Epic Games mengakuisisi Sketchfab pada minggu lalu. Tak hanya itu, Tencent juga membeli mayoritas saham dari Stunlock Studios, developer dari Battlerite Royale. Sementara itu, Ubisoft mengumumkan bahwa server Tom Clancy’s Elite Squad bakal tutup pada Oktober 2021.
Tencent Jadi Pemegang Saham Mayoritas di Stunlock Studios
Tenceng mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi saham di Stunlock Studios. Dengan begitu, mereka kini menjadi pemegang saham mayoritas dari developer game asal Swedia tersebut. Namun, pembelian saham ini tidak akan memengaruhi struktur perusahaan dan Stunlock akan tetap beroperasi seperti biasa. Tencent hanya akan memberikan dukungan strategis. CEO Stunlock Studios, Rickard Frisegård mengatakan, investasi dari Tencent ini merupakan bukti kepercayaan mereka akan kualitas game-game buatan Stunlock.
Didirikan di Skövde pada 2010, Stunlock Studios telah mengembangkan beberapa game seperti Bloodline: Champions, Dead Island: Epidemic, dan yang paling baru, Battlerite Royale, lapor GamesIndustry. Pada 2016, Stunlock bekerja sama dengan Tencent untuk merilis Battlerite di Tiongkok. Dan pada 2019, Tencent membeli sedikit saham di Stunlock. Kini, Tencent membeli lebih banyak saham dari Stunlock.
PLAY Interactive Adakan Program Pendanaan untuk Developer Indie Malaysia
PLAY Interactive memperkenalkan program pendanaan untuk developer game indie asal Malaysia. Program yang dinamai PLAY Game Development Co-Investment Fund ini bertujuan untuk membantu studio Malaysia meluncurkan game mereka. Secara total, program ini menawarkan dana sebesar RM1 juta (sekitar Rp3,4 miliar). Setiap developer yang terpilih untuk masuk dalam program ini akan mendapatkan uang paling banyak sebesar RM100 ribu (sekitar Rp342 juta), lapor IGN.
Developer yang terpilih untuk ikut dalam program PLAY Interactive ini harus bisa menyelesaikan game mereka dalam waktu dua tahun setelah mereka menerima uang. Game buatan para developer lalu akan dirilis oleh PLAY Interactive. Program investasi ini tersedia untuk developer yang ingin membuat game di PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X|S, Nintendo Switch, dan mobile. Program itu juga tersedia untuk developer yang hendak melakukan porting dari sebuah game ke platform lain.
Produser Hollywood Bakal Garap Produksi Seri Animasi PUBG
PUBG akan diadaptasi menjadi seri animasi. Krafton Inc. menunjuk Adi Shankar — yang pernah menjadi Executive Producer dari Castlevania — untuk memimpin proyek pembuatan animasi PUBG tersebut. Shankar mengaku bangga atas kesempatan yang diberikan oleh Krafton.
“Sejak PUBG dirilis pada 2017, saya telah memainkan game battle royale itu dan mengalahkan banyak orang di Battlegrounds,” kata Shankar, seperti dikutip dari IGN. “Saya berterima kasih pada Krafton karena telah memberikan kepercayaan untuk merealisasikan visi saya sebagai pembuat film. Bagi saya, proyek animasi ini merupakan bagian dari usaha untuk mengeratkan industri game dengan Hollywood.”
Ubisoft Bakal Tutup Tom Clancy’s Elite Squad
Ubisoft mengumumkan bahwa mereka akan menutup Tom Clancy’s Elite Squad, mobile game RPG yang bisa dimainkan secara gratis. Mereka mengungkap, server dari game itu akan resmi tutup pada 4 Oktober 2021. Diluncurkan pada 4 Oktober 2020, Elite Squad memungkinkan pemain untuk memainkan karakter-karakter dari IP Tom Clancy, seperti Rainbow Six, Ghost Recon, The Division, Splinter Cell, H.A.W.X, dan EndWar, menurut laporan GamesIndustry.
Pada tahun lalu, Elite Squad sempat dikritik karena menggunakan logo tangan terkepal — yang sering diasosiasikan dengan gerakan Black Power — sebagai simbol dari organisasi teroris. Sementara itu, pada minggu lalu, Ubisoft juga mengumumkan game arena shooter baru mereka, Tom Clancy’s XDefiant. Game free-to-play itu juga akan menampilkan sejumlah karakter dari franchise Tom Clancy.
Epic Games Akuisisi Sketchfab
Minggu lalu, Epic mengungkap bahwa mereka telah membeli 3D marketplace, Sketchfab. Dengan ini, Epic ingin memudahkan para kreator untuk mengakses konten 3D, AR, dan VR. Meskipun telah diakuisisi oleh Epic, Sketchfab tidak akan melakukan rebranding dan mereka juga akan tetap beroperasi secara mandiri. Kerja sama antara Epic dan Sketchfab dimulai ketika platform marketplace 3D itu mendapatkan Epic Megagrant pada Maret 2021.
“Tim Sketchfab berhasil menyediakan konten 3D melalui internet, memudahkan semua orang untuk mengedit dan merilis konten online,” kata Vice President dan General Manager, Unreal Engine, Marc Petit, seperti dikutip dari GamesIndustry. “Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna teknologi 3D, permintaan akan solusi berbasis web juga terus naik. Kami senang karena kami bisa bekerja sama dengan tim Sketchfab untuk memberdayakan lebih banyak kreator.”
Melalui livestream berdurasi sekitar 1,5 jam, Ubisoft resmi menyingkap sederet game yang telah disiapkan oleh sejumlah studio internalnya. Sebagian besar di antaranya sudah diantisipasi sejak lama, dan Ubisoft tentu tidak lupa untuk mengungkap lebih detail mengenai masing-masing game.
Di artikel ini, saya ingin membahas setidaknya 5 pengumuman paling menarik dari Ubisoft Forward, dan saya ingin memulainya dengan kejutan terbesar yang Ubisoft hadirkan, yaitu Far Cry 6.
Far Cry 6
Sebagai game keenam dari seri utama Far Cry, sudah semestinya Far Cry 6 menghadirkan pengalaman bermain di dunia open-world yang sangat memuaskan. Setting yang diambil kali ini adalah Yara, sebuah negara di Kepulauan Karibia yang sedang dilanda konflik bersenjata antara rakyat dan pemerintahannya.
Mengikuti tradisi franchise Far Cry selama ini, tentu saja yang ditampilkan di cover-nya adalah sosok antagonis utama dalam game. Sosok tersebut adalah Anton Castillo (diperankan oleh aktor tenar Giancarlo Esposito), presiden tangan besi yang memerintah Yara dengan motif balas dendam – 50 tahun sebelumnya, ayahnya yang juga menjabat sebagai presiden dieksekusi secara keji.
Pemain bakal bermain sebagai Dani Rojas (karakternya bisa dipilih antara laki-laki atau perempuan) yang, bersama kelompok pemberontak setempat, sedang berjuang untuk meruntuhkan rezim brutal Anton.
Far Cry 6 sejauh ini belum punya trailer gameplay, akan tetapi jadwal rilisnya sudah ditentukan: 18 Februari 2021. Ubisoft sejauh ini memang baru menyertakan sejumlah screenshot, tapi setidaknya sudah ada dua poin yang sangat menarik yang bisa kita angkat dari pengumuman singkat ini.
Yang pertama, Yara yang terinspirasi banyak oleh Kuba ini merupakan kawasan urban berskala besar pertama di sepanjang sejarah Far Cry. Pada game–game sebelumnya, belum pernah ada setting kota yang super-sibuk seperti di Far Cry 6 ini. Selain suasana baru, hal ini tentu juga bakal berpengaruh pada gameplay; kalau biasanya pemain Far Cry sering bersembunyi di balik semak-semak, di Far Cry 6 mungkin mereka bakal menghabiskan lebih banyak waktu di gang-gang kecil atau di atap-atap gedung.
Poin yang kedua adalah seputar karakter antagonisnya. Anton Castillo di sini tidak sendirian, sebab Far Cry 6 sepertinya juga bakal banyak mengisahkan tentang anaknya, Diego, yang dalam trailer-nya sedang diuji secara ekstrem oleh si bapak. Di jagat internet sudah banyak bertebaran teori yang menyimpulkan bahwa Diego merupakan Vaas Montenegro sewaktu masih muda.
Buat penggemar sejati seri Far Cry, Anda semestinya ingat siapa itu Vaas. Buat saya pribadi, psikopat yang muncul di Far Cry 3 itu adalah tokoh antagonis terbaik dari semua Far Cry. Gagasan bahwa Diego merupakan versi muda Vaas datang dari bekas luka pada alis kanannya yang sama persis. Andai benar Diego merupakan Vaas versi muda, bisa diartikan juga bahwa Far Cry 6 merupakan prekuel dari Far Cry 3.
Tentu bakal sangat menarik melihat bagaimana seorang bocah polos seperti Diego bisa berubah menjadi karakter sekejam dan segila Vaas. Namun perlu diingat bahwa semua ini baru sebatas spekulasi, dan sejauh ini belum ada konfirmasi sama sekali dari Ubisoft.
Assassin’s Creed Valhalla
Sejak diumumkan pertama kali dua bulan lalu, Assassin’s Creed Valhalla akhirnya mendapat trailer gameplay yang sangat lengkap, plus jadwal rilis resmi: 17 November 2020. Kita sudah tahu setting-nya, karakternya, dan plotnya secara umum, dan akhirnya kita sekarang juga bisa melihat seberapa jauh formula RPG yang Ubisoft matangkan dibanding dua game sebelumnya, Assassin’s Creed Origins dan Odyssey.
Combat terkesan semakin mengasyikkan di Valhalla, dan Ubisoft rupanya tidak bohong soal kemampuan Eivor mengayunkan dua senjata yang sama sekaligus (dual-wield), termasuk halnya tameng. Bisa Anda bayangkan betapa konyolnya bertarung sembari menyeruduk menggunakan tameng seperti seekor banteng.
AI dalam Valhalla juga terkesan makin kreatif. Dalam trailer-nya, tampak musuh yang menjadikan mayat temannya sebagai senjata, melemparkannya ke arah Eivor dan memberikan efek stun kepada sang lakon. Beruntung Ubisoft tidak lupa sepenuhnya akan aspek stealth – toh judul game-nya masih ada kata “Assassin’s” – dan dalam beberapa misi, gaya bermain sembunyi-sembunyi dan mengendap-endap ini bakal jauh lebih efektif.
Ubisoft belum membahas lebih jauh mengenai sistem Settlement pada Valhalla, akan tetapi dipastikan Eivor bisa menyerbu markas musuh bersama sejumlah pasukan yang direkrutnya. Ini merupakan kemajuan jika dibanding Odyssey, yang sejatinya cuma memperbolehkan pemain merekrut pasukan untuk pertempuran di atas kapal, bukan di darat.
Random encounter, alias misi sampingan yang didapat dari NPC yang ditemui secara tidak disengaja selagi pemain bereksplorasi, disebut bakal menjadi elemen penting dalam Valhalla. Saya pribadi berharap misi-misi sampingan semacam ini bisa diperbanyak serta ditingkatkan variasinya ketimbang yang ada di Odyssey, yang menurut saya terlampau repetitif dan mudah sekali membuat pemain bosan.
Secara kuantitas, seri Assassin’s Creed boleh dibilang tidak pernah kekurangan konten. Assassin’s Creed Odyssey misalnya; saking besarnya konten dalam game tersebut, pemain bisa saja belum mencatatkan progres sejauh 50% meski sudah memainkannya selama 100 jam. Namun meski kontennya sangat melimpah, variasinya tergolong sangat minim dan berhasil membuat saya bosan dalam waktu sekitar 40 jam saja, meski sebelumnya saya menghabiskan ratusan jam pada Origins.
Di sisi lain, The Witcher 3 beserta kedua expansion pack-nya beberapa tahun lalu membuktikan bahwa konten yang melimpah tidak selamanya harus membosankan, dan saya berharap Ubisoft bisa menerapkan formula tersebut pada Valhalla.
Buat yang ingin mendalami lebih jauh lagi soal gameplay Assassin’s Creed Valhalla, Ubisoft sudah menyiapkan video walkthrough sepanjang 30 menit.
Watch Dogs: Legion
Sempat ditunda perilisannya, Watch Dogs: Legion akhirnya siap menyapa pemain pada tanggal 29 Oktober 2020 mendatang. Game ketiga dari seri Watch Dogs ini masih menerapkan formula open-world yang serupa seperti sebelumnya, akan tetapi ada satu perbedaan besar seperti yang tertera pada judulnya (Legion): pemain bisa merekrut hampir semua karakter yang ada dalam game, membentuk kru pemberontak yang terdiri dari 40 orang.
Karakter yang bisa direkrut itu sungguh bermacam-macam, mulai dari seorang petugas keamanan, suporter bola, pekerja kontraktor, petugas medis, sampai seorang nenek-nenek jago bela diri. Dan berhubung karakter-karakternya bervariasi, cara menyelesaikan misi di Legion pun sangat beraneka ragam tergantung kreativitas masing-masing pemain.
Saat memilih memakai karakter pekerja kontraktor misalnya, pemain bisa mengambil cara frontal dalam menyelesaikan suatu misi, dibantu oleh persenjataan unik macam nail gun. Sebaliknya, kalau memilih karakter petugas keamanan, pemain bisa menembus markas musuh secara lebih mudah karena karakternya memang orang dalam yang mempunyai akses masuk gedung.
Setelah dua game sebelumnya mengambil setting di Amerika Serikat, Watch Dogs: Legion memakai London sebagai lokasinya. Tentu saja deretan peralatan canggih masih menjadi pusat perhatian di sini, demikian pula teknik-teknik hacking yang amat kreatif.
Kabar baik bagi yang hendak memainkan Watch Dogs: Legion di PS4 atau Xbox One, Anda tak perlu membelinya ulang saat ingin memainkannya di PS5 atau Xbox Series X nanti.
Hyper Scape
Belum lama setelah diumumkan, Hyper Scape langsung menjalani fase open-beta. Shooter multiplayer bertema sci-fi ini sudah bisa kita mainkan sekarang juga di platform PC, mengusik genre battle royale yang sejauh ini didominasi oleh judul-judul seperti PUBG, Fortnite, Apex Legends, maupun Call of Duty: Warzone.
Sepintas, tempo permainan yang cepat dan sejumlah animasi dalam Hyper Scape terkesan mirip seperti Apex Legends, akan tetapi Ubisoft telah memodifikasi formula battle royale-nya supaya sedikit berbeda dari game lain di genre ini. Dari kacamata sederhana, Hyper Scape terkesan lebih ramah terhadap pemain baru.
Salah satu buktinya adalah absennya consumable item macam health pack. Sebagai gantinya, health bar karakter bisa terisi sendiri secara otomatis ketika pemain tidak terkena tembakan selama beberapa saat. Saat karakter mati pun, kita masih tetap bisa lanjut bermain sebagai ‘hantu’, dan hantu-hantu ini bisa dihidupkan kembali oleh rekan setim yang masih hidup.
Tidak ada kendaraan dalam Hyper Scape, dan tiap pemain hanya bisa membawa dua senjata plus dua skill yang Ubisoft sebut dengan istilah “Hack”. Baik senjata maupun Hack ini bisa di-upgrade dengan cara mengambil senjata dan Hack yang sama yang tersebar. Terdengar merepotkan? Well, setidaknya ini berarti di awal permainan Anda tidak akan bisa langsung mati seketika terkena tembakan sniper rifle, sebab senjatanya harus di-upgrade terlebih dulu supaya bidikan ke kepala bisa instant kill.
Singkat cerita, Hyper Scape menawarkan sesuatu yang agak berbeda dari permainan battle royale pada umumnya, dan ini bisa menjadi alasan kuat bagi kita untuk mencoba game free-to-play tersebut. Dalam satu match di Hyper Scape, total bisa ada 99 pemain yang tergabung dalam 33 tim yang berbeda.
Secara lore, Hyper Scape langsung mengingatkan saya pada film Ready Player One. Hyper Scape adalah ekuivalen OASIS di film tersebut, demikian pula perusahaan yang merancangnya, yakni Prism Dimensions, yang merupakan ekuivalen dari Gregarious Games di Ready Player One. Lebih jelasnya bisa Anda tonton sendiri di trailer sinematiknya.
Brawlhalla Mobile dan Tom Clancy’s Elite Squad
Beralih ke platform mobile, Ubisoft sudah mempersiapkan dua persembahan baru. Yang pertama adalah Brawlhalla, game fighting free-to-play Ubisoft yang sebelumnya sudah ada di PC, Xbox One, PS4, dan Nintendo Switch.
Tepat 6 Agustus nanti, Brawlhalla bakal tersedia di Android sekaligus iOS, dan yang paling penting sekaligus menarik adalah, fitur cross-play antar platform tetap berlaku di sini. Ini berarti pemain Brawlhalla di smartphone bisa berjumpa dan bertarung melawan pemain lain yang online di PC atau console.
Masalah adil atau tidak – satu pemain menggunakan controller, satu menggunakan touchscreen – semuanya tentu tergantung kemampuan masing-masing pemain. Toh di mobile kita juga tetap bisa memakai controller, dan berhubung grafiknya 2D, semestinya tidak ada perbedaan performa antara versi mobile dan console-nya.
Game yang kedua dan yang sepenuhnya baru adalah Tom Clancy’s Elite Squad, yang dideskripsikan sebagai tactical RPG free-to-play dengan total 70 karakter dari portofolio game hasil adaptasi novel Tom Clancy selama ini, termasuk tentu saja Sam Fisher dari franchise Splinter Cell maupun El Sueno dari Ghost Recon Wildlands.
Multiplayer tampaknya juga bakal menjadi bagian penting dari game ini, sebab Ubisoft juga menjanjikan fitur PvP 5 lawan 5. Tom Clancy’s Elite Squad dijadwalkan meluncur ke Android dan iOS secara cuma-cuma pada tanggal 27 Agustus mendatang.
Setelah pengumumannya di E3 2019 kemarin, akhirnya Tom Clancy’s Elite Squad dikabarkan akan rilis dalam waktu dekat. Tom Clancy’s Elite Squad adalah role-playing games yang bisa Anda mainkan di platform Android dan iOS secara free-to-play. Tetapi pada post Twitter tersebut, Ubisoft menyebutkan “coming soon in Google Play”. Sehingga para pengguna iOS harus bersabar lebih lama lagi untuk memainkan game ini. Perihal ditanyakan tanggal pasti perilisannya, Ubisoft menjawab bahwa tahun ini akan dilakukan perilisan secara bertahap. Tetapi Ubisoft tidak memberikan informasi negara mana yang akan dipilih untuk diluncurkan perilisan pertama.
Menariknya, game ini menggabungkan karakter-karakter dari game Tom Clancy’s yang lain seperti Rainbow Six, Splinter cell, Ghost Recon dan The Division. Anda dipersilakan untuk memilih lima karakter ke dalam tim untuk bermain di mode story mode atau online PVP. Pada Desember 2019 kemarin, Tom Clancy’s Elite Squad mengumumkan masuknya Dokkaebi ke dalam game. Saat ini, Anda dapat mengikuti pre-registeruntuk mendapatkan karakter eksklusif.
Mungkin Anda akan mengira genre game ini adalah first person shooter. Tetapi Ubisoft memperkenalkan game ini sebagai role-playing games 5v5 dynamic battle. Melihat gameplay-nya, Tom Clancy’s Elite Squad menggunakan desain karakter yang bergaya kartun. Terlihat berbeda dengan game Tom Clancy’s lain yang memiliki desain realistis. Anda dapat mengendalikan karakter yang dimainkan untuk diserang dan mengeluarkan skill. Anda juga dapat meng-upgrade karakter yang dimiliki di game ini. Setiap karakter juga memiliki skill dan senjata tersendiri yang bisa Anda manfaatkan sesuai strategi.
Berbeda secara desain dan genre game, Ubisoft seperti menghindari persaingan dengan raksasa yaitu Call of Duty Mobile dan PUBG Mobile. Pasalnya, Ubisoft harus memasuki pasar yang sudah dikuasai oleh yang lain. PUBG Mobile sendiri memiliki 50 juta useryang bermain setiap harinya. Call of Duty Mobile sendiri berhasil meraih 100 juta downloadspada minggu pertama peluncuran. Mengenai hal tersebut, Ubisoft menjawab keputusannya dalam memilih genre ini adalah “untuk memberikan kesempatan para penggemar game Tom Clancy’s memainkan karakter favoritnya baik heroes ataupun villains di dalam satu game.”
Bahkan dengan absennya Sony, E3 2019 tetap terasa seperti ajang di tahun-tahun sebelumnya: meriah, penuh hype, serta diwarnai kejadian tak terlupakan dan tidak bebas dari momen-momen canggung. Saya cukup yakin Anda sudah punya game terfavorit di E3 2019 dan boleh jadi di antaranya ialah Cyberpunk 2077, remake Final Fantasy VII, atau Star Wars Jedi: Fallen Order.
Kecuali bagi fans berat dan pemain setianya, game-game baru Ubisoft memang tidak seheboh permainan-permainan tersebut. Namun kabar gembiranya, publisher asal Perancis ini tetap berhasil memberikan presentasi secara mantap, dengan mencurahkan perhatian pada franchise-franchise andalanya, tapi tentu saja ada beberapa pengumuman permainan baru di panggung mereka.
Di luar itu, Ubisoft fokus memperkaya konten game-game yang sudah ada: For Honor, The Division 2, Rainbow Six Siege, serta menyingkap agenda peluncuran layanan berlangganan baru. Silakan simak rangkuman presentasi Ubisoft di E3 2019.
Watch Dogs Legion
Sempat bocor beberapa hari sebelum konferensi pers, Ubisoft akhirnya resmi mengumumkan game ketiga di seri Watch Dogs. Watch Dogs Legion mengambil latar belakang kota London di masa depan, dan seperti biasa, tetap mengedepankan formula open world dan mempersilakan kita untuk berjelajah. Namun ada satu aspek yang membuatnya sangat unik: Legion mempersilakan Anda buat merekrut NPC (non-playable character) dan bermain sebagai mereka.
Yang mengagumkannya lagi, tokoh-tokoh tersebut punya dialog dan latar belakang cerita sendiri. Anda dipersilakan memilih ahli robot, atlet MMA, hingga seorang nenek mantan pembunuh profesional. Fitur ini memang memberikan keleluasaan bermain, tapi perlu diingat bahwa kematian karakter-karakter ini bersifat permanen. Itu artinya, pemain didorong untuk menjaga mereka sebaik-baiknya.
Watch Dogs Legion akan meluncur pada tanggal 6 Maret 2020, dapat dinikmati di PC, Xbox One, PlayStation 4, dan Stadia. Anda juga sudah dipersilakan buat melakukan pre-order, baik edisi standar maupun kolektor.
Rainbow Six Siege
Mulai minggu ini, para gamer Rainbow Six Siege sudah bisa menikmati add-on Operation Phantom Sight. Update tersebut memperkenalkan dua operator baru, yaitu Nøkk dan Warden, serta peta Kafe Dostoyevsky yang telah disempurnakan. Selain itu, Ubisoft Montreal juga menerapkan sejumlah modifikasi pada gameplay: sistem Reverse Friendly Fire memperoleh upgrade, begitu pula bagian shop serta playlist Ranked.
Brawlhalla
Permainan fighting free-to-play ini akan kedatangan konten-konten bertema serial kartun Adventure Time. Program crossover antara Ubisoft dan Cartoon Network itu menghadirkan Finn, Jake dan Princess Bubblegum sebagai karakter yang dapat dimainkan, mode game Buddy, map ‘Tree Fort’ yang diadaptasi dari Adventure Time, bonus Gold, dan lain-lain.
Ghost Recon Breakpoint
Seperti dugaan kita sebelumnya, Ubisoft mengungkap lebih banyak detail terkait sekuel dari Wildlands ini di E3 2019. Di sesi pembuka, presentasi dibawakan oleh aktor Jon Bernthal. Di dalam game, ia berperan jadi tokoh antagonis Kolonel Cole D. Walker, mantan anggota tim Ghost yang disewa oleh Skell Technology untuk memimpin pasukan The Wolves. Selain prajurit musuh, para Ghost juga harus menghadapi drone tempur (hampir mirip Watch Dogs Legion).
Setelah sempat terdengar kabar bahwa Anda akan bermain sendiri tanpa bantuai AI di Breakpoint demi mengedepankan sensasi isolasi, community manager Laura Cordrey akhirnya mengabarkan kembalinya ‘AI squadmates‘. Itu berarti, di mode single-player Anda akan kembali ditemani rekan-rekan yang dikendalikan komputer.
Ghost Recon Breakpoint akan dilepas pada tanggal 4 Oktober 2019 di PC, Stadia, PS4 dan Xbox One. Sebelum momen itu tiba, Ubisoft akan melangsungkan tes beta pada bulan September.
Tom Clancy’s Elite Squad
Ubisoft juga sudah menyiapkan sesuatu bagi mereka yang gemar menikmati permainan di perangkat bergerak. Di E3 2019, mereka mengumumkan Elite Squad, game strategi yang dimeriahkan karakter-karakter dari beragam permainan Tom Clancy dan dihidangkan dalam arahan visual low-polygon. Di sana ada Sam Fisher (Splinter Cell), Megan dari The Division, serta Montane dan Caviera dari Rainbow Six.
Just Dance 2020
Seperti pendahulunya, permainan ritme versi 2020 ini menantang kita untuk mengikuti gerakan penari virtual, menggunakan controller motion atau smartphone. Just Dance 2020 rencananya akan tersedia di Switch, PlayStation 4, Xbox One dan Google Stadia pada tanggal 4 November. Itu artinya ia adalah permainan pertama di seri ini yang dirilis di platform cloud gaming.
For Honor
Sampai tanggal 27 Juni nanti, Ubisoft akan menggelar event in-game Shadows of the Hitokiri. Di sana ada mode Soul Rush baru yang mengadu dua tim untuk memperebutkan soul. Simak trailer-nya di sini.
Tom Clancy’s Rainbow Six Quarantine
Rainbow Six Quarantine mungkin boleh dikatakan sebagai permainan di jagat Tom Clancy pertama yang mengedepankan unsur survival horror. Ketika Rainbow Six Siege dititikberatkan pada pengalaman PvP, Quarantine didesain untuk menyuguhkan gameplay kooperatif. Elemen taktis kabarnya tetap dijaga (pengembangan game tetap berbasis Siege), dan di sana Anda bisa bermain bersama dua kawan lain.
Belum ada informasi kapan Rainbow Six Quarantine akan tersedia.
Gods & Monsters
Mencoba bermain-main dengan mitos Yunani lebih jauh, tim di belakang Assassin’s Creed terdorong untuk menggarap Gods & Monster, permainan action role-playingopen world bertema fantasi. Game mengusung banyak elemen dari Odyssey, tapi terbebas dari latar belakang Assassin’s Creed dan kabarnya dirancang agar lebih mainstream. Anda juga dipersilakan untuk mengustomisasi penampilan karakter utamanya, seorang pemuda bernama Phoenix.
Uplay+
Mengikuti langkah Sony, Microsoft dan Electronic Arts, Ubisoft turut mengumumkan layanan berlangganannya sendiri. Sang publisher menamainya Uplay+, akan tersedia di bulan September 2019. Dengan membayarkan uang sebesar US$ 15 per bulan, Anda diberikan akses ke lebih dari 100 permainan, termasuk judul-judul terbaru semisal The Division 2, Assassin’s Creed Odyssey, Watch Dogs Legion, Ghost Recon Break Point, dan Rainbow Six Quarantine, serta permainan-permainan klasik seperti Beyond Good & Evil dan Heroes of Might and Magic.