Imajinasi ialah bumbu yang membuat segala sesuatu jadi lebih mengasikkan. Di masa kecil, ingatkah Anda saat mencoba melompat dari kursi ke kursi (atau mungkin furnitur lain) sembari membayangkan lantai sebagai lahar, pada akhirnya memporak-porandakan isi rumah? Ada kabar gembira untuk Anda, satu tim developer mengadopsi ide ini dan mengadaptasinya jadi game.
Klei Entertainment, talenta yang bertanggung jawab atas hadirnya Don’t Starve dan Mark of the Ninja ke tangan gamer belum lama mengumumkan karya baru mereka lewat sebuah trailer. Game berjudul Hot Lava tersebut merupakan realisasi dari segala khayalan masa kecil Anda, menantang pemain untuk mencari cara buat melewati level tanpa menyentuh lantai karena berubah jadi lahar.
Developer memang belum mengungkap terlalu banyak detail, hanya menjelaskan garis besar formula permainan. Gameplay-nya tepat seperti yang kita semua bisa bayangkan, namun berdasarkan trailer, Klei turut memperkaya sejumlah aspek di game. Hot Lava memiliki elemen-elemen parkour dari Mirror’s Edge dan trilogi Prince of Persia, dipadu sedikit kekonyolan ala Borderlands.
Setting permainan cukup bervariasi, menyajikan lokasi-lokasi familier seperti rumah serta sekolah. Anda tidak hanya bisa melompat dari objek ke objek, tapi dapat memanjat pipa dan area sempit di dinding, berayun menggunakan tali, serta berseluncur di tembok atau tali. Lalu untuk membuat semuanya jadi lebih seru, Hot Lava menyuguhkan rintangan-rintangan mirip Prince of Persia.
Menganalisis video trailer-nya lebih jauh, ada pendekatan unik pada art direction Hot Lava. Benda serta objek yang ada di permainan dirancang secara realistis, namun karakter game didesain agar menyerupai mainan, mungkin dimaksudkan buat memberi kesan bahwa tokoh-tokoh di sana adalah action figure. Skala karakter juga lebih kecil dibanding orang dewasa, setara dengan tubuh anak-anak.
“Hot Lava membawa Anda kembali ke imajinasi masa kecil. Ayo hidupkan kembali masa-masa penuh kegembiraan dan kekacauan itu, melintasi dunia berbeda, dari mulai lorong-lorong di sekolah hingga memori mengenai ketakutan terbesar Anda. Permainan menitikberatkan kelincahan dan kecerdikan, dan Anda harus mengeluarkan seluruh kemampuan untuk melewati rintangan. Tapi apapun yang Anda lakukan, jangan pernah menyentuh lantai,” tulis Klei di Steam.
Sejauh ini Hot Lava baru dikonfirmasi akan hadir di platform PC, walaupun belum diketahui kapan ia akan tiba. Anda bisa mendaftarkan diri buat mengikuti tes beta di PlayHotLava.com.
Banyak developer besar membuktikan bahwa eksekusi jitu dan kematangan teknis tak kalah penting dari ide orisinil. Meskipun tak sedikit orang melihat kesamaan Overwatch dengan Team Fortress 2, Blizzard membenamkan beragam elemen unik ke dalam game sehinga formulanya terasa segar. Setidaknya inilah kesan yang saya dapatkan selama menjajal Overwatch di masa open beta.
Sebelum membahas lebih detail, saya ingin sedikit meng-highlight fenomena menarik selama periode uji coba ini berlangsung. Pertama, ada lebih banyak rekan sesama gamer menikmati Overwatch dibanding Battleborn ataupun Star Wars Battlefront. Lalu saya juga setuju pada salah satu komentar: Overwatch bukanlah permainan eksklusif para ahli bidik. Melipahnya pilihan hero memungkinkan gamer beradaptasi terhadap situasi dan bebas bermain dengan gaya mereka.
Technical & graphics
Secara teknis, Blizzard Entertainment sama sekali tidak mengecewakan. Open beta Overwatch terasa sematang versi retail. Developer mengerti bagaimana seharusnya game shooter online dibuat. Ia tidak menuntut Anda menyediakan hardware canggih, tidak pula memakan ruang terlalu banyak di hard drive, dan gamer cuma memerlukan beberapa kali klik saja untuk masuk ke pertandingan.
Buat pengujian, saya menggunakan versi PC di notebook MSI Prestige PX60 – menyimpan GPU GeForce GTX 950M, Intel Core i7-4720HQ dan RAM 16GB. Di setting grafis default di 1080p, Overwatch berjalan sangat mulus, mengamankan frame rate di atas 50 per detik. Seperti yang Blizzard bilang sebelumnya, hampir seluruh konten game bisa diakses, termasuk ke-21 karakter, seluruh map, mode permainan, sampai Loot Box. Dan hebatnya, Overwatch hanya mengonsumsi ruang 6GB.
Bagi saya pribadi, tak ada yang dapat dikritisi dari sisi grafis. Blizzard telah memutuskan buat mengusung arahan ala Pixar dan itulah yang kita dapatkan. Overwatch menyajikan visual cerah serta penuh warna. Petunjuk warna secara intuitif menginformasikan pemain mana lawan dan mana kawan. Tiap karakter mempunyai animasi unik, dan di sejumlah adegan (emote atau saat Reinhardt mengaktifkan shield), perspektif berubah dari orang pertama ke third-person.
Kendala yang saya temui berkaitan dengan koneksi internet. Beberapa kali di dalam pertandingan, sambungan ke server (Asia) tiba-tiba terputus dan saya harus keluar dan menekan tombol Play di app Battle.net agar bisa kembali masuk ke game.
Gameplay
Saat baru memulai, Overwatch akan menuntun Anda melewati tahapan: tutorial, practice (di mana Anda dapat menjajal semua hero), kemudian Play vs. AI. Sesudah itu, Anda baru ‘diperbolehkan’ memilih Quick Play. Satu dari banyak aspek yang saya puji dari Overwatch adalah cara Blizzard meramu tiap hero sehingga gamer mudah beradaptasi tanpa menghilangkan kejutan serta gaya distingtif.
Contohnya begini, Genji ialah ninja, dan sangat mematikan di jarak menengah. Gamer awam umumnya akan memanfaatkan kelincahan (ia bisa melompat dua kali di udara) serta jarak tempuh proyektil shuriken yang jauh; namun pemain veteran tak takut buat bertarung secara langsung, apalagi Genji mempunyai kemampuan memantulkan peluru serta skill menyabet katana ala Kenshin Himura.
Jika Anda masih bingung menentukan karakter, Blizzard menandai tingkat kesulitannya dengan bintang: satu artinya gampang digunakan, dan tiga maksudnya paling menantang. Sebelum memulai match, Overwatch akan menganalisis struktur tim serta memberi tahu misalnya Anda butuh lebih banyak hero defense, tidak ada support ataupun sniper, dan sebagainya. Tim jadi maksimal jika komposisinya seimbang – saya merasakan langsung bagaimana berantakannya tim yang diisi oleh tiga orang sniper.
Koordinasi memang krusial, dan agar efektif, Anda disarankan memakai set headphone dan mic. Tapi Blizzard juga tak lupa menyediakan shortcut dial untuk mengaktifkan perintah-perintah penting semisal ‘regroup on me‘ atau ‘affirmative‘ demi menyederhanakan komunikasi, karena chatting mustahil dilakukan di tengah-tengah pertempuran.
Mudah dipelajari namun sukar dikuasai, itulah yang saya rasakan dari Overwatch. Seiring waktu bermain, Anda akan mengetahui hero terbaik untuk situasi tertentu; namun kreativitas dan improvisasi tak kalah esensial. Contoh: saya menyadari skill ultimate D.Va, yaitu meledakkan mech miliknya, sangat efektif buat membersihkan capture point dari gerombolan musuh.
Lalu di skenario lain, turret punya Torbjorn ternyata sangat ampuh jika diposisikan di area yang tepat. Dan seringkali, pertahanan dapat menjadi metode serbu efisien: di misi escort, letakkan turret di atas payload, Reinhardt membantu melindunginya dengan shield, Mercy/Zenyatta mendukung via healing, lalu sisanya berupaya membungkam lawan sebanyak mungkin.
Detail-detail kecil seperti inilah yang perlu diapresiasi dari Overwatch. Irama permainannya dinamis, dan bahkan di situasi paling genting sekalipun, pemain bisa membalikkan keadaan. Membunuh musuh sebanyak-banyaknya belum tentu Anda menang. Sejauh ini saya tidak marasakan ada hero yang terlalu kuat dan tak seimbang, tapi tentu saya punya karakter favorit: Genji, Tracer, Torbjorn, Pharah, D.Va dan Zenyatta.
Verdict
Meskipun saya tetap menentang praktek pre-order game, saya bisa memahami jika gamer akhirnya tergoda buat memesan Overwatch sebelum tanggal tayangnya. Selama open beta berlangsung, permainan setidaknya dua kali terkena patch kecil, indikasi positif bahwa Blizzard berupaya maksimal agar peluncuran Overwatch berjalan lancar. Entah Anda menyukai FPS atau tidak, saya merekomendasikan Anda untuk mencobanya sendiri.
Dan mengenai open beta-nya, Blizzard mengumumkan periode uji coba Overwatch diperpanjang hingga tanggal 10 Mei pukul 10:00 PDT atau hari Rabu tanggal 11 Mei jam 00:00, berlaku baik buat versi PC, PlayStation 4 maupun Xbox One. Setelah beta ditutup, selanjutnya permainan akan dirilis pada tanggal 24 Mei 2016.