Hologram telah dikembangkan sejak puluhan tahun silam dan diterapkan ke berbagai bidang, namun di benak khalayak awam, terminologi ini mengacu pada teknik proyeksi tiga dimensi seperti dalam film-film fiksi ilmiah. Alternatif fungsional dan yang paling mendekati holographic ialah augmented reality, tapi konten baru bisa diakses jika kita mengenakan aksesori headset.
Publik masih menanti momen di mana sistem hologram tersaji secara umum. Dan peluang pelan-pelan terbuka, apalagi setelah berlangsungnya Consumer Electronics Show 2016. Di acara itu, developer London bernama Kino-Mo memamerkan Holo, teknologi display yang membuat gambar seolah-olah melayang di udara. Proses setup-nya tidak sulit, karena Kino-Mo menawarkan solusi ‘plug-and-play‘.
Tim inventor mendeskripsikan display Kino-Mo Holo sebagai generasi baru hologram. Ia merupakan jawaban atas kelemahan teknologi terdahulu – harganya mahal, pemasangannya rumit dan memakan waktu, serta membutuhkan ruang yang lebar. Di CES 2016, Kino-Mo menampilkan beberapa contoh gambar seperti jam tangan, Slimer dari film Ghostbuster, dan foto Emma Watson.
Tentu Kino-Mo Holo bisa digunakan untuk keperluan yang ‘lebih krusial’. Ambil contohnya implementasi buat iklan atau pengumuman di toko. Hologram sangat mudah menarik perhatian, mampu menampilkan gambar 3D; cocok buat menciptakan brand awareness. Pengembang turut membekalinya dengan modul GSM, sehingga Anda dapat meng-update output gambar dari jauh.
Sesederhana apa pemasangan Kino-Mo Holo? Pertama, gambar atau video bisa ditransfer dari komputer ke device melalui USB (atau wireless). Untuk membuat konten 3D, Anda dipersilakan memakai software-software olah grafis standard. Ia dapat segera aktif tanpa prosedur instalasi, Anda tinggal menyalakannya saja. Lalu apakah kapabilitasnya hanya sekedar gimmick? Tidak juga, perusahaan-perusahaan ternama seperti General Electric, Aston Martin, Samsung dan Intel telah memanfaatkan produk Kino-Mo buat solusi advertisement.
Kino-Mo Holo menggunakan bilah baling-baling ber-LED yang diputar sebagai display-nya untuk menciptakan ilusi, seolah-olah objek terbang di udara. Unit sensor dan microprocessor bertugas untuk menghitung sudut, kecepatan serta memposisikan tiap-tiap LED; kemudian mengirimkan sinyal ke lampu buat menghasilkan gambar 3D.
Begitu kompleksnya perangkat ini, developer memerlukan waktu satu setengah tahun cuma untuk menciptakan unit purwarupanya. Holo display tersebut sudah dijual, namun tim Kino-Mo tidak mengungkap harganya secara gamblang.
Via Daily Mail. Sumber: Kino-Mo.com.