Tag Archives: Tempo.co

Pasca perolehan pendanaan, Foodizz mencoba menambah jumlah pengguna berlangganan sampai 100 ribu orang, memproduksi 1000 konten sampai akhir tahun ini

Tempo.co Berinvestasi Tahap Awal untuk Platform Edukasi Bisnis Kuliner “Foodizz”

Media daring Tempo.co berinvestasi tahap awal untuk startup edukasi bisnis kuliner Foodizz dengan nilai yang tidak disebutkan. Foodizz akan memanfaatkan infrastruktur Tempo.co dan melakukan cross border content untuk memperluas jaringan pengguna.

CEO Foodizz Andrew Ryan Sinaga mengatakan, Tempo.co adalah investor strategis yang memiliki jaringan pembaca yang selaras dengan target pengguna Foodizz yakni berusia 25 tahun ke atas, first jobber, dan sebagainya. Disebutkan juga sekitar 40% pembaca Tempo.co adalah wirausahawan.

“Kita mau leverage infrastruktur media punya Tempo karena mereka itu punya demografi yang sama seperti kita. Kemungkinan cross border content juga bakal dilakukan karena setahu saya kanal yang paling banyak di baca di Tempo itu kanal bisnis,” ucapnya, Kamis (14/3).

Dalam kesempatan yang sama, CEO Tempo.co Toriq Hadad menyebut bisnis kuliner adalah hal yang tidak dikuasai Tempo. Meski demikian, pihaknya melihat segmen ini memiliki prospek yang sangat menarik karena kuliner itu bisnis yang selalu memiliki demand.

“Tempo sangat eager utuk bantu semua orang yang mau usaha kuliner karena buying power-nya selalu ada di sini. Tapi jujur, kami ini tidak berpengalaman di dunia ini,” kata Toriq.

Secara potensi pasar, PDB yang disumbangkan dari industri kuliner tertinggi, sebesar 42% terhadap total PDB ekonomi kreatif pada 2016. Kemudian disusul oleh fesyen (18,15%), dan kriya (15,7%). Menurut BPS, jumlah tenaga kerja yang disumbangkan dari kuliner sebanyak 51% dari total pekerja ekraf 7,5 juta orang.

Hanya saja, ada tantangan yang cukup fundamental dihadapi oleh pebisnis kuliner, yakni isu pengetahuan, jaringan, dan sumber pendanaan. Menurut Kementerian Perindustrian, 90% pebisnis kuliner itu sering mengalami kebangkrutan dan 99% pebisnis gagal memiliki cabang lebih dari satu outlet.

“Berangkat dari fakta tersebut, Foodizz memberikan solusi untuk para pebisnis kuliner dengan menyediakan pembelajaran bisnis kuliner yang lengkap, dan dibawakan oleh para expert, dan disajikan dalam format online,” tambah Andrew.

Model bisnis Foodizz

Andrew menjelaskan Foodizz bekerja sama dengan para ahli kuliner, pemilik bisnis, dan profesional untuk berbagi konten soal bisnis kuliner dari berbagai aspek, baik itu teknikal maupun tips. Sekarang ada 15 ahli kuliner yang sudah mengisi konten di Foodizz dan dapat diakses lewat situs maupun aplikasi Foodizz.

Dia menargetkan setidaknya sampai akhir tahun ini Foodizz dapat bekerja sama dengan 50 ahli kuliner dan menghasilkan lebih dari 1000 konten. Untuk perdalam keahlian, Foodiz juga tengah membuat modul bisnis bersama SBM ITB sebagai standar pembelajaran dan menjadi basis awal pembuatan setiap konten.

“Dalam modul itu akan dibuat sangat detil, mulai dari persiapan awal, sampai tahap ideation, sehingga bisa menyasar semua skala bisnis usaha. Rencananya Mei 2019 akan dirilis.”

Ke depannya Foodizz berencana membuat sertifikat yang bisa disimpan para penggunanya. Sertifikat tersebut bisa digunakan sebagai persyaratan apabila mereka berniat untuk mengikuti pameran di luar negeri yang disponsori oleh pemerintah.

Sertifikat ini sekaligus memberikan solusi kepada pemerintah. Andrew bercerita, Kementerian Koperasi dan UKM mengaku kesulitan saat melakukan kurasi peserta kuliner yang akan diajak untuk pameran di luar negeri. Kualitas kurasi pun tidak memiliki standar yang pasti.

“Nanti sertifikat yang sudah dipelajari oleh pengguna dapat dihubungkan dengan para stakeholder untuk berbagai kebutuhan. Proposisi unik yang kami tawarkan ini mendapat dukungan dari pemerintah.”

Dia menyebut, sejak Foodizz dirilis pada awal tahun ini, telah menjaring lebih dari 20 ribu komunitas. Sebanyak 2.500 pengguna aktif mengakses aplikasi Foodizz setiap harinya, dari angka tersebut 200 orang di antaranya adalah pengguna berbayar. 90% dari pengguna ini adalah pengusaha kuliner yang memiliki 1-3 gerai.

Mereka membayar biaya keanggotaan sebesar Rp2,5 juta untuk mengakses konten sepuasnya selama enam bulan. Keanggotaan ini sekaligus jadi satu-satunya monetisasi dari Foodizz. Ditargetkan sampai akhir tahun ini Foodizz dapat menambah anggota berbayar jadi 100 ribu orang. Target ini akan dicapai dengan mengadakan workshop edukasi yang siap ditempuh lewat jalur offline di berbagai lokasi.

“Workshop edukasi offline itu juga penting karena kita juga bisa berhubungan dengan stakeholder lain seperti industri keuangan, Bekraf, dan pemerintah provinsi. Membangun komunitas kuliner ini penting sebab susah ditemukan, beda dengan startup pada umumnya.”

Jalur monetisasi berikutnya adalah investor relation. Foodizz akan membantu pengusaha yang membutuhkan kapital dan dihubungkan dengan investor yang tepat. Andrew bilang jalur tersebut sudah tersedia, namun belum jadi fokus utama tahun ini.

Ajang INTERACT yang digagas Kata.ai mengungkapkan sejumlah sektor telah menyadari manfaat yang didapat dari implementasi AI

Indonesia Menuju Adopsi Kecerdasan Buatan yang Lebih Matang

“Kecerdasan buatan merupakan sebuah kreasi yang membentuk masa depan kita,” tutur Irzan Raditya, co-founder sekaligus CEO Kata.ai saat membuka konferensi INTERACT di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dalam keynote speech-nya, Irzan menegaskan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tak akan menggantikan pekerjaan manusia seperti yang diprediksi banyak pihak, termasuk Stephen Hawking yang menyebut pengembangan AI justru jadi akhir dari kehidupan manusia.

“Teknologi ini justru membantu [manusia] untuk berpikir kreatif dan strategis, dan juga sebagai akselerator,” ungkap pria berkacamata tersebut.

Yang dimaksud kreatif dan strategis oleh Irzan adalah menangkap peluang pengembangan AI dengan memanfaatkannya di sejumlah sektor industri. Konferensi bertajuk “AI for Intelligent Digital Transformation” dirasa pas dengan sejumlah sektor di Tanah Air yang punya sekelumit masalah. Contohnya, sektor kesehatan (healthcare).

Di salah satu sesi INTERACT, Timur Bawono, GM PT Medlinx Asia Teknologi, mengungkapkan bahwa industri kesehatan di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, seperti kurangnya tenaga medis, belum terdigitalisasinya dokumen/database/rekam medis pasien, hingga sulitnya masyarakat mengakses layanan kesehatan karena keterbatasan wilayah/lokasi.

“Sebagai penyelanggara IT yang fokus di healthcare, kami ingin industri ini terbantu teknologinya. Misalnya AI, teknologi ini bisa bantu kelola dan analisa data sehingga bisa membuat keputusan dan rencana bisnis yang lebih achieveable. Karena data di rumah sakit, klinik, dan lainnya belum terdigitalisasi,” jelas Timur.

Sementara menurut Alfonsius P Timboel, VP Products Halodoc, pihaknya kini mulai serius menggarap AI untuk menjaga kualitas layanan. AI dapat dimanfaatkan untuk mengatasi ribuan konsultasi pengguna. Artinya, konsultasi yang tadinya ditangani dokter, kini bisa dibantu penanganannya oleh mesin tanpa mengurangi kualitas konsultasi itu sendiri.

Kembali lagi, Irzan berujar AI sama dengan ragam teknologi lain yang dapat diimplementasikan untuk berbagai sektor sesuai kebutuhan. Saat ini saja, sudah banyak perusahaan di sejumlah sektor di Indonesia yang memanfaatkannya untuk keperluan bisnis, seperti telekomunikasi dan perbankan.

Healthcare misalnya, teknologi ini bisa membantu pasien yang tinggal di daerah dan menghubungkannya dengan dokter-dokter di kota besar. Ini tinggal menunggu waktu, semua industri perlu kalau tidak mereka akan ketinggalan,” ujarnya lagi.

Saat ini, lanjutnya, posisi Indonesia dalam hal pengadopsian AI memang masih tertinggal jauh dari negara-negara kiblat teknologi macam Amerika Serikat dan Tiongkok. Semakin banyak data terstruktur akan meningkatkan input untuk AI. Terlebih, di sana regulator telab memberikan dukungan penuh untuk mengimplementasi AI, seperti profiling.

“Sekarang Indonesia sedang di fase realisasi. Tapi, pertumbuhan AI tak bisa bergantung pada kami, harus dari perusahaan besar ikut implementasi. Data atau tanpa data, algoritma secanggih apapun, tidak akan jalan kalau tidak ada yang adopsi. Tapi ini awal baik, startup [yang bergerak di bidang AI] mulai banyak.”

Inovasi baru peringkas informasi teks

Di konferensi INTERACT, Kata.ai juga memamerkan inovasi terbarunya untuk Kata Platform 3.0, versi terbaru Kata Platform yang dirancang untuk mengembangkan chatbot. Text Summarization yang akan hadir tahun depan, dipamerkan lewat sebuah demonstrasi apik oleh Pria Purnama, VP Product and Engineering Kata.ai.

Text Summarization merupakan inovasi lanjutan yang dapat mengolah informasi teks panjang menjadi ringkasan tiga hingga empat kalimat secara otomatis. Fitur ini dapat mempermudah pembaca untuk mencerna artikel berita lewat aplikasi pengiriman pesan.

DailySocial berkesempatan menyaksikan demo fitur terbaru ini. Ada dua berita dari situs Tempo.co yang dijadikan sebagai contoh. Sama seperti tampilan dan fungsi di Google Translate, fitur ini meringkas berita lebih dari 3000 karakter menjadi kurang dari 400 karakter saja.

Burhan Solikhin, Executive Director Tempo.co, yang juga hadir di sesi Demo Day ini, turut mengungkap bahwa AI juga dapat berfungsi untuk mengecek dan menyaring berita hoax di masa depan.

“Mungkin kami bisa membuat kolaborasi dengan Kata.ai untuk membuat filter [berita hoax] dengan AI. Misi kami adalah untuk publik dan republik, sehingga kami ingin kualitas berita semakin baik, seperti berita startup dan UKM, saat ini masih kurang.”

Saat ini Kata Platform telah digunakan lebih dari 3.700 developer untuk mengembangkan chatbot, dengan total pesan di chatbot Kata Platform telah mencapai 400 juta pesan. Setidaknya, terdapat lebih dari 30 perusahaan terkemuka yang menggunakan chatbot ini, superti Telkomsel, BRI, Unilever, Alfamart, dan Pegadaian.

Baca info lebih lengkap di sini

PayTren beli 5% saham Tempo.co

PayTren Beli Lima Persen Saham Tempo.co Senilai 27 Miliar Rupiah

Perusahaan teknologi finansial PayTren (PT Veritra Sentosa Internasional) resmi menanamkan investasi senilai Rp27,3 miliar ke perusahaan media digital Tempo.co. Dengan investasi tersebut PayTren mendapatkan 152.881 lembar saham atau setara dengan 5% saham milik Tempo.co.

Founder PayTren Ustadz Yusuf  Mansur menjelaskan bahwa kerja sama investasi antara PayTren dan Tempo.co telah disepakati dengan itikad baik dan secara jujur akan memenuhi sepenuhnya prinsip-prinsip independensi media dan juga Good Corporate Governance (GCG) dan etika bisnis.

“Iya (pembelian) saham, tapi nanti Januari start-nya bismillah. Apa yang dimiliki Tempo dan PayTren saling isi dan menguatkan, secara resmi dan terprogram. Semuanya sudah sesuai planning dan on track,” terang Yusuf Mansur seperti dikutip dari Detik.

Investasi PayTren kali ini juga disebut sebagai bagian visi dan misi mengubah bangsa Indonesia menjadi bangsa investor. Momentum kali ini bisa jadi proses pembelajaran investasi bagi pengguna PayTren.

“Ini sesuai dengan nafas, visi dan misi PayTren dan saya pribadi, yang ingin berubah dan mengubah, DNA bangsa dan negara Indonesia menjadi bangsa dan negara investor. Perlu sebuah proses pembelajaran yang riil. Dan Tempo membuka pintu ini selebar-selebarnya,” terang Yusuf Mansur.

Di awal tahun Tempo.co juga menerima pendanaan Seri B dengan nilai yang tak disebutkan dari PT Karya Muda Berdikari.

Menanggapi investasi ini, Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk (induk perusahaan Tempo.co) Toriq Hadad menyampaikan kebanggaan bisa menjadi mitra PayTren. Ia juga berharap kerja sama ini bisa membuat masyarakat menjadi lebih baik.

“Tempo melihat PayTren sebagai komunitas dari berbagai kalangan, bukan hanya para orang tua, pekerja, tetapi juga orang muda yang dinamis dan mengembangkan diri dengan kemampuan jejaring yang kuat. Semangat mengubah keadaan menjadi lebih baik itu terlihat jelas pada diri pemimpinnya, Ustadz Yusuf Mansur,” terang Toriq.

Anak Usaha Tempo Group Terima Pendanaan Seri B dari Bina Artha Sekuritas

Tempo.co, salah satu anak usaha dari Tempo Group, mengumumkan investasi lanjutan seri B dari PT Karya Muda Berdikari atau lebih dikenal Bina Artha Sekuritas dengan nilai yang tidak disebutkan.

Direktur Utama Tempo.co (juga Dirut dari Tempo Group) Toriq Hadad menuturkan dengan menggandeng investor, diharapkan bisnis media digital Tempo.co bisa tumbuh lebih cepat lagi.

“Ini langkah strategis untuk melakukan ekspansi pasar. Di tengah banjir berita hoax dan bombastis, Tempo akan terus menyajikan berita-berita online yang berkualitas,” kata Toriq, dikutip dari Tempo.co.

Terkait berita hoax, Tempo bakal memanfaatkan dana segar ini untuk mengembangkan teknologi big data. Menurutnya, di tengah-tengah derasnya banjir berita hoax, justru berita kredibel ala Tempo amat diminati masyarakat. Fenomena ini dinilai mirip dengan kondisi yang terjadi di Amerika Serikat.

Setelah era banjir berita hoax saat pemilu di Amerika Serikat, masyarakat di sana justru kembali mencari sumber berita terpercaya. Menurutnya, sepanjang tahun lalu jumlah pengunjung Tempo.co naik 33%, lalu naik hampir dua kali lipat jadi 67% menjadi 25 juta orang per bulan. Adapun, jumlah pelanggan Majalah Tempo digital dan Koran Tempo digital mencapai 150 ribu orang.

Selain mengembangkan big data, Tempo.co akan gunakan untuk pengembangan layanan Majalah Tempo Digital, dan Koran Tempo Digital. Selain itu, untuk mempercepat pertumbuhan beberapa portal baru di bawah Tempo.co, yakni portal perempuan Cantika.com, portal berita otomotif Gooto.com, dan portal berita daerah Teras.id.

“Kami juga berencana mengembangkan situs berita travel dan layanan e-commerce untuk segmen kelas menengah.”

Sebelumnya, Tempo.co mendapatkan pendanaan seri A dari IDN Financial Pte Ltd. pada Maret 2017. Masuknya Bina Artha, diklaim membuat valuasi Tempo.co melonjak hingga 50% dalam waktu setahun.

Pemberitaan mengenai investasi ini, turut meramaikan sejumlah perusahaan media yang mendapat kucuran dana segar di antaranya Katadata, Kumparan, IDN Media, HukumOnline, DailySocial, dan lainnya sepanjang tahun lalu. Ramainya investasi ke perusahaan media, bisa menjadi persiapan awal investor sebelum memasuki tahun pemilihan umum dan pemilihan presiden yang akan berlangsung mulai tahun depan.

Pemegang saham baru Tempo

Berkaitan dengan masuknya Bina Artha, Tempo Group juga tengah melakukan pencarian dana segar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui proses right issue (menerbitkan saham baru). Dalam proses ini, Tempo Group sudah memiliki enam pembeli siaga, di antaranya Edwin Soeryadjaya (Saratoga Investama Sedaya) dan Surya Citra Media (SCTV), PT Sukses Perdana Mandiri, PT Sinar Ganda Jaya, Burlingham International Ltd., dan Erika Agatha Martono.

Dalam keterbukaan resmi, Tempo akan menerbitkan 333,3 juta saham baru dengan harga pelaksanaan Rp300 per lembar saham. Dana segar yang akan diperoleh Tempo sekitar Rp99,9 miliar. Setelah right issue, maka persentase penambahan jumlah saham setelah pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas I (PUT) sebesar 31,51%.

Akan tetapi Yayasan Tempo, selaku pemegang saham utama telah menyatakan tidak akan mengambil seluruh haknya dalam right issue ini. Melainkan akan mengalihkan ke Edwin, Sukses Perdana Mandiri, dan Sinar Garda Jaya dengan masing-masing mendapatkan 16,66 juta saham. Sementara, SCTV akan mendapatkan 8,33 juta saham, Burlingham International dapat 25 juta saham, dan Erika Agatha dapat 33.314 saham.

Perolehan dana segar nantinya mayoritas akan digunakan Tempo untuk meningkatkan modal kerja dan sebagian kecil untuk dipinjamkan ke entitas anak.

Rudiantara: Filter Pornographic Content Out of Internet, Accelerate Digital TV Adoption

The newly-appointed Minister of Communication and Information Rudiantara doesn’t intend to waste any single second of his regime that he is currently working on two major projects, the acceleration of digital TV adoption and the filtering of pornographic content out of internet, only months after being officially appointed. Continue reading Rudiantara: Filter Pornographic Content Out of Internet, Accelerate Digital TV Adoption