Tag Archives: telkom indonesia

Leap-Cara-Telkom-Wujudkan-Akselerasi-Digital-Indonesia

Leap, Cara Telkom Wujudkan Akselerasi Digitalisasi Indonesia

Perusahaan BUMN yang bergerak di jasa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi, Telkom Indonesia, kini mulai bertransformasi menuju Digital Telco demi memenuhi perkembangan industri dan komitmennya mempercepat digitalisasi berbagai sektor di Indonesia.

Untuk mewujudkannya, Telkom Indonesia belum lama ini resmi mengenalkan Leap sebagai wajah baru sekaligus umbrella brand yang merepresentasikan Telkom Digital Business, pada Maret 2022 lalu. 

Mengenai misi Leap sendiri, Direktur Digital Business Telkom, Muhamad Fajrin Rasyid menyebutkan Leap mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia dan potensi Leap ke depannya sangat besar sebagai motor penggerak mendukung percepatan dan kedaulatan digital tanah air.

“Potensinya sangat besar dan luar biasa untuk itu. Leap Telkom mengakselerasi ekosistem digital, digitalisasi dilakukan dari hilir sampai hulu terutama dalam sektor-sektor kritikal di Indonesia,” terangnya.

Hadirkan inovasi produk digital

Leap siap membantu akselerasi digital dengan menyiapkan sebuah ekosistem inklusif yang membawahi beragam produk unggulan solusi inovatif di sektor kritikal seperti agrikultur, UMKM, big data, pendidikan, dan logistik. Cukup banyak produk digital yang meramaikan ekosistem digital Leap. Delapan produk yang menjadi unggulan yakni Agree, Antares IoT, BigBox, Logee, MyIndihomeX, MySooltan, PaDi UMKM, dan Pijar Mahir. 

Produk digital Pijar Mahir sendiri menjadi salah satu platform utama resmi yang dipercaya pemerintah RI dalam mendukung program Kartu Prakerja untuk untuk mengembangkan keahlian masyarakat. Sejauh ini platform digital tersebut memiliki lebih dari 9000 pengguna yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Hadirnya produk digital tersebut memang diharapkan menjadi agen untuk memperluas peran Telkom Indonesia dalam membantu mempermudah layanan ke masyarakat di seluruh kawasan Indonesia.  

Merealisasikan digitalisasi melalui berbagai inovasi dan akselerasi digital, Leap juga akan mengakselerasi ekosistem digital Indonesia melalui kolaborasi dengan pemerintah, local champion dan perusahaan raksasa teknologi global.

Dipimpin Eks Co-Founder dan Presiden Bukalapak

Visi Leap mendorong tercapainya kedaulatan digital Indonesia tidak terlepas dari tangan dingin Muhammad Fajrin Rasyid selaku Direktur Digital Business Telkom. Telah lama berkecimpung di dunia digital, Fajrin Rasyid banyak dikenal karena sepak terjangnya dalam delapan tahun lebih mendirikan dan membesarkan e-commerce Bukalapak bersama dengan Ahmad Zacky.  

Atas pengalamannya selama ini, nama Fajrin Rasyid bahkan masuk dalam Majalah Fortune Indonesia 2022 Fortune 40 Under 40, daftar tokoh Indonesia yang mampu menjadi agen perubahan. Ditambah tahun ini pun Ia memborong penghargaan sebagai Best Chief Digital Business Officer dari Digitech Awards, 2022.

Di bawah kepemimpinannya, Leap memiliki cita-cita optimis tak hanya untuk di dalam negeri tetapi juga mampu setingkat dengan negara maju.

“Leap adalah core engine untuk transformasi Telkom demi mewujudkan kedaulatan digital Indonesia. Melalui berbagai inovasi yang dimiliki Leap, ke depannya akan ada lebih banyak lagi solusi digital untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Kehadiran Leap akan membawa dampak besar bagi Indonesia untuk bersaing dan melakukan leapfrog agar sejajar dengan negara-negara maju lain di dunia dalam waktu singkat,” jelas Fajrin

Langkah Leap ini patut untuk diapresiasi lebih lanjut karena bagaimanapun juga ekosistem digital membutuhkan dukungan dari berbagai pihak baik itu korporasi hingga pemerintah.   

Diharapkan melalui berbagai inovasi yang dimiliki Leap, kedepannya akan ada lebih banyak lagi solusi digital untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia dan terwujudnya kedaulatan digital nasional serta menciptakan perekonomian digital yang kuat di kancah global, sejalan dengan target pemerintah dalam beberapa tahun mendatang.

MDI Ventures Officially Launched Business in Singapore After Acquiring License from Local Authority

MDI Ventures is officially launched in Singapore. As Nicko Widjaja said to DailySocial, MDI Ventures Singapore Office (MDI SG) has been developed since April 2019 and acquired a license under Monetary Authority of Singapore (MAS).

MDI SG is led by Shannon Lee. He was the Lead of C31 Ventures, corporate venture under the biggest real estate holding in Singapore, Capitaland.

“After spending two months looking for and interviewing more than 20 potential employees, we’re proudly welcome Shannon Lee as Director of MDI SG. I believe she’ll make a perfect team for us in this region,” Widjaja said.

Business Development in Southeast Asia

Seen from the current portfolio, MDI investment includes more than 10 countries. The Singapore office launching is due to the regional ecosystem that is quite thrilling.

“We’ve been running business globally. Our team always working mobile everywhere worldwide.”

He also said, “Southeast Asia ecosystem goes more captivating for the eye of foreign investors, then we decided to split and become fully venture, not restricted by Telkom Indonesia.”

As the real example, MDI Ventures is in a discussion with some of the South Korean investors to be in charge of their funding management in Southeast Asia.

According to Bloomberg, Widjaja also explained the shrinking investment of venture capital in China. The trend might be flowing to the other area, Southeast Asia.

“MDI Ventures is the first venture capital that is getting involved with state-owned enterprises (BUMN). We’ve consulted with some global company and experts in this landscape. We’ve collected insights from all over the country in Southeast Asia, and realize that each market is very unique,” he added.

“It’s going to be hard for Japan or South Korean investors to handle Southeast Asia with the same strategy. Our many partnerships with support from the parent company, Telkom Indonesia, has brought us to the series of unique insights for this industry.”

MDI Ventures and Telkomsel Mitra Inovasi

We also mentioned MDI differentiation with TMI, Telkomsel’s new sub-unit. He, representing MDI, said TMI act as a limited partner for the fund II. Telkom Indonesia, took part as limited partners in the fund I.

“The distinction between us with other VCs is in term of transferring insights to our partners, for someday, they can start investing independently. This is also part of Singapore’s office purpose, to share the best practice in this region. Somehow, our track record in the region is that the balancing act, between strategic synergy and capital gain,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

MDI Ventures telah resmi mengoperasikan kantor di Singapura. Shannon Lee ditunjuk untuk memimpin operasionalnya

Kantongi Lisensi dari Otoritas Setempat, MDI Ventures Resmikan Kehadiran di Singapura

MDI Ventures telah resmi mengoperasikan kantor di Singapura. Menurut pemaparan Nicko Widjaja kepada DailySocial, MDI Ventures Singapore Office (MDI SG) telah didirikan sekitar pertengahan April 2019 dan telah mengantongi izin operasional di bawah naungan Monetary Authority of Singapore (MAS).

MDI SG dipimpin Shannon Lee. Sebelumnya ia menjabat sebagai Lead of C31 Ventures, corporate venture di bawah naungan holding real estat terbesar di Singapura Capitaland.

“Setelah menghabiskan dua bulan mencari, menyaring dan mewawancara lebih dari 20 kandidat, kami bangga menyambut Shannon Lee sebagai Director of MDI SG. Saya percaya dia akan menjadi tambahan yang sempurna untuk tim kami yang berkembang di wilayah ini,” ujar Nicko.

Momentum pertumbuhan di Asia Tenggara

Dari portofolio yang ada, investasi MDI telah mencakup lebih dari 10 negara. Dibukanya kantor operasional di Singapura tidak lain karena ekosistem di wilayah regional yang kini menjadi lebih menarik.

“Kami telah beroperasi secara global. Tim kami selalu bekerja mobile dari mana saja di seluruh dunia.”

Nicko turut menjelaskan, “Ekosistem Asia Tenggara menjadi lebih menarik bagi banyak investor asing, lalu kami mempertimbangkan untuk memisahkan kami menjadi perusahaan modal ventura penuh, tidak hanya terbatas mengelola dana Telkom Indonesia.”

Lebih riilnya ia mencontohkan, MDI Ventures juga sedang dalam pembicaraan dengan beberapa investor Korea Selatan untuk mengelola dana mereka di Asia Tenggara.

Melalui laporan terbaru Bloomberg, Nicko turut menjelaskan adanya penurunan investasi venture capital di Tiongkok. Tren tersebut ditengarai longsoran modal yang mulai didatangkan ke wilayah berikutnya, yakni Asia Tenggara.

“MDI Ventures adalah perusahaan modal ventura pertama yang terkait dengan perusahaan milik negara (BUMN). Kami telah berkonsultasi dengan banyak perusahaan di luar dan berbagai praktisi terbaik di lanskap ini. Kami telah mengumpulkan pengetahuan dari berbagai negara di Asia Tenggara, dan seperti yang kita ketahui masing-masing pasar sangat unik,” terang Nicko.

“Akan sangat sulit bagi investor atau pengusahaan Jepang atau Korea Selatan misalnya, untuk menangani kawasan Asia Tenggara menggunakan satu strategi pasar yang sama. Keterlibatan kami dengan banyak mitra dan dengan bantuan perusahaan induk kami, Telkom Indonesia, telah membawa serangkaian pengetahuan dan keterampilan yang unik untuk kebutuhan ini.”

MDI Ventures dan Telkomsel Mitra Inovasi

Dalam wawancara kami juga menyinggung mengenai diferensiasi MDI dengan TMI yang baru saja diluncurkan Telkomsel. Dari sisi MDI dijelaskan, TMI bertindak sebagai limited partner untuk fund II mereka. Sementara Telkom Indonesia bertindak sebagai limited partner untuk fund I.

“Pembeda kami dengan VC lain adalah kami mentransfer pengetahuan kepada mitra kami, sehingga suatu hari nanti mereka dapat membangun kemampuan mereka sendiri dalam berinvestasi. Ini juga tujuan kantor Singapura, membagikan praktik terbaik kepada perusahaan di kawasan ini. Somehow, our track record in the region is that the balancing act, between strategic synergy and capital gain,” tutup Nicko.

Kiwari Chat mengklaim sebagai layanan pesan instan yang lebih aman dan ringan, memanfaatkan SDK Qiscus

Aplikasi Pesan Instan Lokal Kiwari Chat Unggulkan Faktor Keamanan

Meski sudah banyak aplikasi chat yang populer di IndonesiaKiwari tetap optimis menghadirkan Kiwari Chat. Sebuah aplikasi pesan instan atau chat yang menyasar masyarakat Indonesia dengan mengedepankan faktor keamanan.

Kiwari Chat beroperasi mulai Maret 2018 dengan dukungan Telkom Indonesia. CEO Kiwari Reza Akhmad Gandara kepada DailySocial menjelaskan bahwa mereka mendesain Kiwari Chat berdasarkan kebutuhan masyarakat, lengkap dengan konten-konten yang dapat diterima.

“Salah satu strategi kami membuat Official Account resmi Kiwari agar dapat lebih dekat dengan masyarakat Indonesia. Pastinya fungsi dan fitur dari Kiwari Chat harus tidak kalah dengan apa yang sudah ada di WhatsApp, Line, Telegram, dan Aplikasi chat lainnya yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia,” terang Reza.

Beberapa faktor yang coba diunggulkan Kiwari adalah kemampuan diakses dari banyak platform dan faktor keamanan yang terjamin karena seluruh percakapan yang disimpan di server Indonesia. Mereka berharap agar para pengguna bisa lebih merasa aman dan nyaman ketika melakukan komunikasi. Kiwari juga menjanjikan akan menghadirkan fitur end-to-end enkripsi untuk membuat pengguna lebih yakin dengan keamanan mereka.

“Karena server kita disimpan di Indonesia, otomatis untuk masalah kecepatan kita akan lebih cepat dibanding aplikasi yang tersimpan di server luar Indonesia. Simple, Secure, and Fast merupakan salah satu misi kami dalam membangun Kiwari Chat,” imbuh Reza.

Memanfaatkan SDK Qiscus

Sejauh ini sebagai sebuah aplikasi chat Kiwari didukung oleh teknologi Qiscus, sebuah perusahaan teknologi yang selama ini terkenal sebagai penyedia Real-Time Communication (RTC). Untuk mempercepat pengembangan produknya Kiwari memanfaatkan Chat Software Development Kit milik Qiscus.

CEO Qiscus Delta Purna Widyangga menyebutkan, dukungannya dilatarbelakangi ketertarikan terhadap visi dan misi yang dimiliki tim Kiwari. Ia berharap ke depannya Kiwari dan juga perusahaan lokal penyedia aplikasi chat di Indonesia bisa terus berkembang dan memenuhi pasar di Indonesia dengan dukungan dari semua pihak, salah satunya dengan aktif menjadi pengguna aplikasi lokal.

“Tentunya masih menjadi tugas bagi setiap bisnis untuk melakukan improvisasi, khususnya pada aspek keamanan, skalabilitas, maupun reliabilitas dari aplikasi chat itu sendiri,” imbuh Delta.

Bertahan dulu, bersaing kemudian

Sebagai aplikasi baru diluncurkan, fokus Kiwari Chat tak hanya soal bersaing dengan WhatsApp, Line, Telegram. Mereka harus mampu membuktikan diri bisa bertahan dengan segala dinamika yang ada di pasar Indonesia. Pasalnya meski mulai banyak bermunculan aplikasi chat lokal Indonesia juga baru saja ditinggal aplikasi BBM, pemain lama yang akhirnya memutuskan untuk menyudahi kiprahnya di Indonesia.

Reza menceritakan, tahun ini Kiwari akan fokus pada pengembangan aplikasi sambil mengenalkan layanan-layanan apa saja yang terdapat pada ekosistem Kiwari Chat. Karena selain percakapan pribadi dan group mereka juga memiliki official account yang menawarkan sejumlah keuntungan.

“Sebagai contoh bagi yang mau curhat atau bercerita tentang asmara, persahabatan, akademik dan lainnya bisa menghubungi Official Account Mba Kiki. Contoh lainnya dalam mendukung aktivitas traveling kami bekerja sama dengan startup Koperansel untuk masyarakat Indonesia yang ingin mendapatkan potongan harga secara personal dari setiap situs perjalanan,” tutup Reza.

Application Information Will Show Up Here

 

Sakoo Dasbor Penjualan di Marketplace

Sakoo Mungkinkan Pebisnis Kelola Penjualan di Berbagai Marketplace Melalui Dasbor Tunggal

Bertujuan untuk mempermudah pemilik bisnis online memasarkan produk mereka di berbagai online marketplace, Sakoo resmi meluncur. Platform tersebut dikembangkan oleh startup binaan Digital Amoeba Telkom Indonesia.

Kepada DailySocial CMO Sakoo Riska Tania Tambunan mengungkapkan, startup yang didirikan bersama Marcho Senda Djisoko (CEO) dan Budi Hari Sulaksono (CTO) didasari dari pengalaman para pendiri startup. Ketika berjualan di banyak marketplace, mereka menemui kendala sulitnya mencocokkan stok di seluruh kanal.

Menurut riset dan survei yang dilakukan Sakoo, hal ini terjadi karena sistem yang digunakan masih manual. Sementara penjualan secara dinamis terus berjalan, sehingga kadang data stok menjadi tidak sesuai dengan barang yang siap untuk dijual. Hal itu dapat menyebabkan transaksi gagal atau tidak terdeteksinya barang yang sudah terjual di gudang.

“Dari hasil validasi yang dilakukan, kami mendapatkan bahwa banyak pemilik bisnis yang kesulitan mengelola stok agar sesuai dengan kondisi aslinya, serta sulit mengelola transaksi di beberapa marketplace sekaligus. Pemilik bisnis juga membutuhkan dukungan kanal pemasaran online untuk menaikkan omzet,” kata Riska.

Cara kerja Sakoo

Terdapat beberapa fitur Sakoo, di antaranya pengaturan stok, katalog online dan sinkronisasi ke tiga marketplace (Shopee, Lazada, dan Blanja). Pengguna cukup membuat akun di aplikasi Sakoo dengan mendaftarkan e-mail atau nomor handphone.

Setelah akun Sakoo diaktifkan, pengguna dapat mengakses dasbor lalu melakukan pengaturan toko online meliputi nama toko, lokasi toko (bisa multi-lokasi toko atau gudang), dan alamat sub-domain toko onlinenya. Pengguna kemudian dapat mengunggah produk yang dijual dan melakukan set-up stock inventory.

“Nantinya secara otomatis pengguna akan mendapatkan katalog online untuk tokonya sendiri, dengan alamat sub-domain yang sudah dipilih dan tersedia. Katalog online dapat langsung digunakan untuk menerima transaksi. Semua transaksi yang dilakukan melalui katalog online dapat diproses melalui dasbor Sakoo,” kata Riska.

Saat ini Sakoo mengklaim telah memiliki sekitar 500 lebih merchant yang sudah menggunakan platformnya. Kebanyakan merchant yang bergabung adalah UKM. Merchant yang aktif menggunakan berjumlah 11 unit bisnis dengan skala menengah dan 1 klien korporasi yang mengelola 2000 reseller mereka.

“Untuk strategi monetisasinya, kami memberlakukan subscription fee bulanan dan tahunan bagi penggunanya. Selain itu, kami juga menerapkan managed service fee untuk whitelabel project,” kata Riska.

Target Sakoo

Startup dinaungi Telkom Indonesia di bawah program inkubasinya ini masih memiliki beberapa target yang ingin dicapai. Di antaranya menambah pilihan platform marketplace hingga menambah jumlah merchant.

Berbeda dengan platform serupa lainnya, Sakoo mengklaim memberikan kemudahan satu tempat bagi pemilik bisnis untuk pengelolaan multi akun dan multi lokasi toko atau gudang. Pengguna juga secara instan bisa memiliki dan mengelola toko online milik sendiri.

“Solusi kami adalah end-to-end sampai dengan memonitor pengiriman barang ke pembeli. Mendukung ekosistem bisnis, Sakoo juga telah bekerja sama dengan pendukung bisnis lainnya, seperti penyedia gudang, pengiriman serta payment gateway yang dapat dipilih sesuai kebutuhan klien,” tutup Riska.

blanja

Blanja Takes LinkAja as Digital Payment Platform

A joint venture e-commerce of Telkom Indonesia with eBay, Blanja, partners with LinkAja as its default e-wallet platform. LinkAja is a joint venture of some payment solutions of State-owned Enterprises. They currently has 25 million users by April 2019.

The decision was taken after Tokopedia (Ovo) and Bukalapak (Dana) using third party as payment service with e-money license from Bank Indonesia.

This year, Blanja is getting their traffic increased by focusing on organic business growth, in the form of posters and information that contains QR Code, to raise the download rate.

Blanja succeed in increasing their traffic last year to 43%. By the end of this year, it was expected to rise up to 50% in all platforms.

Adding up sellers and products

Aside from the relation to community, SMEs, and related parties, Blanja took advantage of Telkom Group ecosystem to offer their digital products. It includes IndiHome and Wifi.id.

“In the future, we’re planning to provide registration and payment for smart home products in Telkom Group ecosystem,” Confido said.

Customers who did shopping have opportunity to get some rewards by exchanging Koin Blanja as virtual coins.

In a conversation about Blanja active users, Jemy avoid to mention further details. In total, Blanja has 50 thousand brand and non brand sellers.

“Using a huge source from eBay, we give options to the buyers to get various products from Blanja’s specific merchants, and special products from eBay,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Sebagai layanan e-commerce besutan BUMN, Blanja kini telah memiliki 50 ribu penjual dan menggunakan LinkAja sebagai platform pembayaran digital utama

Blanja Gandeng LinkAja sebagai Platform Pembayaran Digital

Layanan e-commerce hasil joint venture Telkom Indonesia dengan eBay, Blanja, menggandeng LinkAja sebagai platform dompet elektronik utama. LinkAja merupakan hasil joint venture sejumlah solusi pembayaran milik BUMN. Hingga saat ini LinkAja mengklaim telah memiliki 25 juta pengguna pada awal April 2019.

Langkah Blanja ini mengikuti jejak Tokopedia (menggunakan Ovo) dan Bukalapak (menggunakan Dana) yang menggunakan layanan pembayaran pihak ketiga yang memiliki lisensi uang elektronik dari Bank Indonesia.

Tahun ini Blanja juga mencoba meningkatkan traffic dengan fokus pertumbuhan bisnis secara organik, berbentuk penempelan poster dan informasi yang mengandung QR Code, agar lebih banyak konsumen yang mengunduh aplikasinya.

Tahun lalu Blanja berhasil meningkatkan jumlah traffic hingga 43%. Diharapkan hingga akhir tahun ini, traffic bisa meningkat hingga 50% di semua platform Blanja.

“Kami memang mulai memfokuskan penggunaan aplikasi kepada pengguna, namun demikian pengguna yang mengakses di desktop dan mobile browser masih cukup besar jumlahnya,” kata CEO Blanja Jemy Confido.

Menambah jumlah penjual dan produk

Selain memperluas relasi dengan komunitas, kalangan UKM, dan pihak terkait lainnya, Blanja memanfaatkan ekosistem Telkom Group untuk menyediakan produk digital milik Telkom. Termasuk di dalamnya adalah IndiHome dan Wifi.id.

“Ke depannya kami juga berencana untuk menyediakan pendaftaran dan pembayaran produk smart home yang semua masuk dalam ekosistem Telkom Group,” kata Jemy.

Pelanggan yang sudah berbelanja juga berkesempatan untuk mendapatkan beragam hadiah undian dengan menukarkan Koin Blanja yang merupakan reward berupa koin virtual yang bisa ditukarkan dengan hadiah-hadiah.

Disinggung berapa jumlah pengguna aktif Blanja saat ini, Jemy enggan menyebutkan lebih lanjut. Secara keseluruhan Blanja telah memiliki sekitar 50 ribu penjual brand dan non-brand.

“Memanfaatkan sumber yang besar dari eBay, kami memberikan pilihan kepada pembeli untuk mendapatkan produk beragam dari mitra Blanja secara khusus, juga berbagai produk unggulan dari eBay,” kata Jemy.

Application Information Will Show Up Here
Infomo disebut melakukan "targeting" berdasarkan lokasi, preferensi, dan data relevan

Gandeng Telkom, Layanan Adtech Infomo Tawarkan Kegiatan Beriklan Alternatif

Facebook dan Google saat ini masih menjadi platform pilihan untuk brand, advertiser, dan publisher melancarkan kegiatan pemasaran. Selain sifatnya yang viral, kedua platform tersebut banyak digunakan masyarakat untuk melihat konten berita, video, dan media lainnya.

Besarnya peluang dan potensi tersebut dianggap tidak dibarengi dengan target pasar yang tepat hingga proses tracking yang akurat. Sifatnya yang memaksakan pengguna untuk melihat iklan juga dinilai kurang personal dan ‘mengganggu’ kegiatan browsing pengguna.

Melihat kekurangan tersebut, Infomo yang merupakan ekosistem iklan dan promosi mobile yang memanfaatkan kekuatan dan jangkauan jaringan seluler dengan komunitas pelanggan mereka, hadir dan siap membantu brand dan advertiser untuk melancarkan kegiatan pemasarannya.

Infomo hadir dengan sebuah ekosistem sebagai alternatif programmatic processes sebagai platform iklan dan promosi seluler berbasis reward yang dirancang khusus untuk operator jaringan seluler maupun mobile application publisher. Pengiriman iklan permission based atau non-intrusive dan sesuai permintaan dimana konten iklan sangat interaktif. Adapun kemunculan iklan dipancing panggilan telepon, SMS, notifikasi, lokasi maupun waktu, serta tidak membutuhkan koneksi internet.

“Kita ingin membantu perusahaan telekomunikasi memanfaatkan data yang mereka miliki sekaligus meningkatkan revenue yang saat ini sudah semakin sulit didapatkan, dengan adanya media sosial seperti Facebook dan Google untuk kegiatan beriklan,” kata Founder dan CEO Infomo Ananda Rao.

Menggandeng Telkom Indonesia, startup, dan media lokal

Untuk langkah awal, Infomo menjalin kolaborasi dengan Telkom Indonesia. Selain itu Infomo juga menggandeng partner lainnya, seperti Uzone.id dari PT Metranet Indonesia, dan Anterin, sebuah perusahaan ride hailing berbasis aplikasi.

Dengan teknologi yang dimiliki, Infomo mengklaim mampu menyediakan ekosistem iklan mobile yang jauh lebih simpel untuk pengiklan, operator, pengguna smartphone, bisa mengurangi biaya beriklan, meningkatkan transparansi, serta mengurangi terjadinya penipuan (fraud).

Infomo berharap dapat membantu operator meningkatkan pendapatannya serta mengoptimalisasi investasi aset infrastruktur mereka. Selain itu, Infomo juga memberikan hasil yang menarik dan menguntungkan bagi setiap pihak dalam value chain iklan digital.

“Infomo ingin mempermudah proses tersebut dengan fokus kepada brand dan agensi melalui publisher memasarkan iklan di aplikasi mobile atau situs langsung ke konsumen. Dengan proses ini diharapkan konsumen semakin tertarik untuk melihat iklan, dan dari sisi brand menjadi pendekatan menarik untuk kegiatan pemasaran,” kata Ananda.

Aulia E Marinto with Blanja team / Blanja

Aulia E. Marinto Leaves Blanja and Returns to Telkom Group

Founded in September 2012, Blanja is an e-commerce joint venture between Telkom Group and eBay. On Monday (5/28), Aulia E Marinto, CEO of Blanja, announces his departure to Telkom Group as the new VP Consumer, in charge for IndiHome business. The new CEO of Blanja will be appointed soon.

“My resignation was fully the shareholder’s decision. Later, I’ll be holding a new position in Telkom Group. I cannot mention my replacement yet, the new CEO of Blanja. Everything was set by Telkom Group. Please wait for the official announcement,” Marinto said.

As one of the leading porfolios of Telkom Group, Blanja has a positive record as one out of many e-commerce platform in Indonesia. He expects, under the new CEO, Blanja will make faster development.

Regarding his position as the Chairman of idEA, Marinto said to step down soon and wait for the election of the new Chairman in in the near future.

Blanja development

Under Marinto, Blanja is claimed to have increasing Gross Merchandise Value (GMV) two times per year, and the increase number of member over 70% since 2014. By putting the unique selling point in the front, Blanja has competence in group synergy, both with Telkom and other state-owned enterprises.

“The implementation of this synergy was proven capable of bringing up Blanja to this point. Either brand or SMEs recognize us to be the first choice in expanding business online,” he added.

Currently, there are 45,0000 registered SMEs as Blanja merchants in all over Indonesia.

Blanja had performed logo rebranding and launched a new feature last year and they increase the transaction value up to $150 million or about Rp2 trillion in 2017.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Aulia E Marinto dan tim Blanja / Blanja

Aulia E. Marinto Tinggalkan Blanja, Kembali ke Telkom Group

Berdiri September 2012 lalu, Blanja adalah layanan e-commerce hasil joint venture antara Telkom Group dan eBay. Senin (28/05), Aulia E Marinto mengumumkan pelepasan jabatan CEO Blanja. Ia akan kembali ke Telkom Group dan memegang jabatan baru sebagai VP Consumer, khususnya IndiHome. CEO baru Blanja akan ditunjuk Telkom Group dalam waktu dekat.

“Pengunduran diri saya sepenuhnya merupakan keputusan dari shareholder. Nantinya saya akan menduduki posisi baru di Telkom Group. Saya masih belum bisa menyebutkan siapa CEO baru Blanja pengganti dari saya. Semua adalah keputusan dari Telkom Group. Tunggu saja informasi resminya,” kata Aulia.

Sebagai salah satu portofolio unggulan Telkom Group, Blanja memiliki rekam jejak yang cukup positif sebagai salah satu layanan e-commerce di Indonesia. Aulia berharap di bawah kepemimpinan yang baru Blanja akan lebih cepat lagi pertumbuhannya.

Terkait posisinya sebagai Ketua Umum idEA saat ini, Aulia menyebutkan tidak akan meneruskan kepemimpinannya dan akan menunggu hasil pemilihan pimpinan iDEA yang baru dalam waktu dekat.

Pertumbuhan Blanja

Di bawah kepemimpinan Aulia, Blanja disebutkan telah berhasil mengalami kenaikan Gross Merchandise Value (GMV) dua kali lipat setiap tahunnya dan pertumbuhan anggota lebih dari 70% sejak tahun 2014. Dengan mengedepankan unique selling point, kekuatan Blanja adalah sinergi grup, baik Telkom Group dan sinergi BUMN.

“Implementasi dari sinergi ini sudah terbukti mampu membawa brand Blanja sampai di tahap ini. Brand maupun UKM mengenal kami sebagai salah satu pilihan utama memperluas bisnis mereka secara online,” kata Aulia.

Saat ini tercatat 45 ribu UKM menjadi merchant Blanja yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sempat melakukan rebranding logo dan fitur baru pada awal tahun 2017, Blanja meningkatkan total nilai transaksi menjadi $150 juta atau setara dengan Rp2 triliun pada tahun 2017.

Application Information Will Show Up Here