Tag Archives: tenkeyless

Spire Ergo Diklaim Sebagai Keyboard Mekanis Ergonomis Tenkeyless Pertama

Ukurannya kadang memakan tempat, namun hingga sekarang peran keyboard sebagai alat pendukung kerja (dan sistem kendali bermain game) sulit digantikan. Dalam memperingkas periferal tersebut, produsen mencoba membuat varian yang lebih kecil seperti tenkeyless atau model padat 60 persen, serta memperkenalkan opsi papan ketik tipe lipat serta gulung.

Namun dengan mengecilnya ukuran keyboard, biasanya aspek ergonomis jadi dikorbankan. Selain harus membiasakan diri atas berkurangnya jumlah tombol, padatnya desain secara signifikan mengurangi keyamanan pemakaian. Di sinilah Spire mencoba memberikan solusi lewat produk bernama Ergo. Spire Ergo diklaim sebagai papan ketik mekanis ergonomis berdesain tenkeyless pertama di dunia.

Spire sendiri memang bukan merupakan brand familier di telinga saya. Berdasarkan laman profilnya, perusahaan ini didirikan di Belanda pada tahun 1998 dan ketika itu, fokus bisnis mereka adalah penyediaan solusi pendingin komputer, casing dan power supply. Saya belum tahu kapan mereka memperluas bisnisnya ke bidang aksesori, namun di situsnya, Spire menawarkan banyak sekali opsi mouse dan keyboard.

Spire Ergo 1

Namun berbeda dari produk-produk sebelumnya, Spire Ergo memiliki penampilan yang kental dengan tema gaming. Tersaji tanpa numpad, warna hitam mendominasi permukaan tubuh Ergo. Susunan tombolnya juga tidak biasa. Penempatan tuts QWERTY dibuat melengkung ke depan, dibagi oleh area berisi LED, tombol backspace, enter, Ctrl dan Shift. Tidak ada pengurangan pada ukuran tuts dan Spire tetap menyertakan tombol cursor arah dedicated.

Spire Ergo.

Rancangan melengkung tersebut dimaksudkan agar sesuai dengan postur tubuh, karena ketika mengetik, posisi natural kedua tangan dan keyboard tidak benar-benar tegak lurus. Kemudian tombol spasi diletakkan di kedua area tangan, sehingga jempol mudah menjangkaunya. Spire juga memindahkan sejumlah tuts penting, namun mereka memastikan agar penempatannya tidak membuat pemakaian Ergo jadi canggung.

Spire Ergo 2

Selain mengetik, Spire Ergo kabarnya siap mendukung gaming. Papan ketik ini dibekali LED RGB, tapi saya belum bisa memastikan apakah ia mengusung sistem pencahayaan berbasis zona atau per-key. Lalu sebagai jantungnya, Spire memilih switch Cherry MX, meski produsen belum secara spesifik menjelaskan variannya.

Spire Ergo 3

Spire Ergo sudah mulai dipasarkan, dan produk dijajakan di harga kompetitif, yaitu US$ 80.

Saat menulis artikel ini, saya merasa seperti pernah melihat produk ini sebelumnya, hingga akhirnya saya menyadari bahwa penampilan Ergo sangat menyerupaiX-Bows yang sempat dijajakan di Indie Gogo dan dibanderol dua kali lipat lebih mahal. Saya rasa ini bukan suatu kebetulan…

Via PC Gamer.

[Review] Keyboard Gaming Mekanik Corsair K63, Tenkeyless Garang yang ‘Lincah’

Keyboard mekanik belakangan memperoleh sorotan karena semakin banyak orang sadar bahwa switch individu di tiap tombol mendongkrak pengalaman penggunaan. Hampir tak ada yang bisa menyamai rasa puas saat kita menekannya. Tiap keyboard mekanik punya spesialisasi berbeda, tapi jika Anda mencari periferal ringkas pendukung gaming, Corsair punya solusinya.

Diperkenalkan di bulan Maret 2017 kemarin, Corsair K63 adalah keyboard mekanik yang diramu buat para gamer nomaden tanpa sedikit pun mengorbankan kualitas dan kinerja. Ia sangat cocok menemani para atlet eSport dalam kejuaraan. Saya sendiri bukanlah gamer pro, namun dari pengalaman menggunakan K63 selama dua minggu untuk ber-gaming intensif, saya merasakan langsung bagaimana keyboard ini memberikan keunggulan bagi user.

Corsair K63

Selain kinerja, keistimewaan K63 terletak pada aspek kesederhanaan dan kemudahan akses. Fungsi kendali multimedia dan volume dapat Anda atur langsung lewat rangkaian tombol dedicated di sana tanpa menginterupsi game. Tombol Windows mengganggu? Nonaktifkan saja. Sentuhan-sentuhan kecil ini ditambah harganya yang masuk akal membuat saya tidak kesulitan buat merekomendasikan K63. Simak ulasan lengkapnya.

Body & design

Simpel ialah satu kata yang saya gunakan buat mendeskripsikan desain Corsair K63. Penampilannya tidak mewah. Tapi siapa butuh rancangan ‘berlebihan’ jika tak banyak memberikan manfaat bukan? Kabar baik, segala hal di K63 sesuai fungsinya. Dan dengan begini, konsumen tidak perlu membayar hal-hal yang tidak dibutuhkan.

Corsair K63 23

Corsair K63 17

K63 mempunyai rancangan tubuh balok dengan dimensi 365x171x41-milimeter. Buat sebuah keyboard ber-layout tenkeyless – tanpa rangkaian tombol numpad – ia bukanlah produk paling ringan di kelasnya, berbobot 1,12-kilogram. Corsair memanfaatkan material plastik baik pada case maupun pelat atas, namun strukturnya terasa sangat kokoh. Lalu permukaan bertekstur matte kasar memastikan tubuhnya lebih tahan terhadap benturan.

Corsair K63 10

Corsair K63 11

Berkat tubuh K63 yang tidak terlalu panjang, ruang gerak mouse jadi lebih lapang. Dampak lainnya ialah posisi tangan jadi tidak terlalu berjauhan sewaktu bermain game action atau shooter – umumnya pemain menggunakan keybinding WASD buat kendali gerakan. Dengan menarik sepasang stand dari celahnya, keyboard akan berdiri setinggi 3,8-sentimeter.

Corsair K63 16

Saya pribadi mengacungkan jempol pada keputusan Corsair membubuhkan tombol pengaturan multimedia, volume, serta tombol untuk menyala-matikan LED dan fungsi tombol Windows. Semuanya tersuguh sederhana, jauh lebih mudah ketimbang harus menekan FN lebih dulu buat mengakses fungsi-fungsi tersebut. Dampaknya negatifnya, ukuran keyboard jadi sedikit lebih lebar.

Corsair K63 21

Corsair K63 19

K63 tersambung ke komputer via kabel USB anti-kusut sepanjang dua meter. Kabel tersebut tidak dilindungi bahan kain braided, namun dari pengamatan saya, materialnya cukup kuat tapi tetap dapat bergerak lentur.

Corsair K63 9

Dari sisi pewarnaan, Corsair K63 mengangkat tema terpopuler di ranah gaming: dominasi warna hitam dipadu bumbu merah, memberikannya kesan agresif. Kemudian sang produsen membubuhkan logo mereka tepat di zona tengah-atas – tampak kontras di latar belakang hitam, tapi tidak berlebihan. Melalui arahan ini, papan ketik tetap serasi terlepas dari apapun brand PC Anda; MSI Gaming, Asus Republic of Gamers, Acer Predator, termasuk rig custom yang Anda bangun sendiri.

Lighting

Walaupun konsepnya sederhana, tidak berarti Corsair melupakan aspek penampilan. K63 tetap tidak kesulitan mencuri perhatian lewat ‘pertunjukan’ lighting LED. Papan ketik memang cuma dibekali lampu berwarna merah, namun performa pijarnya sangat memuaskan. Via software Corsair Utility Engine, Anda bisa memilih pola, menentukan tingkat kecerahan, bahkan menciptakan efek LED sendiri dengan mencampur beberapa preset yang ada.

Corsair K63 4

Di awal pertemuan saya dengan K63, mengutak-atik hal ini sangat menyenangkan sekaligus menghabiskan waktu. Saya sangat menyukai efek type lighting key (backlight menyala ketika keycap ditekan, lalu pelan-pelan memudar), namun saat tidak dipakai, LED tak aktif. Solusinya yang saya ambil adalah memilih opsi warna statis dengan opacity rendah, lalu menambah efek type lighting. Dan ini hanyalah satu dari banyak kombinasi yang saya pernah gunakan.

Corsair K63 2

Corsair K63 3

Menariknya lagi, pelat merah di bawah keycap berfungsi lebih dari sekedar ‘bumbu’ pewarna. Bagian tersebut akan mempertegas sekaligus menyebar cahaya merah backlight, memberikan efek gradasi ke area tuts yang tidak menyala. Sangat apik.

Corsair K63 24

Keys & layout

Corsair K63 menyuguhkan enam baris tuts, dengan total 87 keycap – tanpa menghitung tombol media. Tuts diletakkan dalam posisi berjenjang mirip tangga sehingga baris teratas tetap mudah diraih. Anda dapat menambahkan wrist rest agar lebih nyaman (disediakan Corsair secara terpisah, tersambung ke keyboard lewat dua celah di bagian bawah-depan), namun aksesori tersebut tidaklah wajib karena tanpanya, K65 tetap enak dipakai.

Corsair K63 7

Keycap standar Corsair K63 mempunyai sisi atas sedikit melengkung, mempermudah kita mengetahui apakah telah menempatkan jari secara tepat. Permukaan atas tombol angka, huruf dan function memiliki luas 1,27×1,35-sentimeter. Jarak antar-keycap-nya ideal, yaitu sekitar 6,5mm – cukup lapang buat meminimalisir salah ketik, namun cukup dekat sehingga jari tak bergerak terlalu jauh.

Corsair K63 8

Keycap tersebut terbuat dari plastik dengan coating hitam bertekstur doff lembut, bisa mudah dilepas dan diganti varian aftermarket. Meski demikian, saya berasumsi bahwa tuts standar itu merupakan tipe yang paling optimal buat menghidangkan backlight. Warna merahnya terlihat rata, menerangi angka, simbol dan huruf secara maksimal. Ukuran font juga tebal dan gampang terbaca.

Corsair K63 14

Spasi ialah satu-satunya tombol dengan tekstur berbeda. Polanya lebih menonjol, dan jika dilihat lebih dekat, menyerupai motif pelat stainless steel. Hal ini dimaksudkan agar Anda mudah mengindetifikasi tombol tanpa perlu melirik keyboard.

Switch

Kata lincah yang saya gunakan di judul mengacu pada aspek portabilitas serta rendahnya resistensi dari switch. Corsair memanfaatkan jenis switch MX Red dari Cherry karena dipercaya memberikan beban paling ringan pada jari dan memastikan user unggul dalam sesi-sesi kompetitif. MX Red mempunyai actuation force sebesar 45cN – paling ringan di antara switch Cherry – dengan jarak tempuh maksimal 4mm dan profile linear.

Corsair K63 22

Seorang teman sekaligus pakar keyboard mekanik pernah bilang pada saya bahwa keyboard linear tidak cocok buat mengetik, namun menariknya, Corsair K63 tetap andal saat dipakai buat bekerja. Karena ringan, jari jadi tidak cepat lelah. Kualitasnya switch Cherry sendiri tak perlu dipertanyakan, resistensi tiap-tiap tombol di sana tersaji sangat konsisten.

Corsair K63 6

Corsair K63 24

Using experience

Tentu saja, seluruh performa Corsair K63 akan bersinar ketika Anda menggunakannya untuk menikmati video game. Sebagai penggemar permainan shooter dan action bertempo cepat, K63 terbukti menjadi senjata ampuh buat mengungguli lawan. Jarang sekali saya salah menekan, dan sejauh ini, keyboard belum pernah mengecewakan. Semua input pada tombol teregistrasi secara presisi.

Corsair K63 13

Lalu apakah K63 cocok buat menangani semua jenis permainan? Saya sendiri bukanlah gamer MOBA, dan belum bisa memberi banyak komentar soal pentingnya kehadiran tombol macro. K63 tidak mempunyai tombol macro, dan umumnya orang yang mencari papan ketik tenkeyless lebih mengutamakan faktor mobilitas ketimbang kelengkapan input.

Corsair K63 12

Walaupun begitu, saya berani bilang bahwa Corsair K63 sangat optimal digunakan buat bermain Titanfall 2, Ghost Recon Wildlands, Mass Effect Andromeda, sampai Fallout 4. Pengalaman gaming terhidang sangat baik tanpa mengharuskan saya mengonfigurasi fungsi tombol. Khususnya di Titanfall 2, saya sedikit harus beradaptasi karena cukup lama memakai keyboard chiclet di laptop. Efeknya, menekan tombol Alt kiri membuat jempol lebih masuk ke sisi dalam telapak tangan saat jari lainnya berada di W, A, D dan Shift.

Corsair K63 25

Bahkan tanpa wrist rest, jari saya tetap mudah meraih tombol angka. Biasanya, saya menaikkan posisi keyboard dengan menarik stand sewaktu mengetik dan menurunkannya saat ber-gaming agar pergelangan tangan tidak terlalu menekuk.

Corsair K63 27

Meski tombol macro tidak ada, Corsair Utility Engine memperkenankan Anda memprogram ulang tiap tombol di sana – misalnya menambahkan fungsi tertentu saat dipadukan bersama klik mouse atau scroll wheel.

Corsair K63 26

Masukan buat para pemilik K63 adalah jangan lupa untuk membersihkan keycap sehabis bekerja atau bermain dengan kain katun atau lap microfiber lembap. Minyak dari tangan Anda berpotensi menggerus permukaan doff tombol, membuatnya jadi mengilat. Alkohol isopropyl dapat digunakan buat membantu membersihkan, tapi dalam dosis yang kecil – jangan langsung dituang karena bisa merusak warna keycap.

Corsair K63 1

Verdict

Satu hal perlu digarisbawahi: Corsair K63 bukanlah produk ideal bagi Anda yang mencari keyboard berpenampilan mewah. Faktanya, ia boleh dibilang merupakan produk papan ketik mekanik kelas entry-level kreasi perusahaan komponen PC asal Amerika Serikat itu. Tetapi dengan fokus mengedepankan aspek-aspek krusial bagi gaming, Corsair dapat menekan harga K63 serendah mungkin.

K63 adalah kandidat kuat keyboard mekanik gaming tenkeyless terbaik. Resistensi switch Cherry MX Red-nya ringan, penampilannya padat, desainnya ringkas, tersedia tombol media, backlight-nya terang, dan build quality-nya tidak mengecewakan. Walaupun bukan atlet esport, saya tidak segan-segan menyarankan K63 ke sesama pecinta shooter dan action kompetitif, kecuali jika bagi mereka LED satu warna belum cukup memuaskan.

Sudah tersedia di Indonesia, Corsair K63 bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 1,1 juta.

Keyboard Mekanik Logitech G Pro Diramu Secara Cermat Untuk Para Atlet eSport

Di bulan Agustus silam, perusahaan spesialis periferal Logitech memperkenalkan G Pro, mouse gaming favorit pemain CS:GO Tyler ‘Skadoodle’ Latham yang mengusung aspek-aspek terbaik dari G100s dan G303. Tapi kehadirannya belum terasa lengkap tanpa dukungan papan ketik, dan belakangan Logitech memang sedang sibuk menggodok keyboard gaming baru.

Dan pada tanggal 7 Maret 2017 kemarin, Logitech mengumumkan anggota baru keluarga G Pro, kali ini sebuah keyboard mekanik yang dipersenjatai switch Romer-G buatan sang produsen sendiri. Seperti varian mouse-nya, papan ketik G Pro tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Logitech dengan para gamer profesional. Kerja sama itu dilakukan demi memastikan device betul-betul memenuhi kebutuhan konsumen.

Logitech G Pro Mechanical Keyboard

Logitech G Pro Mechanical Gaming Keyboard adalah papan ketik tenkeyless dengan desain yang menitikberatkan aspek portabilitas. Absennya tombol numpad membuat ukuran keyboard jadi lebih kecil sehingga ia mudah dibawa-bawa, serta memberikan ruang lebih banyak untuk mouse, sangat cocok buat menemani para gamer dalam turnamen. Keyboard ini mempunyai dimensi 153×34,3×14,19mm dan bobot 980-gram.

Logitech G Pro Mechanical Keyboard 1

Mendukung faktor mobilitas tersebut, keyboard juga memiliki kabel USB yang bisa dilepas. Fitur ini juga meminimalisir peluang kerusakan kabel dan connector akibat tak sengaja tertarik dan terkocok ketika keyboard sedang disimpan dalam tas. Menyempurnaan sisi daya tahannya, Logitech memperkuat tubuh keyboard dengan pelat baja di belakang.

Logitech G Pro Mechanical Keyboard 3

Switch mekanik Romer-G yang menjadi jantung dari kapabilitas keyboard G Pro dijanjikan mampu menyuguhkan keakuratan, kecepatan serta responsitivitas tinggi. Dengan titik ‘actuation‘ pendek di 1,5-milimeter, switch ini dapat membaca input 25 persen lebih cepat dibanding garapan kompetitor, sengaja difokuskan untuk mendongkrak performa gaming. Dan Anda tidak perlu mencemaskan ketangguhannya, tuts di keyboad G Pro bisa menerima input hingga 70 juta kali.

Logitech G Pro Mechanical Keyboard 5

Papan ketik Logitech G Pro juga dibekali pencahayaan RGB dan ditunjang oleh lebih dari 300 profile di Logitech Gaming Software. Artinya, keyboard ini mampu mengenali ratusan game dan bisa menyesuaikan setting dengan judul tersebut. Via aplikasi yang sama, Anda juga dipersilakan mengustomisasi warna LED (ada pilihan 16,8 juta warna) serta mengakses fitur Custom Game Mod – dapat dipakai untuk menonaktifkan tombol Windows dan lain-lain.

Mengingat keyboard Logitech G Pro dirancang untuk para ‘gamer serius’, harganya memang tidak murah. Gaming gear ini dibanderol di kisaran US$ 130, kabarnya akan tersedia di bulan Maret 2017.

Sumber: Logitech.