Tag Archives: telepon seluler

Tak Mau Kalah dari HMD Global, TCL Juga Luncurkan 2 Ponsel Flip Alcatel

Dengan meningkatnya mutu dan interaktivitas konten di perangkat bergerak, produsen berlomba-lomba mencantumkan layar lebih canggih berukuran lebih lebar. Penggunaan panel sentuh kini menjadi salah satu ciri khas ponsel pintar, tapi jujur saja, pesona dari sejumlah perangkat bergerak klasik masih belum bisa digantikan oleh varian yang lebih modern. Satu contohnya ialah ponsel flip.

Belum lama ini, Anda mungkin sudah mendengar soal niatan HMD Global menghidupkan kembali ponsel berdesain clamshell legendaris Nokia 2720. Namun ternyata, bukan hanya perusahaan asal Finlandia itu saja yang tertarik meluncurkan lagi ponsel flip. Minggu ini, TCL selaku pemegang brand Alcatel Mobile memperkenalkan dua varian telepon seluler dengan rancangan serupa 2720, yaitu Go Flip 3 dan SmartFlip. Aspek yang menurut saya sangat menarik ialah adanya banyak kesamaan antara produk TCL dan HMD.

Sejauh ini, TCL hanya memperlihat satu buah gambar di rilis persnya. Berdasarkan riset singkat, gambar tersebut (saya gunakan sebagai header) adalah Alcatel SmartFlip, Dari keterangan PCMag, penampilan Go Flip 3 sendiri menyerupai varian sebelumnya. Perangkat kabarnya mempunyai struktur yang tangguh dan ideal buat pemakaian satu tangan, menyajikan layar utama seluas 2,8-inci, cukup lebar untuk membaca email, pesan teks dan detail kontak. Terdapat pula layar eksternal 1,44-inci buat mengintip siapa yang menelepon tanpa perlu membuka ponsel.

TCL tidak menjelaskan adanya perbedaan spesifikasi antara dua model tersebut. Baik Go Flip 3 maupun SmartFlip menyimpan prosesor quad-core ‘demi memastikan pengalaman penggunaan yang mulus’, menyimpan memori internal 4GB (bisa diperluas sampaik 32GB via kartu microSD), serta ditenagai unit baterai berkapasitas besar dengan waktu bicara 4G LTE mencapai 7 jam. Terdapat pula kamera 2Mp di sisi belakang.

Dalam proses perancangan dua ponsel flip ini, produsen tidak lupa mencantumkan tombol-tombol berukuran besar agar mudah ditekan, pencahayaan backlight di keyboard, serta dukungan kompatibilitas ke alat bantu pendengaran (protokol M4/T4).

Seperti Nokia 2720, Alcatel Go Flip 3 dan SmartFlip memanfaatan sistem operasi KaiOS 2.5 dan menyimpan deretan layanan Google, dari mulai Assistant, YouTube, Google Maps dan Search. OS ini juga siap mendukung app-app chat serta platform sosial media populer, misalnya WhatsApp dan Facebook. Selain itu, konektivitas 4G LTE di sana mempersilakan kita browsing di kecepatan cukup tinggi dan melakukan panggilan telepon berkualitas HD.

Alcatel Go Flip 3 dan SmartFlip rencananya akan mulai dipasarkan mulai akhir bulan September ini di kawasan Amerika Serikat. Harga kedua produk masih belum diketahui,

Ilmuwan University of Washington Ciptakan Ponsel yang Tak Memerlukan Baterai

Dari mulai smartphone entry-level hingga model flagship, baterai ialah jantung yang memungkinkan perangkat bergerak kesayangan Anda bekerja dengan baik. Penggunaan baterai memang turut terbantu oleh chip yang semakin irit dan bertenaga, tapi pengembangan teknologinya terus dilakukan agar produsen bisa memperkecil volume cell tanpa mengorbankan durasi pemakaian.

Tim peneliti di University of Washington punya gagasan menarik yang berpotensi mengubah industri mobile device selamanya: mereka berhasil menciptakan unit purwarupa telepon seluler yang dapat bekerja tanpa dukungan baterai. Itu berarti dalam pemakaian sehari-hari, kita tidak perlu lagi repot-repot membawa charger dan kabelnya, power bank, dan selalu mencari-cari colokan listrik.

First battery-free cellphone 3

Lalu bagaimana caranya handset memperoleh pasokan tenaga? Metode yang dilakukan para ilmuwan sangat jenius dan tidak biasa. Ponsel dapat mengumpulkan daya dari getaran, cahaya serta sinyal radio – meskipun intensitasnya sangat kecil dengan satuan microwatt. Menariknya lagi, gagasan ini bukan sekedar teori. Handset betul-betul dapat bekerja layaknya device normal, dibuktikan melalui demonstrasi panggilan via Skype.

First battery-free cellphone 2

“Kami telah menciptakan telepon seluler yang dapat bekerja hampir tanpa memerlukan tenaga,” ungkap Shyam Gollakota selaku associate professor di Paul G. Allen School of Computer Science & Engineering UW dalam makalah Proceedings of the Association for Computing Machinery on Interactive, Mobile, Wearable and Ubiquitous Technologies. “Agar device hanya mengonsumsi sedikit tenaga namun tetap bisa bekerja dengan mengambil energi dari lingkungan sekitar, kami harus memikirkan cara baru dalam mendesainnya.”

Pertama-tama, tim peneliti UW perlu merombak transmisi seluler yang sangat memakan daya – yaitu proses mengubah sinyal analog berisi suara menjadi data digital agar bisa dimengerti perangkat. Faktanya, karena alasan inilah hampir mustahil bagi produsen menghilangkan unit baterai. Solusinya, ponsel ‘bebas baterai’ tersebut memanfaatkan getaran kecil di dekat microphone dan speaker sebagai salah satu pemasok sumber tenaga, terutama saat pengguna sedang melakukan panggilan.

Selanjutnya. sebuah antena yang berfungsi untuk mengubah getaran jadi sinyal radio analog disambungkan ke komponen-komponen tersebut, aktif saat user berbicara atau ketika mereka mendengarkan suara. Melalui cara unik itu, proses konversi membutuhkan tenaga yang sangat kecil. Di unit prototype-nya, pengguna masih harus menekan tombol switch antara mode ‘mendengar’ dan ‘berbicara’.

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan tim peneliti adalah memperluas jangkauan operasi device serta membubuhkan enkripsi agar percakapan jadi lebih aman. Itu berarti, proses pengembangan ponsel tanpa baterai ini masih panjang.

Sumber: Phys.org.

Di Sebuah Daerah Di India, Anak Perempuan Dilarang Miliki Telepon Seluler

Aneh tapi nyata, tapi begitulah keputusan yang diambil oleh pemuka adat (panchayat) di sebuah daerah di Rajasthan India. Anak perempuan yang berusia di bawah 18 tahun dilarang memiliki telepon seluler karena dianggap bisa mengganggu kegiatan belajar. Telepon-telepon iseng yang kerap terjadi mendorong para pemuka adat untuk mengeluarkan keputusan itu.

Seperti dikutip dari The Times of India, para pemuka adat di daerah tersebut melakukan pertemuan setelah menerima pengaduan berkaitan dengan permasalahan ini. Selain mereka juga melarang anak-anak lelaki untuk memainkan musik di ponselnya.

Keputusan ini sontak menjadi kontroversi di India, apalagi daerah Rajasthan termasuk memiliki tingkat kejahatan yang tinggi. Pelarangan penggunaan ponsel bagi anak perempuan dikhawatirkan bakal menyulitkan mereka untuk melaporkan diri jika berada dalam bahaya.

India sebagai salah satu pasar ponsel terbesar di dunia saat ini masih didominasi oleh feature phones. Salah satu kasus yang berkaitan dengan ponsel adalah tertangkap basahnya sejumlah pejabat daerah yang rame-rame menonton film porno di sebuah sidang parlemen awal tahun ini.

Bagaimana seandainya keputusan serupa diterapkan di Indonesia?

[sumber gambar: Flickr/robzand]