Tag Archives: Thomas Husted

Laporan Keuangan GoTo H1 2023

Rugi Bersih GoTo Susut di Semester Pertama 2023, Kejar Profitabilitas Lewat Strategi Terjangkau

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) mencatat penurunan rugi bersih sebesar 49% (YoY) menjadi Rp7,2 triliun di semester I 2023. Dengan perbaikan adjusted EBITDA yang menyusut 69% menjadi -Rp2,8 triliun, GoTo masih optimistis dapat mencapai target profitabilitas di kuartal IV 2023.

Dalam ringkasan kinerja keuangan semester I 2023, perusahaan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp6,8 triliun atau tumbuh 102% dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya yang sekitar Rp3,39 triliun. GoTo menyebut bahwa pertumbuhan ini turut didorong oleh peningkatan monetisasi di seluruh lini bisnis dengan take rate keseluruhan mencapai 4,1% atau naik 40 bps (YoY).

Laporan keuangan GoTo H1 2023

Lini bisnis yang dirangkum dalam ringkasan kinerja ini antara lain on-demand, e-commerce, fintech, dan logistic. Secara umum, empat bisnis mencatatkan perbaikan pada adjusted EBITDA, terutama lini on-demand menyusut 87% menjadi -Rp410 miliar; serta e-commerce menyusut 80% menjadi -Rp752 miliar.

Dari sisi Gross Transaction Value (GTV), lini on-demand dan e-commerce mengalami penurunan masing-masing sebesar 7% menjadi Rp26 triliun dan 8% menjadi Rp121 triliun. Sementara, lini e-commerce mencatatkan pertumbuhan pendapatan bruto tertinggi sebanyak 14% menjadi Rp4,4 triliun.

“Produk Mode Hemat dan layanan Gojek terus mencetak pengguna baru, serta membawa kembali pengguna nonaktif. Langkah ini sejalan dengan strategi pertumbuhan inti unit bisnis on-demand untuk memperluas total pasar potensial (TAM) dengan menyasar konsumen yang memprioritaskan harga,” tulis manajemen GoTo dalam keterangan resminya.

Berdasarkan analisis internal, GoTo dapat menggandakan potensi pasar di bisnis on-demand (Gojek) apabila menjangkau lebih banyak kelompok konsumen yang memprioritaskan harga (budget customer). Maka itu, strategi ini tengah digenjot perusahaan pada layanan GoFood Hemat, GoCar Hemat, dan GoTransit Multimoda.

Pada lini e-commerce (Tokopedia), perusahaan mengklaim telah mengurangi 15% dari total biaya logistik e-commerce lewat layanan logistik in-house GoTo Logistics (GTL). Sementara di lini Financial Technology, perusahaan baru saja melepas (spin-off) aplikasi GoPay agar dapat memperluas basis pengguna secara inklusif di luar ekosistem Gojek dan Tokopedia.

Ketersediaan aplikasi GoPay juga menjadi langkah strategis GoTo untuk memperkenalkan layanan keuangan ke pengguna baru, misalnya pinjaman tunai dan kolaborasinya dengan Bank Jago dengan manajemen risiko kredit yang efektif. Pihaknya mencatat pinjaman konsumtif GoTo naik 21% (QoQ) menjadi Rp1 triliun di 2Q23

Pada lini logistic, GoTo mencatat telah melayani sekitar satu per lima pengiriman di Tokopedia. Subsidi biaya pengiriman per pesanan tercatat turun 15% sejak awal 2023. Dengan mengelola logistik secara in-house dan layanan fulfillment-nya, pihaknya dapat menurunkan biaya logistik lebih jauh.

Performa unit bisnis GoTo H1 2023

Paparan kinerja

Dalam sesi Earning Call Kinerja GoTo (16/8), Direktur Utama GoTo Patrick Walujo mengungkap bahwa cash burn masih menjadi tantangan utama mengejar profitabilitas, perusahaan telah memperketat biaya selama tiga kuartal terakhir.

Namun, GoTo mengklaim telah berhasil menekan biaya secara ekstensif, tercermin dari berkurangnya biaya insentif dan pemasaran produk sebesar 43% (YoY) atau setara dengan penghematan sebesar Rp2,7 triliun di 2Q23.

“Pemangkasan biaya berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis. Maka itu, kami tetap mengikuti guidance dengan target mencapai adjusted EBITDA positif di 4Q23. Ini bukan tujuan akhir kami, melainkan mencapai pertumbuhan profit yang berkelanjutan,” ungkap Patrick dalam sesi Q&A.

Wakil Direktur Utama GoTo Thomas Husted menambahkan bahwa perusahaan terus melakukan pemangkasan biaya yang tidak esensial bagi bisnis inti. “Kami akan fokus untuk menjadi tech independent dengan mengurangi ketergantungan pada penyedia solusi teknologi pihak ketiga. Kami sudah deep dive dan ternyata [spending-nya] besar. Kami akan deploy tim teknologi di internal dan mencari solusi untuk menjadi organisasi yang lean.”

GoTo menargetkan adjusted EBITDA di 2023 berada di kisaran -Rp3,8 triliun hingga -Rp4,5 triliun. Ini adalah revisi dari target sebelumnya, yakni antara -Rp4,6 triliun hingga -Rp5,3 triliun karena ada perbaikan kinerja di paruh pertama 2023.

Sejalan dengan perbaikan kinerja, lanjut Patrick, saat ini perusahaan tengah mengobservasi bisnis intinya, termasuk on-demand dan e-commerce. Berdasarkan hipotesis di lini on-demand, perusahaan mengobservasi produk Mode Hemat memiliki potensi profitabilitas lebih baik daripada produk existing. “Kami tengah memantau, jika hasilnya baik, kami akan berinvestasi lebih ke sana.”

Di lini e-commerce, perusahaan juga tengah memperbaiki assortment produk di platformnya untuk mendorong ketertarikan pengguna, terutama pada segmen budget customer. Dengan strategi tersebut, GoTo dapat meningkatkan penawaran layanan, misalnya melalui pinjaman (lending), dan mendorong total pasar potensial (TAM) untuk meningkatkan basis pelanggannya.

Affordability strategy menjadi fokus kami sekarang untuk membidik budget customer. Analisis kami menunjukkan strategi ini dapat mendorong pertumbuhan pasar. Mode Hemat telah terbukti hasilnya bagus. Kami akan terus mempertajam strategi agar layanan kami appealing bagi budget customer,” tambah Direktur E-Commerce GoTo Melissa Siska Juminto.

Hingga per 30 Juni 2023, GoTo memiliki posisi keuangan kas dan setara kas sebesar Rp25,4 triliun serta fasilitas kredit sekitar Rp4,65 triliun, di mana Rp3,1 triliun belum digunakan.

Application Information Will Show Up Here
Patrick Walujo dicalonkan sebagai Direktur Utama GoTo / GoTo

Patrick Walujo Didapuk Sebagai Direktur Utama GoTo yang Baru

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) mengumumkan Sugito Walujo atau lebih dikenal sebagai Patrick Walujo sebagai calon Direktur Utama perseroan menyusul pencalonan Andre Soelistyo sebagai Komisaris dan Deputy Chairman.

Agenda pencalonan akan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Juni 2023 terkait perubahan komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

GoTo menyampaikan bahwa Andre Soelistyo akan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Direktur Utama GoTo. Selain Patrick, perseroan juga mengumumkan Thomas Husted sebagai calon Wakil Direktur Utama GoTo.

Lewat peran barunya, Andre akan mengawasi dan memberi arahan strategis menuju EBITDA disesuaikan positif yang ditargetkan terealisasi akhir 2023, serta pertumbuhan jangka panjang.

Komisaris Grup GoTo Patrick Walujo mengungkap, dalam beberapa bulan terakhir, Dewan Komisaris terus berkoordinasi erat dengan manajemen GoTo untuk memastikan pelaksanaan strategi mencapai target profitabilitas.

“Sebagai salah satu investor pertama Gojek dan Komisaris GoTo, saya selalu memiliki kepercayaan besar terhadap perseroan. Apabila nominasi saya disetujui oleh pemegang saham dalam RUPST mendatang, saya akan berdedikasi penuh kepada GoTo dan bekerja sama dengan jajaran direksi lainnya untuk mendorong kemajuan unit bisnis, mengoptimalisasi strategi menuju target profitabilitas, serta memperkokoh landasan pertumbuhan jangka panjang.”

Lebih lanjut, Patrick memiliki pengalaman mendalam mengenai GoTo dan ekosistemnya, termasuk lanskap investasi dan sektor teknologi di Indonesia dan global. Pemahaman Patrick telah dibangun sejak awal perjalanannya saat menjadi investor pertama di Gojek.

Selain itu, Thomas Husted yang juga veteran Gojek, akan mengemban tugas sebagai Chief Operating Officer (COO). Thomas sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan Gojek pada periode 2017-2021, dan memegang peranan penting dalam penggabungan Gojek dan Tokopedia.

Peran baru

Sementara, Co-Founder dan Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo menyampaikan bahwa GoTo berupaya memprioritaskan pertumbuhan para pemimpin agar dapat dapat beralih dari kepemimpinan para pendiri menuju kepemimpinan oleh profesional dalam jangka panjang.

“Pencapaian GoTo hingga saat ini merupakan hasil kerja keras banyak pihak, termasuk para pemimpin kelas dunia yang kini menjalankan bisnis GoTo. Saya percaya sekarang adalah waktu yang tepat bagi para pemimpin, termasuk para presiden unit bisnis kami, Catherine, Hans, dan Melissa, untuk membawa GoTo melangkah maju,” tutur Andre dalam keterangan resmi.

Ia meyakini GoTo akan menjadi katalis perubahan positif dan mempertahankan nilai-nilai untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan membawa kemajuan dalam ekosistem, termasuk  mitra pengemudi, pedagang dan konsumen.

Merangkum perjalanannya, Andre menjabat sebagai Presiden Gojek pada 2015. Ia kemudian ditunjuk sebagai co-CEO Gojek pada 2019. Usai Gojek dan Tokopedia resmi melebur pada 2021, ia kembali ditunjuk sebagai Direktur Utama Grup GoTo.

Andre juga disebut sebagai penggagas Program Saham Gotong Royong, yang memberikan kesempatan kepada mitra pengemudi, pedagang dan konsumen, serta karyawan, untuk turut berperan serta dalam IPO GoTo.

Selain pencalonan direksi, GoTo juga mengajukan pengalihan tugas dan wewenang Dewan Komisaris dalam RUPST ini, yaitu Agus D. W. Martowardojo menjadi Komisaris Utama dan Garibaldi Thohir menjadi Komisaris.

GO-JEK Konfirmasi Akuisisi Terhadap Midtrans, Kartuku, dan Mapan

Hari ini GO-JEK memfinalisasi akuisisi tidak hanya satu, tidak juga dua, tetapi tiga startup fintech sekaligus. Mereka adalah Midtrans, Kartuku, dan Mapan dengan nilai yang tak disebutkan. Pasca akuisisi, ketiga perusahaan akan secara independen dikonsolidasi di bawah GO-JEK Group. Setiap CEO perusahaan akan melanjutkan peranannya sekarang, tetapi juga akan memegang posisi manajemen senior di GO-JEK Group. Secara garis besar, langkah ini akan membantu GO-JEK menyediakan ekosistem pembayaran inklusif untuk institusi finansial, korporasi, UKM, dan juga masyarakat yang sudah mengenal jasa perbankan atau belum.

Rumor tentang cerita akuisisi ini telah terdengar setidaknya selama tiga bulan terakhir. Sebelumnya saya berargumen akuisisi untuk Midtrans dan Kartuku bakal membantu GO-PAY, sistem pembayaran GO-JEK, untuk memiliki dukungan kuat dari payment gateway online dan offline. Penambahan Mapan, sebelumnya kita kenal dengan nama Ruma, bakal membantu GO-JEK untuk visi dealnya, mendorong inklusi finansial ke masyarakat yang lebih luas di Indonesia.

Secara bersama-sama, perusahaan-perusahaan ini telah memproses transaksi finansial sebesar 67,5 triliun Rupiah (sekitar $5 miliar) per tahunnya, melalui kartu kredit, debit, maupun dompet elektronik.

“Kini, saatnya GO-JEK melangkah maju memasuki babak baru. Melalui akuisisi ini, GO-JEK akan berkolaborasi dengan tiga perusahaan fintech nasional terdepan di Indonesia yang memiliki visi dan etos kerja yang sama dengan kami. Inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat pondasi dan langkah kami di industri fintech Indonesia,” ujar Founder dan CEO GOJEK-Group Nadiem Makarim dalam pernyataannya.

Ia melanjutkan, “Kami sangat antusias menyambut Kartuku, Midtrans, dan Mapan ke dalam keluarga besar GO-JEK. Kami sudah bekerjasama dan mengikuti perkembangan mereka selama beberapa tahun terakhir dan sangat menantikan kolaborasi lebih lanjut untuk mewujudkan misi yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui semangat inklusi keuangan. Hal ini sejalan dengan aspirasi Pemerintah Republik Indonesia untuk menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara di tahun 2020.”

CEO Mapan Aldi Haryopratomo akan memegang posisi baru di dalam GO-JEK Group untuk memimpin GO-PAY, CEO Midtrans Ryu Suliawan akan memimpin platform merchant Group, sedangkan CEO Kartuku Thomas Husted akan menjadi Group CFO yang baru.

Inklusi finansial sebagai pendorong

Sistem pembayaran memegang peranan penting bagi perusahaan digital saat ini untuk menambah konsumen baru, apalagi dengan kenyataan bahwa kepemilikan kartu kredit hanya kurang dari 4% dari total populasi. GO-PAY bukanlah satu-satunya pemain di segmen ini, tetapi ia merupakan salah satu metode pembayaran terpopuler di antara konsumen digital karena kemudahan yang ditawarkan untuk pembayaran non-tunai di sarana transportasi, pengantaran makanan, pengantaran paket, dan segmen lainnya di bawah kelolaan GO-JEK.

Presiden GO-JEK Group Andre Soelistyo mengatakan, “Tahun 2018 akan menjadi tahun di mana GO-PAY akan berkembang di luar ekosistem GO-JEK, menyediakan layanan pembayaran yang aman, nyaman, mudah, dan terpercaya baik secara offline maupun online.”

“Akuisisi ini akan mengakselerasi penetrasi dan jangkauan GO-PAY ke ranah pembayaran offline melalui Kartuku, ranah pembayaran online melalui Midtrans, serta meningkatkan inklusi finansial bagi masyarakat unbanked melalui Mapan. Kolaborasi antara perusahaan fintech nasional di dalam GO- JEK Group ini akan mendorong percepatan inklusi finansial untuk jutaan orang Indonesia serta meningkatkan produktivitas ekonomi di seluruh penjuru negeri.”

“Setelah akuisisi ini, tim manajemen dan seluruh karyawan dari masing-masing perusahaan akan beroperasi sebagaimana sebelumnya, namun dapat mengambil manfaat sinergi sebagai bagian dari GO-JEK Group,” ujarnya.

Akhir bulan lalu GO-JEK baru saja meluncurkan GO-BILLS. Konsumen bisa menggunakan GO-PAY untuk membayar tagihan, awalnya untuk tagihan listrik dan BPJS Kesehatan.

Di bulan Agustus, GO-JEK juga telah mengakuisisi Loket, sebuah platform analitik dan manajemen event, yang kini mengelola GO-TIX, platform tiket dan hiburan GO-JEK. Langkah strategis ini membantu Loket berinovasi secara agresif di segmen event.

GO-JEK mengungkapkan saat ini pihaknya melayani 15 juta pengguna aktif mingguan dengan 900 ribu pengemudi di seluruh Indonesia, lebih dari 125 ribu merchant, dan lebih dari 100 juta transaksi yang diproses di dalam platform per bulannya.

GO-JEK disebutkan tahun depan akan berekspansi ke Filipina.

Secara independen mengejar visi

Walaupun sekarang berada di bawah GO-JEK Group, Ryu dan Aldi mengkonfirmasi kepada DailySocial bahwa setiap perusahaan akan terus mengejar visinya secara independen. Go-Pay, menurut mereka, akan membantu mereka untuk melayani konsumennya secara lebih baik dan mengakselerasi setiap misi mereka.

Ryu juga mengatakan bahwa Prism, dan juga produk lain yang berada di bawah kelolaan Midtrans, akan terus melayani pasar e-commerce. “Kami tetap berkomitmen membantu mengakselerasi e-commerce di Indonesia,” ungkapnya.

Aldi menambahkan, Mapan akan terus dikembangkan untuk membantu lebih banyak keluarga Indonesia mendapatkan peluang menikmati layanan finansial berbasis komunitas. Sebagai bagian GO-JEK Group, Mapan dapat mengakselerasi inklusi finansial ke masyarakat unbanked, terutama mereka yang hidup di daerah-daerah pedesaan yang GO-JEK sendiri belum sepenuhnya tersedia.

GO-PAY akan memiliki peranan penting pasca akuisisi, tetapi metode pembayaran lainnya akan tetap didukung oleh Mapan dan Midtrans. Hal ini akan membantu masyarakat untuk tetap memiliki berbagai pilihan pembayaran yang mudah dan nyaman.

“Sebagai negara mobile first, kami percaya pembayaran digital akan semakin banyak masyarakat yang dapat dijangkau, baik di kota maupun yang ada di pelosok desa. Ini adalah upaya GO-JEK Group untuk mendukung dan mengakselerasi program pemerintah terkait inklusi keuangan dan juga ekonomi digital.”

Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Confirms the Acquisitions of Midtrans, Kartuku, and Mapan

Today GO-JEK has finalized the acquisitions of not one, not two, but three fintech startups. They are Midtrans, Kartuku, and Mapan (PT Ruma) with no amount disclosed. Post acquisition, the three companies will be consolidated independently under GO-JEK Group. Each company’s CEO to resume on their current position, but will also hold senior management position within GO-JEK Group. In the big picture, this move will allow GO-JEK to provide inclusive payment ecosystem for financial institutions, enterprise, SMEs, and also banked and unbanked customers.

Rumor about these stories has been around for at least past three months. Previously I argued that the acquisition for Midtrans and Kartuku will help GO-PAY, GO-JEK’s payment system, to have strong support from both online and offline payment gateway. The addition of Mapan, previously also known as Ruma, will enable GO-JEK, in its ideal vision, to push financial inclusion to a larger group of society in Indonesia.

Altogether, those companies have processed more than 67,5 trillion Rupiah (around $5 billion) of financial transaction annually, through credit card, debit card, and digital wallet.

“We are now taking GO-JEK to the next stage. Through the acquisitions announced today, we will be working hand in hand with three likeminded companies who share our vision and ethos. This marks a significant development in our position at the heart of Indonesia’s vibrant fintech industry,” GO-JEK Group’s Founder and CEO Nadiem Makarim said in a statement.

He continued, “We are very excited to welcome Kartuku, Midtrans, and Mapan into the GO-JEK family. We have collaborated with them and followed their progress for a number of years and are looking forward to working together on a shared mission to stimulate economic growth and improve lives through increased financial inclusion in Indonesia. This is in line with the Indonesian government’s aspiration for the country to become the largest digital economy in Southeast Asia by 2020.”

Mapan’s CEO Aldi Haryopratomo will be taking new role inside GO-JEK Group to lead GO-PAY, Midtrans’ CEO Ryu Suliawan will lead Group’s merchant platform, and Kartuku’s CEO Thomas Husted will also be Group’ new CFO.

Financial inclusion as the driving force

Payment system plays vital point for digital companies nowadays to acquire new customer, given credit card ownership in Indonesia is around less than 4% if compared to total population. While GO-PAY is not the only player in this segment, it’s one of the most popular payment method among digital customers due to ease of cashless transaction for transportation, food delivery, package delivery, and some other segments under GO-JEK’s management.

GO-JEK Group’s President Andre Soelistyo said, “2018 will be the year that GO-PAY moves beyond the GO-JEK ecosystem, providing convenient, secure and reliable payments both offline and online.”

“The acquisitions will immediately accelerate the acceptance and market leadership of GO-PAY in the offline space through Kartuku as well as the online space through Midtrans, while also increasing financial inclusion for the unbanked through Mapan. This approach to finance, implemented by leading home-grown Indonesian technology businesses within GO-JEK Group, will accelerate financial inclusion for millions of Indonesians and stimulate economic productivity throughout the country.”

“When the acquisitions are finalised, the management teams and employees will continue to operate as before, but will benefit from synergies as part of the Group,” he said.

Recently GO-JEK has just launched GO-BILLS, where customers can use GO-PAY to pay for bill payments, initially for electricity and BPJS Kesehatan. The latter is national health insurance system.

On August, GO-JEK has acquired Loket, an event management and analytics platform, that in turn now manage GO-TIX, GO-JEK’s own ticket and entertainment platform. It’s a strategical move that enable Loket to innovate aggressively in event segment.

GO-JEK revealed its platform now serves 15 million weekly active users with 900,000 drivers all over the country, more than 125,000 merchants, and over 100 million transactions processed through its platform per month.

It also plans to expand to the Philippines next year.

Independently pursuing respective visions

While now serve under GO-JEK Group, Suliawan and Haryopratomo confirm to DailySocial that each of the companies will continue to pursue their respective visions. Go-Pay, according to them, will allow to better serve their user base and accelerate each of their missions.

Suliawan also said that Prism, as well as the other products of Midtrans, will continue to serve the online commerce market. “We remained committed in helping accelerate online commerce in indonesia,” he said.

Haryopratomo added, Mapan will continue to be developed to help more Indonesian families to have opportunity to enjoy community based financial services. As part of GO-JEK Group, Mapan can accelerate financial inclusion to unbanked society, especially those who live in the remote area where GO-JEK is not widely available.

GO-PAY will play major role post acquisition, but other payment methods will still be supported by Mapan and Midtrans. It will help customers to enjoy variety of payments that are comfortable and enjoyable for them.

“As mobile first country, we believe digital payment will be widely adopted by society, both who live in the cities and rural area. It is part of GO-JEK Group’s effort, as a local company, to support and accelerate government program on financial inclusion and digital economy.”

Application Information Will Show Up Here