Google mengumumkan tiga produk dan program baru dalam acara tahunan kedua “Google for Indonesia.” Ketiga produk tersebut ialah Google Station Wi-Fi, YouTube Go, dan Google Assistant berbahasa Indonesia. Seluruh produk ini menjadi rangkaian upaya Google untuk membuat internet jadi lebih bermanfaat dan relevan bagi orang Indonesia.
“Tujuan kami di Google adalah membangun teknologi bukan untuk beberapa orang saja, tapi untuk semua orang. [..] Saat ini kami berupaya melakukan tiga hal utama, yaitu memberikan akses internet lebih baik, mempermudah akses informasi yang relevan, dan memberikan lebih banyak cara bagi orang Indonesia agar internet dapat bermanfaat bagi mereka,” kata Managing Director Google Indonesia Tony Keusgen, Kamis, (24/8).
Dari ketiga hal di atas, yakni akses, informasi, dan kontribusi, menjadi acuan Google dalam menawarkan solusi atas seluruh produk baru yang diumumkan pada hari ini. Berikut detilnya:
Google Station
Google akan menyediakan sarana hotspot Wi-Fi publik secara gratis di ratusan lokasi tersebar di Jawa dan Bali dalam satu tahun mendatang. Dalam menyediakan akses ini, Google menggandeng dua mitra yaitu FiberStar dan CBN sebagai penyedia jaringan internet.
Indonesia jadi negara kedua yang mencicipi produk ini setelah sebelumnya hadir di India. Hasil yang diperoleh Google saat pertama kali hadir di India adalah berhasil memperkenalkan internet kepada 15 ribu orang baru setelah membangun jaringan internet gratis di 200 stasiun.
“Kami ingin mendorong orang baru untuk go online sebanyak mungkin. Indonesia dan India memiliki masalah yang serupa, makanya kami banyak tes produk baru di kedua negara ini,” terang Head of Youtube Marketing for Next Billion User Zuber Mohammad.
Menurut Zuber, Google Station ke depannya akan menjadi sarana baru perusahaan untuk monetisasi. Hanya saja, proses tersebut baru akan terjadi apabila seluruh jaringan Wi-Fi sudah kuat dan stabil.
YouTube Go
Ini adalah aplikasi baru yang didesain khusus untuk memberikan akses menonton video yang hemat data. Aplikasi ini membantu pengguna menyimpan dan menonton video dengan lancar meski dalam koneksi lemah, tersedia pula transparansi dan kontrol terhadap jumlah data yang dihabiskan untuk menonton video.
Pengguna juga dapat melihat preview video terlebih dahulu dan memilih ukuran file video sebelum menyimpannya secara offline untuk ditonton kapan saja.
Terkait alasan dari pertimbangan Google meluncurkan aplikasi terpisah dari YouTube, disebabkan perusahaan memandang segmentasi target konsumen yang disasar adalah pengguna smartphone di kota tier 2, bukan di kota besar seperti Jakarta. Meski ada pemisahan aplikasi, Google tetap yakin aplikasi YouTube tetap akan dikonsumsi pengguna di kota besar.
Mengutip dari App Annie, lebih dari 50 juta orang Indonesia aktif menggunakan YouTube di ponsel mereka setiap bulannya.
“Kami banyak hadapi tantangan saat mempertimbangkan peluncuran aplikasi YouTube Go, salah satunya infrastruktur jaringan internet di Indonesia yang belum rata. Sedangkan kami ingin memastikan siapa pun punya pengalaman yang sama saat berselancar di YouTube. Oleh karena itu, ini jadi alasan kami meluncurkan aplikasi yang berbeda,” terang Zuber.
Zuber bilang, saat ini aplikasi YouTube Go belum resmi hadir karena masih dalam proses pengecekan berbagai tes. Dia berharap dalam beberapa bulan mendatang dapat segera dirilis ke publik.
Google Assistant berbahasa Indonesia di Allo
Kini Google Assistant yang didukung dengan Bahasa Indonesia telah hadir di aplikasi chat Allo. Google Assistant adalah produk berteknologi Artificial Intelligence (AI) dan didukung machine learning, yang memungkinkan pengguna berinteraksi dalam berbagai hal. Misalnya, mendapat bantuan dalam mencari restoran baru, memeriksa skor harian sepak bola, dan bermain game dengan teman.
“Kami berharap dengan semakin banyak pengguna yang menggunakan Allo, mesin Google Assistant akan makin pintar dalam memahami berbagai logat Bahasa Indonesia yang diucapkan,” terang Product Lead Google Allo Adam Rodriguez.
Penyempurnaan produk lainnya
Selain tiga produk di atas, Google juga melakukan sejumlah penyempurnaan dari produk lamanya. Di antaranya, Google Search yang kini menambahkan fitur shortcuts, dapat di-tap untuk menjelajahi topik pilihan pengguna lebih detil. Selain itu, terdapat juga fitur feed yakni konten yang dapat disesuaikan tentang topik favorit, hobi, dan berita yang sedang tren di Google App.
Google Search juga menyediakan informasi detil tentang gejala umum dan perawatan untuk 700 gangguan kesehatan paling lazim. Data ini hadir berkat kerja sama antara Google dengan jaringan rumah sakit Mitra Keluarga. Indonesia jadi negara kelima yang mendapat tambahan informasi kesehatan.
Untuk pencarian gambar di Google Search, bakal tersedia versi lite. Diklaim dalam versi ini pencarian akan lebih cepat hingga 30%, meski berada dalam koneksi 2G.
Tak hanya itu, Aplikasi navigasi Waze juga mendapat penyempurnaan agar makin relevan dengan orang Indonesia. Kini Waze menambahkan fitur seperti penentuan rute baru berdasarkan pelat nomor ganjil dan genap, mengikuti aturan yang kini diberlakukan di Jakarta.
Rencananya, Waze juga akan menambah perintah suara Bahasa Indonesia tanpa pengguna harus memegang ponsel dan navigasi nama jalan dalam Bahasa Indonesia, serta serangkaian suara orang Indonesia.
Menurut Director of Growth Waze Di-Ann Eisnor, aplikasi Waze sudah digunakan oleh lebih dari dua juta pengguna aktif bulanan. Menariknya, keseluruhan angka tersebut mayoritas berasal dari Jakarta. Angka ini membuat Jakarta jadi pengguna terbesar keenam di Waze.
Komitmen penuhi aturan main di Indonesia
Dalam sesi terpisah, Tony juga mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen penuh untuk memenuhi aturan main di Indonesia sebagai layanan over-the-top (OTT) asing. Kendati demikian, dia tidak mengatakan secara spesifik detil mengenai apa saja yang akan dilakukan perusahaan dan bagaimana targetnya.
“Kami akan tetap menghormati aturan di Indonesia dan berusaha untuk tetap comply,” kata dia.
Seperti diketahui, pemerintah masih “mengejar” pajak dari pemain OTT asing seperti Google dan Facebook. Kedua perusahaan raksasa tersebut padahal saat ini telah menyepakati aturan pemerintah untuk membuat status Badan Usaha Tetap (BUT).