Tag Archives: Trans Retail Indonesia

Strategi Profit Grab

Grab Kejar Profitabilitas, Dorong Bisnis “On-demand Grocery” dan Bank Digital di Indonesia

Baru-baru ini petinggi Grab Holdings Limited (NASDAQ: GRAB) membagikan proyeksi kinerja keuangan dan strategi perusahaan untuk menuju profitabilitas. Target utamanya adalah menjadi ekosistem superapp terbesar dan platform on-demand paling efisien di Asia Tenggara.

Sebagaimana dirangkum dalam laporannya, Grab masih mencatat rugi sebesar $1 miliar atau Rp15,3 triliun di semester I 2022, tetapi turun dari rugi di periode sama tahun lalu sebesar $1,46 miliar atau Rp22,3 triliun. Total Segment Adjusted EBITDA di semester I 2022 rugi $94 juta atau Rp1,43 triliun, dari untung $21 juta atau Rp319 miliar di semester I 2021.

Adapun, di kuartal II 2022 saja, Grab melaporkan sebanyak 62% dari total pengguna memakai dua atau lebih layanan atau naik dari 12% di 2018. Selain itu, sebanyak 69% dari mitra roda dua Grab melayani pesanan transportasi dan food delivery. Di 2021, Grab mengantongi sebesar $8,9 miliar atau tumbuh 24% dari tahun sebelumnya yang dihasilkan oleh mitra driver, delivery, dan merchant.

Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan mengaku bahwa perusahaan telah berupaya keras untuk mengejar profitabilitas dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Maka itu, pihaknya telah menyiapkan rencana baru yang akan mencerminkan berbagai rencananya menuju keuntungan.

“Sepuluh tahun dan sepuluh miliar perjalanan kemudian, kami merasa baru mencapai permukaannya saja dalam mendorong kemajuan di Asia Tenggara. Kami meyakini ada runway pertumbuhan besar di depan kami untuk melayani kawasan ini, dan kami berada di posisi yang baik dengan sumber daya yang dimiliki saat ini. Kami akan memanfaatkan kekuatan ekosistem superapp untuk menegaskan kepemimpinan kami di Asia Tenggara, tetapi sambil terus mengoptimalkan biaya yang dimiliki,” jelasnya.

Proyeksi dan rencana selanjutnya

Grab menyiapkan sejumlah rencana solid  untuk mendorong pertumbuhan seluruh lini bisnisnya, mulai dari program berlangganan GrabUnlimited, GrabForBusiness, online grocery, kemitraan lokal, dan iklan. Kemudian, Grab berencana ekspansi GXS Bank ke Malaysia dan Indonesia pada 2023, bank digital ini baru saja meluncur di Singapura. Adapun, operasional GXS Bank ditargetkan breakeven pada 2026.

Pihaknya memahami bahwa pasar UMKM dan pekerja gig di Asia Tenggara kurang terlayani oleh bank tradisional. Dengan memiliki data seperti perilaku penggunaan pada superapp dan pendapatan mereka, pihaknya dapat memperluas layanan perbankan secara akurat.

“Pada saat yang sama, kami juga meluncurkan teknologi eksklusif untuk meningkatkan efisiensi platform bagi merchant dan mitra driver kami. Kami juga berencana fokus pada layanan fintech sehingga dapat melayani pelanggan dengan baik melalui peluncuran digibank,” ungkap Chief Operating Officer Grab Alex Hungate.

Grab menargetkan Group Adjusted EBITDA pada semester II 2022 mencapai $380 juta atau naik 27% dari semester sebelumnya. Perusahaan juga membidik breakeven pada Group Adjusted EBITDA dapat tercapai di semester II 2024. Dari sisi pendapatan, Grab memproyeksikan pendapatan tahun ini mencapai $1,3 miliar. Tahun depan, Grab menargetkan pendapatannya tumbuh 45%-55% (YoY) dengan constant currency basis.

Di tahun ini, Grab memperkenalkan inisiatif baru bernama Just-in-Time Allocation yang bertujuan meningkatkan akurasi perkiraan waktu pada layanan food delivery dan memungkinkan pengemudi memenuhi lebih banyak pesanan. Per Juli 2022, Grab mencatat ada sekitar 12 juta menit waktu tunggu mitra driver yang berhasil dihilangkan dibandingkan Februari 2022.

Per Agustus 2022, ada sekitar 22% pengurangan waktu tunggu untuk mitra delivery, 19% batch job, dan 11% perjalanan per jam transit dibandingkan kuartal IV 2021.S

Grab juga akan menambah jumlah merchant 40% lebih banyak dibandingkan 2020, dengan mengembangkan self-serve tools dan fitur automasi lain. Di samping itu, Grab akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan mitra driver di tahun mendatang.

Gandeng Trans Retail

Terbaru, Grab juga mengumumkan kemitraannya dengan raksasa hypermarket chain PT Trans Retail Indonesia milik CT Group untuk menawarkan layanan grocery berbasis on-demand. Pada layanan ini, Grab juga beroperasi di Malaysia dengan mengakuisisi Jaya Grocer.

Menurut perusahaan, kemitraannya bersama Trans Retail dapat menciptakan cost-sustainable dalam membangun platform on-demand untuk mobilitas dan pengiriman on-demand paling efisien. Selain itu, pihaknya dapat meningkatkan skala bisnis on-demand grocery dengan memanfaatkan keahlian yang dimiliki Trans Retail Indonesia pada aset retail, warehouse, dan daya beli.

Saat ini, Trans Retail Indonesia memiliki lebih dari 110 hypermarket dan supermarket yang tersebar di 28 kota di Indonesia. Pada sinerginya, baik Grab dan Trans Retail Indonesia akan melakukan integrasi dua arah. Trans Retail akan menghubungkan layanan utama Grab ke seluruh gerai miliknya, sedangkan Grab akan memanfaatkan infrastruktur hypermarket Trans Retail untuk beroperasi dengan biaya lebih rendah. Salah satunya adalah menutup dark store dan dan memindahkan operasionalnya ke Trans Retail.

Sebagai informasi, Trans Retail Indonesia juga mengoperasikan layanan online grocery AlloFresh melalui perusahaan patungan yang didirikan bersama PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) , dan Growtheum Capital Partners (investor AlloBank).

Application Information Will Show Up Here

CT Corp and Bukalapak to Form Joint Venture in Online Grocery Sector

The conglomerate company owner, Chairul Tanjung, through PT Trans Retail Indonesia, announced an online grocery joint venture with PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA).

“The e-commerce will be focused on providing fresh products and food (grocery). The ownership of Trans Retail [will be] at 55% and Bukalapak at 45%,” Chairul Tanjung said after a press conference at the Indonesia Stock Exchange.

CT, he often called, is reluctant to elaborate further on the joint venture. However, this corporate action shows a signal from CT Corp to seriously work on selling fresh products and food ingredients on an offline-to-online (O2O) basis.

On a general note, Trans Retail Indonesia is a subsidiary of CT Corp, which oversees modern retail network companies Transmart, Carrefour, and Groserindo. Currently, Trans Retail Indonesia has operated nearly 100 multi-format concept outlets in 28 cities in Indonesia, offering 40,000 products to its 70 million customers.

e-grocery market competition

Prior to this, several top-tier tech companies have taken similar corporate actions. Unlike this one, they take an inorganic strategy by acquiring modern retail chain companies.

Blibli and GoTo have announced corporate actions to take over retail companies in 2021. Blibli with 51% shares owned by PT Supra Boga Lestari Tbk (IDX: RANC) managed by Ranch Market.

Meanwhile, GoTo acquired a 6.74% stake in PT Matahari Putra Prima Tbk (IDX: MPPA) through PT Multipolar Tbk (IDX: MPLPL). Meanwhile, Matahari Putra Prima is a Lippo Group’s subsidiary, which has a giant modern retail network in Indonesia. Some of its outlets are Hypermart, Foodmart Supermarket, and Primo Supermarket.

GoTo Hypermart; 200 outlets in 72 cities in Indonesia, 103 gerai integrated with Hypermart Online  Acquisition
Blibli Ranch Market; 16 Ranch Markets, 29 Farmers Markets, 1 The Gourmet by Ranch Market, and Day 2 Day by Farmers Markets Acquisition
Trans Retail-Bukalapak N/A Joint Venture (JV

Source: Reorganized by DailySocial

Previously, the Minister of Trade Muhammad Lutfi projected the sales value of fresh food products through the marketplace to reach more than Rp180 trillion in the next five years. Meanwhile, the sales value in 2021 is estimated at IDR 21 trillion.

Lutfi said the contribution of selling fresh food products through the marketplace was still small, but the growth was significant. Moreover, he saw the trend of many synergies between modern retailers and technology companies.

The retail network has started to drive sales with an online-to-offline (O2O) concept by partnering with technology companies with strengths in innovation, product ecosystem, and logistics.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Joint Venture Bukalapak CT Corp

CT Corp dan Bukalapak akan Bentuk Perusahaan Patungan di Bidang “Online Grocery”

Pemilik perusahaan konglomerasi Chairul Tanjung melalui PT Trans Retail Indonesia, mengumumkan akan membentuk perusahaan online grocery patungan (joint venture) bersama PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA).

E-commerce ini akan dikhususkan untuk produk segar dan bahan pangan (grocery). Komposisi kepemilikan Trans Retail [akan] sebesar 55% dan Bukalapak sebesar 45%,” ungkap Chairul Tanjung ditemui usai jumpa pers di Bursa Efek Indonesia.

Pria yang karib disapa CT ini enggan menguraikan lebih lanjut mengenai pembentukan usaha patungan tersebut. Namun, aksi korporasi ini menjadi sinyal besar dari CT Corp untuk serius menggarap penjualan produk segar dan bahan makanan berbasis offline-to-online (O2O).

Sebagai informasi, Trans Retail Indonesia merupakan anak usaha CT Corp yang menaungi perusahaan jaringan ritel modern Transmart, Carrefour, dan Groserindo. Saat ini, Trans Retail Indonesia sudah mengoperasikan hampir 100 gerai berkonsep multiformat di 28 kota di Indonesia yang menawarkan 40.000 produk ke 70 juta pelanggannya.

Persaingan pasar e-grocery

Sebelum ini, aksi korporasi serupa sudah mulai diseriusi oleh sejumlah perusahaan teknologi besar. Bedanya, mereka mengambil strategi anorganik dengan mengakuisisi perusahaan jaringan peritel modern.

Blibli dan GoTo sama-sama mengumumkan aksi korporasinya untuk mengambil alih perusahaan ritel di 2021. Blibli memilih untuk mencaplok 51% saham milik PT Supra Boga Lestari Tbk (IDX: RANC) yang mengelola Ranch Market.

Sementara, GoTo mengakuisisi 6,74% saham PT Matahari Putra Prima Tbk (IDX: MPPA) melalui PT Multipolar Tbk (IDX: MPLPL). Adapun, Matahari Putra Prima merupakan anak usaha Lippo Group yang memiliki jaringan peritel modern raksasa di Indonesia. Beberapa gerai yang dimilikinya adalah Hypermart, Foodmart Supermarket, dan Primo Supermarket.

GoTo Hypermart; 200 gerai di 72 kota di Indonesia, dengan 103 gerai terhubung dengan Hypermart Online  Akuisisi
Blibli Ranch Market; 16 Ranch Markets, 29 Farmers Markets, 1 The Gourmet by Ranch Market, dan Day 2 Day by Farmers Markets Akuisisi
Trans Retail-Bukalapak N/A Joint Venture (JV

Sumber: Diolah kembali oleh DailySocial

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memproyeksi nilai penjualan produk pangan segar melalui marketplace tembus ke lebih dari Rp180 triliun dalam lima tahun ke depan. Adapun, nilai penjualan di 2021 diperkirakan sebesar Rp21 triliun.

Lutfi menilai kontribusi penjualan produk pangan segar melalui marketplace masih kecil, tetapi pertumbuhannya signifikan. Apalagi, ia melihat tren banyaknya sinergi antara pelaku ritel modern dan perusahaan teknologi.

Jaringan peritel mulai mendorong penjualan dengan konsep online-to-offline (O2O) dengan menggandeng perusahaan teknologi yang memiliki kekuatan pada inovasi, ekosistem produk, hingga logistik.