Tag Archives: Teten Masduki

MSME Empowerment Report 2021

Laporan DSInnovate: Pemberdayaan UMKM di Indonesia 2021

Selama bertahun-tahun, sektor UMKM terus memainkan peran pentingnya sebagai tonggak perekonomian nasional. Berbagai survei dan data telah memvalidasi besarnya sumbangsih nilai ekonomi yang dihasilkan dari sana, termasuk kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja dan pemberdayaan masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan dampak positif yang dihasilkan, tentu menjadi tugas bersama untuk menjaga agar pertumbuhan UMKM nasional tetap berkelanjutan.

Mengamati perkembangannya dalam dua-tiga tahun terakhir, digitalisasi menjadi salah satu aspek yang cukup menonjol. Upaya tersebut diadopsi untuk menghasilkan efisiensi proses bisnis dan memungkinkan terbukanya akses pasar yang lebih luas. Terlebih di saat pandemi UMKM skala mikro-kecil tergolong rawan terdampak gejolak ekonomi, digitalisasi dinilai dapat menjadi jalan tengah untuk menyelamatkan mereka.

Transformasi digital UMKM mendapatkan perhatian dari para inovator teknologi, khususnya pelaku startup digital. Ragam layanan aplikasi kemudian dihadirkan dan terus bermunculan, mulai dari solusi yang mendukung proses operasional, finansial, pemasaran, penjualan, sampai personalia. Adopsinya pun terlihat kencang, terbukti dengan traksi layanan aplikasi yang terus meningkat dari waktu dan waktu, di samping dukungan pemodal ventura untuk para startup terkait.

Untuk melihat tren adopsi teknologi di UMKM secara lebih mendalam, DSInnovate merilis laporan bertajuk “MSME Empowerment Report 2021: Revive and Thrive with Digitalization” yang didukung oleh Lazada, Sirclo, Xendit, dan Youtap.

Dalam prosesnya dilakukan riset kualitatif dan kuantitatif, melibatkan responden dari berbagai kalangan, mulai dari pelaku UMKM di berbagai daerah, founder startup teknologi, sampai pemerintah. Laporan ini terdiri dari lima bagian utama, sebagai berikut:

  • Lanskap UMKM di Indonesia; membahas tentang gambaran umum dan kondisi ekosistem UMKM di Indonesia saat ini, termasuk kategori bisnis dan dampak yang dihasilkan.
  • Tantangan umum UMKM di Indonesia; membahas terperinci tiga tantangan utama yang banyak diisukan, mulai dari finansial, operasional, dan ekspansi bisnis.
  • Adopsi teknologi oleh UMKM; mendalami teknologi yang diterapkan pelaku UMKM dan tingkatan adopsinya — termasuk manfaat yang didapat dari layanan digital yang diimplementasikan dalam bisnisnya.
  • Dampak pandemi bagi UMKM; melihat dampak pandemi pada bisnis UMKM dan bagaimana pandangan pelaku UMKM dalam menyongsong era normal baru.
  • Regulasi terkait UMKM; membahas aspek regulasi dan dukungan pemerintah untuk kemajuan industri UMKM di Indonesia.

Ada banyak temuan menarik yang dirangkum dalam laporan. Salah satunya, berdasarkan survei yang dilakukan ke 100 pelaku UMKM, 83% di antaranya sudah menggunakan produk atau layanan startup digital untuk memaksimalkan bisnisnya. Sebanyak 95% dari yang sudah mengadopsi layanan tersebut mengaku mendapatkan peningkatan produktivitas.

Untuk laporan selengkapnya, unduh gratis melalui tautan berikut ini: MSME Empowerment Report 2021.

Grab Ventures Velocity Ke 3

Grab dan BRI Ventures Resmi Membuka “Grab Ventures Velocity” Gelombang Ketiga

Warung makan dan logistik menjadi tema pilihan Grab untuk gelombang ketiga program Grab Ventures Velocity (GVV). Potensi pasar yang sedang besar-besarnya menjadi alasan mereka memilih kedua vertikal tersebut.

GVV merupakan program akselerasi milik Grab yang berjalan sejak 2018. Sejasa, BookMyShow, SayurBox, dan Qoala adalah beberapa nama startup yang dipilih dari dua gelombang yang sudah diadakan.

Banyaknya pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) adalah alasan fundamental kenapa usaha mikro dalam berbagai sektor jadi peluang bagi startup digital. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, warung merupakan salah satu jenis usaha mikro yang punya masa depan cerah jika terhubung dengan ekosistem.

“Jumlah usaha mikro itu 63 jutaan mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan sampai warung; namun sesuai namanya usahanya mereka kecil-kecil, di sektor pertanian lahan mereka pun sempit. Jadi dibutuhkan startup baru yang bisa jadi partner usaha mikro untuk bisa terhubung dalam ekosistem,” ujar Teten.

Managing Director Neneng Gunadi menambahkan, meningkatnya industri kuliner dan kebutuhan pergudangan serta pengantaran untuk mendukung dunia usaha.

“Untuk usaha warung makan itu potensinya cukup besar, kuliner jadi sesuatu yang ngetren. Kedua, logistik jadi sangat penting di Indonesia. Jadi pada tahun ini kita menyasar ke dua hal itu,” sambung Neneng.

Gandeng BRI Ventures

Grab menggandeng BRI Ventures sebagai mitra strategis penyelenggeraan GVV tahun ini. Dalam kerja sama ini baik Grab maupun BRI Ventures sama-sama urunan dana dan fasilitas untuk mengakomodasi peserta.

“Tidak hanya cash, tapi fasilitas juga. Ekosistem yang dimiliki oleh Grab dan ekosistem yang dimiliki oleh BRI, nilai alokasinya kurang lebih 50-50,” ucap CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Program GVV ini resmi dibuka mulai 03-31 Maret 2020. Sama seperti gelombang sebelumnya, Grab memperkenankan startup dalam negeri maupun luar negeri mengikuti program akselerasi ini.

Dan serupa sebelumnya, Grab menjanjikan startup yang diterima dalam program ini akan mendapatkan pilot project untuk menjajakan layanan mereka di platform Grab. Itu artinya startup tersebut punya kesempatan memperkenalkan produknya ke puluhan juta pengguna Grab.

“Itu kan sesuatu banget, karena mereka bisa memaksimalkan customer kita. Mereka bisa cek, pertumbuhannya akan seperti apa karena basisnya besar banget. Mereka juga akan dapat bimbingan dari C-level startup termasuk dari kami tentang bagaimana caranya agar jadi unicorn,” pungkas Neneng.

Program GVV gelombang ketiga ini dijadwalkan berlangsung selama 16 minggu. Pihak Grab berharap akan ada lebih banyak yang bergabung ke dalam program ini dengan asumsi dampak yang diberikan ke masyarakat juga akan lebih besar dari sebelumnya.

Disclosure: DailySocial.id adalah strategic partner Grab Ventures Velocity batch 3