Tag Archives: The Walt Disney Company

Disney Kembangkan Robot Humanoid Pengganti Stuntman

Dalam pembuatan film blockbuster, hanya ada sejumput aktor dan aktris yang berkenan memerankan adegan berbahaya tanpa peran pengganti. Tapi di zaman ini, teknologi seperti motion capturing dan CGI bisa menjadi solusi, dan melihat kualitas film-film box office yang belakangan tayang, orang awam sudah tak bisa melihat batasan antara aktor dengan gambar-gambar CG.

Namun sebagai salah satu perusahaan hiburan terbesar di dunia, The Walt Disney Company terlihat begitu berambisi untuk terus mengembangkan teknologi penunjang bisnisnya – baik di ranah film layar lebar maupun wahana atraksi Disneyland. Belum lama ini, Disney memamerkan karya terbaru para insinyurnya: robot humanoid yang dapat jadi alterntif dari penggunaan stuntman atau peran pengganti.

Disney memang sudah lama memanfaatkan robot-robot animatronic di wahana-wahana andalanan di Disneyland seperti Pirates of the Caribbean hingga Pandora: The World of Avatar. The World of Pandora sendiri baru dibuka awal tahun lalu dan berhasil memukau pengunjung melalui teknologi animatronic plus audio mutakhir garapan tim Walt Disney Imagineering. Sebagian objek di sana – misalnya tumbuhan dan kadal terbang – betul-betul dibuat secara fisik.

Namun robot stuntman baru Disney bahkan lebih canggih lagi. Dalam penggarapan proyek Stuntronics tersebut, Walt Disney Imagineering berhasil membuat robot bertubuh manusia melakukan beragam manuver di udara setelah diluncurkan menggunakan kabel; misalnya berputar beberapa kali, salto sembari mengubah posisi kaki, hingga melakukan gaya terbang ala superhero.

Robot humanoid ini merupakan pengembangan lebih jauh dari eksperimen Stickman yang Disney kerjakan sebelumnya. Berwujud seperti tongkat, Stickman dapat mengubah serta memperbaiki posisinya ketika terlempar di udara. Di inkarnasi barunya itu, robot dibekali accelerometer on-board serta gyroscope yang ditopang oleh sensor laser untuk mengukur jarak.

Dengan kemampuan melakukan gerakan akrobatik kompleks, Disney bisa memberikan robot tersebut kostum dan menjadikannya pengganti stuntman di adegan-adegan berbahaya dalam pertunjukan live.

Principal R&D Imagineer Tony Dohi menjelaskan bahwa alasan Disney mengerjakan proyek Stuntronics adalah realisasi ke arah mana mereka akan menghadirkan karakter-karakter Star Wars, Pixar dan Marvel setelah ditampilkan di layar lebar. Disney yakin, selanjutnya para penggemar berharap agar tokoh-tokoh itu juga muncul sebagai bagian dari atraksi di Disneyland.

Dan mungkin di waktu yang akan datang, robot-robot Walt Disney Imagineering bukan hanya cuma bisa bermanuver di udara, tapi juga mengiringi para aktor sungguhan di panggung atraksi…

Sumber: TechCrunch.

Layanan Streaming Video Disney Kabarnya Akan Lebih Ekonomis dari Netflix

Dampak masif yang diberikan oleh meledaknya kepopularitasan layanan video on-demand adalah tumbangnya industri DVD, termasuk bisnis rental. Dan bukan cuma itu. Perubahan ini juga mendorong nama-nama besar di bidang hiburan untuk mengekspansi bisnisnya, dengan menghidangkan servis hampir serupa atau melakukan kolaborasi bersama penyedia layanan streaming.

Menariknya, langkah berbeda dilakukan oleh The Walt Disney Company. Setelah sebelumnya dilaporkan melangsungkan perundingan dengan Netflix agar perusahaan yang dinahkodai Reed Hastings itu bisa menayangkan sejumlah franchise Disney secara permanen, Disney malah mengumumkan agendanya untuk menarik semua film mereka dari Netflix di bulan September kemarin. Sebagai gantinya, mereka menyingkap rencana buat menyediakan servis streaming sendiri, dengan sebuah twist.

Disney kabarnya akan menyajikan layanan video on-demand mereka di  harga yang lebih murah dari Netflix, diungkap oleh COE Bob Iger di konferensi earnings call minggu lalu. Hal ini merupakan langkah strategis Disney karena mereka menyadari servis tersebut mempunyai konten lebih sedikit dari kompetitor utamanya. Meski begitu, Disney juga berjanji tidak ada kompromi pada kualitasnya.

Disney memang belum memberi tahu info harga paket berlangganan secara spesifik, namun perbandingan harga antara layanan streaming mereka dengan Netflix diklaim cukup ‘substansial’.

Di sana, Anda akan menemukan segala macam konten familier, di antaranya ada film-film Pixar, Lucasfilm, Marvel Studios, hingga ABC. Untuk sementara, IP-IP punya Disney yang dikembangkan buat Netflix (contohnya Daredevil, Jessica Jones, Luke Cage, dan Iron Fist) boleh jadi tetap berada di platform Netflix; sedangkan film feature seperti Rogue One: A Star Wars Story kemungkinan besar akan dipindahkan.

“Aplikasi ini nantinya akan kaya dengan konten,” kata Iger di Konferensi Komunikasi dan Hiburan Bank of America Merrill Lynch 2017 Media di Los Angeles hari Kamis kemarin. “Kami akan melepasnya secara besar-besaran.”

Ketika meluncur nanti, target utama Disney adalah merangkul pelanggan sebanyak-banyaknya, dan jika memungkinkan, mereka akan mencoba mengalihkan pengguna Netflix ke servis tersebut. Perusahaan menetapkan tahun 2019 sebagai waktu rilis layanan streaming video itu, berlaku di wilayah Amerika Serikat.

Selain itu, Disney turut mengumumkan rencana peluncuran layanan streaming ESPN standalone baru, siap hadir di tahun 2018. Sebelumnya, ESPN sempat kehilangan 12 juta pelanggan, dan memaksa mereka merumahkan tak kurang dari 100 karyawan – termasuk staf high-profile seperti reporter Marc Stein dan Chad Ford.

Via Digital Trends & CNET. Header: StarWars.com.