Tag Archives: Tenaya Capital

Kargo Technologies Announces 504 Billion Rupiah Funding, to Provide Loan Access for Logistics Partners

The logistics marketplace connecting companies with truck services, Kargo Technologies, today (4/13) has announced US$31 million (around 504 billion Rupiah) funding in its Series A round. It was led by Silicon Valley based Tenaya Capital. Also participated in this round, Sequoia India, Intudo Ventures, Amatil X, Agaeti Convergence Ventures, Alter Global, and Mirae Asset Venture Investment.

In this round, Kargo manages to secure funding in the form of debt financing from banks and regional financial institutions. Previously, Kargo Technologies has announced its first investment from corporate venture capital (CVC) Amatil X.

In this seed stage, they also received funding worth of US$7.6 million (around 123 billion Rupiah) led by Sequoia India and some investors.

Funding for logistics

Kargo Technologies’ CEO, Tiger Fang said most of the funding will be prioritized for business operations and products development to adjust the current deployment situation of Covid-19. For truck owners, companies can help their cash flow with fast funding products, which are very much needed in the current circumstances.

For truck owners who want to apply for additional business capital, they can access a special site by Kargo Technologies. This is expected to help the cash flow of logistics partners related to their business capital, for most of the truck owners are only paid about 3 months later.

The company also fueled the Logistics Relief Fund movement by encouraging all employees to contribute some from their salaries. The Logistics Aid Fund will be used to assist logistic carriers and ensure no interruptions in the daily goods delivery in Indonesia.

“We are grateful for our investors who continue to provide extraordinary support amid a period of financial uncertainty. Kargo promises to be the most reliable logistics partner to ensure there are no disruptions in the supply chain of basic goods in Indonesia. Our company has donated part of our salary to “this problem and we also invite businesses and other local organizations to contact us, therefore we can solve this problem together,” Tiger said.

In order to minimize physical contact, Kargo has applied the EPOD (Electronic Proof of Delivery) system. The feature can be found in its platform and it has less possibility for direct exchange of documents to reduce the risk of COVID-19 infection.

“Cargo technology has a unique selling value when logistics efficiency becomes very important in Indonesia. Starting from retail needs stock with minimal physical contact or facilitating e-commerce transactions throughout the country, we believe that Kargo is able to solve this problem,” Kargo’s CTO, Yodi Aditya said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pendanaan Seri A Kargo Technologies

Kantongi Pendanaan 504 Miliar Rupiah, Kargo Technologies Berikan Akses Permodalan untuk Mitra Logistik

Marketplace logistik yang menghubungkan perusahaan dan layanan penyedia truk, Kargo Technologies, hari ini (13/4) mengumumkan telah mendapatkan pendanaan sebesar US$31 juta (sekitar 504 miliar rupiah) dalam putaran seri A. Investasi ini dipimpin oleh Tenaya Capital asal Silicon Valley. Grup investor yang juga turut berpartisipasi  ialah Sequoia India, Intudo Ventures, Amatil X, Agaeti Convergence Ventures, Alter Global, dan Mirae Asset Venture Investment.

Dalam putaran pendanaan ini, Kargo juga berhasil mendapatkan pendanaan berbasis hutang (debt financing) dari sejumlah bank dan institusi finansial regional. Sebelumnya Kargo technologies juga mengumumkan perolehan investasi yang pertama dari corporate venture capital (CVC) Amatil X.

Di tahap awal, mereka juga telah menerima pendanaan sebesar US$7,6 juta (sekitar 123 miliar rupiah) yang dipimpin oleh Sequoia India dan sejumlah investor.

Berikan pendanaan kepada mitra logistik

CEO Kargo Technologies Tiger Fang mengungkapkan, sebagian besar pendanaan tersebut akan digunakan untuk memprioritaskan operasional bisnis dan mengembangkan produk menyesuaikan situasi penyebaran Covid-19 saat ini. Untuk pemilik truk, perusahaan dapat membantu cash flow mereka dengan produk pendanaan cepat, yang sangat dibutuhkan dalam keadaan seperti saat ini.

Bagi pemilik truk yang ingin mengajukan tambahan permodalan usaha, bisa mengakses situs khusus yang disediakan oleh Kargo Technologies. Hal ini diharapkan bisa membantu cash flow para mitra logistik terkait dengan modal bisnis mereka, karena kebanyakan para pemilik truk tersebut baru dibayar sekitar 3 bulan kemudian.

Perusahaan juga membiayai gerakan Dana Bantuan Logistik (Logistics Relief Fund) dengan menghimbau seluruh karyawan untuk turut serta mengontribusikan sebagian gaji mereka. Dana Bantuan Logistik akan digunakan untuk membantu para pengangkut logistik dan memastikan tidak adanya gangguan dalam pengiriman barang pokok di Indonesia.

“Kami bersyukur atas investor kami yang tetap memberikan dukungan luar biasa di tengah masa ketidakpastian finansial. Kargo berjanji akan menjadi mitra logistik yang paling dapat diandalkan untuk memastikan tidak adanya gangguan dalam rantai pasokan barang pokok di Indonesia. Perusahaan kami telah mendonasikan sebagian dari gaji kami untuk masalah ini dan kami juga turut mengundang bisnis dan organisasi lokal lainnya untuk menghubungi kami agar kita bisa menyelesaikan masalah ini bersama-sama,” kata Tiger.

Guna meminimalisir terjadinya kontak fisik, Kargo juga telah mengimplementasikan sistem EPOD (Electronic Proof of Delivery) dalam mekanisme pengiriman. Fitur yang dapat ditemukan dalam platform Kargo ini juga memungkinkan mengurangi adanya pertukaran dokumen secara langsung untuk mengurangi risiko infeksi COVID-19.

“Teknologi Kargo memiliki nilai jual unik di saat efisiensi logistik menjadi sangat penting di Indonesia. Mulai dari menjaga jumlah stok kebutuhan ritel dengan kontak fisik seminimal mungkin atau memperlancar transaksi e-commerce di seluruh penjuru negeri, kami percaya bahwa Kargo mampu menyelesaikan masalah ini,” kata CTO Kargo Yodi Aditya.

Application Information Will Show Up Here

TaniHub Secures 285 Billion Rupiah Worth of Series A+ Funding

TaniHub Group announced to secure series A+ funding worth of US$17 million or around 285 billion Rupiah. This is the follow on round of the series A last May 2019.

The latest round was led by Openspace Ventures and Intudo Ventures. Also involved in this round, UOB Venture Management, Vertec Ventures, BRI Ventures, Tenaya Capital and Golden Gate Ventures. In total, TaniHub has obtained Rp462 billion funding since 2016.

The additional funding will be allocated to tighten business position by expanding services, both for farmers and customers. They will also focus to improve operational, such as the implementation of automation in processing and packaging centers.

TaniHub Group’s Co-Founder & President, Pamitra Wineka said, regeneration is very important for Indonesian agriculture, considering they are one of the country’s biggest economic contributors. Farmers need to increase productivity and income to make sure the easy generation that agriculture is a sector that has bright prospects.

“Our TaniHub Group Ecosystem is designed to help farmers achieve their dreams and consumers can enjoy agricultural products at reasonable prices. This will enable ‘agriculture for everyone’, which is our main goal,” he added.

TaniHub claimed that they had managed to get a threefold increase compared to the previous year. In total there are more than 30,000 small farmers who join their ecosystem. Within their platform there are also 5,000 business customers consisting of SMEs, hotels, restaurants, catering and 115,000 retail customers.

Based on Startup Report data from DSResearch, the TaniHub application is the most downloaded for the agrotech category with a total download of more than 100,000 in 2019. Defeating Winged Beans and iGrow. Meanwhile, in terms of business, the delivery of agricultural products from TaniHub is in the same segment as Sayurbox, Kecipir, etanee, Kedai Sayur, and others.

Aim to be of service throughout Indonesia

Currently, TaniHub has five branch offices in Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, and Denpasar. The latest news, TanhiHub is currently finalizing PPC (Processing and Packing Center) in Malang with 3,000 sqm area.

For automation solutions, they will install machines that can process and pack automatically. The goal is to reduce the touch of human hands so that the quality and safety of products is guaranteed. After Malang, it is planned that there will also be PPC and DC in other cities.

“TaniHub focuses on building infrastructure and supply chains which are currently the biggest challenges in the Indonesian agriculture sector. We are committed to strengthening our partnerships with partners in the B2B area, including SMEs. We expect better growth for this year and we hope to reach all cities throughout the country by 2020,” TaniHub Group’s CEO & Co-Founder, Ivan Arie Sustiawan said.

In addition to providing agricultural products, TaniHub Group also has a P2P lending service, TaniFund. This service has succeeded in disbursing 100 billion Rupiah in loans since start operating in 2017 ago.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Tanihub 2020

TaniHub Amankan Pendanaan Seri A+ Senilai 285 Miliar Rupiah

TaniHub Group mengumumkan telah berhasil mengamankan pendanaan seri A+ senilai US$17 juta atau setara 285 miliar Rupiah. Ini merupakan kelanjutan dari putaran seri A yang sebelumnya diumumkan pada Mei 2019 lalu.

Pendanaan kali ini dipimpin oleh Openspace Ventures dan Intudo Ventures. Turut berpartisipasi di dalamnya UOB Venture Management, Vertex Ventures, BRI Ventures, Tenaya Capital dan Golden Gate Ventures. Dengan ini total pendanaan yang diraih TaniHub Group sejak tahun 2016 mencapai Rp462 miliar.

Modal tambahan yang diterima akan dimanfaatkan untuk memperkuat posisi bisnis dengan memperluas cakupan wilayah, baik untuk petani maupun pelanggan. Peningkatan operasional juga jadi fokus, seperti penerapan solusi automasi otomadi pusat pemrosesan dan pengemasan.

Co-founder & Presiden TaniHub Group Pamitra Wineka mengatakan, regenerasi sangat penting bagi pertanian Indonesia, mengingat mereka menjadi salah satu kontributor terbesar ekonomi negara. Petani perlu meningkatkan produktivtas dan pendapatan untuk membuat yakin generasi mudah bahwa pertanian merupakan sektor yang memiliki prospek cerah.

“Ekosistem TaniHub Group kami dirancang untuk membantu para petani mencapai mimpinya dan konsumen dapat menikmati produk pertanian dengan harga yang wajar. Ini akan memungkinkan ‘agriculture untuk semua orang’, yang merupakan tujuan utama kami,” jelas Pramitra.

Pihak TaniHub mengaku bahwa mereka telah berhasil mendapatkan peningkatan tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan ada lebih dari 30.000 petani kecil yang bergabung dengan ekosistem mereka. Di dalam platform mereka juga terdapat 5.000 pelanggan bisnis yang terdiri dari UKM, hotel, restoran, katering, dan 115.000 pelanggan ritel.

Berdasarkan data Startup Report dari DSResearch, aplikasi TaniHub paling banyak diunduh untuk kategori agrotech dengan total unduhan lebih dari 100.000 pada tahun 2019. Mengalahkan Kecipir dan iGrow.  Sementara dari segi bisnis pengantaran produk hasil pertanian TaniHub berada di segmen yang sama dengan Sayurbox, Kecipir, etanee, Kedai Sayur, dan lainnya.

Mempunyai mimpi untuk hadir di seluruh Indonesia

Saat ini TaniHub sudah memiliki lima kantor cabang atau regional, yakni ada di Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar.  Yang paling baru TaniHub Group sedang melakukan finalisasi PPC (Prosessing and Packing Center) di Malang dengan luas bangunan 3.000 meter persegi.

Untuk solusi automasi, mereka akan memasang mesin yang bias memproses dan melakukan packing secara otomatis. Tujuannya untuk mengurangi sentuhan tangan manusia sehingga kualitas dan keamanan produk terjamin. Setelah Malang, rencananya juga akan ada PPC dan DC di kota-kota lainnya.

“TaniHub berfokus pada membangun infrastruktur dan rantai pasokan yang saat ini merupakan tantangan terbesar di sektor pertanian Indonesia. Kami berkomitmen untuk memperkuat kemitraan kami dengan mitra di area B2B, termasuk dengan UKM. Kami mengharapkan pertumbuhan lebih baik untuk tahun ini dan kami berharap bisa menjangkau semua kota di seluruh negeri pada tahun 2020.” jelas Co-founder & CEO TaniHub Group Ivan Arie Sustiawan.

Selain melayani penjualan hasil pertanian TaniHub Group juga memiliki layanan P2P lending, TaniFund. Layanan ini telah berhasil menyalurkan 100 miliar Rupiah pinjaman sejak beroperasi pada tahun 2017 silam.

Application Information Will Show Up Here