Pionir mobil elektrik komersial Tesla Motors baru-baru ini memperkenalkan varian baru dari salah satu sedan elektrik terpopuler di industri otomotif, Model S. Mengusung label P100D, varian ini punya jarak tempuh dan akselerasi yang fenomenal.
Sedikit penjelasan soal huruf dan angka tersebut: “P” menandakan “Performance”, sedangkan “D” berarti motor elektrik yang digunakan ada dua yaitu di depan dan di belakang. Angka “100” sendiri mengindikasikan kapasitas baterainya, yakni 100 kWh.
Kapasitas baterai yang lebih besar otomatis berdampak pada jarak tempuh mobil. Pada kenyataannya, Tesla Model S P100D adalah mobil elektrik komersial pertama yang bisa menempuh jarak lebih dari 600 km dalam satu kali charge.
Efisiensi daya sehebat itu ternyata juga dibarengi dengan dongkrakan performa. Akselerasi dari 0 – 100 km/jam dapat dicapai P100D dalam waktu 2,5 detik dalam mode Ludicrous. Menurut klaim Tesla, angka ini menjadikan P100D sebagai mobil komersial tercepat ketiga setelah LaFerrari dan Porsche 918 Spyder yang dua-duanya berharga selangit dan diproduksi secara terbatas.
Tidak cuma Model S, SUV Model X juga kebagian varian P100D. Kasusnya sama, jarak tempuhnya meningkat menjadi 542 km dalam satu kali charge, sedangkan akselerasinya naik menjadi 2,9 detik untuk 0 – 100 km/jam.
Menariknya, Tesla menawarkan opsi upgrade kepada para pemilik varian P90D seharga $20.000. Seandainya mereka telah memesan P90D tapi mobil belum dikirim, upgrade ke varian P100D bisa ditebus seharga $10.000.
Menyusul pengumuman Tesla Model 3, perusahaan pimpinan Elon Musk tersebut belum lama ini memperkenalkan versi anyar sedan elektrik kebanggaannya, Model S, sekitar empat tahun sejak ia menjalani debutnya.
Tesla Model S 2017 membawa sejumlah perubahan, utamanya dari segi desain bagian depannya. Wajahnya kini semakin mirip dengan Model X, dimana tak ada lagi grille berukuran besar yang memisahkan kedua lampu depannya.
Apakah absennya grille ini bakal berdampak pada performa Model S? Tentu saja tidak, mengingat ia sama sekali tak mengemas mesin di bawah kap mesinnya, sehingga grille yang berperan sebagai ventilasi udara pun hampir tidak ada gunanya.
Bentuk lampu depannya sendiri agak berubah, dan kini mengemas bohlam LED adaptif secara menyeluruh. Lampu sein-nya sendiri terdiri dari 14 bohlam LED yang bisa menyala dalam tiga mode yang berbeda.
Pembaruan lain terletak pada sistem filtrasi udara Model S, dimana sekarang sudah memenuhi standar medis HEPA (high-efficiency particulate arrestance). Secara teori, sistem ini mampu menyaring 99,97 persen partikel udara berukuran 0,3 mikron.
Dari segi performa, sepertinya tidak ada yang berubah. Pilihan baterainya masih terbatas sampai 90 kWh. Pun demikian, Tesla akan menawarkan charger dengan daya pengisian yang lebih cepat, sanggup menyalurkan arus listrik sebesar 48 ampere (naik dari 40 ampere), dan tersedia pula varian 72 ampere.
Charger baru ini sejatinya akan sangat ideal untuk konsumen di negara-negara yang belum tersentuh jaringan Tesla Supercharger, seperti di Indonesia. Wahai Tesla, kapan kalian akan menjejakkan kaki secara resmi di nusantara?
Tanggal 31 Maret 2016 kemarin adalah momen bersejarah bagi Tesla Motors. Pada hari itu, CEO Elon Musk memperkenalkan mobil keempat sekaligus yang terpenting di sepanjang sejarah perusahaannya: Tesla Model 3.
Mobil keempat, tapi kenapa namanya Model 3? Untuk menjawabnya, kita harus lebih dulu memahami visi awal Tesla yang mereka sebut dengan istilah “Master Plan”. Sederhananya, Tesla ingin mewujudkan komersialisasi mobil elektrik dalam tiga tahap.
Tahap yang pertama adalah mengubah pandangan dunia bahwa mobil elektrik itu jelek, lambat dan sama sekali tak menarik. Misi itu dicapai lewat Tesla Roadster, dengan desain sporty dan performa yang beringas. Namun karena teknologinya masih baru, banderol harga yang ditetapkan pun harus tinggi, sekaligus sebagai modal untuk memulai tahap yang kedua.
Tahap kedua adalah menciptakan mobil elektrik berkualitas yang bisa dijangkau oleh kalangan yang lebih luas. Lagi-lagi misi itu terwujudkan, kali ini lewat Tesla Model S. Namun setelahnya, Tesla menilai kategori SUV juga memegang peran penting dalam industri otomotif. Maka dari itu, lahirlah Tesla Model X.
Tahap ketiga dan yang terakhir adalah menjadikan mobil elektrik sebagai produk mainstream. Inilah alasan mengapa kehadiran Model 3 sangat penting. Ia merupakan mobil elektrik paling terjangkau yang pernah Tesla buat. Namun semua aspek ekonomis itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap kualitasnya.
Dari segi fisik, sangat terlihat bahwa Model 3 merupakan peleburan dari Model S dan Model X. Saya bingung antara menyebutnya sedan atau hatchback, tapi yang pasti desainnya sangat memikat, apalagi setelah melihat bagian atapnya yang merupakan panel kaca secara menyeluruh yang menyambung hingga ke kaca depan.
Minimalis merupakan faktor penting di Model 3. Hal ini tampak jelas ketika memasuki kabin berisi lima orangnya. Bagian dashboard-nya begitu bersih, dimana hanya ada satu LCD berukuran 15 inci yang menjadi panel instrumen utama bagi pengemudi. Selain sedikit lebih kecil dari milik Model S dan Model X, LCD ini ditempatkan dalam posisi horizontal, bukan vertikal.
Soal performa, Elon Musk dengan bangga menegaskan pada event peluncurannya bahwa Tesla tak pernah menciptakan mobil yang lamban. Model 3 sendiri bisa menembus angka 100 km/jam dalam waktu kurang dari 6 detik. Sedangkan jarak tempuhnya bisa mencapai 346 kilometer untuk sekali charge, dan pastinya bakal ada varian dengan baterai berkapasitas lebih besar yang punya jarak tempuh lebih jauh lagi.
Seluruh varian Model 3 datang dengan dukungan atas Tesla Supercharger, alias metode charging baterai super-cepat. Selain itu, mobil anyar ini juga mengusung fitur Autopilot sebagai standar, yang berarti konsumen tak perlu mengucurkan dana ekstra untuk bisa menikmati fitur kemudi semi-otomatis ini.
Semua ini ditawarkan dalam harga $35.000 saja untuk varian paling mendasarnya. Musk yakin bahwa kita tak bakal bisa mendapatkan mobil yang lebih baik lagi dibanding Model 3 dalam rentang harga ini. Sayang, Tesla baru bisa memenuhi pesanan konsumen yang membeludak paling cepat di akhir tahun 2017.
Sepanjang kiprahnya, pabrikan otomotif Tesla Motors ingin membuktikan bahwa mobil listrik bisa masuk dalam kategori apa saja. Di kategori mobil sport, Tesla punya Roadster. Di kategori sedan, Tesla punya Model S, yang benar-benar revolusioner di segala aspek. Tapi Tesla belum mau berhanti, mereka kini punya mobil listrik di kategori SUV. Namanya Tesla Model X. Continue reading Tesla Resmi Luncurkan SUV Elektrik Perdananya, Model X→
Obsesi manusia untuk membangun koloni di luar angkasa perlahan menumbuhkan ide-ide baru di kalangan para ilmuwan dan penggiat teknologi. Salah satunya adalah Elon Musk. Bagi yang belum mengetahui, bos Tesla Motors ini juga memiliki perusahaan SpaceX yang berfokus pada perkembangan teknologi transportasi luar angkasa. Continue reading Bos Tesla Motors Ingin Bangun Jaringan Internet Luar Angkasa→