Tag Archives: Thomas G. Tsao

Ratu Nusa Fund VC Startup Founder Perempuan

Gobi Partners dan Ozora Yatrapaktaja Luncurkan “Ratu Nusa Fund”, Bidik Startup Indonesia yang Dipimpin Perempuan

Gobi Partners dan Ozora Yatrapaktaja berkolaborasi meluncurkan dana kelolaan “Ratu Nusa Fund” sebesar $10 juta atau sekitar 143,6 miliar Rupiah. Mereka membidik startup tahap awal (seed) hingga pre-seri A yang dipimpin oleh perempuan di Indonesia.

Dalam keterangan resminya, Ratu Nusa Fund akan difokuskan pada investasi startup Indonesia di vertikal healthtech, e-commerce/social commerce, proptech, future of work/education, fintech, dan enterprise/SME tech.

Fokusnya adalah pemberdayaan usaha yang dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan di Indonesia. Pihaknya juga membidik startup di kota-kota berkembang di Surabaya, Bali, Denpasar, Nusantara dan Medan yang selama kurang terekspos potensinya oleh para investor.

Co-founder Gobi Partners Thomas G. Tsao mengatakan, Indonesia menjadi pasar yang tepat untuk meningkatkan investasi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, mengingat saat ini terdapat sekitar 30 juta pengusaha perempuan memanfaatkan ekosistem startup yang tengah berkembang pesat.

“Selama ini pengusaha perempuan hanya mendapat porsi kecil dari investasi yang pernah dikucurkan VC, utamanya karena ada bias gender yang mengakar. Kondisi ini membuat ada banyak potensi yang belum digarap. Kami harap Ratu Nusa Fund dapat mengatasi kesenjangan ini,” tuturnya.

Founding Partner Ozora Margaret Srijaya menambahkan, pihaknya tak sabar menemukan startup-startup dengan potensi emas selanjutnya di Indonesia. Ia juga meyakini dana kelolaan ini dapat mendorong skala dampaknya di Indonesia dan pasar lain di kawasan Asia Pasifik.

“Ada banyak startup yang belum dan kurang mendapat dukungan dari VC dalam mendorong pengusaha perempuan dan bisnis berdampak yang melayani 133 juta populasi perempuan di Indonesia,” ucapnya.

Sebagai informasi, Gobi Partners membidik investasi di tahapan early hingga growth dengan fokus pada negara berkembang dan kurang terlayani (underserved). Hingga kini, Gobi telah memiliki 15 dana kelolaan dari 13 negara, berinvestasi di 310 startup di dunia, dengan beberapa portofolio seperti Crowdo, Deliveree, dan DOOgether.

Sementara, Ozora Yatrapaktaja merupakan VC yang memiliki keahlian lokal di Indonesia, jaringan, dan komunitas global dalam mengembangkan pemberdayaan usaha perempuan secara global. Margaret diketahui merupakan Founder dari komunitas online Womenpreneurs.id yang berdiri di 2018 dan Head of VC di BPP HIPMI Indonesia.

Investasi pada pemberdayaan perempuan

Pemberdayaan UMKM dan pengusaha perempuan cukup banyak mendapat sorotan di Indonesia. Tak sedikit pelaku startup yang mengembangkan produk atau layanan digital untuk melayani pengusaha perempuan di Indonesia.

Misalnya, Amartha menyalurkan pinjaman kepada pengusaha perempuan dengan model ‘tanggung renteng’. Ada pula startup baru Amaan yang memposisikan diri sebagai platform beyond financial services untuk melayani pengusaha perempuan.

Namun, ini saja dirasa tak cukup mengingat masih banyak startup yang dipimpin perempuan maupun yang melayani pengusaha perempuan yang belum terekspos oleh jaringan investor, baik dalam maupun luar negeri.

Jika melihat potensinya, data Kementerian Koperasi dan UKM mencatat terdapat lebih dari 50% dari total 64,19 juta UMKM dijalankan oleh perempuan. Sementara, laporan Kauffman Foundation menyebutkan perusahaan teknologi swasta yang dipimpin wanita, terbukti dapat lebih efisien menggunakan modal/investasi, mencapai Return of Investment (ROI) 35% lebih tinggi, dan–apabila didukung oleh VC–dapat mengantongi 12% pendapatan lebih tinggi daripada startup yang dipimpin oleh pria.

Dalam radar kami, ada pula kemitraan dana kelolaan serupa untuk perempuan, yakni YCAB Ventures bersama Moonshot Ventures melalui Indonesia Women Empowerment Fund (IWEF). Mereka punya misi untuk mendorong dampak terhadap pemberdayaan perempuan di industri startup Indonesia.

Dalam perbincangan dengan DailySocial.id, Head of Impact Investments YCAB Ventures Adelle Odelia Tanuri sempat menyebut bahwa IWEF dapat membantu mereka untuk menjangkau lebih banyak UMKM dengan berinvestasi di startup. Dengan begitu, pihaknya dapat mendorong impact lebih luas.

Tripvisto Umumkan Peroleh Pendanaan Seri A Sejuta Dollar dari Gobi Partner

Marketplace online untuk aktivitas perjalanan dan wisata Tripvisto hari ini (11/11) mengumumkan telah memperoleh pendanaan Seri A sebesar 1 juta dollar, atau sekitar 13,6 miliar Rupiah, yang dipimpin oleh Gobi Partner. Dana segar yang baru saja diperoleh ini akan digunakan Tripvisto untuk untuk mengembangkan produk, merekrut talenta, dan memperkuat aktivitas pemasaran.

CEO Tripvisto Sumartok mengatakan, “Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara dan memiliki pasar travel inbound dan outbond yang sangat menjanjikan. Kami percaya pelajaran yang dipetik Gobi Partners dari Tuniu, sebuah penyedia paket tur terkemuka di Tiongkok, akan membantu kami memperluas bisnis kami dalam skala regional.”

“Dengan ronde pendanaan ini, kami ingin memberikan pengalaman travel yang lebih menarik kepada traveler Indonesia, baik itu untuk perjalanan akhir minggu ke destinasi populer dalam negeri maupun tur luar negeri yang lebih intensif. […] Kami percaya keahlian dan sumber daya Gobi Partners yang kuat di sektor ini akan membantu kami memperluas bisnis kami di dalam dan luar Indonesia,” tambahnya.

Tripvisto dibangun pada Agustus 2014 oleh Sumartok, yang kini menjabat sebagai CEO, dan Aditya Saputra, yang kini menjabat sebagai CTO. Hingga November 2015, Tripvisto mengklaim telah berhasil menawarkan paket ke lebih dari 50 Negara dan 157 kota tujuan di seluruh dunia dengan omzet yang bertumbuh 10 kali lipat.

Dengan pendanaan ini, Tripvisto berencana untuk mengembangkan produknya dengan menambah inventori domestik dan internasional, menambah destinasi, dan opsi paket untuk tiap destinasi. Selain itu, Tripvisto juga akan menggunakan pendanaan untuk mencari dan merekrut talenta-talenta potensial, khususnya di bidang teknologi, produk, dan pemasaran. Di sisi lain, Tripvisto juga akan mengembangkan pemasaran dengan menggunakan metode inbound dan content marketing serta periklanan untuk memperkuat bisnis.

Managing Partner Gobi Partners Thomas G. Tsao mengatakan, “Dengan memanfaatkan momentum dari pertumbuhan ekonomi dan demografis Indonesia, kami percaya Tripvisto akan mampu memberikan pengalaman tur fantastis untuk lebih banyak turis outbond dan domestik di Indonesia.”

Sebagai informasi, sebelumnya Tripvisto juga telah mendapatkan pendanaan tahap awal dari East Ventures pada bulan Agustus 2014 lalu. Sumartok sendiri sebelum membangun Tripvisto pernah mendirikan layanan serupa bernama Flamingo, yang sayangnya tidak berbuah manis. Tapi, kesalahan eksekusi terdahulu itulah yang kini menjadi pelajaran besar Sumartok saat menjalankan Tripvisto.