Apakah kamu pernah mendengar istilah FOMO? Sebuah diksi yang belakangan mulai digunakan dalam media sosial untuk menunjuk orang yang terkesan ‘ikut-ikutan’ trend. Tapi apakah kamu tau jika istilah ini benar-benar ada di dunia kejiwaan bahkan sejak beberapa tahun yang lalu?
Untuk lebih jelasnya, Dailysocial.id akan menjelaskannya padamu.
Pengertian FOMO
Fear of Missing out alias FoMO, yang didefinsikan sebagai ketakutan seseorang akan kehilangan kesempatan sosial sehingga mendorong orang tersebut agar selalu terhubung terus-menerus dengan orang lain dan mengikuti berita terbaru mengenai berbagai hal yang dilakukan orang lain (Przybylski, dkk, 2013).
Perasaan takut, cemas, serta khawatir tersebut menyebabkan individu
mengalami kesulitan dalam menguasai lingkungan, menjalin relasi positif dengan orang lain, dan menerima dirinya. Studi menunjukkan bahwa
orang yang menghadapi FoMO lebih mungkin terjerumus dalam tuntutan
psikologis untuk tetap terhubung dan berhubungan dengan orang lain (Beyens, dkk, 2016).
Fenomena FOMO sangat erat kaitannya dengan media sosial di era saat ini khususnya. Pada era digital ini, sosial media sudah menjadi salah satu kawan akrab. Berkat adanya media sosial komunikasi dapat terjalin tanpa batas jarak, ruang, dan waktu.
Selain berinteraksi, media sosial membuka informasi seluas-luasnya bagi seluruh orang di dalamnya bahkan tanpa perlu mereka mengenal satu sama lain.
Gejala-Gejala Seseorang Terkena FOMO
Seperti yang dilansir VeryWellMind, perasaan FOMO ini dapat terjadi pada semua gender dan umur. Seseorang yang mengalami FOMO memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah karena terus membandingkan hidupnya dengan orang lain. Kemudian timbul pertanyaan apakah kita termasuk yang mengalami perasaan FOMO? Kenali gejala-gejala berikut yang mungkin muncul.
- Selalu mengecek gadget. Kebiasaan memegang gadget seakan sudah tidak bisa dihilangkan. Seseorang yang mengalami FOMO akan selalu mengecek ponsel tepat ketika bangun tidur bahkan sebelum tidur seakan tidak mau ketinggalan berita apapun.
- Lebih peduli dengan media sosial daripada kehidupan nyata akibatnya muncul keinginan untuk diakui orang lain di dunia maya.
- Selalu ingin tahu kehidupan orang lain.
- Selalu ingin tahu gosip terbaru.
- Mengeluarkan uang melebihi kemampuan dan membeli hal yang sebenarnya tidak penting dengan dalih agar tidak ketinggalan zaman.
- Mengatakan “ya” bahkan disaat sedang tidak ingin.Hal ini sering terjadi ketika seseorang tidak ingin ketinggalan apapun sehingga selalu menerima setiap ajakan yang sebenarnya tidak menarik atau tidak perlu.
Dampak Negatif FOMO terhadap Finansial
Persis seperti yang dijelaskan. FOMO adalah sindrom yang dapat berdampak negatif tidak hanya pada kehidupan sosial, tetapi juga secara finansial. Dari perspektif keuangan, efek negatif dari FOMO adalah:
Menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak berarti (konsumtif)
FOMO menciptakan perasaan cemas dan khawatir, dan membuat kamu ingin mengikuti perkembangan orang-orang di sekitar. Ketakutan akan ketinggalan zaman ini dapat membebani dompet kamu dalam kehidupan sehari-hari.
Asal memilih investasi saham
Saat berinvestasi, ada beberapa pertimbangan dalam memilih saham, antara lain risiko saham, likuiditas saham, dan kinerja jangka panjang saham. Dengan penawaran saham yang terbatas dan harga yang cukup tinggi, para trader seringkali lupa untuk melakukan analisanya.
Nekat mencari hutang
FOMO adalah tahap ketika seseorang tidak ragu untuk mencari semua cara yang mungkin untuk menghilangkan kecemasan dan rasa takut ketinggalan.
Sulit untuk menabung
Tidak hanya itu, dampak negatif dari FOMO membuat kita merasa perlu membeli barang-barang tren. Hal ini dikarenakan dengan membeli barang tersebut seseorang akan mendapatkan endorsement dari orang lain di media sosial. Perilaku ini membuat sulit untuk menyimpan sebagian uangmu.
Mencegah Terjadinya FOMO
Emosi FOMO yang tidak terkendali dapat menyebabkan hal-hal negatif seperti kelelahan, stres, depresi, dan bahkan gangguan tidur. Perasaan ini menimbulkan ketidakpuasan dengan hidup seseorang dan perasaan bahwa apa yang telah dilakukan atau dialami tidak pernah cukup.
Hal ini juga dapat menyebabkan masalah keuangan, seperti yang disebutkan dalam gejala di atas. Namun, perasaan FOMO ini dapat dikurangi dengan tips berikut.
Fokus pada diri sendiri
Tidak mungkin bagi semua orang untuk selalu up-to-date. Seperti halnya kebahagiaan, seseorang tidak bisa bahagia sepanjang waktu. Tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain karena tidak semua orang hidup dengan cara yang sama.
Batasi penggunaan media sosial dan gadget
Seperti dijelaskan di atas, salah satu penyebab FOMO disebabkan oleh postingan dan pembaruan media sosial orang lain. Oleh karena itu, membatasi penggunaan media sosial dapat mengurangi FOMO pada dirimu.
Mencari relasi sosial nyata
Kita adalah makhluk sosial dan kita sangat membutuhkan orang lain. Itulah mengapa penting untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain, bukan hanya di media sosial. Saat kamu memprioritaskan relasi kehidupan nyatamu, perasaan FOMO perlahan memudar dengan sendirinya.
Hargai dirimu
Menyadari bahwa ada banyak hal baik yang kamu miliki atau lakukan, dan selalu mensyukurinya, dapat membantu mengurangi rasa iri dan kekurangan dalam dirimu.Cobalah untuk fokus pada apa yang sedang kamu kerjakan daripada mencarinya.
Jadi jangan sia-siakan hidup kamu dengan perasaan bahwa kamu tidak akan pernah merasa cukup. Nikmati saat-saat yang menanti kamu di masa depan dan berhenti membandingkan hidup kita dengan orang lain.
Referensi:
Przybylski, A.K., Muryama, K., DeHaan,C.R., & Gladwell, V. (2013). Motivational, emotional, and behavioral correlates of fear of missing out. Computers in Human Behavior, 29, 1841- 1848