Tag Archives: tour package

CEO KKday Ming Chen / KKday

Rencana Ekspansi KKday di Indonesia Usai Kantongi Pendanaan

Maraknya dinamika industri OTA (online travel agent) saat ini ternyata memberikan impact yang cukup positif kepada industri perjalanan wisata. Bukan hanya di Indonesia, di negara lain juga mulai banyak ditawarkan perjalanan wisata atau paket wisata yang menawarkan keragaman tempat wisata lokal, dipandu oleh kalangan individu hingga grup.

KKday sebagai platform yang menyediakan berbagai paket wisata dengan cabang di Taiwan, Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Thailand, Filipina, Indonesia, Vietnam dan Tiongkok, mencoba untuk memperkuat posisi mereka sebagai layanan yang menyediakan paket wisata di berbagai negara termasuk Indonesia.

Kepada DailySocial Country Manager KKday Indonesia Jill Bobby menyebutkan, Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang mengalami pertumbuhan positif.

“Meskipun kami tidak bisa menyebutkan berapa jumlah pengguna aktif KKday di Indonesia, namun bisa kami pastikan pertumbuhan KKday di Indonesia mengalami peningkatan hingga dua kali lipat selama satu tahun terakhir.”

Melakukan ekspansi memanfaatkan dana segar dari H.I.S Travel Agent

Saat ini KKday mengklaim telah menjadi platform commerce untuk travel-experience terbesar dengan kurasi 10 ribu lebih paket wisata dari 500 kota di 80 negara dengan jumlah 4 juta unique visitors dan telah melayani lebih dari ratusan ribu wisatawan.

Setelah mengumumkan pendanaan baru dari travel agent ternama asal Jepang pertengahan Februari 2018, H.I.S senilai $10,5 juta (lebih dari 140 miliar Rupiah), KKday berencana untuk melakukan ekspansi pasar dengan memfokuskan kepada seleksi produk dan menjangkau lebih banyak pengguna di Indonesia.

“Sebagai salah satu pionir dalam sektor ini, kami memiliki kesempatan untuk melanjutkan ekspansi produk, meningkatkan pengalaman pengguna memanfaatkan berbagai layanan yang kami sediakan, sekaligus mendapatkan kepercayaan dari pengguna KKday untuk kembali menggunakan layanan dari kami,” kata Jill.

Di tahun 2018 ini KKday juga masih memiliki rencana untuk melakukan ekspansi di seluruh Asia, Eropa hingga Amerika Serikat. Sementara fokus KKday adalah menambah dan menyeleksi produk, demi memberikan pengalaman wisata yang terbaik untuk pengguna.

Persaingan ketat dari pemain lokal

Di Indonesia sendiri sektor ini sudah lama dikembangkan oleh berbagai startup lokal. Sebut saja Tripvisto yang awalnya sempat aktif menghadirkan layanan paket wisata lokal hingga asing, namun harus gulung tikar tahun 2017 lalu. Sementara layanan lokal lain yang mencoba untuk menghadirkan paket unik dan berbeda seperti Triprockets dan Traventure, mencoba untuk terus eksis dengan memberikan pilihan yang “niche” dengan jumlah yang terbatas.

Selain startup lokal tersebut, Traveloka yang awalnya dikenal sebagai layanan OTA untuk pemesanan hotel dan pembelian tiket pesawat, saat ini juga sudah mulai aktif memberikan pilihan paket wisata.

Koolva Ingin Jadi Marketplace Wisata Lokal Favorit Wisatawan Mancanegara

Bertujuan untuk menghadirkan paket wisata yang lengkap dan terpercaya di Indonesia, marketplace Koolva didirikan Founder dan CEO Benny Batara. Koolva mengklaim telah berhasil menjadi salah satu platform favorit bagi wisatawan mancanegara yang melakukan kunjungan wisata ke Indonesia. Masih kurangnya layanan paket wisata yang aman dan terpercaya di Indonesia merupakan alasan utama pada akhirnya Benny mendirikan Koolva.

“Koolva didirikan berdasarkan kepercayaan kami bahwa setiap wisatawan mancanegara berhak untuk mendapatkan pengalaman berpetualang di Indonesia, secara aman, terjangkau dan menyenangkan. Hari ini, Koolva secara aktif terus menggali kerja sama dengan penggerak pariwisata lokal, untuk terus mengembangkan dunia pariwisata Indonesia dan membawanya ke pentas dunia,” kata Benny.

Dengan pilihan harga yang terjangkau dan paket wisata yang terpercaya, Koolva ingin memberikan pengalaman terbaik kepada wisatawan asing yang semakin banyak mengunjungi Indonesia. Koolva mengklaim hingga kini pengguna Koolva sudah hampir mencapai 1 juta orang dengan demografi pengguna dari english speaking countries mencapai 45% (Amerika Serikat, Britania Raya, dan Australia), 30% dari Russia dan Eropa, lalu sisanya sekitar 25% berasal dari Asia Pasifik (Vietnam, Jepang, Singapore, Malaysia).

Koolva adalah sebuah platform pengalaman dimana turis asing dapat melakukan transaksi pembelian paket wisata yang diinginkannya. Setiap transaksi yang dilakukan melalui payment gateway koolva akan mendapatkan perlindungan 100% moneyback guarantee, sehingga turis asing juga dapat merasa aman dan terjamin dari aksi penipuan,” kata Benny.

Proses kurasi seller

Untuk memastikan seller, dalam hal ini adalah adalah para pelaku usaha pariwisata di Indonesia (Hotel, Tour Guide, Travel Agent, Yacht Operator, Dive Center), Koolva melakukan proses kurasi yang cukup ketat. Untuk bergabung menjadi seller syaratnya adalah pelaku usaha sudah berpengalaman menjalankan tour untuk orang asing, mampu berbahasa asing, dan lolos seleksi oleh tim kurasi koolva. Keuntungan terbesar menjadi seller koolva diantaranya adalah mendapatkan akses secara global.

“Koolva menerima pembayaran dari 201 negara di dunia mulai dari mata uang negara Albania sampai Zimbabwe. Jadi buyer tidak usah repot mencari Money Changer dan seller juga tidak usah pusing menerima pembayaran, karena nanti mereka akan otomatis menerima transfer dalam bentuk rupiah,” kata Benny.

Menjadi seller di Koolva tidak dipungut biaya apapun, namun setiap transaksinya baru akan dikenakan biaya administrasi senilai 10% dari transaksi yang terjadi. Biaya 10% tersebut baru akan dipotong bila ada produk yang terjual, dan sudah all-inclusive yaitu sudah termasuk biaya perbankan dan lainnya (Mastercard, Visa, JCB, American Express).  Saat ini sudah lebih dari 1300 mitra koolva baik dari dalam dan luar negeri.

Melancarkan kemitraan dengan AirBnB dan Uber

Selain melancarkan kemitraan dengan mitra lokal, Koolva juga secara aktif gencar menjalin kemitraan dengan perusahaan asing seperti AirBnB dan Uber. Kerja sama tersebut dilakukan untuk memudahkan wisatawan asing yang telah terbiasa menggunakan aplikasi tersebut di negara asal dan tentunya Indonesia.

“Kita tahu AirBnb menyediakan kamar bagi wisatawan dunia, dan Uber menyediakan moda transportasi. Maka, kami berfikir mengapa tidak mengkombinasikannya saja, jadi misalkan nginapnya cari di AirBnB, jalan-jalannya dengan Koolva, perginya naik Uber As simple as that. Jadi seller Koolva mendapatkan exposure lebih banyak,” kata Benny.

Dalam waktu dekat Koolva juga rencananya akan melancarkan kerja sama dengan market leader dari Tiongkok yaitu Alibaba dan Wanda. Hal tersebut dilakukan karena Koolva mau mencoba masuk dengan bentuk kerja sama agar setiap seller yang terdaftar di Koolva akan otomatis terdaftar juga di portal pariwisata milik Alibaba dan Wanda Group.

Disinggung tentang siapa investor Koolva saat ini, Benny enggan untuk menyebutkan, secara khusus Benny menegaskan sepanjang kemitraan dengan para investor bisa menghasilkan kolaborasi yang positif, Koolva akan menerima dengan baik penawaran dari investor. Benny menambahkan hingga kini Koolva telah menolak sedikitnya dua investor asing yang tertarik untuk menjadi investor Koolva.

“Kami hanya mau melakukan kerja sama bila itu dapat memberikan keuntungan dan nilai tambah bagi para Seller Koolva. Deal yang mungkin paling dekat akan kami lakukan adalah investasi dari perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara,” kata Benny.

Diharapkan hingga akhir tahun 2017 mendatang Koolva menargetkan bisa melayani lebih dari 5 juta wisatawan asing dan Koolva juga tersedia dalam Bahasa Jepang dan Rusia.