Tag Archives: Tinggal

Layanan Pemesanan Hotel Budget “Tinggal” Dikabarkan Segera Tutup Layanan

Kami mendapatkan informasi dari sumber terpercaya bahwa layanan pemesanan hotel budget dan hotel independen Tinggal segera menutup layanannya. Dari sumber yang sama disebutkan semua karyawan segera di-layoff dan Pendiri berencana pivot ke layanan property management system.

Saat tulisan ini dibuat situs Tinggal sudah sulit diakses, sementara Co-Founder dan CEO Arjun Chopra yang kami kontak belum memberikan balasannya.

Tinggal didirikan di awal tahun 2016 dengan dukungan pendanaan $1 juta dari sejumlah investor, termasuk CEO Wudstay Prafulla Mathur. Wudstay adalah layanan serupa yang beroperasi di India.

Arjun dalam wawancara terdahulu memberikan premis:

“Banyak dari hotel budget ini merupakan usaha keluarga yang sering kali mengalami kesulitan dengan penjualan, pemasaran, dukungan dan operasional. Oleh karena itu, kami bekerja sama sangat dekat dengan mitra hotel kami untuk membantu mereka meningkatkan standar hotelnya. Caranya adalah dengan memastikan adanya kontrol kualitas, memaksimalkan pengunaan wadah kami, membuat konten berkualitas tinggi dan menjangkau konsumen yang tepat, sehingga mitra hotel dapat menawarkan dan memberikan pengalaman menginap terbaik.”

Berbeda dengan kompetitornya, Tinggal didirikan dari awal untuk fokus ke pasar Indonesia. Setelah 1,5 tahun beroperasi, Tinggal tampaknya tak mampu jaminan bisnis berkelanjutan bagi para investornya. Pesaing Tinggal saat ini adalah RedDoorz, Nida Rooms, dan Airy Rooms.

Aplikasi “Budget Hotel” dan Penerimaan Konsumen di Indonesia

Budget hotel tergolong tren baru dalam industri travel, menawarkan layanan penginapan sesuai kebutuhan konsumen. Karakteristiknya pengguna dapat memilih jenis layanan yang dibutuhkan saat menginap –jika layanan hotel umum secara otomatis menyajikan full-services—sehingga cenderung memberikan lebih banyak penghematan di sisi konsumen.

Mengikuti tren digital, budget hotel juga ditawarkan oleh OTA (Online Travel Agency), bahkan sudah ada beberapa pemain spesifik yang hadir di Indonesia, sebut saja Airy Rooms, NIDA Rooms, RedDoorz, hingga ZEN Rooms.

Untuk mengetahui popularitas dan pandangan konsumen di Indonesia terhadap budget hotel, DailySocial bekerja sama dengan JakPat melakukan survei kepada pengguna smartphone di Indonesia untuk mengetahui ketertarikannya terhadap layanan tersebut. Sekurangnya ada 1005 responden yang mengikuti survei tersebut.

Tesis kami diawali dengan mengetahui kecenderungan pengguna ketika hendak menyewa sebuah tempat penginapan, sebanyak 65.77% telah memanfaatkan aplikasi atau layanan web agregasi, 41% mendatangi langsung hotel untuk menyewa, 18,81% melalui telepon, dan 17,31% melalui agen travel (offline).

Kecenderungan orang menggunakan layanan budget hotel

Porsinya sudah jelas, ada separuh lebih dari responden yang telah memanfaatkan layanan digital untuk memesan tempat penginapan. Lalu tentang penggunaan aplikasi budget hotel responden mengaku telah mengenal beberapa nama pemain, di antaranya ZEN Rooms, RedDoorz, NIDA Rooms, dan Tinggal.

Budget Hotel Survey 1

Habit pemesanan langsung tetap dilakukan konsumen tatkala memesan budget hotel. Cukup masuk akal, karena pada umumnya orang memilih jenis penginapan tersebut lantaran membutuhkan efisiensi biaya atau hanya butuh sekedar menginap –umumnya dilakukan oleh pelancong, atau istilah kekiniannya backpackers. Selain penghematan dari sisi biaya, ternyata alasan lain orang-orang menggunakan budget hotel adalah efisiensi waktu.

Budget Hotel Survey 2

Dasar pemilihan budget hotel untuk menginap

Bagi pengguna budget hotel sendiri, ada beberapa kriteria yang ditentukan dalam memilih sebuah tempat. Faktor harga menjadi dominan, disusul jarak dengan destinasi terdekat. Berkaitan dengan faktor lain seperti tingkatan bintang suatu hotel dan fasilitas justru tidak terlalu menjadi perhatian. Konsiderasi ini bisa ditarik menjadi sebuah pola tentang konsumen budget hotel, yaitu hemat dan mudah dijangkau.

Budget Hotel Survey 3

Terkait dengan temuan lain seputar karakteristik konsumen budget hotel di Indonesia, bisa diunduh selengkapnya dalam laporan bertajuk “Budget Hotels Apps in Indonesia Survey 2017”. Temukan juga kabar terbaru tentang ekspansi, pendanaan, dan pergerakan baru pemain OTA di sektor budget hotel di Indonesia.

budget hotels survey 2017

Laporan DailySocial: “Budget Hotel Apps” di Indonesia 2017

Sudah beberapa tahun belakangan ini beberapa aplikasi & web aggregator hotel budget beroperasi di pasar Indonesia. Masyarakat pun semakin akrab menggunakan berbagai apps ini karena telah nyata terbukti menghemat pengeluaran dan waktu konsumen dalam menyiapkan penginapan dan perjalanan mereka.

DailySocial.id bekerja sama dengan JakPat mobile survey platform telah mengadakan survei mengenai aplikasi Budget Hotel, direspon oleh 1005 responden yang adalah sampel diambil dari seluruh pengguna smartphone dari seantero Indonesia.

Beberapa temuan survei antara lain:

  • Lebih banyak responden (65,87%) melaporkan mereka lebih sering bepergian ke luar kota untuk berlibur daripada untuk kepentingan pekerjaan
  • Sebagian besar responden (65,77%) lebih memilih melakukan reservasi hotel, khususnya budget hotel, menggunakan apps ataupun situs web aggregator budget hotel daripada metode lainnya
  • Ternyata aplikasi khusus budget hotel di Indonesia belum populer. Rata-rata hanya digunakan kurang dari 10% responden. Zen Rooms (11,64%) adalah yang paling populer, diikuti RedDoorz (9,65%).

Untuk laporan lebih lengkapnya, unduh laporan “Budget Hotels Survey 2017” secara gratis.

Setahun Berjalan, “Tinggal” Masih dengan Visi Jadi Sistem Operasional Utama untuk Hotel Budget

Indonesia masih menjadi pasar yang menarik untuk bisnis startup. Salah satunya ada di sektor travel dan hotel. Tinggal, salah satu startup yang menjajakan hotel-hotel independen dengan harga bersaing saat ini telah menawarkan lebih dari 400 hotel dengan 3000 pilihan kamar sejak pertama kali beroperasi awal tahun lalu. Dengan visinya untuk menjadi sistem operasional utama bagi hotel budget di Indonesia Tinggal ingin terus berbenah untuk bisa menjembatani kesenjangan antara banyaknya hotel budget dengan konsumen melalui teknologi yang inovatif.

Pemerintah Indonesia sekarang ini tengah giat menggali potensi teknologi digital untuk mengoptimalkan bisnis di beberapa sektor. Selain UMKM yang didorong untuk masuk ke ranah digital pariwisata adalah fokus lainnya dari pemerintah. Tak tanggung-tanggung, pemerintah menargetkan 20 juta wisatawan pada tahun 2019. Ini yang coba dimanfaatkan oleh Tinggal.

Tinggal melihat ini sebagai kesempatan untuk menawarkan hotel di berbagai destinasi wisata di Indonesia, seperti Bali, Jakarta, Surabaya, Bandung, Lombok, Bogor, Manado, Yogyakarta, dan Malang.

Co-founder Tinggal Arjun Chopra dalam keterangannya menjelaskan bahwa pihaknya selalu percaya pada potensi besar wisata yang dimiliki Indonesia. Saat ini Tinggal masih berupaya untuk meningkatkan pendapatan hotel budget dengan menjalin kerja sama, mulai dari pemasaran hingga dukungan peningkatan standar kualitas hotel budget di Indonesia.

“Banyak dari hotel bujet ini merupakan usaha keluarga yang sering kali mengalami kesulitan dengan penjualan, pemasaran, dukungan dan operasional. Oleh karena itu, kami bekerja sama sangat dekat dengan mitra hotel kami untuk membantu mereka meningkatkan standar hotelnya. Caranya adalah dengan memastikan adanya kontrol kualitas, memaksimalkan pengunaan wadah kami, membuat konten berkualitas tinggi dan menjangkau konsumen yang tepat, sehingga mitra hotel dapat menawarkan dan memberikan pengalaman menginap terbaik,” papar Arjun.

Selain itu, Arjun menambahkan bahwa Tinggal juga memanfaatkan teknologi VR (Virtual Reality), gambar berkualitas tinggi, dan konten yang disesuaikan dengan tren penginapan terbaru sehingga Tinggal dapat memberikan penawaran terbaru kepada pelanggan dan membantu mitra hotelnya untuk mendapatkan keuntungan yang sesuai.

Tinggal Ingin Jadi yang Terdepan di Layanan Pemesanan Hotel Budget dan Independen

Layanan pemesanan hotel budget dan independen Tinggal (atau “Stay” dalam bahasa Inggris) memperkenalkan dirinya untuk pasar Indonesia. Tinggal menjadi layanan ketiga, setelah Zenrooms dan Nida Rooms, yang menyasar segmen ini. Dengan modal 1 juta dollar dari sejumlah investor, Tinggal berharap menjadi yang terdepan di sektor ini, di Indonesia tentunya, tahun ini. Tiga minggu beroperasi, mereka telah memiliki setidaknya 50 hotel yang bekerja sama. Dibanding kompetitor, Tinggal mendeferensiasi diri dengan fokus ke pengalaman pengguna.

Berbicara dengan media di Jakarta, Co-founder dan CEO Tinggal Arjun Chopra memperkenalkan diri dengan menjelaskan latar belakang pendidikan manajemen hotel dan pengalaman bekerja di beberapa perusahaan teknologi yang mendorongnya mendirikan Tinggal. Dia melihat pasar Indonesia yang masif dengan dukungan adopsi teknologi yang sangat baik, setidaknya jika dibandingkan dengan India.

India, sebagai negara asal Arjun, sudah memiliki sejumlah layanan pemesanan hotel budget yang mulai berkonsolidasi. Salah satunya adalah Wudstay. CEO Wudstay Prafulla Mathur menjadi salah satu investor awal, bersama dengan CEO Nimbuzz Vikas Saxena, Mangrove Capital Partners, dan Simile Venture Partners yang menyuntikkan dana 1 juta dollar untuk Tinggal.

Dibanding pesaingnya, dana awalnya sebenarnya tidak terlalu besar, tapi Tinggal saat ini fokus untuk pasar Indonesia, sedang yang lain secara serentak aktif di berbagai negara di Asia Tenggara.

Pembeda Tinggal dibanding kompetitor

Jika kita membuka situs Tinggal, baik dari desktop maupun mobile, ada beberapa hal yang berbeda dibanding kompetitornya. Pertama adalah ketiadaan akun pengguna, kedua adalah tidak ada nama hotel, dan ketiga adalah sementara ini mereka belum menyediakan opsi pembayaran digital.

Menurut Arjun, dari awal mereka ingin memberikan pengalaman yang berbeda untuk penggunanya. Oleh karena itu mereka memberikan penaman generik seperti Tinggal Standar, Tinggal Premium, atau Tinggal Elite, tanpa menyebutkan nama hotel mitranya. Mereka ingin konsumen merasakan pengalaman menyenangkan dari Tinggal karena perusahaan menjamin semua hotel yang bermitra sudah sesuai dengan standar yang diterapkan. Standar di sini setidaknya ada AC, Wi-Fi, dan bahkan makan pagi, di luar hal standar soal kebersihan dan kerapihan. Itu sebabnya untuk saat ini mereka tidak akan memberikan sistem rating dan review untuk para penggunanya.

[Baca juga: Layanan Pemesanan “Budget Hotel” Zenrooms Hadir Di Indonesia]

Seandainya konsumen tidak puas dengan kamar yang dihadirkan, Arjun mengklaim tim Tinggal akan membantu konsumen untuk pindah ke hotel lain, termasuk untuk pengantarannya.

Soal ketiadaan akun dan opsi pembayaran digital, Arjun mengatakan hal ini untuk memudahkan konsumen memesan. Meskipun demikian dalam waktu dekat Arjun mengatakan pihaknya segera menyediakan opsi pembayaran dengan kartu kredit, transfer bank, dan melalui sejumlah minimarket.

tinggal

Soal harga, Tinggal mengaku tak mau jor-joran dengan iming-iming biaya murah, jika itu berarti mengorbankan kualitas. Tinggal mengatakan harga termurah yang ditawarkan di harga 200 ribuan Rupiah per malam hingga kamar hotel bintang 4 berharga sekitar 1,5 juta Rupiah per malam. Tak cuma sekedar membantu soal pemesanan, Tinggal berupaya meningkatkan kualitas para mitranya dengan menyediakan pelatihan dasar soal perhotelan.

Khusus untuk akun korporasi, Tinggal sudah menyediakan halaman khusus yang terpisah dengan landing page konsumen perorangan.

Target dan strategi Tinggal di tahun 2016

Saat ini Tinggal sudah memiliki mitra di Jakarta, Pulau Bali, Malang, dan Bandung. Mereka berencana memperluas kemitraan sambil menambah jumlah pegawai. Dari 9 orang pegawai penuh waktu yang dimiliki sekarang, mereka ingin mengembangkannya menjadi 35-40 orang sepanjang tahun ini.

[Baca juga: Nida Rooms Sambangi Indonesia dan Malaysia]

Meskipun memiliki target tinggi untuk menjadi terdepan di segmen ini, Tinggal disebut tidak meninggalkan model bisnis dari awal berdirinya. Arjun mengaku memiliki margin yang cukup sehat supaya bisnisnya bisa berkelanjutan. Pun Arjun tak mau Tinggal jor-joran untuk strategi pemasaran.

Di sisi pengembangan, Tinggal sedang menyiapkan aplikasi mobile (untuk platform Android dan iOS) dan pelokalan situs dalam Bahasa Indonesia.

“Saya berharap dapat berekspansi dengan cepat ke seluruh destinasi bisnis dan liburan utama di Indonesia, dan saya yakin para konsumen akan menghargai nilai sebuah kenyamanan dan keselamatan yang kami tambahkan dalam pengalaman berwisata mereka,” tutupnya.