Wahyono

Marketplace Investasi Bareksa

Bareksa Rencanakan Garap Kelas Investasi Saham dan Obligasi Korporasi

Bareksa mengumumkan sedang mempersiapkan kelas aset saham dan obligasi perusahaan sebagai upaya mewujudkan posisi perusahaan sebagai marketplace investasi. Sejak beroperasi di 2016, bisa dikatakan mereka tidak segencar pemain sejenisnya, sebut saja Pluang yang semakin kaya dalam menawarkan berbagai kelas aset investasi kepada para penggunanya.

Co-founder dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra menuturkan, penambahan kelas aset lainnya diharapkan dapat meningkatkan antusiasme investor ritel dan semakin aware dengan berbagai produk investasi. Ia menilai saat ini, momentum investor pemula dan mahir sedang sama-sama tumbuh, sehingga kesempatan ini perlu dimanfaatkan secara maksimal oleh para platform investasi.

“Nantinya kami akan tumbuh produk investasi di Bareksa untuk masuk ke bursa saham dan corporate bonds,” ucapnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (2/12).

Sebenarnya, rencana Bareksa untuk masuk ke obligasi korporasi sudah diumumkan sejak 2019 bersama FIFGroup. Namun, ditunda karena ada isu di bagian regulasi. Hingga kini, Bareksa menyediakan produk invetasi reksa dana, Surat Berharga (SBN) Ritel, dan emas. Terhitung telah memiliki 2,6 juta investor ritel dengan pertumbuhan 115% secara year on year.

Dalam kesempatan tersebut, perusahaan juga mengumumkan penambahan kemitraan dengan Pegadaian untuk BareksaEmas. Kerja sama serupa juga sebelumnya telah dilaksanakan perusahaan dengan IndoGold dan masih berlangsung hingga saat ini.

Menurut Karaniya, kehadiran Pegadaian tentunya menambah pilihan pengguna untuk berinvestasi emas dan memperoleh benefit yang ditawarkan Pegadaian. Pengguna dapat memperoleh produk tabungan emas Pegadaian yang merupakan layanan beli dan titip emas yang memudahkan investasi emas fisik secara mudah dan aman.

“Pegadaian sangat antusias membangun kerja sama dengan Bareksa yang merupakan platform finansial dan investasi pertama yang menggunakan Tabungan Emas Pegadaian. Kini seluruh masyarakat bisa menabung emas dengan mudah dan cepat melalui aplikasi Bareksa,”kata Direktur Teknologi Informasi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono yang turut hadir dalam kesempatan tersebut.

Pengguna dapat memiliki produk tersebut melalui aplikasi Bareksa tanpa perlu datang ke kantor cabang Pegadaian karena proses pendaftaran dilakukan sepenuhnya secara online. Tabungan emas ini memiliki beberapa manfaat sebagai nilai tambahnya, seperti dapat dijadikan pembiayaan syariah untuk memperoleh kuota haji, bisa menggadaikan tabungannya untuk memperoleh pembiayaan.

“Ke depan, fitur ini juga akan kami integrasikan dengan BareksaUmroh yang menyediakan fitur investasi reksa dana pasar uang syariah untuk tabungan perjalanan umrah dan haji di platform Bareksa,” tambah Karaniya.

Bareksa Emas Pegadaian
Peluncuran kemitraan Bareksa dan Pegadaian / Bareksa

BareksaEmas menawarkan berbagai fitur unggulan. Di antaranya, proses registrasi dan validasi KYC (Know Your Customer) sepenuhnya dilakukan secara online. Selain itu, Tabungan Emas Pegadaian di Bareksa menawarkan nominal transaksi mulai dari Rp50.000, baik untuk pembelian atau penjualan (buyback). Investor juga dapat membeli (top up) atau pun menjual emas di BareksaEmas hingga 100 gram per hari.

Pembayaran di BareksaEmas bisa dilakukan melalui transfer bank, internet banking, ATM, virtual account, hingga uang elektronik. Salah satu moda pembayaran yang sangat simpel dan seamless adalah OVO karena bisa terverifikasi otomatis secara real time dan tanpa ada biaya administrasi.

Bagi nasabah baru yang hendak membuka Tabungan Emas di aplikasi Bareksa caranya sangat mudah. Cukup buka aplikasi Bareksa, pilih mitra pengelola emas “PT Pegadaian”, lalu tentukan jumlah emas yang akan dibeli dalam bentuk satuan gram atau rupiah.

Pengguna aplikasi wajib melengkapi data secara benar. Pada tahap akhir nasabah diminta untuk melakukan proses pembayaran. Jika proses pembayaran sukses, maka secara otomatis emas yang dibeli akan tercatat di fitur Tabungan Emas pada akun pengguna Bareksa.

Karaniya melanjutkan, kehadiran BareksaEmas ini nantinya akan diintegrasikan dengan platform Grab, mengingat perusahaan ride hailing tersebut sudah menjadi salah satu pemegang saham di Bareksa dalam putaran Seri C yang diumumkan beberapa waktu lalu.

Gerbang awal memperkenalkan dunia investasi

Emas logam mulia terus menjadi pilihan investasi masyarakat luas karena bisa menjadi safe haven di saat market crash, serta dinilai berkesesuaian dengan syariah. Selama pandemi, gejolak pada aset berbasis saham mendorong naiknya permintaan atas aset safe haven seperti emas. Saat ini harga emas berada di level baru yakni rata-rata Rp820 ribu per gram, melonjak 41% dari rata-rata harga 2018 yakni Rp570 ribu per gram, sehingga emas dapat menjadi pilihan investasi jangka panjang bagi investor.

Alternatif investasi ini bisa dianggap sebagai pintu gerbang untuk memperkenalkan dunia investasi kepada lebih banyak investor baru, terlebih instrumen ini sudah begitu familiar di telinga orang Indonesia.

Hasil survei Jakpat pada awal tahun ini menunjukkan sebanyak 46% responden di Indonesia memiliki investasi emas. Angka tersebut menjadi tertinggi dibandingkan instrumen lainnya, seperti reksa dana (32%) dan deposito bank (30%). Berikutnya, saham (22%), properti (18%), valuta asing (10%), dan hanya 5%-7% yang memilih obligasi dan sukuk. Sementara itu, masih ada 29% yang tidak berinvestasi.

Application Information Will Show Up Here
Pegadaian secara resmi berkolaborasi dengan LinkAja menghadirkan fitur layanan Pegadaian di aplikasi LinkAja meliputi investasi dan pinjaman modal usaha

LinkAja Perluas Produk Finansial, Kini Hadirkan Layanan dari Pegadaian

Layanan uang elektronik dan dompet digital milik pemerintah LinkAja meresmikan kerja sama dengan Pegadaian untuk memberikan kemudahan akses layanan finansial buat konsumen yang berada di kota lapis dua dan tiga. Baik Pegadaian dan LinkAja sama-sama memiliki kehadiran yang kuat di lokasi tersebut.

Pada tahap awal, layanan finansial dari Pegadaian seperti Tabungan Emas hadir di aplikasi LinkAja untuk pembukaan baru dan top up saldo, Cicilan Mikro seperti pinjaman bermotor dan multiguna, Tabus Gadai, dan Ulang Gadai.

“Kami berusaha tetap terkini dan relevan dengan kebutuhan nasabah yang tren menggunakan aplikasinya sangat besar,” ucap Direktur TI dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/2).

Diharapkan kehadiran layanan Pegadaian di LinkAja dapat mendongkrak transaksi digital di Pegadaian. Teguh menyebut pada tahun lalu sektor ini mencatatkan ada lebih dari 20 juta transaksi digital atau tumbuh lebih 30% dikontribusikan dari aplikasi Pegadaian Digital dan layanan Tabungan Emas di berbagai rekanan platform e-commerce dan dompet elektronik.

Sumber: LinkAja
Sumber: LinkAja

Direktur Marketing LinkAja Edward Killian menambahkan, dalam membangun inklusi finansial di kota lapis dua dan tiga tidak hanya membutuhkan solusi pembayaran saja seperti yang dimiliki LinkAja saja saat ini, tapi harus masuk ke fase berikutnya yakni memperkenalkan produk-produk finansial yang kredibel.

Oleh karenanya, Pegadaian yang sekaligus salah satu pemegang saham di LinkAja, terus melakukan sinergi bisnis agar semakin banyak orang yang mendapat akses tersebut.

Sebelum diresmikan ke publik, sambungnya, diklaim layanan Pegadaian mampu menarik respons positif dari pengguna LinkAja. Edward yang lebih sering disapa dengan Kiki ini menyebutkan pembayaran cicilan nilainya mencapai miliaran Rupiah sementara pembukaan tabungan per minggunya tumbuh berkali-kali lipat.

“Tabungan emas dengan setoran awal Rp10 ribu dan top up mulai dari Rp5 ribu dari Pegadaian ini relevan untuk kebutuhan pengguna yang berasal dari kelas menengah lapis dua dan tiga. Mereka cukup menggunakan saldo LinkAja untuk melakukan transaksi tersebut,” kata Kiki.

Perluasan produk finansial di LinkAja

Tak hanya Pegadaian, LinkAja bersama jajaran pemegang sahamnya turut aktif mengembangkan berbagai layanan produk finansial di dalam aplikasi. Salah satu contohnya bersama Bank Mandiri menyediakan fitur Rekening Online, memungkinkan pembukaan rekening baru, aktivasi kartu debit, atau aktivasi Mandiri Online.

Bila ditotal, hingga akhir Januari 2021, LinkAja telah memiliki lebih dari 65 juta pengguna terdaftar yang 70% di antaranya datang dari kota lapis dua dan tiga. Selain itu, aplikasi digunakan di lebih dari 1 juta merchant lokal dan lebih dari 349 ribu merchant nasional di seluruh Indonesia, 233 moda transportasi, 674 pasar tradisional, lebih dari 42 ribu mitra donasi digital, 5 ribu online marketplace.

Berikutnya, menyediakan pembayaran pembayaran dan pembelian kebutuhan sehari hari seperti pulsa telekomunikasi, token listrik, tagihan rumah tangga, iuran BPJS, hingga berbagai layanan keuangan lainnya seperti pembelian produk reksa dana, pembelian produk asuransi mikro, transfer ke semua rekening bank dan tarik tunai tanpa kartu.

Selain itu, LinkAja juga dapat digunakan di lebih dari satu juta titik transaksi untuk pengisian dan penarikan saldo, yang meliputi ATM, transfer perbankan, jaringan ritel, hingga layanan keuangan digital.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Pegadaian menggaet Shopee sebagai rekanan channeling terbaru untuk penjualan emas lewat kanal digital, setelah sebelumnya gaet Tokopedia dan Bukalapak

Pegadaian Gaet Shopee, Incar Transaksi Emas dari Kanal Digital

Pegadaian menggaet Shopee sebagai rekanan channeling penjualan emas lewat kanal digital. Kerja sama ini bertujuan untuk memperluas akses produk tabungan emas dan mempermudah masyarakat dalam investasi emas. Kerja sama serupa sebelumnya sudah dilaksanakan dengan Tokopedia pada Mei 2019.

Kepada DailySocial, Direktur TI dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan, menggaet mitra e-commerce merupakan strategi perseroan dalam memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan produk dan layanan Pegadaian secara online.

Pengguna aplikasi e-commerce rata-rata memiliki demografi milenial yang digital savvy dan sebagian besar dari mereka adalah investor pemula yang masih belajar investasi. Dari situ, Pegadaian mendapat pangsa pasar yang besar dan transaksi yang besar pula.

“Sehingga cocok dengan Tabungan Emas Pegadaian yang dijual mulai dari small denominasi Rp500,” tuturnya.

Dipaparkan kemitraan dengan Shopee mendapat antusiasme yang baik. Sejak Oktober kemarin, saat kemitraan baru dimulai, pada minggu-minggu awal konsumen baru tembus 60 ribu orang dengan saldo emas hampir 2 kg. Sekarang sudah tembus 120 ribu konsumen dengan saldo emas 6 kg.

“Bulan November ini akan lebih banyak program kreatif di Shopee seperti 11.11, saya yakin akan semakin ramai.”

Adapun dengan Tokopedia, transaksi yang tercatat pada akhir September 2020 sudah mencapai 1,5 juta konsumen dengan saldo emas 137 kg. “Yang menarik, transaksi bulanan Tokopedia rata-rata 500 ribu transaksi per bulan, bahkan di puncak pandemi April-Mei transaksi di atas 1,2 juta transaksi/bulan.”

Menurutnya, investasi emas semakin diminati masyarakat karena secara fundamental, emas menguntungkan jika digunakan untuk investasi jangka panjang. Nilainya selalu naik di atas inflasi, melebih bunga tabungan atau deposito. Selain itu, secara badan hukum, Pegadaian menjamin fisik emas tersedia sebelum transaksi dan merupakan BUMN yang diawasi OJK.

“Transaksi bisa online maupun offline di lebih dari 4 ribu outlet, 13 ribu agen dan partner seperti BRILink, LinkAja, dan sebagainya. Selain itu, emas bisa dicetak, ditransfer ke seluruh Indonesia atau dijual belikan kapan saja, masih banyak benefit lainnya.”

Selain Tokopedia dan Shopee, sebenarnya Pegadaian juga telah bekerja sama dengan mitra dari perusahaan teknologi lainnya. Salah satunya dengan Bukalapak untuk aplikasi Mitra Bukalapak.

Di sana Bukalapak menyediakan fitur tabungan emas untuk permudah pelanggan warung Mitra Bukalapak untuk mulai menabung dan berinvestasi emas dengan harga mulai dari Rp10.000. “Yang di marketplace masih dalam proses, tapi di Mitra Bukalapak sudah jalan sekitar Juli 2020.”

Selain itu, Pegadaian menyediakan produk pinjaman seperti kredit motor dan multiguna di Blibli, OYO, OLX, Mobil123.com, dan LinkAja. “Ada beberapa lagi dalam pipeline yang menyasar nasabah mature, tapi belum bisa sebut nama [perusahaannya].”

Dengan semakin banyaknya mitra digital yang digaet Pegadaian, sambungnya, tidak membuat perseroan mengurangi ekspansi lokasi kantor cabangnya. Dia berencana untuk mengalihkan fungsinya, yang dulunya hanya menerima transaksi gadai saja, akan ditransformasi ke layanan mandiri (self service) dan layanan edukasi atau konsultasi produk yang butuh percakapan tatap muka.

“Saat ini kantor cabang terus ditambah dengan kerja sama dengan agen dari BRILink yang saat ini sudah mencapai 450 ribu agen itu,” pungkasnya.

Kerja sama dengan Shopee

Teguh menuturkan kerja sama dengan Shopee pada tahap awal ini untuk fitur Tabungan Emas Pegadaian. Ia adalah layanan beli dan titip emas yang memudahkan investasi emas secara aman, mudah, murah, dan terpercaya.

Produk ini dapat diakses secara konvensional maupun digital, salah satunya dengan aplikasi Shopee. Investasi mulai dari Rp500, selanjutnya nasabah bisa membeli emas mulai dari Rp5 ribu.

Lalu, terdapat fitur transfer emas ke sesama pengguna Shopee minimal 0,01 gram dan maksimal 100 gram; wajib memiliki saldo yang tidak bisa ditarik (mengendap) minimal 0,05 gram dan mendapat buku setelah nasabah ke cabang Pegadaian yang didaftarkan.

Direktur Shopee Indonesia Christin Djuarto mengatakan, kerja sama ini adalah bentuk komitmen perusahaan untuk terus berinovasi dalam menghadirkan kebutuhan pengguna yang selaras dengan perkembangan zaman. Selain itu, dapat menjadi perpanjangan tangan dari Pegadaian dalam menghadirkan akses mudah bagi masyarakat untuk membangun budaya menabung dan berinvestasi, khususnya dalam bentuk tabungan emas.

“Shopee berharap kolaborasi ini dapat menghadirkan solusi praktis dalam bertransaksi dengan aman dan terpercaya, serta mendukung perluasan jangkauan produk dan layanan produk investasi melalui platform e-commerce untuk seluruh lapisan masyarakat,” imbuh Christin dalam keterangan resmi.

Bagi nasabah baru yang hendak membuka Tabungan Emas di Shopee, cukup mengunjungi halaman Tabungan Emas pada aplikasi Shopee. Lalu menentukan jumlah emas yang akan dibeli dalam bentuk satuan gram atau Rupiah.

Pengguna aplikasi wajib melengkapi data agar verifikasi KTP dapat dilakukan. Pada tahap akhir, nasabah diminta untuk melakukan proses pembayaran. Jika proses pembayaran sukses, maka secara otomatis emas yang dibeli akan tercatat di fitur Tabungan Emas pada akun pengguna Shopee.

Selanjutnya, nasabah diberi waktu 6 (enam) bulan terhitung dari tanggal pembukaan rekening Tabungan Emas untuk melakukan registrasi ke Cabang Pegadaian. Pada tahun pertama, nasabah dibebaskan dari biaya penyimpanan, selanjutnya Pegadaian akan mengenakan biaya sebesar Rp 30.000 per tahun.

Application Information Will Show Up Here
Pegadaian Digital Service

Pegadaian Manfaatkan Go-Send Hadirkan Layanan “Gadai On Demand”

Pegadaian meresmikan layanan Gadai on Demand dengan memanfaatkan Go-Send dari Gojek sebagai mitra logistiknya. Diharapkan layanan teranyar ini dapat membantu perseroan merealisasikan target 500 ribu nasabah baru dengan nilai transaksi Rp65 miliar di tahun ini.

Direktur Teknologi Informasi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono menjelaskan, kehadiran layanan ini bermula dari kesulitan para nasabah mengakses layanan Pegadaian Digital Service (PDS) saat ingin menggadaikan perhiasannya. Ada sekitar 88% pengguna memilih untuk batal transaksi karena masalah teknis di PDS.

“Memesan PDS lama karena mereka kira layanan ini tidak bisa online, makanya itu hanya 12% nasabah mengikuti layanan ini sampai selesai,” terang Teguh.

Kini dalam pembaruan sistem, nasabah dapat menggadaikan perhiasan atau logam cukup lewat aplikasi PDS. Ketika nasabah memilih layanan gadai, cukup memesan fitur pick up and delivery service. Berikutnya mengisi detail perhiasan atau logam mulia yang akan digadaikan, mulai dari jenis, kadar, dan berat.

Perseroan membatasi layanan ini, barang yang akan digadaikan nilainya tidak boleh melebihi Rp10 juta demi alasan keamanan. Setelah semua informasi diisi, nanti akan keluar perkiraan jumlah pinjaman yang bisa diajukan nasabah.

Berikutnya nasabah menentukan lokasi pengambilan dan pengiriman dan menyelesaikan proses pembayarannya. Nanti aplikasi PDS akan menghubungkan permintaan nasabah ke sistem Go-Send untuk dicarikan mitra kurirnya.

“Nasabah perlu mengikuti tata cara serah terima barang jaminan setelah mitra Go-Send datang. Caranya dengan foto barang jaminan dalam keadaan terbuka, foto barang jaminan tersebut dan dipegang oleh kurir, dan foto barang jaminan yang sudah terbukus dan dipegang oleh kurir. Lalu unggah semua foto tersebut.”

Setelah barang diterima oleh pihak Pegadaian dan diverifikasi ulang, apabila pengajuan nasabah diterima maka akan muncul notifikasi. Nasabah tinggal mengikuti verifikasi ulang dengan memasukkan OTP dan rekening penerima. Tahap terakhir, nasabah akan menerima e-paper kontrak gadai.

Teguh memastikan perseroan menjamin keamanan gadai on demand sudah ter-cover oleh asuransi. Dari seluruh proses verifikasi pun sudah dilakukan secara berlapis untuk tindakan preventifnya.

Untuk sementara layanan ini masih bersifat uji coba di beberapa lokasi di Jakarta. Pasalnya perseroan harus melakukan review berkala dan melihat respons masyarakat sebelum digulirkan ke seluruh area Jakarta dan kota besar lainnya.

“[Untuk review] tergantung respons, antusias nasabah, dan permasalahan yang ada. Namun paling tidak sebulan lah [review-nya].”

Sebagai catatan, gadai on demand baru bisa dinikmati oleh pengguna Android. Untuk versi iOS, menurut Teguh akan segera menyusul dalam waktu dekat.

Kehadiran produk ini dalam rangka upaya perseroan menjawab peran dan era memenuhi kebutuhan konsumen. Ada dua produk lainnya yang dirilis perseroan dalam waktu yang bersamaan, yakni redesign kantor cabang Pegadaian dan produk gadai syariah non emas.

Seluruh inisiatif tersebut diharapkan dapat menambah jumlah nasabah hingga 12 juta orang sampai akhir tahun ini.

Application Information Will Show Up Here
Pegadaian boards of Directors

Pegadaian to Release “Gadai on Demand”

Pegadaian to launch Gadai on Demand for those who want easier access to corporate services. This innovation is a follow-on commitment on welcoming technology era.

“It’s to be launched in April 7th on our annniversary. Indeed, the collaboration with ojol (on demand transportation) is still undisclosed. However, it’s still related to the two names (Grab or Gojek –red),” PT Pegadaian’s (Persero) TI & Digital Director, Teguh Wahyono said to DailySocial.

The concept is to help consumers who want to take their jewelry for pledge, but have no time to go to Pegadaian. The company collaborates with on demand transportation app for pick up. Cash will be transferred to consumer’s account.

In order to ensure the product safety to the nearest Pegadaian, they’re using insurance. The verification process from customer to the driver, and the driver to Pegadaian is on development.

The other digital initiative is to be issued this year. Pegadaian Digital app specifically made for gold savings is being finalized for better feature, and all transaction to be completed without closing the app.

“We’re decided to be “younger” in the 118th anniversary, and create more technology-based products to develop,” Pegadaian’s President Director said.

This year, Pegadaian has allocated a capital expenditure budget (capex) of Rp500 billion to increase profits through digital business channel. Last year, the company has marked Rp2.77 trillion profit, increased by 10.4% supported by their digital innovative products.

In addition, Pegadaian also partners with some tech companies. Those are Dana, Linkaja, and Tokopedia for gold transaction online “Tokopedia Emas“.

Along with Dana, Pegadaian can now receive balance top up with minimum Rp50 thousand and withdraw cash. Also, Dana will be the payment platform that accommodates UMi funds from the government before distribution.

Dana app will soon available to receive mortgage payments at Pegadaian. The app will be integrated with Dana system.

“Pegadaian is available for all business partners and payments during win win, including LinkAja, Dana and other e-wallet. It’s to improve services, particularly the non cash to facilitate our digital services,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pegadaian segera merilis layanan "gadai on demand", memudahkan konsumen yang malas atau kesulitan datang ke gerai Pegadaian untuk menggadaikan emasnya

Pegadaian Segera Rilis “Gadai on Demand”

Pegadaian segera merilis layanan Gadai on Demand untuk masyarakat yang ingin lebih mudah mengakses layanan perseroan. Inovasi ini adalah komitmen lanjutan perseroan dalam menyambut era teknologi.

“Itu rencana launching-nya tanggal 7 April di acara anniversary kita. Ya, kerja sama dengan ojol (aplikasi transportasi on demand), tapi belum bisa dikasih tahu. Tapi pasti enggak akan jauh dari dua nama itu (Grab atau Gojek –red),” terang Direktur TI & Digital PT Pegadaian (Persero) Teguh Wahyono kepada DailySocial.

Konsep layanan ini adalah membantu konsumen yang ingin menggadaikan cincin atau perhiasan lainnya, tapi tidak punya waktu untuk datang ke Pegadaian. Perseroan bekerja sama dengan pemain aplikasi transportasi on demand untuk menjemputnya. Dana tinggal transfer ke rekening konsumen.

Untuk menjamin keamanan barang sampai ke lokasi Pegadaian terdekat, ada asuransi yang sudah dilekatkan ke barang tersebut. Proses verifikasi dari nasabah ke mitra pengemudi, serta dari mitra pengemudi ke pihak Pegadaian juga dikembangkan.

Inisiasi digital lainnya juga bakal digencarkan perseroan pada tahun ini. Aplikasi Pegadaian Digital, terutama untuk produk tabungan emas, siap disempurnakan agar fiturnya semakin kaya dan seluruh transaksi tuntas tanpa konsumen harus keluar dari aplikasi.

“Kami bertekad pada usia ke-118 Pegadaian akan semakin ‘muda’ dan akan banyak produk berbasis teknologi yang akan kami kembangkan,” terang Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto.

Tahun ini Pegadaian mengalokasikan anggaran belanja modal (capex) senilai Rp500 miliar untuk menggenjot laba lewat channel bisnis digital. Tercatat, tahun lalu perseroan mencetak laba Rp2,77 triliun, naik 10,4% karena didukung produk inovatif digital yang sudah diluncurkan.

Selain merilis gadai on demand, Pegadaian juga bekerja sama dengan sejumlah perusahaan teknologi lainnya. Sebut saja ada Dana, Linkaja, dan Tokopedia untuk jual beli emas online “Tokopedia Emas.

Bersama Dana, gerai Pegadaian kini bisa menerima top up saldo dengan minimal Rp50 ribu dan tarik saldo. Tak hanya itu, Dana akan jadi platform pembayaran yang menampung dana UMi dari pemerintah sebelum disalurkan ke penerima dana.

Aplikasi Dana juga bakal disiapkan untuk menerima pembayaran cicilan gadai di Pegadaian. Aplikasi Pegadaian pun akan terintegrasi dengan sistem Dana.

“Pegadaian terbuka untuk seluruh mitra bisnis dan payment sepanjang win win, termasuk e-wallet Linkaja, Dana, dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan layanan kepada nasabah, terutama untuk meningkatkan layanan non cash agar memudahkan layanan digital kami,” pungkas Teguh.

Application Information Will Show Up Here
G5TAR led by Rama Manusama and Bhimo Hantoro aims to provide loans up to IDR 15 trillion by 2023

Pegadaian Announces G5TAR Fintech Business Unit

PT Pegadaian (Pegadaian) announces the development of G5TAR business unit to support the company’s initiative as a dominant fintech player. G5TAR is a realization of IDR 1.2 trillion investment last April. It’ll be led by Rama Manusama (previously Chief of Innovation MDI Ventures) and Bhimo Hantoro (previously Accenture Netherland’s Consultant). G5TAR is expected to distribute loans up to IDR 15 trillion by 2023.

G5TAR is said to perform as an omnichannel lending platform, available online and offline, to digitize Pegadaian business which mostly are offline, including through 4300 outlets all over Indonesia.

As a separate business unit, G5TAR is prepared to become a lending platform for individual consumers and micro business segments. Currently, Pegadaian reportedly has assets of IDR 50 trillion and profit of IDR 2,5 trillion.

“On this occasion, we see an opportunity to digitize some process and business development through fintech initiative particularly for consumers and micro-segments. Fintech has grown rapidly in Indonesia, but there are some reality check should be considered, such as the high price of consumer’s acquisition which leads to limitation while scaling up. Pegadaian owns a physical footprint to answer all the challenges,” Sunarso, Pegadaian’s President Director, said.

Although the lending business will be the main guide of the company’s business, the digital platform will also support Pegadaian’s existing business, including fiduciary

“Fintech will certainly lead the future’s economy and provide financial inclusion for consumer and business segments where banks haven’t reached. We are targeting [to distribute loans] IDR 15 trillion for fintech channels over the next four years,” Teguh Wahyono, IT and Digital Service Director, said.

Sets up a Digital Team

To support this initiative, Pegadaian keeps on recruiting new talents with high experience in the digital industry, investment, and corporate innovation.

In leading this initiative, Rama Manusama and Bhimo Hantoro are supported by Herdi Sularko (VP of Digital Partnership and Business Development) and Aditya Rachman (PMO and Change Management) in the G5TAR management boards. Previously, Herdi was MDI Ventures Head of Synergy and Partnership, while Aditya was the Country Head of LotusFlare, a Silicon Valley company engaged in data science to support telco business and OTT.

“We continue to build a team consists of some background industries, including banking, consulting, telco, venture capital, and startup to support our transformation into the future fintech company,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

G5TAR dipimpin bersama oleh Rama Manusama dan Bhimo Hantoro, berharap memberikan pinjaman hingga Rp15 triliun di tahun 2023

Pegadaian Umumkan Unit Bisnis G5TAR, Siap Jadi Pemain Fintech Dominan

PT Pegadaian (Pegadaian) mengumumkan pendirian unit bisnis fintech G5TAR untuk mendukung inisiatif perusahaan menjadi pemain fintech dominan. G5TAR merupakan realisasi investasi Rp1,2 triliun yang diumumkan April lalu. G5TAR bakal dipimpin bersama oleh Rama Manusama (sebelumnya Chief of Innovation MDI Ventures) dan Bhimo Hantoro (sebelumnya Consultant di Accenture Belanda). G5TAR ditargetkan bisa menyalurkan dana hingga 15 triliun Rupiah di tahun 2023.

G5TAR disebutkan bakal mengarah menjadi platform lending secara omni-channel, tersedia secara online maupun offline, yang berharap mendigitalisasi bisnis Pegadaian yang kebanyakan saat ini masih berupa kantor fisik, termasuk 4300 gerai di seluruh Indonesia.

Sebagai unit bisnis tersendiri, G5TAR disiapkan menjadi platform peminjaman bagi segmen konsumen perorangan dan bisnis mikro. Saat ini Pegadaian disebutkan memiliki aset Rp50 triliun dan profit Rp2,5 triliun.

“Pada kesempatan ini, kami melihat saatnya untuk melakukan digitisasi beberapa proses dan pertumbuhan bisnis melalui inisiatif fintech terlebih kepada segmen konsumen dan mikro. Fintech di Indonesia memang pesat pertumbuhannya, namun banyak reality check yang harus diperhatikan seperti tingginya harga akusisi konsumen yang akhirnya harus melihat keterbatasan ketika scaling up. Pegadaian memiliki footprint fisik yang dapat menjadi jawaban bagi tantangan ini,” ujar Dirut Pegadaian Sunarso.

Meskipun bisnis lending bakal menjadi pendorong utama bisnis perusahaan, platform digital ini juga akan mendukung bisnis existing Pegadaian, termasuk bisnis gadai.

“Fintech tentunya akan menjadi penggerak ekonomi di masa depan, di mana akan memberikan inklusi finansial bagi segmen konsumen dan usaha yang selama ini belum dijangkau oleh perbankan. Kami menargetkan [menyalurkan dana pinjaman] Rp15 Triliun untuk channel fintech selama empat tahun ke depan,” kata Direktur IT dan Digital Service Teguh Wahyono.

Menyiapkan tim digital

Untuk mendukung inisiatif ini, Pegadaian terus merekrut talenta yang sudah berkecimpung di industri digital, investasi, dan inovasi korporasi.

Selain Rama Manusama dan Bhimo Hantoro yang memimpin inisiatif ini, termasuk dalam jajaran manajemen G5TAR adalah Herdi Sularko (VP Digital Partnership dan Business Development dan Aditya Rachman (PMO dan Change Management). Herdi sebelumnya adalah Head of Synergy and Partnership MDI Ventures, sementara Aditya sebelumnya adalah Country Head LotusFlare, sebuah perusahaan Silicon Valley yang bergerak di bidang data science untuk membantu bisnis perusahaan telekomunikasi dan OTT.

“Kami terus membangun tim yang terdiri dari latar belakang industri yaitu bankingconsulting, telco, modal ventura, dan startup untuk mendukung transformasi kami menjadi perusahaan fintech di masa depan,” tutup Teguh.

Blanja Peroleh Kucuran Dana Rp 330 Miliar dari TelkomMetra dan eBay

Situs marketplace besutan TelkomMetra bersama dengan eBay, Blanja, kembali mendapatkan pendanaan sebesar $25 juta atau sekitar Rp 330 miliar. Hal ini dilakukan sebagai strategi yang untuk menjaga tingkat kompetitif Blanja di era persaingan layanan marketplace saat ini.

Selama ini Blanja telah hadir sebagai salah satu e-commerce yang menawarkan berbagai macam kebutuhan kepada konsumen di Indonesia, namun sejak diluncurkannya Blanja tahun 2013 silam, belum secara agresif promosi, akuisisi pelanggan serta hal-hal terkait lainnya yang secara fokus di lancarkan oleh Blanja, seperti yang ditegaskan oleh Presiden Direktur TelkomMetra Teguh Wahyono.

“Kalau kemarin kita kurang agresif karena merasa industri ini belum terlalu siap, sistemnya belum siap. Kita melihat sekarang industri ini sudah mulai tumbuh untuk itu ‘spend’ (belanja) kita lebih besar,” kata Teguh Wahyono kepada Republika.

Marketplace yang lahir dari kerja sama antara TelkomMetra dan situs eBay tersebut, akan menyalurkan masing-masing dana secara terpisah. TelkomMetra mengklaim akan menyuntikan sekitar 60% atau sekitar $ 15 juta, sementara eBay akan memberikan dana sebesar $ 10 juta atau sekitar 40%. Sesuai dengan rencana pendanaan tersebut akan diberikan tahun 2016 ini.

Jumlah tersebut tentunya masih kalah jauh jumlahnya dibandingkan pendanaan yang didapatkan oleh pemain lainnya yang menawarkan bisnis yang serupa seperti Tokopedia dan Lazada, namun demikian Blanja mengklaim memiliki keuntungan lebih yang tidak dimiliki oleh e-commerce lainnya, yaitu terafiliasi dengan perusahaan telekomunikasi yang juga memiliki operator seluler Telkomsel.

Dengan memanfaatkan jumlah pengguna yang terdaftar, diharapkan Blanja bisa menawarkan dan meraih lebih banyak pengguna dengan salah satu operator terbesar tersebut yaitu Telkomsel.

“Kalau Telkom sudah punya Telkomsel, 150 juta (pelanggan) mestinya lebih mudah, kalau yang lainkan semuanya harus B2B (antar perusahaan), kalau Telkom punya distribusi ‘chanel’ harusnya lebih mudah dan lebih hemat,” kata Teguh.

Saat ini situs Blanja telah menawarkan berbagai produk beragam, promosi menarik, voucher gratis hingga ongkos pengiriman barang gratis kepada pengguna. Dengan pendanaan yang akan dikucurkan tahun ini, Blanja akan mencoba tampil menawarkan pilihan dan keuntungan lebih kepada pelanggan dan bersaing dengan kompetitor lainnya.