Logistik memainkan peran penting dalam industri maritim, memfasilitasi pergerakan barang dari berbagai negara. Dengan meningkatnya permintaan moda transportasi yang efisien dan mulus, sektor logistik terus bertransformasi dengan berbagai inovasinya. Khusus di segmen maritim, startup bernama “Titip” hadir sebagai platform yang ingin menghadirkan solusi secara end-to-end kepada pemain logistik di Indonesia.
Startup yang lahir dari venture builder Wright Partners ini, resmi meluncur menawarkan layanan kepada target pengguna. Mengedepankan teknologi yang didukung oleh artificial intelligence, Titip berkonsep marketplace B2B logistik maritim.
Ingin maksimalkan kinerja kapal logistik
Berdasarkan Logistics Performance Index (2023) yang diterbitkan Bank Dunia, Indonesia masih berada di peringkat 61, di bawah negara tetangga ASEAN seperti Malaysia di 26, Thailand di 34, dan Vietnam di 43. Hal ini menunjukkan masih banyak yang perlu ditingkatkan dari industri logistik tanah air untuk mengejar ketertinggalan ini.
Beberapa masalah yang saat ini hadir di dunia logistik adalah mismatch antara supply–demand kebutuhan logistik. Ketidaksesuaian ini mengakibatkan tingkat utilisasi moda transportasi pemilik kapal tidak optimal. Dibarengi dengan proses dokumentasi yang belum sepenuhnya efisien, berdampak pada tingginya biaya logistik.
Saat acara peluncuran (15/5), Business Development Manager Titip Fernando Budiargo mengungkapkan, saat ini masih banyak pemilik kapal atau mereka (transporter) belum secara maksimal menggunakan kapal mereka. Di sisi lain para perusahaan penyewa (charterer) masih kesulitan untuk menemukan kapal yang sesuai dengan kebutuhan untuk pengiriman kargo mereka.
Inovasi inilah yang ingin dihadirkan oleh Titip melalui solusi teknologi, dengan misi mendorong proses operasi logistik maritim yang lebih efisien serta lebih transparan.
“Di platform Titip, pengguna akan dapat mengiklankan kargo/kapal mereka dan mencari kargo/kapal sesuai kebutuhan. Pengguna juga akan melakukan transaksi logistik end-to-end secara digital mulai dari pemesanan, penyusunan kontrak, pelacakan hingga pelunasan transaksi,” kata Fernando.
Saat ini Titip telah mendapatkan pendanaan awal dari investor yang enggan untuk disebutkan namanya. Fokus di debut awal mereka mengakuisisi lebih banyak mitra pemilik kapal untuk bergabung platform, sekaligus menawarkan lebih banyak layanan kepada pemilik kargo. Perusahaan hingga saat ini masih menggodok formula yang tepat strategi monetisasi yang ideal untuk mereka terapkan kepada pemilik kapal dan pemilik kargo.
Penerapan teknologi AI
Secara khusus Titip menghadirkan serangkaian teknologi logistik seperti matchmaking algorithm, digital contracting, real-time monitoring melalui geolocation dan digital documentation yang telah terintegrasi dalam satu platform. Pengguna akan mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh, antara lain peningkatan skala bisnis melalui perluasan jaringan usaha serta meningkatkan kapasitas operasi melalui pencarian kapal tambahan dari jaringan yang terverifikasi.
Titip melakukan verifikasi untuk setiap pengguna yang terdaftar, untuk menjamin rasa aman dalam melakukan transaksi. Dan untuk memastikan transparansi layanannya, pengguna akan selalu dapat mengakses dokumen transaksi yang tersimpan secara digital. Di samping itu, Titip memiliki dukungan pelanggan yang tersedia, yang bisa disampaikan kepada account manager dan sales support yang dapat membantu seluruh transaksi atau kegiatan operasional yang terjadi di dalam platform.
Perusahaan menargetkan menjadi one-stop-shop untuk seluruh hal yang berkaitan dengan transaksi di logistik komoditas (seperti batu bara, nikel, CPO/kelapa sawit), termasuk di pembiayaan, pelacakan karbon, dan keagenan. Saat ini Titip bisa diakses melalui website, namun ke depannya perusahaan memiliki rencana untuk meluncurkan aplikasi kepada target pengguna.
“Guna mempercepat proses inovasi, Titip telah berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan terkemuka seperti Microsoft melalui program Microsoft for Startups Founders Hub. Dalam program ini, Titip bekerja secara dekat dengan para ahli dari tim Digital Native Microsoft untuk mendesain arsitekturnya menggunakan teknologi dan tools mereka. Tujuannya jelas, untuk memberdayakan sektor logistik di Indonesia, dan mendorong kemajuan ekonomi serta sosial tanah air,” kata Fernando.
Dukungan Wright Partners
Titip merupakan portofolio pertama dari Wright Partners yang fokus menghadirkan solusi terpadu untuk logistik maritim. Dilihat dari potensi yang ada, Wright Partners melihat apa yang dihadirkan oleh Titip memiliki potensi untuk mencapai profitabilitas, sesuai dengan visi dan fokus dari mereka.
Partner Wright Partners Rangga Maharga mengungkapkan, fokus mereka mencari pasar yang masih memiliki permasalahan yang besar, dan bagaimana startup tersebut bisa menemukan solusi.
“Kami melihat saat ini logistik maritim masih besar pasarnya dan belum banyak yang mencoba untuk menghadirkan layanan kepada pihak terkait. Titip menjadi platform pertama yang menghadirkan solusi secara tersebut, dengan tujuan akhir yaitu membantu para pemain di industri terkait. Mulai dari membantu untuk ekspor hingga menemukan biaya yang terjangkau,” kata Rangga.
Didirikan oleh Arnold Egg dan Ziv Ragowsky, Wright Partners mendirikan venture builder yang beranggotakan serial entrepreneurs dan experts dalam industri teknologi. Sebagai entitas yang fokus pada kegiatan venture building, model bisnis yang ditawarkan oleh Wright Partners cukup berbeda dan unik. Perusahaan bekerja sama dengan korporat untuk membantu mereka dalam menjalankan corporate innovation. Dua layanan yang ditawarkan mencakup Corporate Venture Building dan CVC as a Service.