Tag Archives: Tizen OS

Samsung Galaxy Watch Active 2 Hadir Membawa Fitur ECG dan Konektivitas LTE

Belum ada setengah tahun sejak Samsung Galaxy Watch Active dirilis, Samsung sudah menyingkap suksesornya. Meski sepintas penampilannya terbilang mirip, Galaxy Watch Active 2 tentu punya fitur yang lebih lengkap, sekaligus membawa sejumlah penyempurnaan dibanding versi sebelumnya.

Fisik Watch Active 2 sedikit lebih besar dan tebal ketimbang pendahulunya, akan tetapi ia kini juga hadir dalam dua ukuran: 44 mm atau 40 mm. Keduanya sama-sama mengusung layar Super AMOLED beresolusi 360 x 360 pixel yang dilapisi kaca Gorilla Glass DX+, dan yang membedakan kedua varian ini hanya sebatas ukuran layar beserta kapasitas baterainya saja.

Samsung Galaxy Watch Active 2

Masih seputar layar, ada satu penyempurnaan paling krusial yang dibawa Watch Active 2, yakni digital rotating bezel. Seperti yang kita tahu, Watch Active tidak dibekali rotating bezel fisik yang sudah menjadi ciri khas smartwatch Samsung selama beberapa tahun terakhir.

Fitur unggulan tersebut akhirnya kembali hadir di Watch Active 2, meski implementasinya sedikit berbeda. Ketimbang mengandalkan bezel yang bisa diputar secara fisik, Samsung menanamkan panel sentuh di balik bezel Watch Active 2, dan selagi jari kita berada di atasnya, akan terasa haptic feedback yang memberikan sensasi klik seperti pada rotating bezel fisik.

Samsung Galaxy Watch Active 2

Untuk spesifikasi, Watch Active 2 rupanya masih menggunakan chipset Exynos 9110 yang sama seperti pendahulunya, namun yang membedakan, smartwatch ini juga tersedia dalam varian berkoneksi LTE. Samsung tak lupa menyempurnakan kapabilitas health tracking-nya lewat accelerometer dan heart-rate monitor yang lebih advanced, serta fitur ECG (electrocardiogram) ala Apple Watch Series 4.

Samsung Galaxy Watch Active 2 kabarnya bakal dipasarkan mulai 27 September mendatang. Harganya dipatok mulai $280 untuk varian 40 mm, atau mulai $300 untuk varian 44 mm. Tentunya itu harga untuk varian non-LTE, sedangkan varian LTE-nya sendiri masih belum dirincikan harganya.

Sumber: Samsung dan CNET.

Samsung Umumkan Tizen 4.0, Bidik Smart Home dan Perangkat IoT

Samsung resmi mengumumkan sistem operasi Tizen generasi keempat dalam gelaran Tizen Developer Conference (TDC) yang dihelat di San Fransisco. Kali ini, versi terbaru Tizen mendukung lebih banyak perangkat dibandingkan pendahulunya.

Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Samsung, bahwa sistem operasi Tizen 4.0 tidak lagi terbatas untuk smartphone dan TV, menyusul perluasan dukungan ke platform yang lebih terintegrasi yakni ke perangkat dengan membagi lagi ke dalam bentuk modul-modul yang berfungsi penuh.

Secara teknis, Tizen 4.0 kini tidak hanya membawa versi asli berbasiskan Linux untuk perangkat-perangkat canggih, tapi telah diperluas ke Tizen Real Time untuk aplikasi di perangkat-perangkat dengan spesifikasi rendah seperti lampu pintar, termostat dan timbangan. Jadi, arahnya lebih ke ranah Internet of things yang sejak awal memang jadi salah satu bidikan Samsung.

Untuk memuluskan ambisinya, Samsung akan menggandeng Microsoft guna menawarkan alat pengembang dan juga bahasa untuk membuat aplikasi Tizen. Walhasil, pengembang dapat memanfaatkan framework Xamarin UI dan juga Microsoft .NET melalui bahasa program C# yang bisa dibuat melalui Visual Studio.

Di ajang yang sama Samsung juga memperkenalkan modul baru untuk ranah IoT, ARTIK053 yang sudah mengadopsi Tizen 4.0 dan dioptimalkan untuk perangkat yang menggunakan lalu lintas data rendah. Tak ketinggalan, Samsung Z4smartphone Tizen terbaru dari Samsung juga ikut merebut perhatian peserta di ajang TDC 2017.

Sebagai tambahan, Tizen generasi pertama juga lahir di ajang yang sama di TDC 2012. Sejauh ini Tizen telah melang-lang buana ke sejumlah negara lewat beberapa model smartphone Samsung Z dan juga smart TV.

Sumber berita Samsung 1, 2, 3 dan gambar header Fossbytes.

Smartphone Tizen OS, Samsung Z4 Tiba dengan Desain Baru

Jajaran Samsung Z menjadi senjata kedua Samsung jika suatu saat ekosistem Android menemui fase kejenuhan dan perlahan mati seperti yang dilalui oleh Symbian dan BlackBerry. Model ini memang tidak mengadopsi sistem operasi Android seperti seri yang lain, melainkan menggunakan Tizen OS yang dikembangkan sendiri oleh Samsung.

Seri pertama Samsung Z1 lahir dengan spesifikasi yang minimalis. Hingga seri ketiga lahir, Samsung Z masih tetap dengan konsep dasarnya, sederhana dan dijual dengan harga terjangkau. Tapi perlahan Samsung mulai melakukan peningkatan meski tak banyak. Hal itu terlihat dari apa yang coba mereka suguhkan dalam wujud Samsung Z4, generasi smartphone Tizen OS keempat yang secara resmi diperkenalkan pekan lalu.

20170512YVKEM2ULL7VXQ4VXU6TWTAE4

Samsung Z4 menjadi seri pertama yang menggunakan rancangan desain kaca 2.5D yang membalut layar selebar 4,5 inci beresolusi 480×800 piksel. Ukuran layarnya yang terlalu lebar plus grip rancangan khusus, membuat perangkat sangat mudah dioperasikan dengan satu tangan sembari mengerjakan sesuatu yang lain. Samsung juga berupaya memberikan kesan mewah melalui lapisan mengkilap di depan dan pola unik di bagian belakang.

Jeroan smartphone berbasis Tizen 3.0 ini dihuni prosesor empat inti dengan kecepatan 1,5GHz yang dipasangkan dengan RAM 1GB. Melengkapi kinerja apik di kelasnya, ponsel juga menghadirkan sepasang kamera 5MP di belakang dan depan. Kamera depannya membawa LED flash dan sejumlah mode kamera untuk menyempurnakan bidikan selfie pemiliknya.

Belum ada informasi berapa harga Samsung Z4, namun perangkat yang sudah mendukung internet ngebut 4G LTE ini bakal digulirkan ke India mulai bulan Mei ini. Akan ada tiga pilihan warna, antara lain hitam, emas dan silver.

Sumber berita Samsung.

Launcher Rasa Android Nougat Mendarat untuk Samsung Z1, Z2 dan Z3

Sebagai sebuah sistem operasi yang masih hijau, wajar jika Tizen belum mempunyai ekosistem yang solid seperti Android atau iOS. Tapi, Samsung punya visi yang sempurna untuk Tizen plus sumber daya yang sangat baik untuk mengembangkan Tizen. Kendati memang selain kekuatan dalam dirinya, Samsung juga butuh dukungan para pengembang untuk mencapai posisi yang ideal. Beruntung jalan ke arah itu mulai terbuka secara perlahan menyusul hadirnya aplikasi baru yang terbilang mengejutkan.

Seorang pengembang bernama Slawomir Musial baru saja meluncurkan aplikasi launcher berbasis Nougat yang ditujukan untuk perangkat Tizen. Memungkinkan pemilik Samsung Z1, Z2 dan Z3 untuk merasakan tatap muka seperti yang dipunyai smartphone Google Pixel atau LG V20 yang sudah lebih dulu mencicipi Android 7.0 Nougat.

Dinamai Nougat Launcher, aplikasi menghadirkan tema berasa Googlicious yang memiliki sentuhan ala Nougat meskipun sedikit mengingatkan kita dengan tema-tema berbau Marshmallow yang banyak bertebaran di toko Samsung dan Android. Namun jika diamati lebih dalam, launcher tetap mempunyai kesan Tizen yang masih kuat.

nougat launcher_2 nougat launcher_1

Tampilan paling khas adalah hadirnya logo G degan polesan berbagai warna di bagian kiri layar utama, mengingatkan kita akan Pixel Launcher di smartphone Google Pixel dan Pixel XL. Tambahan menarik lainnya, launcher dapat mencari aplikasi yang sudah terpasang dan beberapa perilaku yang disesuaikan dengan Android Nougat. Sayangnya, di launcher ini pengguna belum dapat menambahkan shortcut aplikasi baru ke layar home.

Sumber berita TizenExperts dan gambar header ilustrasi logo Nougat.

Samsung Siapkan Smartphone Berbasis Tizen 3.0?

Samsung punya visi yang cukup ambisius untuk platform Tizen mereka, di samping secara konsisten melahirkan perangkat dengan sistem operasi Android. Untuk menciptakan ekosistem yang kokoh, Samsung sudah memulai dengan sangat baik melalui peluncuran sejumlah perangkat di kategori yang berbeda, termasuk smartphone. Salah satu jajaran smartphone Samsung yang sudah mengadopsi Tizen OS adalah Samsung Z1 dan Z2 yang cukup dapat terima oleh konsumen di sasaran pasarnya.

Tak sampai di situ, Samsung diyakini akan terus mendorong adopsi Tizen secara lebih masif dengan mempersiapkan perangkat baru terutama untuk pasar berkembang seperti India, Nigeria, Bangladesh dan mungkin saja Indonesia. Buktinya Z1 Z2 sudah bisa dijumpai di sini.

Menurut lansiran SamMobile, Samsung sudah mulai mengembangkan smartphone pertama yang akan mengadopsi Tizen OS versi 3.0. Diberi nomor model SM-Z250F, secara internal smartphone diberi nama Pride, dan akan mengikuti jejak pendahulunya, Z2 menyasar pasar-pasar berkembang. Yang menarik, Samsung juga sudah mempersiapkan teknologi kendali suara berbasis Tizen dengan fungsi yang serupa dengan platform lainnya. Sayangnya tak banyak bocoran yang menyebutkan soal spesifikasi Samsung Pride ini.

Sejalan dengan apa yang sudah mereka awali, Samsung pun diyakini bakal lebih serius menggarap segmen berbeda meliputi smartwatch, pencatat kebugaran dan televisi yang menggunakan sistem operasi Tizen OS.

Sumber berita SamMobile dan gambar header Tizen.

Smartphone Tizen OS Dipastikan Bakal Mendukung BBM

Ekosistem sistem operasi Tizen memang belum seluas dan sematang Android. Faktor ini pula yang dianggap menjadi penyebab kurangnya minat pengguna terhadap ponsel pintar berbasis Tizen, Samsung Z2. Namun BlackBerry melalui CEO BBM, Matthew Talbot memastikan bakal segera menghadirkan dukungan BlackBerry Messenger untuk Samsung Z2, smartphone Tizen yang mendarat di Indonesia September lalu.

Peminat Samsung Z2 dibuat bimbang. Di satu sisi merasa penasaran dengan platform Tizen yang ditawarkan Samsung, tapi di saat yang sama merasa ragu karena smartphone ini belum mendukung BlackBerry Messenger. Sementara mayoritas pengguna mobile di Indonesia menggunakan aplikasi pesan tersebut.

Menurut pernyataan Matthew, “Tizen seperti versi lain Android. Pengembang bisa melabuhkan aplikasi Android mereka menjadi aplikasi Tizen dengan beberapa modifikasi. Tentu kami akan senang bila bisa mendukung Tizen. Saat ini kami sedang berdiskusi dengan Samsung soal pengadaan aplikasi BBM di OS Tizen.”

Sayangnya Matthew belum bisa memberikan kapan waktu pastinya dukungan itu akan bisa dinikmati oleh pengguna. Untuk saat ini, tak ada yang bisa dilakukan pengguna Samsung Z2 selain menunggu kabar baik itu.

Samsung Z2_1

Samsung Z2 merupakan ponsel pintar yang ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Oleh sebab itu, Samsung seharusnya tidak punya kesulitan untuk menawarkannya ke konsumen Indonesia yang mayoritas masih lebih memilih perangkat dengan harga yang terjangkau. Namun dukungan ekosistem aplikasi yang masih lemah sedikit banyak mempengaruhi serapan pasar terhadap ponsel ini.

Dalam sesi yang sama, Menurut Talbot mengatakan jumlah smartphone di Indonesia yang memasang aplikasi BBM tak kurang dari 65 juta unit. Dari angka tersebut, 75 persen atau 48,7 juta di antaranya adalah pengguna aktif bulanan BBM yang menghabiskan waktu sebanyak 70 menit dalam sehari untuk BBM-an.

Sumber berita Tizenexperts.

Samsung Z2 Tampil Mempesona Dalam Sebuah Video

Sampai hari ini, Samsung sudah meluncurkan beberapa varian smartphone di bawah panji seri Z, antara lain Z, Z1 dan Z3. Ketika melepas Z3 ke publik, Samsung menolak memberikan penjelasan mengapa mereka melompati Z2 yang seharusnya menjadi penerus Z1. Namun pertanyaan itu tampaknya bakal segera terjawab, pasalnya baru-baru ini muncul video promosi yang menampilkan Z2 sebagai bintangnya.

Dalam video yang dilansir oleh SamMobile tersebut, Samsung Z2 bakal menjadi smartphone Tizen pertama yang bakal menggondol serta fitur 4G LTE. Untuk mengimbanginya, Samsung juga diyakini bakal membenamkan fitur Ultra Data Saving Mode untuk menghemat konsumsi daya. Selain itu bakal ada fitur My Money Transfer dan sejumlah fitur untuk makin mengilaukan pesona Z2.

Sementara itu, di sektor spek perangkat keras, Samsung Z2 disebut-sebut mengemas prosesor empat inti yang memiliki daya pacu 1.5GHz. Prosesor ini dibantu RAM dengan kapasitas 1GB dan ruang simpan 8GB. Sayangnya, Z2 kemungkinan hanya memperoleh layar berukuran 3.97 inci kendati rumor lainnya menyebutkan ukuran lainnya di 4,5 inci. Ukuran kedua jelas lebih digemari konsumen saat ini, terlebih Samsung Z3 sudah menggunakan layar seluas 5 inci dengan resolusi HD.

Dan seperti Z3, Samsung Z2 juga bakal dimotori sistem operasi Tizen OS 2.4 dengan dukungan baterai sebesar 1.500mAh.

Mengenai kameranya, rumor terakhir menyinggung soal sensor 5MP yang dibenamkan di bagian belakang perangkat. Sayangnya info-info ini belum terjawab oleh video yang diklaim adalah video promosi resmi buatan Samsung. Tapi paling tidak, dengan munculnya video ini maka hampir dipastikan kemunculannya hanya tinggal menghitung hari, atau minggu.

Gambar header ilustrasi Samsung Z3.

Bocoran Wallpaper dari Smartphone Ber-OS Tizen, Samsung Z2

Kebanyakan masyarakat boleh jadi lebih melihat Samsung sebagai produsen perangkat dengan OS Android terbesar yang ada di pasaran saat ini, namun Samsung telah memiliki platform Tizen OS sebagai sistem operasi alternatif yang telah diracik dan diperkenalkannya sejak tahun 2012 lalu dan kini platform tersebut semakin menampakkan geliatnya.

Pada sebuah perhelatan yang bertajuk Samsung Dev Conference yang berlangsung di San Francisco beberapa waktu lalu, perusahaan elektronik asal Korea Selatan ini telah memperkenalkan sistem operasi Tizen yang kini telah memasuki versi 3.0.

Perlahan namun pasti, sistem operasi racikan Samsung ini menjadi alternatif lain dari platform Android dan iOS. Terlebih dengan hadirnya sejumlah dukungan seperti kompatibilitas untuk chipset yang memiliki arsitektur 64-bit sehingga ia mampu dipadukan pada mesin dengan prosesor berbasis ARM 64-bit dan x86 terbaru.

Melalui informasi yang kami rangkum dari Softpedia, disebutkan bahwa pihak Samsung tengah bersiap untuk merilis perangkat smartphone Samsung Z2 yang juga berjalan menggunakan platform Tizen OS. Menariknya, sejumlah bocoran dari gambar wallpaper yang ada pada smartphone ini pun telah tersiar ke publik.

Menurut sumber yang sama disebutkan bahwa smartphone ini baru akan diumumkan di India pada tanggal 11 Agustus mendatang bersamaan dengan peluncuran perangkat smartphone Samsung Galaxy Note 7 dan Galaxy A9 Pro di negara tersebut.

Informasi lain juga menyebutkan bahwa selain akan hadir di India, smartphone Samsung Z2 ini juga akan menyambangi sejumlah negara di kawasan lain seperti Eropa, Afrika Selatan , Nigeria dan Asia termasuk juga Indonesia.

Spesifikasi hardware yang dimiliki Samsung Z2 boleh jadi tidak terlalu gahar, namun dibanding varian pendahulunya yakni Z1 dan yang belum lama diperkenalkan Samsung Z3, smartphone Z2 memiliki spesifikasi yang sedikit lebih baik dari kedua smartphone yang sama-sama berjalan dengan Tizen OS tersebut.

Smartphone Samsung Z2 dikabarkan akan membawa layar AMOLED berukuran 4 inci yang ditopang dengan prosesor quad-core 32-bit serta dukungan RAM 1 GB. Selain memiliki kemampuan untuk terhubung dengan jaringan 4G LTE, ada sejumlah aplikasi menarik seperti My Money Transfer, S-Bike dan aplikasi Tizen lain.

Untuk mendukung proses kinerja sehari-harinya, smartphone yang akan hadir dengan dua varian warna body hitam dan putih ini akan didukung dengan baterai berkapasitas 2,000 mAh. Dari rumor yang ada disebutkan bahwa smartphone ini akan dibanderol dengan harga $68 untuk tiap unitnya.

Sumber: Softpedia | Gambar Header: Softpedia

Perkembangan Sistem Operasi Tizen

Tizen merupakan sebuah sistem operasi terbuka (open source) yang dikembangkan untuk menjadi fondasi berbagai perangkat bergerak (mobile devices). Dikembangkan dengan landasan kernel Linux dan GNU C Library, Tizen berusaha memfasilitasi kebutuhan berbagai perangkat “smart” yang kini kian ramai di pasaran. Diusung oleh komunitas, sistem operasi terbuka ini juga mendapatkan dukungan dari vendor perangkat terkemuka, seperti Samsung dan Intel.

Samsung menjadi salah satu vendor yang paling percaya diri dengan Tizen. Pada bulan Oktober 2013 Samsung meluncurkan sebuah kamera pintar NX300M yang menjadi produk konsumen pertama berbasis Tizen yang dijual di pasaran. Setelah itu bulan April 2014 Samsung merilis sebuah jam tangan pintar Samsung Gear 2 menggunakan landasan platform Tizen. Tidak berhenti di situ saja, bulan Januari 2015 di pasar India, Samsung menghadirkan Samsung Z1, smartphone komersial berbasis Tizen. Diikuti oleh Samsung Z3 pada bulan Oktober 2015.

Samsung juga memperkenalkan Tizen pada Samsung Connect Auto, sebuah perangkat pintar yang siap membuat kendaraan mampu terhubung dengan konektivitas nirkabel dan berbagai layanan aplikasi. Tepatnya pada 21 Februari 2016 lalu. Hal ini membawa keyakinan terhadap eksosistem Tizen yang kian meningkat dan luas. Inovasi Tizen juga terus berkembang di berbagai perangkat yang dekat dengan pengguna, awal Juni ini Samsung Gear Fit 2 diluncurkan ke publik.

Pada versi awal, dari perspektif pengembang, Tizen menyediakan aplikasi pengembangan berdasarkan library JavaScript dan jQuery. Namun sejak versi 2.0, Tizen telah dibekali dukungan kerangka pengembangan native C++ yang kian mempermudah pengembang untuk membuat aplikasi berbasis Tizen. Seiring dengan makin majunya perkembangan aplikasi berbasis web, Software Development Kit (SDK) yang saat ini ada bahkan telah memungkinkan pengembang menggunakan HTML5 dan teknologi web modern untuk mengembangkan aplikasi di platform Tizen.

Dari perspektif pengusung, pada mulanya Samsung berkolaborasi dengan EFL Project (Enlightenment Foundation Libraries) mengembangkan sebuah sistem operasi yang dikenal dengan LiMo. Nama Tizen muncul ketika Intel bergabung bersama proyek tersebut pada September 2011, meninggalkan proyek MeeGo yang sebelumnya diinisiasi. Kehadiran Intel menumbuhan spekulasi bahwa Tizen merupakan kelanjutan dari MeeGo, namun pada faktanya keduanya dikembangkan menggunakan basis yang berbeda.

Di Januari 2012, LiMo Foundation berubah nama menjadi Tizen Association, yang mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, di antaranya Samsung, Intel, Huawei, Fujitsu, NEC, Panasonic, KT Corporation, Sprint Corporation, SK Telecom, Orange, NTT DoCoMo, dan Vodafone. Kolaborasi tersebut berhasil merilis Tizen v1.0 pada 30 April 2012 dengan code-name Larkspur.

Kemunculan versi pertama kian membuat para perusahaan terkait tertarik bergabung, Sprint Corporation salah satunya. Bersama Linux Foundation, platform open source tersebut terus dikembangkan. Hingga pada 25 September 2012, Tizen merilis versi keduanya dengan code-name Magnolia. Menambahkan kemampuan framework dengan fitur yang lebih baik, dengan dukungan HTML5/W3C API yang lebih mendalam, termasuk sistem keamanan yang ada di dalamnya.

Sampai saat ini Tizen sudah memasuki versi 2.4, dan masih terus dikembangkan untuk berbagai perangkat. Beberapa inisiatif pengembangan dan peningkatan ekosistem juga sudah dilaksanakan sejak versi 2.1. Salah satunya adanya Tizen App Challenge oleh Samsung yang menawarkan hadiah hingga USD $ 4 Juta. Dan beberapa waktu ke depan, Indonesia Next App 3.0, sebuah sesi hackathon pengembangan perangkat lunak mobile yang diadakan Samsung bersama DailySocial juga akan menantang pengembang lokal untuk mengembangkan aplikasi di atas platform Tizen.

Keyakinan ini setidaknya telah meyakinkan bahwa Tizen merupakan sebuah sistem yang telah matang, dan kini tengah menyusun ekosistemnya untuk menjadi besar di pasaran. Bagi pengembang, menjadi sebuah kesempatan juga untuk berlabuh, menjadi bagian dari pembesar ekosistem sistem operasi multi-platform tersebut.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0.

 

Mengenal Tizen dan Potensi Pengembangannya

Debut sistem operasi Tizen terbukti cukup efisien jika melihat hasil capaiannya pada tahun lalu. Dalam sebuah riset pasar, sistem operasi yang diprakarsai Samsung tersebut berhasil menggeser BlackBerry OS dari posisi 4 besar sistem operasi ponsel. Tizen merupakan open source project untuk sistem operasi yang berbasis modifikasi Kernel Linux dan Runtime WebKit. Tizen dapat berjalan di perangkat smartphone, wearable ataupun compliance devices.

Kepercayaan diri Samsung terhadap Tizen juga telah dicurahkan pada peluncuran smartphone seri Z1 dan Z3 di India tahun lalu. Beberapa produk berbasis smart TV, wearable dan bahkan Internet of Things juga masih terus diinisiasi dengan penyempurnaan platform Tizen. Dari sisi pengembangan pun Tizen Development menawarkan beberapa target platform peralatan yang cukup beragam. Secara teknis terdapat tiga opsi pengembangan, yakni Native Application, Web Application dan Hybrid (Native+Web).

Dengan bahasa pemrograman C/C++, pengembangan aplikasi Tizen dapat diterapkan secara Native, sehingga memungkinkan sebuah aplikasi memiliki performa yang handal karena berkomunikasi langsung dalam lingkaran sistem operasi. Sedangkan bagi para pengembang web, opsi Web Application dapat dipilih, karena Tizen memiliki salah satu keunggulan yakni memiliki dukungan browser HTML5 terbaik di kelasnya. Seperti diketahui HTML5 juga didukung oleh platform mobile lain seperti Android, iOS, Windows Phone, BlackberryOS dan FireOS.

Menjadi kabar yang cukup menyejukkan juga bagi pengembang aplikasi dan game yang biasa menggunakan platfrom HTML5, karena kemampuan port web app to Tizen juga menjadi prioritas inovasi yang diberikan.

Saat ini para pengembang juga sudah sangat dipermudah dengan hadirnya Tizen SDK (Software Development Kit) yang dapat diunduh secara gratis dan tersedia di berbagai platform sistem operasi komputer, mulai dari Microsoft Windows, OS X dan Linux Ubuntu. SDK ini telah dilengkapi dengan sekumpulan kemampuan yang terintegrasi untuk pengembangan aplikasi berplatform Tizen.

Menilik kecakapan pangsa pasar aplikasi di sistem operasi Tizen

Kehadiran sistem operasi yang masih baru ini tentu membawakan banyak potensi dari sisi inovasi. Masih teringat betul dalam benak, tatkala para pengembang memulai concern mengembangkan aplikasi Android, di kala saat itu BlackBerry OS dan Symbian masih terlihat sangat mendominasi di pasar. Faktanya teknologi adalah suatu hal yang dinamis, kesuksesannya sangat ditopang bagaimana industri yang merangkulnya dapat mengalirkan strategi penumbuhan pangsa pasar.

Smartphone merupakan handset terpopuler yang terjual di Indonesia per tahun 2015. Memiliki brand yang cukup kuat, Samsung berhasil mendominasi pangsa pasar untuk smartphone di berbagai kelas, baik untuk perangkat low-end and high-end.

Sudah tidak diragukan lagi strategi Samsung sebagai inovator pengembang handset mobile untuk menjamah berbagai kalangan. Terlebih Tizen oleh Samsung tengah banyak diaplikasikan untuk ponsel low-end (dengan spesifikasi minimum) untuk merangkul lebih banyak pengguna.

Apalagi Samsung juga masih terus berupaya untuk membesarkan Tizen di berbagai perangkat lain non-smartphone, artinya sebuah lingkungan terintegrasi akan segera hadir. Bisa jadi akan membawakan sebuah tren baru (lagi) di era digital-native ini.

Menjadi sebuah kesempatan emas bagi inovator lokal khususnya untuk memulai membangun ekosistem aplikasi dalam platform yang sedang terus bertumbuh ini. Terlebih kemampuan multi-platform yang ditawarkan dalam pengembangan juga akan memudahkan pengembang melakukan adaptasi secara lebih cepat, dengan ketersediaan perangkat pengembangan yang juga sudah sangat beragam.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0.