Tag Archives: The Daily Dot

Sajikan Medan Tempur Perang Dunia Pertama Merupakan Arahan Tepat Bagi Battlefield 1

Meski didukung nilai produksi tinggi, kelemahan utama Star Wars: Battlefront ialah kontennya yang ringan dan casual. Itu mengapa penantian Battlefield 1 terasa menggelisahkan bagi fans. Mereka cemas ‘penyakit’ Battlefront akan menular ke game baru DICE itu, apalagi gamer masih bisa mengingat kurang mulusnya pelepasan Battlefield 4. Lalu bagaimana nasib Battlefield 1?

Battlefield 1 dijadwalkan untuk meluncur tanggal 21 Oktober besok, dan game sudah lebih dulu dijajal oleh para media ternama. Kabar gembiranya, ulasan-ulasan mereka mengindikasikan bahwa DICE berhasil meramu permainan secara optimal. Developer lagi-lagi membuktikan, mengombinasikan elemen sejarah dengan formula action merupakan kemahiran utama mereka.

Battlefield 1 1

Dahulu sempat memberikan skor sangat rendah untuk Battlefield 4, Polygon kini menyatakan bahwa Battlefield 1 jauh di luar ekspektasi mereka. Game memang tidak lepas dari sedikit kendala, tapi DICE tampak tidak takut mengambil resiko. Mode multiplayer  Battlefield 1 terasa berbeda, lalu singleplayer-nya digarap dengan penuh keterampilan. Selain diakui sebagai salah satu permainan terbaik di seri ini, Battlefield 1 juga menyuguhkan konten terlengkap.

Battlefield 1 4

The Daily Dot mengapresiasi cara DICE dalam membuat game jadi tidak membosankan: menghidangkan persenjataan asli ‘yang menyenangkan untuk dipakai’ meski saat itu jumlahnya tidak banyak, lalu membuat zeppelin terbang rendah sehingga bisa bertempur langsung melawan pasukan darat. Memang tidak akurat, tapi jadi sangat menyenangkan. Bagi Daily Dot, Battlefield 1 tersaji cantik dan mampu memberi rasa segar di genre action yang disesaki tema-tema futuristis.

Battlefield 1 2

Destructoid sendiri masih mengulik permainan, namun dalam review-in-progress, mereka menyampaikan kekaguman pada bagaimana Battlefield 1 menyampaikan cerita ala film dokumenter, serta berharap DICE dapat menjaga kualitas dan menyiapkan konten tambahan di singleplayer dalam season pass. Untuk multiplayer-nya sendiri, DICE memang sengaja mengorbankan aspek realisme demi keseimbangan gameplay, dan hal ini patut dipuji.

Gamespot memberikan Battlefield 1 nilai tinggi setara Overwatch, yakni 9 dari 10. Menurut reviewer Miguel Concepcion, EA berhasil membuktikan bahwa Perang Dunia pertama layak dijadikan setting permainan shooter. Developer juga mengedepankan negara-negara yang berperan besar dalam membentuk hidup kehidupan kita sekarang – beberapa dari mereka mungkin sudah tak ada lagi. Selain medium hiburan, Battlefield 1 dapat jadi alat edukasi sejarah mengasikkan.

Battlefield 1 3

Sejauh ini, penilaian terendah diberikan oleh Attack of the Fanboy. Menurut sang pengulas, bergesernya haluan Battlefield ke cerita-cerita yang lebih intim dipadu kualigas audio dan visual jempolan membuat mode singleplayer-nya sangat menarik. Sayang multiplayer-nya terasa kurang ambisius dibanding judul-judul Battlefield terdahulu, walaupun masih sanggup memuaskan fans yang menginginkan kacaunya pertempuran dan keharusan bekerja sama.

Di situs agregat review  OpenCritic, Battlefield 1 mencetak skor rata-rata 85. Sama sekali tidak mengecewakan.

YouTube Siap-Siap Untuk Jadi Platform Live Stream Gaming Ala Twitch?

Ada lebih dari 45 juta orang aktif mengakses dan melakukan live stream game tiap bulannya, dan Twitch berhasil menghimpun komunitas berkekuatan 100 juta user lebih. Spesialisasi pada streaming, Twitch berdiri kokoh tanpa terpengaruh dominasi layanan video YouTube. Tahun lalu, memang ada rumor menyebutkan bahwa Google tertarik untuk membelinya. Continue reading YouTube Siap-Siap Untuk Jadi Platform Live Stream Gaming Ala Twitch?