Setelah hampir 12 tahun beroperasi sebagai layanan Online Travel Agent (OTA) di Indonesia, Pegipegi per 11 Desember 2023 resmi menghentikan operasionalnya. Hal ini disampaikan perusahaan melalui situs resminya. Layanan Pegipegi di website dan aplikasi sudah tidak bisa digunakan.
Pegipegi terakhir menerima pesanan pada tanggal 10 Desember 2023. Kendati tutup, perusahaan memastikan bahwa pelanggan yang melakukan pembelian sebelumnya tetap bisa memanfaatkan tiket atau voucher yang telah dibeli. CS Pegipegi via email juga masih diaktifkan jika dibutuhkan permintaan refund, reschedule, atau komplain.
DailySocial.id sudah mencoba menghubungi pihak Pegipegi untuk meminta keterangan lebih lanjut, namun belum mendapatkan respons.
Sejak 2018 bisnis Pegipegi telah diakuisisi oleh Traveloka. Menurut laporan yang diunggah ke regulator, seperti dikutip Alternatives.PE, nilai akuisisi mencapai $210 juta.
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 sempat memporak-porandakan bisnis OTA. Namun menurut para manajemen, termasuk dari Pegipegi, pada Q1 2021 bisnis mereka sudah mulai pulih. VP Commercial Pegipegi waktu itu menyampaikan, bahwa pada periode tersebut pemulihan secara gabungan di dua bisnis utamanya sebesar 51%.
Sinyal melemahnya bisnis Pegipegi juga sudah terendus sejak mundurnya Serlina Wijaya (CEO) pada awal tahun ini. Dibarengi dengan kuantitas kegiatan promosi yang berkurang signifikan tahun ini. Namun demikian perusahaan tidak menyampaikan secara eksplisit alasan kunci di balik keputusan penutupan ini.
Traveloka sendiri memang tengah merampingkan bisnisnya tahun ini. Mereka telah menutup sejumlah layanan sekunder di aplikasi, seperti pembayaran tagihan, logistik, pesan-antar, hingga grocery. Hal ini dilakukan agar perusahaan fokus ke bisnis inti dan bisa meningkatkan profitabilitas secara lebih baik.
Dengan undur dirinya Pegipegi, saat ini pasar OTA lokal didominasi pelayanannya oleh dua unicorn utama, yakni Traveloka dan Tiket.com.
Bisnis online travel sendiri menjadi salah satu penyumbang besar dalam ekonomi digital di Indonesia. Menurut laporan e-Conomy SEA 2023, tahun ini kontribusi sektor tersebut diproyeksikan mencapai $6 miliar, naik 68% yoy.
Traveloka tengah memangkas sejumlah layanan yang dianggap kurang menopang bisnis inti perusahaan. Layanan pembayaran tagihan dan top-up akan segera berhenti beroperasi pada Oktober 2023. Hal ini telah diinformasikan pada laman “My Bills” di aplikasi Traveloka.
Tidak hanya itu, produk investasi ‘Tabungan Emas Pegadaian di Traveloka’ yang sempat diluncurkan bekerja sama dengan PT Pegadaian juga sudah tidak lagi beroperasi. Informasi terkini di aplikasi, layanan ‘Gold’ di Traveloka kini sudah tidak tersedia, dan pengguna diarahkan untuk membuat akun langsung di Pegadaian.
Ketika pandemi Covid-19 melanda, salah satu industri yang paling terpukul adalah travel dan pariwisata. Ketika itu, bisnis Traveloka terbilang sedang berada di puncak kejayaan. Beberapa inisiatif baru digulirkan, termasuk fitur PayLater, serta optimalisasi layanan Xperience untuk mendukung kegiatan rekreasi penggunanya.
Namun, dampak pandemi semakin terasa dan hal ini mendorong perusahaan untuk melakukan sesuatu. Dalam usaha bertahan di situasi pandemi, Traveloka bertransformasi menjadi sebuah lifestyle superapp, dengan semangat agar perusahaan tetap relevan dengan kebutuhan gaya hidup masyarakat.
Sembari menanti industri perjalanan dan pariwisata pulih usai pandemi, Traveloka memutuskan untuk masuk ke layanan food delivery dengan TravelokaEats dan healthtech melalui produk asuransi. Perusahaan juga mengembangkan produk baru di unit bisnis keuangan, disusul dengan layanan online grocery lewat brand Traveloka Mart.
Pada akhirnya, tidak semua layanan ini bisa bertahan. September 2022, perusahaan mengambil langkah efisiensi bisnis yang berujung pada penutupan layanan pesan-antar makanan dan logistik ‘Traveloka Eats’ dan ‘Traveloka Send’. Penutupan ini menyusul layanan online grocery Traveloka Mart yang sudah tutup akhir Agustus 2022.
Pihaknya mengaku pemberhentian kedua layanan ini adalah bagian dari strategi bisnis dan prioritas perusahaan. Ketika itu, sektor perjalanan dan pariwisata disebut tengah bangkit dan Traveloka siap menyambut hal ini dengan fokus pada bisnis inti perusahaan.
Tren perjalanan diprediksi meningkat pada beberapa tahun ke depan. Menurut laporan e-Conomy SEA 2022, sektor perjalanan menunjukkan tren pemulihan yang bertahap dan akan mencapai pemulihan penuh pada 2023 dan 2024. Salah satu sektor yang paling berpengaruh adalah perjalanan domestik yang menunjukkan pemulihan lebih cepat.
Fokus ke bisnis inti
Di akhir tahun 2022 lalu, Traveloka meluncurkan tagline baru, “Life, Your Way”. Dengan tagline ini, Traveloka menegaskan komitmennya sebagai platform travel nomor satu di Asia Tenggara yang menghadirkan pengalaman konsumen dengan mengedepankan teknologi melalui beragam solusi layanan perjalanan.
Berdasarkan data internal Traveloka pada kuartal III/2022, terdapat peningkatan pemesanan hingga lima kali lipat untuk perjalanan destinasi internasional, dan lebih dari 30 persen peningkatan pemesanan pada perjalanan destinasi domestik. Selain itu, pemesanan tiket pesawat juga mengalami peningkatan hingga empat kali dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam menyediakan ragam produk yang relevan dan memudahkan konsumen, Traveloka menerapkan tiga kunci utama, yakni solusi produk serta layanan yang menyeluruh, jaminan layanan berkualitas dan fitur-fitur terbaik untuk meningkatkan kenyamanan konsumen, serta best value deals yang menguntungkan bagi konsumen.
Beberapa layanan yang sudah tersedia dalam aplikasi, termasuk program loyalitas ‘Traveloka Points’ dan ‘Traveloka Priority’ yang menawarkan keuntungan eksklusif seperti diskon hotel dan prioritas layanan pelanggan.
Selain itu juga ada fitur ‘Reschedule+’ yang memungkinkan konsumen mengubah tidak hanya jadwal penerbangan, tetapi juga destinasi dan maskapai. Traveloka juga siap memperkuat posisinya di Asia Tenggara, termasuk Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Dalam wawancara terakhir bersama DailySocial.id, CMO Traveloka Shirley Lesmana meyakini kemampuan dan kesiapan Traveloka untuk dapat terus beradaptasi guna merespon kebutuhan konsumen saat ini dan di masa depan.
“Dengan menjadi brand yang semakin berpusat pada konsumen, kami berharap Traveloka dapat menjadi inspirasi sekaligus platform travel pilihan konsumen dalam mewujudkan aspirasi, mengeksplorasi berbagai destinasi baru, serta menemukan hidden gems untuk lebih memaknai hidup.” Tutup Shirley.
Pemilik platform super-app di Indonesia semakin gencar mendalami bisnis advertising technology atau adtech. Setelah Gojek, Tokopedia, dan Grab, kini Traveloka juga menghadirkan layanan serupa dengan nama Traveloka Ads.
Dipantau dari situs resminya, Traveloka Ads menawarkan layanan iklan bagi targeted audience dengan pilihan slot beragam dan biaya yang fleksibel. Brand dapat membidik audiens berdasarkan sejumlah kriteria, seperti kawasan/kota, aktivitas terkini, level pengguna, produk yang dibeli, dan metode pembayaran.
Traveloka Ads juga menghadirkan berbagai pilihan slot placement mulai dari halaman utama aplikasi, m-web, dan desktop; halaman pembayaran, points, dan promo; serta live stream.
Layanan Traveloka Ads juga diklaim telah membuahkan hasil optimal bagi pengiklan/pemilik brand. Klien perbankan tercatat mendapatkan 13 juta impresi dari lima slot iklan kartu kredit selama tiga bulan. Kemudian, klien videoon-demand juga mengantongi 1,2 juta impresi dan 1.000 daily visit dari tiga slot iklan aplikasi selama 15 hari di platform Traveloka.
Langkah Traveloka menyeriusi bisnis adtech tak lepas dari potensi periklanan digital yang diproyeksi terus bertumbuh di tanah air. Selain itu, super-app telah memiliki basis pengguna besar dengan dukungan layanan beragam dan rekam jejak transaksi. Adapun, Traveloka memiliki lebih dari 50 juta pengguna aktif bulanan (iOS, Android, desktop) serta lebih dari 15 produk travel dan lifestyle.
Riset Statista menunjukkan bujet digital advertising di Indonesia diproyeksi mencapai $2,55 miliar di 2023, di mana 62% dari total bujet tersebut bakal dialokasikan untuk mobile, sedangkan sisanya 38% untuk desktop. Adapun, riset lain oleh Industry Researchmemperkirakan pasar adtech global di 2021 sekitar $20,3 miliar, dan naik 13% menjadi $42,08 miliar di 2027.
Layanan sejenis
Grab telah lebih dulu masuk ke bisnis periklanan melalui GrabAds (2018) kendati model bisnis yang diperkenalkan saat itu bermain di ranah online-to-offline (O2O). Ada tiga kategori iklan yang ditawarkan, yaitu mobile billboards, in-car engagement, dan in-app engagement.
Tahun lalu, GoTo Group melalui Gojek dan Tokopedia juga mengumumkan komitmennya masuk ke bisnis periklanan. Dalam menjalankan bisnis ini, keduanya berjalan dengan brand dan unit bisnis terpisah. Gojek menggandeng perusahaan adtech asal Taiwan, TenMax, untuk menghadirkan Gojek Ads Network (GoGAN), sedangkan Tokopedia meluncur dengan layanan “Tokopedia Marketing Solutions“.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Tokopedia menyebutkan bahwa layanan ini mengincar pelaku bisnis dari berbagai skala untuk memaksimalkan platform e-commerce dalam strategi pemasarannya. Sementara, GoGAN memungkinkan pelaku bisnis menjalankan kampanye promosi maupun iklan dengan menghilangkan beberapa friksi dan memudahkan pemasangan iklan di berbagai media yang berbeda.
Merangkum sejumlah sumber, istilah adtech kerap dikaitkan pada pemanfaatan software dan tools yang memungkinkan agensi, brand, dan platform untuk membidik targeted audience dan mengukur kampanye iklan digital mereka. Sejumlah solusi adtech yang banyak digunakan terdiri dari Demand Side Platform (DSP), Supply Side Platform (SSP), dan data management platform.
Di skala global, ada raksasa e-commerce Amazon yang menggarap bisnis advertising melalui Amazon Ads. Bagi Amazon, aktivitas jual-beli iklan digital menjadi lebih kompleks sehingga solusi adtech mengambil peran untuk merampingkan prosesnya. Pada intinya, adtech dapat memberikan nilai tambah bagi pemilik brand dan agensi untuk mengelola kampanye terintegrasi secara efektif, menggunakan bujet lebih efisien, dan memaksimalkan ROI mereka.
Tren perjalanan diprediksi akan terus meningkat pada tahun depan. Menurut laporan e-Conomy SEA 2022, sektor perjalanan menunjukkan tren pemulihan yang bertahap dan akan mencapai pemulihan penuh pada tahun 2023 dan 2024. Salah satu sektor yang paling berpengaruh adalah perjalanan domestik yang menunjukkan pemulihan lebih cepat.
Dari data internal Traveloka pada kuartal III/2022, dapat diketahui bahwa ada peningkatan pemesanan hingga 5 kali lipat untuk perjalanan destinasi internasional, dan lebih dari 30 persen peningkatan pemesanan pada perjalanan destinasi domestik. Selain itu, pemesanan tiket pesawat juga mengalami peningkatan hingga 4 kali dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Untuk merespon peningkatan kebutuhan masyarakat untuk melakukan perjalanan, Traveloka meluncurkan tagline baru, “Life, Your Way”. Dengan tagline ini, Traveloka semakin menegaskan komitmennya sebagai platform travel nomor satu di Asia Tenggara yang menghadirkan pengalaman konsumen dengan mengedepankan teknologi melalui beragam solusi layanan perjalanan.
“Kebutuhan perjalanan konsumen terus mengalami perubahan, dan kami melihat adanya tren di mana para konsumen kini menginginkan adanya pengalaman perjalanan yang lebih personal,” jelas Chief Marketing Officer Traveloka, Shirley Lesmana.
“Traveloka meluncurkan tagline “Life, Your Way” untuk mempertegas posisinya sebagai perusahaan teknologi yang berpusat pada konsumen (consumer-centric) dari lintas generasi untuk memenuhi beragam kebutuhan mereka,” tambahnya.
Traveloka secara konsisten juga akan terus menghadirkan beragam produk yang dirancang untuk memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhan perjalanan mereka. Untuk memenuhi hal itu, Traveloka menerapkan tiga kunci utama, yakni solusi produk serta layanan yang menyeluruh, jaminan layanan berkualitas dan fitur-fitur terbaik untuk meningkatkan kenyamanan konsumen, serta best value deals yang menguntungkan bagi konsumen.
Selain itu, Traveloka juga akan terus berusaha dengan menghadirkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan konsumen. Hal tersebut diwujudkan dengan menawarkan produk-produk seperti:
Traveloka Points, program reward yang dibuat khusus bagi konsumen untuk dengan mudah mendapatkan points Traveloka setiap melakukan transaksi serta menyelesaikan misi yang tersedia di Reward Zone. Sebagai bentuk apresiasi kepada konsumen, Traveloka Points yang terkumpul dapat dimanfaatkan kembali untuk mendapatkan diskon di produk-produk yang tersedia di Traveloka.
Traveloka juga baru-baru ini meluncurkan Traveloka Priority, program loyalitas inklusif yang menawarkan keuntungan eksklusif seperti diskon hotel dan prioritas layanan pelanggan bagi konsumen setia Traveloka.
Traveloka juga meluncurkan fitur Reschedule+, inovasi reschedule pertama dan terlengkap di Indonesia yang memungkinkan konsumen mengubah tidak hanya jadwal penerbangan, namun hingga destinasi dan maskapai penerbangan dalam satu kali pemesanan.
Tidak hanya itu, Traveloka juga siap memperkuat posisinya di Asia Tenggara dengan menghadirkan pengalaman perjalanan dan gaya hidup terbaik di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina. Melalui tagline baru ini, Shirley juga menegaskan bahwa Traveloka berupaya untuk menjadi brand yang semakin terdepan untuk menghadirkan kebahagiaan bagi para konsumen.
“Traveloka menunjukkan keyakinan terhadap kemampuan dan kesiapan untuk dapat terus beradaptasi guna merespon apa yang dibutuhkan konsumen, saat ini dan di masa mendatang. Dengan menjadi brand yang semakin berpusat pada konsumen, kami berharap Traveloka dapat menjadi inspirasi sekaligus platform travel pilihan konsumen dalam mewujudkan aspirasi, mengeksplorasi berbagai destinasi baru, serta menemukan hidden gems untuk lebih memaknai hidup,” tutup Shirley.
Pemesanan hotel menjadi lebih mudah dan fleksibel dengan aplikasi pemesanan hotel online. Aplikasi pemesanan hotel memungkinkan kamuuntuk mengurutkan hotel berdasarkan anggaran, fasilitas, dan lokasi yang diinginkan. Aplikasi booking hotel juga menawarkan promosi menarik berupa diskon dan hotel termurah.
Berikut beberapa aplikasi booking hotel terbaik dan termurah. Kamu akan menemukan beberapa aplikasi yang bagus dan terpercaya seperti Pegipegi, Traveloka, Agoda, RedDoorz, Ticket.com, Booking.com. Berikut beberapa detail rekomendasi aplikasi booking hotel yang menarik:
Traveloka
Bila kamu ingin mencari aplikasi satu untuk semua, Traveloka bisa dijadikan pilihan. Aplikasi ini memiliki fitur yang sangat lengkap serta menarik. Selain untuk reservasi hotel, kamu bisa melakukan pemesanan tiket pesawat, kereta api, dan bus. Di samping itu, ada juga fitur pembelian pulsa dan paket internet.
Traveloka juga mengeluarkan fitur Eats, yaitu layanan pesan antar makanan. Seperti tak ada habisnya, Traveloka punya fitur Xperience. Lewat fitur ini, kamu bisa memesan tiket wahana wisata, mengikuti kelas workshop, hingga konser.
Sayangnya menurut beberapa pengguna aplikasi ini cukup berat dan menguras banyak data.
Masih bingung ingin menginap di hotel atau di vila? Agar lebih yakin, coba bandingkan harga dan kamar keduanya lewat aplikasi ini. Aplikasi Tiket.com menawarkan fitur untuk reservasi vila dan hotel. Jadi, Anda akan mendapatkan lebih banyak alternatif pilihan tempat untuk menginap.
Selain reservasi hotel dan vila, Tiket.com juga menjual berbagai tiket lainnya. Salah satu yang menarik untuk dicoba adalah tiket event. Anda bisa membeli tiket konser, seminar, atau bahkan tiket masuk ke tempat wisata. Tidakperlu antri lama lagi untuk menikmati tempat wisata!
Kelebihan aplikasi ini yaitu, bisa membeli tiket event dan tiket wahana wisata, bisa mengumpulkan reward TIX Point untuk digunakan pada transaksi berikutnya. Kekurangan beberapa pengguna mengatakan aplikasi sering crash atau lambat.
Kunjungi laman tiket.com untuk mengunduh aplikasinya.
Hotels.com
Bila kamu ingin mendapatkan gratis menginap di hotel, kamu wajib melirik aplikasi yang satu ini. Hotels.com memberikan program reward gratis satu malam setiap menginap selama sepuluh malam. Kamu akan mendapatkan satu stempel untuk satu malam menginap. Bila kamu sering menginap di hotel karena urusan bisnis, aplikasi ini bisa menguntungkan kamu.
Kelebihannya filternya user-friendly, ada reward menginap gratis. Kekurangannya, sayangnya harga yang ditampilkan belum termasuk pajak.
Kunjungi laman Hotels.com untuk mengunduh aplikasinya.
Booking.com
Saat melakukan reservasi hotel via aplikasi, kamu mungkin sering mendapat info yang kurang jelas dari keterangan yang diberikan. Untuk mengetahui jawabannya, kamu harus menelepon langsung ke hotel yang bersangkutan. Sayangnya, melakukan panggilan lewat telepon bisa menguras pulsamu. Namun, kini kamu tak perlu khawatir.
Jika memesan hotel lewat booking.com, kamu bisa menghubungi pihak hotel tanpa biaya tambahan. Aplikasi ini memiliki fitur yang memberikan kamu akses untuk melakukan percakapan dengan admin hotel atau pemilik properti. Kamu bisa mendapatkan informasi lebih jelas terkait pertanyaan yang bisa disampaikan lewat chat.
Kelebihan yang ditawarkan tersedia fitur hotel dan penerbangan sekaligus, filternya lengkap dan terperinci. Kekurangannya sayangnya aplikasi ini tidak tersedia opsi pembayaran bank transfer dan gerai retail.
Kunjungi laman booking.com untuk mengunduh aplikasinya.
Tripadvisor
Kamu mungkin sudah tak asing lagi dengan Tripadvisor, situs rekomendasi wisata dan things to do yang diulas para traveler. Untuk kamu yang sedang menyusun rencana berpergian, aplikasi perjalanan ini akan sangat berguna. Saat sampai di kota tujuan, kamu tak akan mati gaya harus eksplor ke mana dan mencoba kuliner apa saja.
Kelebihan yang akan kamu rasakan ada ulasan tempat makan, tempat wisata, dan atraksi lainnya, bisa menyimpan dan mengatur ide perjalanan. Kekurangan beberapa pengguna mengatakan aplikasi lambat. Di aplikasi sini, kamu juga bisa membandingkan harga hotel termurah yang ingin dibooking. Temukan hotel terbaik dan jelajahi atraksi di sekitarnya dengan Tripadvisor.
Kunjungi laman TrivadVisor untuk mengunduh aplikasinya.
AirBnB
Jika kamu bosan menginap di hotel kamu bisa mencoba pengalaman baru dengan menginap di properti orang. Aplikasi Airbnb menawarkan penyewaan kamar atau seluruh rumah. Rumah yang disewakan biasanya punya desain yang unik, Instagrammable, dan bisa ditinggali lebih banyak orang. Tak jarang, kamu juga bisa berinteraksi dengan pemilik rumah dan berakhir menjadi teman atau kenalan.
Di aplikasi ini juga tersedia fitur Experience. Kamu bisa menemukan kegiatan di sekitar penginapan yang bisa dicoba, seperti pottery class, membatik, dan lainnya. Jadi, kamu pun bisa mencoba kegiatan baru yang mungkin belum pernah dirasakan.
Kelebihan pengalaman menarik menginap di rumah/properti orang lain, tersedia fitur Experience (workshop class) untuk pengalaman yang lebih mendalam.Kekurangannya pemilik properti bisa menolak permohonan reservasi tamu.
Kunjungi laman AirBnB untuk mengunduh aplikasinya.
Trivago
Demi mendapatkan harga hotel termurah, tentunya kamu harus membuka beberapa aplikasi booking hotel untuk membandingkan harga. Hal itu sangat memakan waktu, bukan? Jika kamu tidak mau repot,cukup melihatnya dari aplikasi Trivago saja.
Trivago akan memberi informasi harga hotel yang sama dari berbagai aplikasi booking hotel. Kamu tinggal memilih aplikasi dengan harga yang ideal untuk dipilih. Setelah memilihnya, kamu akan langsung dihubungkan dengan aplikasi terkait untuk melakukan transaksi booking hotel. Mudah, cepat, dan kamu pun bisa lebih mudah mendapat hotel dengan harga terendah.
Kunjungi laman Trivago untuk mengunduh aplikasinya.
Agoda
Jika kamu senang traveling ke dalam maupun luar negeri, aplikasi booking hotel online ini sangat bisa diandalkan. Sebab, Agoda memiliki list hotel yang sangat lengkap! Kamu bisa memilih hotel yang jaraknya bisa dipilih berdasarkan area yang ingin kamu eksplor.
Meski harga yang ditampilkan belum termasuk pajak, Agoda sering mengadakan promo diskon hotel sehingga harganya tetap best deal. Saat kamu memesan hotel untuk menginap pada akhir pekan, bisa mendapat ekstra potongan harga dari program Weekend Sale!
Sayangnya harga yang ditampilkan dalam aplikasi ini belum termasuk pajak.
Jika kamu melakukan reservasi hotel lewat aplikasi pegipegi, kamu bisa mendapatkan poin reward. Poin ini nantinya bisa ditukar sebagai diskon untuk penginapan selanjutnya. Selain poin reward, pegipegi juga banyak menawarkan diskon potongan harga untuk hotel atau tiket. Tentu harganya pun bersaing dengan yang lain. Untuk kamu yang suka berbagai potongan biaya, coba cek dulu di pegipegi.
Kelebihan yang ditawarkan selain da poin reward, ada pula tab khusus berisi tips berwisata. Kekurangannya ada pengguna yang mengulas, booking tiket pesawat tidak opsi tanda pengenal selain KTP.
Kunjungi laman pegipegi untuk mengunduh aplikasinya.
Reddoorz
Punya bujet minim bukan berarti kamu tidak bisa tinggal di penginapan yang nyaman. Untuk yang senang bepergian dengan cara backpacking, kami merekomendasikan untuk memesan hotel lewat aplikasi RedDoorz. RedDoorz adalah jaringan penginapan bujet online terbesar di Indonesia.
Meski hotelnya rata-rata bintang dua, RedDoorz tetap memberi fasilitas hotel yang lengkap. Kamuakan diberi air mineral gratis, perlengkapan mandi, linen bersih, dan juga Wi-Fi. Kamu pun jadi bisa lebih menghemat uang untuk biaya akomodasi. Agar lebih yakin dengan performance hotel, Kamu bisa melihat rating dan membaca ulasan para tamu.
Kelebihannya yaitu opsi pembayarannya banyak, memudahkan pencarian hotel murah, cocok untuk budget traveler. Kekurangannya beberapa pengguna mengatakan kondisi hotel tidak sama seperti di foto.
Kunjungi laman Reddoorz untuk mengunduh aplikasinya.
Itulah beberapa rekomendasi aplikais booking hotel dengan ulasan terbaik di playstore. Aplikasi-aplikasi ini akan memudahkan kamu berpergian dan membutuhkan tempat singgah untuk beristirahat. Jadi bagi kamu yang berencana berlibur ke luar kota, siapkan salah satu aplikasi di atas ya!
Awalnya, aplikasi Traveloka hanya digunakan untuk pemesanan atau booking tiket pesawat, terutama saat mencari tiket promosi. Hanya dengan satu aplikasi, kamu dapat memilih dan mendapatkan harga terbaik dari berbagai maskapai dalam waktu singkat.
Booking hotel melalui aplikasi Traveloka sebenarnya semudah memesan atau booking tiket pesawat. Dengan aplikasi ini, kamu dapat memilih akomodasi dan hotel dari yang murah hingga yang mewah atau dari bintang 1 hingga bintang 5. Semuanya bisa dipilih dalam sekejap.
Selain kemudahan memilih hotel idaman, melakukan pembayaran pada Traveloka juga sangat mudah. Sistem pembayaran mulai dari transfer bank ke ATM, internet banking, kartu kredit, pembayaran di minimarket Alfamart, Alfamidi dan Indomaret.
Jika kamu belum pernah melakukannya, Dailysocial.id akan menjelaskannya padamu berikut ini!
Mulai pencarian hotel kamu dengan memasukkan destinasi, tempat wisata, atau nama hotel, dan waktu menginap.
Kamu juga bisa menyesuaikan tanggal dan jumlah kebutuhan kamar maupun tamu. Klik Search Hotels.
Di halaman hasil pencarian, pilih kamar hotel yang kamu kehendaki.
Kamu juga bisa menyesuaikan filterisasi sesuai kebutuhan menurut harga, rating, maupun popularitas.
Klik dua kali untuk mengetahui detail kamar yang kamu pilih.
Di halaman detail hotel, pilih jenis dan jumlah kamar yang ingin kamu pesan.
Klik Select Room untuku melihat berbagai layanan kamar seusai kebutuhanmu. Jika sudah, klik Book Now.
Isi data pemesan yang dapat dihubungi dan data tamu yang akan menginap. Kamu pun dapat menambahkan asuransi perjalanan ke pesanan hotel serta menambahkan request yang ditawarkan lainnya.
Klik Continue Booking.
Pilih metode pembayaran yang sesuai kebutuhan kamu. Lakukan pembayaran sebelum batas waktu habis.
Terakhir, klik Continue.
Setelah pembayaran sukses diterima, voucher hotel resmi Traveloka akan kami kirimkan ke alamat email kamu dalam maks. 60 menit.
Demikianlah langkah-langkah dalam memesan hotel melalui layanan Traveloka. Kamu juga bisa melakukannya melalui aplikasi Traveloka dengan cara serupa ditambah berbagai promo untuk para registeran.
Traveloka segera menutup layanan pesan-antar makanan dan logistik, Eats dan Send. Keputusan tersebut diambil karena mulai bangkitnya industri pariwisata yang menjadi bisnis utama perusahaan sejak awal berdiri. Penutupan ini menyusul layanan online grocery“Traveloka Mart” yang sudah tutup akhir Agustus 2022.
Melansir dari informasi yang disampaikan Traveloka kepada merchant, Eats akan efektif berhenti beroperasi pada 31 Oktober 2022. Disampaikan pada tanggal tersebut, Traveloka Eats tidak lagi menerima transaksi baru; akan melakukan rekapitulasi data transaksi dan melaksanakan kewajiban pembayaran; dan, pengembalian dana oleh para pihak, jika ada.
Saat dihubungi oleh DailySocial.id, narasumber Traveloka menyatakan bahwa pemberhentian kedua layanan ini adalah bagian dari strategi bisnis dan prioritas perusahaan. “Seiring dengan bangkitnya sektor perjalanan, kami sangat antusias menyambut hal ini ke depannya,” ucapnya, Jumat (30/9).
Lebih lanjut, sebelum tenggat waktu berakhir, pihaknya memastikan selama proses berlangsung, karyawan, mitra dan konsumen tetap menjadi fokus utama perusahaan, demi memastikan transisi yang baik sesuai aturan yang berlaku. Tak hanya itu, terus berkoordinasi dengan para mitra, serta menyediakan dukungan dalam proses pemberhentian layanan Eats dan Send ini berlangsung.
Sebagai catatan, langkah eksploratif Traveloka masuk ke lifestyle superapp makin gencar sejak awal pandemi. Saat itu semangatnya adalah agar perusahaan tetap relevan dengan kebutuhan gaya hidup masyarakat. Mart, Eats, dan Send adalah tiga layanan yang baru dirilis dalam kurun waktu tersebut. Bukan kabar burung, tapi kebetulan ketiganya merupakan vertikal bisnis yang tak terlepas dari subsidi yang besar demi akuisisi pengguna.
Traveloka Eats sudah hadir sejak 2021, telah menjangkau kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Medan. Perusahaan merekrut armada pengantaran sendiri, selain didukung oleh armada dari Lalamove. Armada inilah yang juga diutilisasi untuk solusi Send yang baru dirilis pada awal bulan ini. Baru seumur jagung, solusi ini baru tersedia di Jabodetabek untuk pengantaran maksimal 12 km.
Namun demikian, sebenarnya ada layanan lain yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan bisnis akomodasi dan perjalanan di superapp Traveloka, misalnya layanan investasi emas bekerja sama dengan Pegadaian. Menurut informasi di aplikasi, mereka akan segera melengkapi opsi produk investasi dengan instrumen lainnya.
Selain produk investasi, menurut catatan DailySocial.id, selama pandemi Traveloka juga merilis solusi lainnya, yakni QuickRide yang memanfaatkan API dari Blue Bird untuk pemesanan taksi, Health untuk layanan telekonsultasi dengan dokter, dan Online Xperience Tur Visual yang dikemas dengan metode siaran langsung. Seluruh layanan di atas bisa dipastikan tidak berat dari segi investasi yang harus dikeluarkan perusahaan karena memanfaatkan API dari pihak ketiga.
Dibandingkan dengan kompetitor terdekatnya, misalnya Tiket.com dan Pegipegi, cara Traveloka membangun ekosistem layanan memang berbeda. Mereka tidak membatasi hanya pada layanan yang bersinggungan langsung dengan perjalanan dan penginapan. Lebih dari itu Traveloka mencoba menawarkan pengalaman gaya hidup yang lengkap dalam satu aplikasi. Para rivalnya masih tetap fokus untuk memperdalam layanan perjalanan dan akomodasi dengan berbagai fitur pendukungnya.
Industri pariwisata mulai rebound
Kemarin (29/9) saat pengumuman fasilitas pinjaman dari investor ternama, Co-founder & CEO Traveloka Ferry Unardi menyampaikan, bisnisnya terus mengalami peningkatan dan industri pariwisata kembali bangkit dari pandemi. Dana segar yang diterima ini nantinya akan dimanfaatkan untuk memperkuat neraca kami dan memungkinkan kami untuk terus fokus pada bisnis utama, sekaligus membangun bisnis masa depan.
Seiring dengan gencarnya vaksinasi global dan faktor lainnya, per kuartal II 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan signifikan kunjungan turis ke Indonesia mencapai 172% dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Dibandingkan sebelumnya, turun 75% menjadi 4,02 juta pada 2020 dari 16,11 juta pada 2019.
Angka tersebut turun lebih jauh lagi menjadi 1,56 juta pada akhir 2021 karena pembatasan perjalanan yang lebih ketat oleh pemerintah. Menyusul pula merebaknya virus corona varian Delta pada Juli 2021.
Pandemi tersebut menjadi pukulan telak bagi industri pariwisata Indonesia. Laporan Industri Perjalanan & Pariwisata Dunia menyoroti bahwa, sebelum pandemi, industri pariwisata Indonesia menyumbang 5,9% dari total PDB negara dan mempekerjakan sekitar 13,1 juta orang pada 2019. Kontribusi itu terhenti selama pandemi. Namun, dengan pandemi COVID-19 yang menunjukkan tanda-tanda melambat, pemerintah Indonesia akhirnya mendorong untuk menghidupkan kembali sektor tersebut.
Mengutip dari Organisasi Buruh Internasional (ILO/International Labour Organisation), sektor pariwisata industri ini merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi, pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja, terutama bagi perempuan, pemuda, pekerja migran dan masyarakat lokal.
Sebelum krisis COVID-19, sektor pariwisata menyumbang satu dari 10 pekerjaan di seluruh dunia dan sekitar 10 persen dari PDB global. Sektor ini mempekerjakan sebagian besar perempuan dan pemuda. Pada 2019, perempuan menyumbang lebih dari 50% pekerja di sektor ini, dan mayoritas dari semua pekerja di bidang pariwisata berusia di bawah 35 tahun.
Pariwisata adalah salah satu industri yang paling terpukul oleh pandemi COVID-19 dan konsekuensinya sangat terasa di sektor informal, defisit pekerjaan yang layak juga paling menonjol. Pekerjaan informal atau kasual sering kali melibatkan perempuan, kaum muda, masyarakat adat dan suku, pekerja migran dan komunitas lokal, yang akibatnya terkena dampak secara tidak proporsional.
Traveloka mengumumkan penerimaan fasilitas pendanaan berbentuk pinjaman sebesar $300 juta (lebih dari 4,5 triliun Rupiah) dari berbagai investor, di antaranya Indonesia Investment Authority (INA), BlackRock (melalui dana kredit privat yang dikelola), Allianz Global Investors, Orion Capital Asia, dan lembaga keuangan global terkemuka lainnya.
Traveloka akan memanfaatkan dana pinjaman tersebut untuk mendukung bisnis perjalanan pasca-pandemi yang diprediksi akan bounce back. Putaran pendanaan ini diklaim telah menarik minat yang signifikan dari sejumlah penyedia modal jangka panjang berkualitas tinggi, sehingga terjadi kelebihan permintaan.
Masing-masing perwakilan investor turut memberikan pernyataan resminya yang disebarkan pada hari ini (29/9). Salah satunya CEO INA Ridha Wirakusumah, ia menyampaikan dalam rangka mendukung sektor perjalanan dengan kemudahan dan akses yang tak tertandingi, agen perjalanan online (OTA) telah mengubah lanskap industri selama pandemi. Misalnya, peran OTA dalam pemesanan bruto pariwisata Indonesia saat ini meningkat dari 24% menjadi 33% pada tahun 2021, dengan harapan mencapai 36% pada tahun 2024.
“Kami percaya bahwa Traveloka adalah champion nasional dan regional Indonesia, serta merupakan katalis utama menuju digitalisasi perjalanan dan akomodasi di Indonesia dan kawasan. Investasi bersama ini dapat memungkinkan Traveloka untuk memperdalam kepemimpinannya dan menciptakan nilai bagi seluruh ekosistem perjalanan,” ucap Ridha.
Co-founder dan CEO Traveloka Ferry Unardi turut menambahkan, pihaknya sangat senang dengan bergabungnya pada pemodal dalam kelompok investor yang memiliki komitmen yang sama dan yakin pada visi Traveloka untuk memenuhi aspirasi perjalanan dan gaya hidup pengguna.
“Bisnis kami terus mengalami peningkatan dan industri pariwisata kembali bangkit dari pandemi. Pendanaan ini memberi kesempatan bagi kami untuk memperkuat neraca kami dan memungkinkan kami untuk terus fokus pada bisnis utama, sekaligus membangun bisnis masa depan,” kata Ferry.
Pada Juli kemarin, Traveloka juga dikabarkan menerima komitmen investasi dari PTT Oil and Retail Business (OR) melalui anak perusahaannya, PTTOR International Holdings Singapore. Investasi tersebut merupakan langkah besar bagi OR untuk berekspansi ke sektor perjalanan dan berusaha menjadi solusi satu atap untuk semua gaya hidup.
Tentang INA
Adapun INA merupakan lembaga pengelola investasi (sovereign wealth fund) yang didirikan pemerintah pada 2021. Lembaga ini diberi mandat untuk meningkatkan investasi guna mendukung pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. INA telah mendapat modal dari pemerintah sebesar Rp75 triliun, terdiri dari tiga kali suntikan.
Sektor yang diincar INA paling utama adalah infrastruktur, supply chain dan logistik, infrastruktur digital, investasi hijau, healthtech, fintech, consumer, dan tourism.
Sepanjang tahun lalu, INA berhasil menyelesaikan 11 kesepakatan investasi, 4 Head of Agreement (HoA), dan menerbitkan 16 Letter of Intent (LOI)/Non-Binding Offer(NBO). Secara keseluruhan INA berhasil menjaring komitmen investasi dari berbagai investor global senilai lebih dari Rp300 triliun untuk sektor transportasi, logistik, kemaritiman, hingga infrastruktur digital.
Berdasarkan laporan keuangannya, INA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp231,2 miliar, peningkatan total aset dan ekuitas menjadi masing-masing Rp79,2 triliun dan Rp79,1 triliun.
Di bidang infrastruktur digital, INA menjadi anchor investor saat IPO Mitratel, anak usaha Telkom, pada November 2021. Masuknya Traveloka turut meramaikan portofolio INA di bidang tourism.
INA sendiri dipimpin oleh veteran di industri finansial, baik lokal maupun multinasional. Ridha sebelumnya adalah bankir, menjabat sebagai Direktur Utama Bank Permata, Head of Indonesia KKR & Co., dan Direktur Utama Bank Maybank Indonesia.
Traveloka yang sejak pandemi menjelma menjadi superapp gaya hidup, makin perdalam solusi dengan merambah vertikal on-demand logistik melalui kehadiran “Traveloka Send”. Untuk sementara layanan ini baru tersedia untuk konsumer yang berlokasi di Jabodetabek. Belum ada keterangan resmi yang disampaikan perusahaan terkait ini, pun saat dihubungi oleh DailySocial.id.
Menurut laman situsnya, layanan ini disediakan oleh grup Traveloka di bawah badan hukum PT Ciptaloka Karsa Teknologi. Adapun mitra pengemudinya memanfaatkan mitra sendiri dan pihak ketiga independen yang telah bekerja sama.
Pada tahap awal, Traveloka Send baru tersedia untuk pengiriman maksimal 12 km. Persyaratan lainnya, barang maksimal memiliki berat 5 kg atau dimensi lebih besar dari 40x40x30 cm3, dan tidak bisa digunakan untuk mengirim barang seperti peledak, hewan hidup, logam mulia, dan jenis-jenis tertentu lainnya.
Traveloka sejauh ini memiliki mitra pengemudi yang direkrut untuk mengakomodasi pengiriman layanan pesan-antar makanan Traveloka Eats, selain juga didukung oleh Lalamove.
Bisa dikatakan, masuk ke vertikal logistik ini jadi salah satu cara Traveloka dalam meningkatkan utilitas mitra pengemudi agar mereka memperoleh tambahan penghasilan di luar Traveloka Eats. Traveloka Eats itu sendiri baru tersedia di Jabodetabek, Bandung, dan Bali.
“Tes ombak” ala Traveloka
Seperti diketahui, pada bulan lalu Traveloka resmi menutup layanan e-grocery Traveloka Mart setelah beroperasi selama enam bulan sejak dibuka pada Maret 2022. Manajemen menyampaikan penutupan ini merupakan bagian dari strategi bisnis dan prioritas perusahaan.
Seperti kebanyakan pemain e-grocery lainnya, Traveloka Mart menyajikan kemitraan dengan berbagai peritel besar dan toko-toko yang menjual kebutuhan sehari-hari, seperti produk segar dan makanan beku. Setelah transaksi terjadi, mitra pengemudi akan mengantarkan pesanan ke rumah konsumen.
Meski tidak ada data pendukung, disinyalir keputusan untuk menutup Traveloka Mart karena kalah saing dengan pemain quick commerce yang sejatinya menjadi spesialis di vertikal tersebut. Ditambah lagi, strategi “bakar duit” yang jorjoran untuk akuisisi konsumen, tidak bisa dipertahankan dan difokuskan di layanan ini saja apabila Traveloka mau jadi perusahaan yang berkelanjutan. Fokus perusahaan harus ditempatkan pada layanan yang terus mencetak pertumbuhan yang stabil.
Layanan on-demand bisa dikatakan tidak sebakar duit dari layanan e-grocery. Menurut Co-founder dan CEO RaRa Delivery Karan Bhardwaj, banyak orang bersedia membayar dua hingga tiga kali lebih banyak untuk pengiriman hari yang sama dibandingkan pengiriman hari berikutnya, dan biaya yang lebih tinggi untuk pengiriman dalam waktu satu jam. Menjadikan bisnis pengataran ini dinilai bisa menguntungkan dan berkelanjutan.
Namun demikian, sebenarnya ada layanan lain yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan bisnis akomodasi dan perjalanan di superapp Traveloka, misalnya layanan investasi emas bekerja sama dengan Pegadaian. Menurut informasi di aplikasi, mereka akan segera melengkapi opsi produk investasi dengan instrumen lainnya.
Dibandingkan dengan kompetitor terdekatnya, misalnya Tiket.com dan Pegipegi, cara Traveloka membangun ekosistem layanan memang berbeda. Mereka tidak membatasi hanya pada layanan yang bersinggungan langsung dengan perjalanan dan penginapan. Lebih dari itu Traveloka mencoba menawarkan pengalaman gaya hidup yang lengkap dalam satu aplikasi. Para rivalnya masih tetap fokus untuk memperdalam layanan perjalanan dan akomodasi dengan berbagai fitur pendukungnya.
Traveloka menambah deretan startup di Indonesia yang melakukan efisiensi di tengah gejolak ekonomi. Traveloka menutup operasional layanan online grocery “Traveloka Mart” meski baru beroperasi dalam waktu enam bulan.
“Kami informasikan bahwa kami akan memberhentikan layanan Traveloka Mart sebagai bagian dari strategi bisnis dan prioritas perusahaan,” ungkap perwakilan Traveloka dalam pernyataan resminya.
Pihaknya memastikan para karyawan, mitra, dan pengguna tetap menjadi fokus utama untuk memastikan transisi berjalan dengan baik sesuai aturan yang berlaku. Traveloka akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyediakan dukungan dalam proses penutupan Traveloka Mart ini.
Sebagai informasi, Traveloka Mart memungkinkan pengguna untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Adapun, Traveloka Mart meluncur pada pertengahan Maret 2022 dan telah menggandeng sejumlah perusahaan ritel besar termasuk Lotte Mart.
Di samping itu, langkah Traveloka masuk ke online grocery menjadi strategi untuk memperkuat posisinya sebagai lifestyle superapp yang fokus pada pemenuhan gaya hidup, tak hanya sebagai online travel agency (OTA) saja.
Tantangan
Potensi pasar online grocery di Indonesia masih sangat besar mengingat jangkauannya masih terpusat di kota besar, seperti Jabodetabek. Mengacu laporan The Institute of Grocery Distribution (IGD) Asia, nilai pasar online grocery di Asia Tenggara diproyeksi tumbuh 198% dari $99 miliar di 2019 menjadi $295 miliar di 2023. Pertumbuhan layanan online grocery terutama terakselerasi akibat pandemi Covid-19.
Namun, online grocery dinilai masih terbentur sejumlah tantangan besar, terutama soal pemenuhan pesanan dan logistik meski transaksinya menyumbang lebih dari 50% dari total pengeluaran ritel di Asia Tenggara. Laporan e-Conomy SEA di 2020 menyebut tantangan ini dapat terjawab dengan inovasi berkelanjutan pada model bisnis dan infrastruktur logistik.
Dalam konteks platform superapp, hampir semua kini telah menyediakan layanan kebutuhan pokok secara on-demand. Beberapa di antaranya adalah GoTo (GoMart), Blibli (Blibli Mart), hingga Grab (GrabMart). Superapp yang sudah unicorn/decacorn telah memiliki infrastruktur logistik sendiri yang dapat dimanfaatkan untuk mengakomodasi pesanan kebutuhan pokok. Namun, tentu saja mereka akan bersaing dengan startup tahap awal maupun berkembang yang menawarkan layanan serupa.
Blibli, misalnya, memiliki dark store untuk mengoperasikan layanan ini lebih efisien. Model dark store dinilai dapat mendorong efisiensi dan efektivitas karena hanya menerima pesanan online dan pengiriman menjadi lebih cepat tanpa membukanya untuk pengunjung toko. Selain itu mereka juga telah memiliki kemitraan strategis dengan Ranch Market, melalui akuisisi saham mayoritas.
Dalam analisis DailySocial.id terkait gejolak bisnis quick commerce di global, Co-founder dan Managing Partner AC Ventures Adrian Li menilai, dibandingkan model ritel yang sudah ada, quick commerce justru menunjukkan peningkatan hasil penjualan dan efisiensi biaya yang signifikan.
Namun, Venture Capitalist Eddi Danusaputro justru menekankan bahwa infrastruktur online grocery modern justru dibutuhkan di kota lapis dua mengingat supply dan demand di kota lapis satu sudah kuat. Model bisnisnya akan feasible, tetapi perlu diubah karena infrastruktur di tier 2, 3, dan seterusnya belum tentu sama.