Tag Archives: tiphone

Telkom Group Dikabarkan Berminat Jadi Pemegang Mayoritas di Tiphone

Tersiar kabar PT PINS Indonesia, anak perusahaan Telkom, berniat menambah kepemilikan saham mereka di PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE). Disebutkan peningkatan kepemilikan saham ini dari yang semula 24% menjadi 50%, atau mayoritas. Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari pihak PINS tentang kabar yang beredar ini.

Di sisi lain Corporate Secretary TELE Samuel Kurniawan menyambut baik jika rencana tersebut benar-benar terlaksana karena bisa berdampak positif bagi perusahaan. Menurutnya kabar mengenai keinginan PINS untuk menjadi mayoritas di TELE sudah pernah mengemuka dalam dua tahun terakhir.

”Mungkin saja di internal PINS sudah membicarakan aksi korporasi itu. Tapi terus terang kami belum dapat kabarnya. Kalaupun hal itu terjadi biasanya mekanismenya harus melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),” ujarnya.

Untuk informasi saat ini saham TELE dipegang oleh beberapa perusahaan. 37,32% milik PT Upaya Cipta Sejahtera, 24% milik PINS, 13,68% milik PT Esa Utama Inti Persada, dan selebihnya 25% dikuasai publik.

Dari sumber lain disebutkan pemegang saham mayoritas TELE sedang menghitung harga wajar saham TELE dan ditargetkan harga jualnya akan berada di atas Rp1.000 per saham. Rencana ini ditargetkan terealisasi pada 2017, tepatnya saat PINS mendapatkan persetujuan dari induk usahanya.

Selain itu Samuel juga mengungkapkan bahwa pemegang saham terbesar TELE kemungkinan melepas langsung sahamnya ke PINS. Metode ini dinilai paling mudah untuk direalisasikan namun dirasa kurang menguntungkan perseroan, sebab hasil dana penjualan saham bisa diharapkan masuk ke perusahaan untuk membantu permodalan dan mengurangi jumlah utang ke depannya.

Saat ini TELE atau Tiphone masih gencar mengembangkan pasar dan layanan mereka. Tahun lalu, bersama dengan BlackBerry mereka membentuk perusahaan patungan yang dikenal dengan PT BB Merah Putih. Produk pertama BB Merah Putih adalah BlackBerry Aurora yang diluncurkan bulan Maret lalu.

Fakta-Fakta Menarik Tentang Aurora, Smartphone BlackBerry Buatan Indonesia

Setelah absen cukup lama dari kancah persaingan smartphone, terdengar kabar menarik dari BlackBerry bulan Januari silam. Seolah-olah ingin membangun hype, produsen Kanada itu mengungkap rencana untuk meluncurkan handset khusus konsumen Indonesia tanpa menjelaskannya secara detail. Rinciannya baru terkuak belakangan ini dengan pengumuman BlackBerry Aurora.

Aurora 17

Diperkenankan lebih dulu untuk menjajalnya, Anda bisa menyimak artikel hands-on lengkap dari Editor-in-Chief DailySosial. Sesuai jadwal, device ini resmi dilepas di Indonesia pada tanggal 9 Maret 2017 dalam acara besar yang dihadiri media, distributor, Dutaan Besar Kanada Peter MacArthur, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Aurora ialah handset BlackBerry buatan Indonesia, menyajikan perpaduan antara melimpahnya konten di ekosistem Android dengan fitur-fitur keamanan khas BlackBerry.

Aurora 1

Aurora diluncurkan oleh PT. BB Merah Putih di bawah perjanjian lisensi merek BlackBerry yang mereka tandatangani di bulan September 2016. Kabarnya, smartphone ini didesain secara spesifik buat memenuhi kebutuhan user lokal, dibekali fitur hiburan yang lengkap, dikemas dalam desain mewah, serta juga difokuskan pada faktor produktivitas dan keamanan.

Aurora 3

Alex Thurber selaku Senior Vice President sekaligus GM BlackBerry menuturkan betapa pentingnya konsumen di Indonesia bagi BlackBerry. Lewat kerja sama ini, mereka bisa berkonsentrasi pada aspek software, sementara BB Merah Putih fokus di hardware. Aurora adalah salah satu produk BlackBerry paling unik, dan di artikel ini, saya akan coba menjabarkan fakta-fakta menarik mengenainya.

Aurora 5

Siapa itu BB Merah Putih?

Nama BB Merah Putih sempat disebutkan oleh BlackBerry di press releaseteaser‘ Mercury di CES 2017 kemarin. Di sana, CEO John Chen menyingkap agenda untuk berkolaborasi bersama partner lokal demi menghadirkan serta mendistribusikan produk di sejumlah negara – sebagai bagian dari strategi baru BlackBerry.

Aurora 7

Aurora 11

PT. BB Merah Putih ialah perusahaan joint venture antara BlackBerry Limited dan Tiphone. Mereka adalah pemegang lisensi resmi smartphone BlackBerry di Indonesia; mendapatkan izin untuk memproduksi, mempromosikan serta menyediakan layanan terkait device BlackBerry berbasis Android. Perusahaan ini sudah berpengalaman di bidang produksi handset 4G LTE dan telah membangun jaringan retail di 15 kota besar di Indonesia.

Aurora 9

Fleksibilitas Android dipadu fitur khas BlackBerry

BlackBerry Aurora berjalan di platform mobile Google versi ke-7, Android Nougat, tapi yang membuatnya spesial adalah kehadiran fitur-fitur khas BlackBerry.

Device ini didukung BlackBerry Hub: awalnya diramu secara eksklusif untuk OS BB 10, Hub merangkum semua notifikasi terkait panggilan dan pesan masuk, app, serta sosial media dalam satu boks sederhana, memungkinkan Anda segera mengakses serta meresponsnya. Kesederhanaan tersebut juga diterapkan pada elemen widget, di mana akses dapat dilakukan melalui satu gerakan swipe.

Aurora 10

Keyboard?

Keyboard fisik QWERTY merupakan fitur primadona di handset BlackBerry, namun karena mengusung desain umum ala smartphone Android, papan ketik itu tidak tersedia di Aurora. BlackBerry Aurora mengandalkan virtual keyboard sebagai gantinya. Ia ditunjang fitur-fitur krusial seperti auto-correction, prediksi kata, kamus ‘personal’, serta kemampuan type by swiping. Berkat engine pintar, keyboard ini mampu mempelajari serta mengingat kata-kata yang sering Anda ketik; sehingga jadi lebih pintar, akurat, dan lebih memahami Anda seiring pemakaian.

Aurora 16

Bagaimana dengan sistem keamanannya?

Seperti Priv, BlackBerry Aurora juga dilengkapi DTEK, yakni sistem yang didesain untuk membantu Anda mengelola dan memproteksi privasi dengan mudah. DTEK bertugas buat memantau aplikasi di smartphone secara real-time, menyajikan interface yang sederhana dan mudah dimengerti. Ia akan mengawasi jika device mengirim pesan, mengakses info kontak dan lokasi, serta mengambil foto atau video tanpa sepengetahuan Anda.

Aurora 12

Jika hal tersebut terjadi, DTEK akan segera memberi tahu Anda. Pengguna tentu saja dipersilakan melakukan kustomisasi terhadap masing-masing app. Selain itu, DTEK turut melindungi perangkat dari percobaan factory reset yang tidak Anda lakukan, serta membentengi data-data berharga user dengan password ataupun picture password dan memproteksinya dari malware.

Aurora 14

Konektivitas mobile

Spesifikasi hardware BlackBerry Aurora sudah bukan rahasia lagi, tapi salah satu elemen terunik di smartphone ini terletak pada aspek konektivitas mobile. Aurora merupakan handset BlackBerry pertama dengan slot dual SIM card, sengaja disiapkan karena fitur ini sangat populer di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, kedua slot menopang jaringan 4G LTE.

Aurora 15

Harga & ketersediaan

Gerbang pre-order BlackBerry Aurora sudah dibuka dan akan berlangsung hingga tanggal 16 Maret 2017 besok. Di periode itu, pelanggan berkesempatan memperoleh banyak hadiah menarik secara langsung. Produk sendiri baru betul-betul tersedia di tanggal 16 Maret nanti. Di Indonesia, Aurora ditawarkan di harga Rp 3,5 juta.

Aurora 6

Apakah BlackBerry Masih Bisa Diterima Seperti Dulu Lagi

BlackBerry telah memutuskan untuk tidak membangun handset-nya sendiri dan di Indonesia memboyong produksi dan distribusi ke PT BB Merah Putih, joint venture antara BlackBerry dan Tiphone. Kesepakatan ini tentu akan membawa Tiphone “menguasai” proses produksi perangkat yang sempat sangat populer di Indonesia tersebut. Bersama Tiphone, BlackBerry yang diproduksi akan menggunakan sistem operasi Android. Hal ini adalah bagian agenda “tebar” lisensi yang dilakukan BlackBerry. Pihaknya masih bernegosiasi untuk menjalin kemitraan dengan lebih banyak produsen ponsel di negara lain.

PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk sendiri sebagai perusahaan manufaktur ponsel sejauh ini belum memiliki produk signifikan di Indonesia. Sebanyak 25 persen sahamnya dimiliki oleh Telkom Group. Tiphone telah bermitra dengan pembuat ponsel asal Taiwan bernama Arima Communication, juga dalam sebuah joint venture. Perusahaan gabungan tersebut membangun pabrik di Delta Silikon, Cikarang, seluas 7.000 meter persegi dan memiliki kapasitas produksi hingga 300 ribu ponsel per bulan. Kemungkinan perangkat baru BlackBerry juga bakal diproduksi di sini.

Fokus Tiphone mau ke mana?

Tantangan Tiphone sebenarnya adalah menghasilkan perangkat yang mampu mengangkat kembali merek BlackBerry di pasaran. Tak mudah memang dan sejumlah orang merasa skeptis tentang kemungkinan kembalinya kejayaan BlackBerry di Indonesia. Salah satu yang berpendapat demikian adalah pengamat industri ponsel Herry SW. Mengawali perbincangan seputar kerja sama kedua perusahaan ini, ia justru menuturkan kedua pihak sebaiknya jangan terlalu menggembor-gemborkan fakta seputar produksi hardware BlackBerry adalah racikan Tiphone.

“Dengan memperhatikan perilaku konsumen di Indonesia, hal itu bisa berdampak negatif terhadap penjualan BlackBerry di sini. Tiphone dikenal sebagai merek lokal yang tidak terlalu populer. Kualitasnya tidak istimewa. Hal yang saya khawatirkan, kalau fakta bahwa peranti BlackBerry di sini diproduksi oleh Tiphone terlalu banyak disebarluaskan, hal itu bisa menjadi bumerang. Bukan mustahil muncul persepsi kalau kualitas peranti terbaru BlackBerry akan seperti Tiphone,” ujar Herry.

Konsumen tidak rasional, ada banyak faktor penyebabnya

Banyak hal yang mempengaruhi popularitas merek smartphone. Mau sebagus apapun spesifikasi dan kemampuan smartphone-nya, konsumen itu tidak rasional. Demikian menurut pandangan pengamat industri digital Aulia Masna. Dari pandangan tersebut ia mengatakan bahwa saat ini terlalu dini menjustifikasi sebuah handset akan sukses atau tidak cuma karena diproduksi oleh pabrikan tertentu.

Ia mencontohkan Xiaomi yang punya merek besar dan kualitas bagus nyatanya di Indonesia tidak terlalu laris, masih kalah jauh dari Oppo dan Andromax yang dari sisi kualitas dan kemampuan sebenarnya tidak jauh berbeda.

“Sekarang pembeli smartphone lebih banyak yang price conscious sedangkan BlackBerry itu brand premium. Jadi Tiphone harus memilih mau memasarkan BlackBerry ke segmen mana. Pesaingnya sudah terlalu banyak,” ungkap Aulia.

Sejumlah orang menyebutkan bahwa perusahaan masih memiliki kekuatan melalui platform BlackBerry Messenger (BBM). BBM kini tengah digunakan oleh lebih dari 60 juta pengguna ponsel di Indonesia. Saat ini kualitasnya pun terus dijaga dan dikembangkan oleh EMTEK untuk membuat para penggunanya betah. Pertanyaannya tentu kepada relevansi BlackBerry untuk mengandalkan BBM dalam memasarkan handset terbarunya.

“BBM jelas masih relevan. Penggunanya masih puluhan juta di Indonesia dan termasuk satu dari tiga aplikasi messaging yang paling populer di negara ini, jadi opportunity-nya masih besar untuk EMTEK selama mereka tetap mempertahankan BBM sebagai aplikasi yang relevan,” ujar Aulia.

Namun tak sedikit informasi yang mengabarkan bahwa pengguna BlackBerry pun banyak yang mulai move on ke layanan lain. Herry menuturkan:

“Masa keemasan BBM sebenarnya sudah berlalu. Kini BBM bukan lagi sesuatu yang menarik dan digemari. Contoh paling mudah adalah melihat orang-orang di sekitar kita. Telah banyak pengguna BBM yang beralih ke WhatsApp, Telegram, dan aplikasi lain. Meskipun masih ada, jumlah pedagang, agen properti, bahkan tukang sayur yang memanfaatkan BBM untuk media berjualan sudah jauh lebih sedikit dibandingkan beberapa tahun lalu.”

Menjadi BlackBerry yang dicintai konsumen Indonesia

Kasat mata terlihat jelas bahwa BlackBerry dihadapkan pada persaingan yang begitu sengit melawan jajaran ponsel Android. Kendati demikian, menurut Herry, ada beberapa hal yang bisa mendongkrak kembali penjualan ponsel BlackBerry, seperti harus memakai platform Android dan mendukung dual SIM.

Herry menambahkan bahwa merek BlackBerry masih lekat dengan penggunaan keyboard fisik dengan kenyamanan yang ditawarkan. Ini bisa menjadi poin plus, terlebih pemainnya sangat sepi. Terkait dengan harga jual, BlackBerry disarankan mulai mencoba merangkul kelas menengah, menjual perangkat dengan kisaran Rp 1,5 – 3 juta dengan spesifikasi setara dengan merek global di kisaran harga yang sama.

Fokus ke Software, BlackBerry Berhenti Produksi Smartphone Sendiri

Resmi sudah, BlackBerry bukan lagi produsen hardware. Fokus utamanya kini ada pada pengembangan software, seperti yang disampaikan oleh CEO BlackBerry, John Chen, dalam laporan keuangan terbarunya belum lama ini.

Sederhananya, keputusan ini diambil karena BlackBerry terus merugi setiap tahunnya, dan nilai kerugiannya mencapai angka ratusan juta dolar. Dengan menghentikan produksi smartphone dan hardware secara keseluruhan, setidaknya BlackBerry bisa menghemat modal yang tersisa untuk berkonsentrasi pada bidang keahliannya, yakni software yang berfokus pada aspek keamanan serta solusi enterprise.

Namun sebelum Anda mengucapkan selamat tinggal, perlu dicatat bahwa ke depannya Anda mungkin masih akan menjumpai smartphone dengan label BlackBerry di bodinya. Hal ini dikarenakan keputusan BlackBerry untuk meng-outsource produksi hardware ke sejumlah mitranya dengan sistem lisensi.

Pergeseran ini sebenarnya sudah bisa kita rasakan di Indonesia, dimana baru-baru ini dibentuk sebuah PT baru bernama BB Merah Putih yang merupakan joint venture antara BlackBerry dan Tiphone. BB Merah Putih pada dasarnya adalah pemegang lisensi software dan layanan BlackBerry, serta hak untuk memproduksi hardware BlackBerry berbasis Android di tanah air.

Singkat cerita, mantan raja smartphone asal Kanada tersebut akhirnya menyerah setelah menghadapi persaingan sengit di ranah kekuasaannya dari berbagai pabrikan lain. Kendati demikian, brand dan image BlackBerry yang masih cukup kuat memungkinkan mereka untuk terus ‘hidup’ meski mereka tak lagi terlibat dalam produksi hardware.

Perihal software, terbukti bahwa BlackBerry Messenger masih memiliki puluhan juta pengguna aktif di Indonesia. Tidak jarang kita menjumpai pedagang online yang lebih memilih mencantumkan pin BBM-nya ketimbang nomor ponsel, dan aplikasi BBM sendiri sempat menduduki posisi pertama di App Store maupun Google Play selama beberapa bulan.

Sumber: FoneArena. Gambar header: BlackBerry Passport via Pixabay.

PT BB Merah Putih Pegang Lisensi Software dan Hardware BlackBerry di Indonesia

BlackBerry dan Tiphone mengumumkan pembentukan PT BB Merah Putih sebagai joint venture yang memegang lisensi software dan layanan BlackBerry, serta hak memproduksi handset (hardware) produk BlackBerry yang berbasis Android di Indonesia. Telkom Group memiliki 25% saham Tiphone yang memimpin joint venture ini.

Seperti disebutkan dalam rilisnya, BB Merah Putih nantinya akan memproduksi perangkat BlackBerry berbasis Android yang telah memiliki software dan layanan BlackBerry yang disebutkan fokus ke segi keamanan. Langkah ini merupakan antisipasi pengenaan peraturan TKDN untuk perangkat LTE dan kita tahu bahwa Indonesia masih menjadi pasar penting, kalau bukan salah satu yang terbesar, bagi produsen smartphone yang berbasis di Kanada ini.

Keputusan ini melengkapi langkah BlackBerry yang bermitra dengan EMTEK dan memberi wewenang grup konglomerat ini mengelola BlackBerry Messenger akhir Juni lalu.

Executive Chairman dan CEO BlackBerry John Chen dalam pernyatannya mengatakan, “BlackBerry bukan lagi sekedar tentang ponsel cerdas, tetapi kecerdasan dalam ponsel. Bekerja dengan mitra terpercaya untuk memperluas jangkauan dan ketersediaan dari software mobilitas kami yang aman adalah fokus utama bagi divisi Mobility Solutions, dan joint venture ini adalah salah satu dari langkah selanjutnya dalam membuat strategi lisensi software kami berhasil.”

“BB Merah Putih terdiri dari perusahaan dengan latar belakang yang kuat dalam menyediakan layanan mobile yang inovatif kepada para pelanggannya, membuat joint venture yang baru terbentuk ini sebagai kemitraan sempurna untuk menawarkan software mobile BlackBerry yang aman dan terpercaya, tersedia secara eksklusif bagi konsumen Indonesia,” lanjut John.

Tentang langkahnya menggandeng BlackBerry, CEO PT Tiphone Mobile Indonesia Tan Lie Pin berkomentar, “BlackBerry adalah merek yang dipercaya dan dihormati di Indonesia, dan kemitraan ini memungkinkan kita untuk memberikan pengalaman seluler yang diharapkan oleh para pelanggan kami dengan produktivitas dan keamanan yang disediakan oleh merek BlackBerry.”

Di Indonesia sendiri, pangsa pasar BlackBerry sudah jauh tertinggal dibanding yang berbasis Android. Meskipun demikian, diklaim masih ada 60 juta pengguna aktif BBM dari berbagai platform di negeri ini.

BlackBerry sendiri sudah tidak memproduksi sistem operasi sendiri dan memanfaatkan platform Android yang diperkaya dengan solusi mobilitas enterprise miliknya. Smartphone terakhir yang dikeluarkan BlackBerry adalah DTEK50 yang dibangun bersama Alcatel. Dirumorkan mereka juga segera mengeluarkan varian baru DTEK60.

Telkomsel Gandeng Go-Jek dan TiPhone Kembangkan Saluran Distribusi Isi Ulang Pulsa

Hari ini (15/2) Telkomsel mengumumkan kerja sama dengan pihak Go-Jek dan TiPhone Indonesia. Lewat kerja sama tersebut Telkomsel akan memperluas saluran distribusi untuk pengisian pulsa dan juga mempercepat penggunaan 4G LTE dengan memberdayakan layanan Go-Jek. Sedangkan TiPhone akan berperan sebagai aggregator penjualan pulsa Telkomsel lewat Go-Jek.

Direktur Penjualan Telkomsel Mas’ud Khamid mengatakan, “Kerja sama antara Telkomsel dan Go-Jek ini diharapkan dapat mendukung gaya hidup digital yang saat ini terus diadopsi oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan yang sejalan dengan misi Telkomsel untuk turut membangun ekosistem digital di Indonesia.”

Melalui strategic partnership ini, Telkomsel akan memberikan sekitar 250 ribu kartu korporat kepada pengemudi Go-Jek dengan janji berupa keuntungan telepon gratis ke sesama pengemudi Go-Jek dan kepada pelanggan. Selain itu, nantinya juga akan ada penawaran paket data khusus, sms, dan free on the net call dengan harga yang kompetitif.

Lewat kerja sama ini juga Telkomsel ingin mengembangkan saluran distribusi baru untuk voucher pengisian pulsa. Rencananya, seluruh pengemudi Go-Jek nantinya akan dapat melakukan pengisian pulsa lewat sistem Go-Jek dan tak menutup kemungkinan untuk menjual voucher isi pulsa kepada pelanggan Go-Jek, dimulai dari yang bernilai Rp 50.000. Selain itu, Telkomsel juga ingin mempercepat penetrasi layanan 4G LTE mereka melalui jasa pengiriman ganti uSIM (simcard untuk 4G LTE) melalui Go-Jek kepada pelanggan Telkomsel.

CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengindikasikan tentang layanan baru Go-Jek yang akan segera hadir bernama Go-Pulsa. Namun layanan ini masih belum tersedia dan direncanakan untuk bisa segera hadir dalam empat bulan mendatang.

Nadiem mengatakan, “Go-Pulsa itu adalah salah satu produk kami yang akan keluar. Tapi, ini masih terlalu early. Ada beberapa bulan lagi sebelum kami launch. Tapi karena kerja sama strategis dengan Telkomsel ini, kami ingin umumkan bahwa Go Pulsa akan jadi salah satu produk [baru] kami. […] Janji saya, […] dalam empat bulan [layanan Go Pulsa sudah hadir].”

Sementara itu, Presiden Direktur TiPhone Indonesia Tan Lie Pin memandang bahwa kerja sama ini dapat mendukung transformasi perusahaan. Sebagai agregator penjualan pulsa melalui Go-Jek, ia berharap ke depannya kerja sama ini akan melengkapi peta jalan channel distribusi TiPhone menuju modern channel dan on line channel .

Telkomsel sendiri memasang target untuk bisa meraih pendapatan sebesar Rp 84 triliun hingga Rp 86 triliun untuk tahun 2016. Diharapkan, setidaknya ada kontribusi sebesar Rp 150 miliar per bulan melalui transaksi isi ulang pulsa lewat kerja sama dengan Go-Jek yang sudah terjalin hari ini.

Application Information Will Show Up Here

Tiphone Berencana Akuisisi Penuh Saham Simpatindo Senilai Rp 500 Miliar

Tak butuh waktu begitu lama setelah berhasil mengantongi dana segar, PT Tiphone Mobile Indonesia (Tiphone) langsung menggenjot pertumbuhan bisnisnya. Dikabarkan, Tiphone saat ini tengah melirik kepemilikan penuh PT Simpatindo Multimedia (Simpatindo) yang berujung pada akuisisi 100% saham Simpatindo senilai Rp 500 miliar. Kabarnya rencana ini bakal diwujudkan di akhir tahun ini.

Menanggapi kabar ini, Presiden Komisaris Tiphone, Hengky Setiawan mengatakan, pengakuisisian penuh saham Simpatindo merupakan langkah terpadunya dalam memacu kemampuan perusahaan perihal distribusi bisnis pulsa.

“Kami berupaya untuk memperkuat jaringan distribusi kami, dari sekitar 200.000 reseller di tahun ini menjadi 300.000 reseller di tahun depan,” ujarnya seperti yang dikutip dari pemberitaan The Jakarta Globe (3/10).

Dengan nilai akuisisi yang cukup fantastis, bisa dipastikan sumber dana yang diambil berasal dari hasil pelepasan saham Tiphone kepada PT Pins Indonesia (anak usaha PT Telkom Indonesia, Tbk) sebesar 25% atau senilai mencapai lebih dari Rp 1,1 triliun. Terakhir bahkan dikabarkan pembelian saham minoritas Tiphone ini bakal berkembang hingga sebesar 30%.

Seberapa menarik sebenarnya Simpatindo bagi Tiphone? Simpatindo sendiri adalah perusahaan yang berdiri sebagai perusahaan distribusi telekomunikasi dan produk multimedia. Sebagian besar, produk yang dijualnya antara lain voucher pulsa elektronik dari beberapa operator seluler di Indonesia. Menariknya, Simpatindo ternyata juga merupakan salah satu dealer pulsa resmi dari produk seluler Telkom (Telkomsel dan Telkom Flexi).

Melihat posisi Simpatindo yang sedemikian rupa, tak ayal bisa dianalogikan jika pengakuisisian yang dilakukan Tiphone ini merupakan “jalur pembuka” bagi grup Telkom untuk semakin menggenjot kinerja bisnisnya perihal jalur distribusi pulsa, selain itu dari sini juga bisa dikombinasikan dengan peran Tiphone dalam pengadaan produk smartphone ke beberapa vendor ternama. Pembelian saham minoritas Tiphone terhadap PINS Indonesia pun sempat akan diawasi oleh KPPU terkait kemungkinan persaingan distribusi yang tidak sehat.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sidikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Tiphone to Acquire Simpatindo for Rp 500 Billion

It didn’t take too long for PT Tiphone Mobile Indonesia (Tiphone) to turn a splash of funding given by PT Pins Indonesia (one of Telkom’s subsidiaries) into something which boosts its business. As matter of fact, Tiphone has planned to acquire 100% of PT Simpatindo Multimedia’s (Simpatindo) shares by spending around Rp 500 billion by the end of this year. Continue reading Tiphone to Acquire Simpatindo for Rp 500 Billion

Tiphone Berencana Akuisisi Penuh Saham Simpatindo Senilai Rp 500 Miliar

Tak butuh waktu begitu lama setelah berhasil mengantongi dana segar, PT Tiphone Mobile Indonesia (Tiphone) langsung menggenjot pertumbuhan bisnisnya. Dikabarkan, Tiphone saat ini tengah melirik kepemilikan penuh PT Simpatindo Multimedia (Simpatindo) yang berujung pada akuisisi 100% saham Simpatindo senilai Rp 500 miliar. Kabarnya rencana ini bakal diwujudkan di akhir tahun ini. Continue reading Tiphone Berencana Akuisisi Penuh Saham Simpatindo Senilai Rp 500 Miliar

Grup Telkom Segera Kuasai 30 Persen Saham Tiphone

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui anak perusahaannya, PT Premises Integration Service (PINS Indonesia), siap mengambil alih hingga 30 persen saham PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. Tiphone sendiri adalah perusahaan  yang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi voucher pulsa telepon selular, kartu perdana dan telepon seluler.

Continue reading Grup Telkom Segera Kuasai 30 Persen Saham Tiphone