Tag Archives: trend

3 Cara Riset Produk yang Sedang Trending

3 Cara Riset Produk yang Sedang Trending

Menjual produk yang sedang trending memang bukan satu-satunya strategi dalam bisnis, tetapi ada sejumlah alasan mengapa banyak pebisnis memilih pendekatan ini, antara lain:

  1. Permintaan Pasar yang Tinggi: Produk yang sedang trending biasanya memiliki permintaan pasar yang tinggi. Artinya, banyak konsumen yang mencari dan ingin membeli produk tersebut.
  2. Peningkatan Pendapatan: Dengan permintaan yang tinggi, potensi peningkatan penjualan dan pendapatan juga menjadi lebih besar.
  3. Pemasaran Lebih Efektif: Saat sebuah produk sedang trending, sering kali lebih mudah untuk memasarkannya karena konsumen sudah memiliki kesadaran tentang produk tersebut. Kampanye pemasaran bisa menjadi lebih resonan dan efektif.
  4. Persaingan: Jika kompetitor Anda menjual produk yang sedang trending dan Anda tidak, Anda bisa kehilangan pangsa pasar.
  5. Kesempatan Branding: Menyediakan produk yang sedang trending dapat meningkatkan reputasi dan citra brand Anda sebagai brand yang up-to-date dan relevan dengan kebutuhan konsumen saat ini.
  6. Rotasi Stok Cepat: Produk yang trending cenderung terjual dengan cepat, yang berarti Anda dapat merotasi stok Anda dengan lebih cepat dan mengurangi biaya penyimpanan.
  7. Peluang untuk Upsell dan Cross-sell: Ketika konsumen datang untuk membeli produk yang sedang trending, ada peluang untuk menawarkan produk lain yang relevan atau komplementer, meningkatkan total penjualan.
  8. Membangun Basis Pelanggan: Menarik konsumen baru dengan produk yang sedang trending dapat menjadi kesempatan untuk memperkenalkan mereka kepada produk lain yang Anda tawarkan, membangun loyalitas pelanggan jangka panjang.

Meskipun ada banyak keuntungan dalam menjual produk yang sedang trending, penting juga untuk diingat bahwa tren bisa berubah dengan cepat. Oleh karena itu, pebisnis harus waspada dan fleksibel, serta siap untuk menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan perubahan tren pasar. Selain itu, terlalu mengandalkan tren bisa berisiko jika Anda tidak melakukan riset pasar dengan benar atau jika tren tersebut berakhir tiba-tiba.

Nah, agar keputusan bisnis Anda tidak keliru, ada beberapa cara melakukan riset produk yang sedang trending.

Riset Menggunakan Tiktok Shop

Cara pertama, Anda bisa menggunakan data dari Tiktok Shop.

  • Buka aplikasi Tiktok di smartphone Anda
  • Tap tombol TikTok Shop

  • Scroll sampai Anda menemukan panel Trending, tap saja jika sudah kelihatan

  • Nah, di panel ini Anda dapat menemukan deretan produk yang sedang trending, yang paling laku dan yang mendapatkan rating tertinggi berdasarkan kategorinya masing-masing.

Riset Menggunakan Tiktok Seller Centre

Cara kedua, Anda bisa menggunakan data dari Tiktok Seller Centre yang bisa Anda akses dari browser mobile ataupun desktop.

  • Masuk ke Tiktok Seller Centre. Saya berasumsi Anda sudah punya akun di sana. Jika belum, silahkan daftar dan lakukan verifikasi terlebih dahulu.
  • Setelah login, klik Live Manager.

  • Ketika tab baru terbuka, klik menu Data Compass – Market analysis.

  • Nah, di panel ini Anda bisa menemukan data produk yang sedang trending, yang paling laku dan yang paling banyak dipilih oleh kreator.

Riset Menggunakan Google Trends

Google Trends adalah alat yang dikembangkan oleh Google untuk membantu pengguna memahami tren pencarian tertentu sepanjang waktu. Alat ini menunjukkan seberapa sering suatu istilah dicari relatif terhadap total volume pencarian di berbagai wilayah dan dalam berbagai bahasa.

Fungsi Google Trends:

  1. Pemahaman Tren: Anda dapat melihat bagaimana minat terhadap topik atau istilah tertentu berubah seiring waktu
  2. Penelitian Keyword: Untuk mereka yang bekerja di bidang SEO atau pemasaran digital, Google Trends bisa menjadi alat untuk memahami kata kunci yang potensial.
  3. Pembandingan Tren: Anda dapat membandingkan beberapa istilah pencarian untuk melihat mana yang lebih populer.
  4. Informasi Geografis: Google Trends menunjukkan daerah mana yang memiliki minat tertinggi terhadap suatu topik.
  5. Tren Berita: Anda dapat melihat topik berita mana yang sedang tren dan bagaimana topik tersebut dicari oleh pengguna sepanjang waktu.
  6. Ide Konten: Bagi pembuat konten, mengidentifikasi topik yang sedang tren bisa membantu dalam merencanakan konten yang relevan.

Cara Menggunakan Google Trends

  • Mengakses Situs: Kunjungi website Google Trends di trends.google.com.
  • Masukkan Istilah Pencarian: Di kotak pencarian di bagian atas, masukkan istilah atau produk yang ingin Anda lihat trennya.

  • Pemilihan Rentang Waktu: Anda dapat memilih periode waktu tertentu (misalnya, 12 bulan terakhir, 5 tahun terakhir, atau periode waktu khusus) untuk melihat bagaimana tren tersebut berubah.
  • Pemilihan Wilayah Geografis: Anda dapat memfokuskan pencarian pada wilayah tertentu atau melihat data global.
  • Kategori dan Sumber Web Pencarian: Anda bisa memilih kategori tertentu atau jenis pencarian (misalnya, Berita, Google Shopping, YouTube).

  • Eksplore Bagian “Terkait”: Di bagian bawah halaman, Google Trends menampilkan kueri terkait dan topik terkait yang memberi Anda gambaran lebih lanjut tentang bagaimana orang mencari topik yang Anda eksplore.

Dengan menggabungkan data dari Google Trends dengan alat analisis lainnya, Anda dapat memahami lebih lanjut tentang minat pengguna, memprediksi tren mendatang, dan menyesuaikan strategi pemasaran atau konten Anda sesuai dengan data tersebut.

Aplikasi Riset Tren Pasar

5 Aplikasi Riset Tren Pasar Untuk Menemukan Ide Konten yang Menarik

Sebelum membuat konten tentu saja Anda harus memikirkan ide dari promosi konten Anda. Dan sebelum membuat konten, Anda tidak bisa asal sembarangan menjadikan ide tersebut sebagai dasar dari konten produk Anda. Dengan kemajuan teknologi, kini ada aplikasi yang bisa membantu menyelesaikan pekerjaan Anda dengan lebih mudah, berikut ini aplikasi riset tren pasar untuk produk Anda!

Synthesio

Aplikasi Riset Tren Pasar

Aplikasi yang pertama yang bisa Anda gunakan adalah Synthesio. Dengan aplikasi ini Anda bisa mengumpulkan data data terkait tren pasar secara real time. Keunggulan dari aplikasi ini Anda bahkan bisa langsung menganalisis kompetitor Anda mengenai kampanye dari tren pasar produk yang dijalankan oleh usaha Anda.

Google Alerts

Aplikasi Riset Tren Pasar

Aplikasi satu ini biasanya digunakan oleh tools market research mengenai perusahaan dan produk Anda. Dengan menggunakan aplikasi ini, Anda bisa memantau tren pasar yang paling populer. Selain itu keunggulan dari aplikasi ini adalah tampilannya yang cukup sederhana dan tinggal memasukan kata kunci mengenai apa yang ingin Anda cari terkait suatu trend.

Survey Monkey

Aplikasi Riset Tren Pasar

Aplikasi satu ini biasnaya digunakan oleh para pebsnis untuk melihat target pasaran yang biasanya dilakuakn oleh para pemebeli Anda. Survey Monkey tentunya bisa Anda gunakan apabila sudah membayar per-bulannya sesuai dengan tarif yang ditentukan. Keunggulan dari aplikasi ini Anda bisa membuat survey untuk memahami dari pasar dan konsumen yang sebelumnya telah membeli produk Anda dengan menyertakan link ini pada aplikasi. 

Typeform

Aplikasi satu ini digunakan untuk mengumpulkan feedback dari para pembeli yang biasanya bisa Anda gunakan untuk mendapatkan reaksi dari apra konsumen Anda dan bisa mengolahnya menjadi ide terhadap konten produk Anda. Keunggulan dari aplikasi ini bisa memberikan bantuan bentuk pertanyaan terhadap produk Anda dan konten Anda sendiri, baik itu dari pilihan ganda maupun hanya mengetik singkat.

Think With Google 

Aplikasi Riset Tren Pasar

Rekomendasi alat yang bisa Anda gunakan untuk riset trend pasar adalah Think With Google, dengan aplikasi ini Anda bisa mengetahui perubahan dari perilaku konsumen yang berubah dari waktu ke waktu. Dengan alat ini Anda bahkan bisa mendapatkan hasil dari pencarian di Google dan mengolahnya menjadi konten untuk produk Anda.

Demikianlah rekomendasi aplikasi riset tren pasar yang bisa Anda gunakan untuk membuat konten trend pemasaran dari produk Anda. Pilihlah aplikasi yang tentunya menarik dan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dari bisnis Anda. Selamat Mencoba!

Dipoles, Google Trends Kini Tampilkan Data Real-time dan Infografis

Ketika orang mencari informasi spesifik tentang sebuah topik, solusi permasalahan dan berita, umumnya mereka akan menggunakan mesin pencari Google untuk menemukan jawabannya. Tapi ketika membutuhkan data mengenai tren sebuah topik dalam rentang waktu tertentu di negara tertentu, Google Trends adalah alat yang tepat untuk melakukannya. Kabar baiknya, Google baru saja melakukan rombakan untuk layanan yang cukup populer di kalangan media tersebut. Apa saja perubahannya?

Secara umum, Google Trends terbaru dirancang untuk mempermudah penemuan trend di rentang waktu tertentu lengkap dengan gambaran peta yang intensif dan informatif. Google juga menghadirkan infografis berdasarkan topik yang mempermudah organisasi misalnya media untuk memperoleh data yang tergambar dalam bentuk cerita.

Spesifiknya, Google menyederhanakan navigasi yang sudah ada sebelumnya sebagai bagian dari rombakan. Tampilan laman utama misalnya menayangkan bar pencarian atas topik atau query. Di bagian bahwa terdapat susunan saran yang bisa dicari dan dibandingkan trennya beberapa tahun ke belakang. Tambahan infografis seperti yang tadi disinggung juga dijumpai untuk membantu pengguna membandingkan tiap-tiap topik yang dipilih.

Google trend terbaru

Di bawah ada tambahan kata kunci yang sedang tren yang menunjukkan apa saja yang populer di Google Search dengan rentang waktu harian, menit sampai dengan real-time. Google juga menambahkan panel Year in Search yang merangkum data tren dari tahun 2001.

Bagian terakhir tapi terbaik, Google menghadirkan panel baru bernama News Lab yang merupakan konten terkurasi dari media berita dari seluruh dunia yang mencakup visualisasi data. Informasi ini akan membantu media-media yang membutuhkan referensi tren dari media lain yang lebih kredibel. Penasaran? Langsung saja buka situs Google Trends baru yang sudah bisa diakses oleh publik global sekarang.

Sumber berita Google dan gambar header Wgnradio.

Sepuluh Tren Transformasi Digital di Tahun 2017

Sepanjang tahun 2016 telah muncul teknologi canggih yang terbukti bisa mmeberikan impact hingga revenue kepada perusahaan teknologi hingga startup. Kesuksesan dari permainan Pokemon Go dengan teknologi AR dan VR, pemanfaatan big data dan analytics, hingga kebangkitan Internet of Things (IoT) dan masih banyak lagi. Artikel berikut ini merangkum tren transformasi digital yang telah muncul sepanjang tahun 2016 dan diperkirakan bakal menjadi lebih terdepan dan familiar di tahun 2017 mendatang.

Adaptasi terhadap perubahan teknologi

Tahun 2016 kita melihat bagaimana komputasi awan memiliki peranan penting untuk operasional startup hingga perusahaan teknologi. Bukan hanya menjadi produk baru untuk diterapkan, komputasi awan saat ini sudah menjadi produk mainstream yang digunakan oleh semua orang. Teknologi juga telah merubah cara kerja konvensional menjadi lebih modern dengan mengadopsi teknologi, semua hal tersebut secara alami diadaptasi sepanjang tahun 2016. Di tahun depan pastinya akan lebih banyak lagi ‘serangan’ teknologi tekini yang akan hadir, untuk itu upayakan mengadaptasi dan menerapkan semua prubahan yang ada.

Pengalaman pengguna yang baik (user experience)

Tahun 2016 juga merupakan proses pembelajaran bagaimana user experience yang baik bisa membuat pengguna lebih setia dan engage dengan produk yang ditawarkan. Untuk itu menjadi penting di tahun 2017 mendatang untuk perusahaan teknologi hingga startup senantiasa memperhatikan pengalaman pengguna yang baik untuk semua produk yang ditawarkan. Cara mudah yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan analytics untuk mencari tahu apa yang diinginkan pengguna (bisa melalui platform media sosial, blog dan lainnya) dan coba dapatkan hasil yang berguna dari berbagai channel lainnya.

Hadirkan inovasi secara berkala

Salah satu kesuksesan dari Go-Jek dan Tokopedia adalah inovasi terbaru yang selalu dihadirkan secara berkala. Apakah itu pilihan pembayaran, layanan dan fitur baru hingga kemudahan lainnya yang dibutuhkan setiap hari oleh pengguna. Menjadi krusial untuk startup agar secara konsisten bisa menghadirkan inovasi yang baru dengan memanfaatkan teknologi. Dengan menerapkan metode ini artinya usaha Anda bisa berakhir dengan kegagalan atau justru mendapatkan keuntungan dalam waktu yang terbilang cepat. Semakin cepat perusahaan bisa melakukan implementasi dengan tepat, semakin baik perusahaan bisa mendapatkan keuntungan.

Bekerja secara remote

Tahun 2016 juga menjadi awal mula kebangkitan bekerja secara remote untuk pegawai startup hingga perusahaan teknologi. Sistem bekerja seperti ini ternyata mampu meningkatkan produktivitas pegawai, menekan pengeluaran perusahaan dan menciptakan kolaborasi bekerja yang positif. Diperkirakan tahun 2017 mendatang bakal makin banyak startup hingga perusahaan teknologi yang menerapkan bekerja secara remote kepada pegawai.

Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)

Kesuksesan permainan Pokemon Go pada pertengahan tahun 2016 lalu membuktikan bahwa teknologi yang pada umumnya lebih sering diterapkan kepada permainan, ternyata bisa memberikan impact yang postif untuk enterprise. Jika di tahun 2016 hanya beberapa perusahaan saja yang mengimplementasikan teknologi AR dan VR, diperkirakan tahun 2017 mendatang teknologi yang satu bakal menjadi lebih mainstream dan makin banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Application Program Interfaces (API)

Teknologi yang satu ini terbilang masih jarang diterapkan oleh startup hingga perusahaan teknologi karena enggan untuk berbagi informasi, namun demikian di tahun 2016 penerapan API dalam suatu bisnis terbukti ampuh dan mampu meningkatkan penjualan. Seperti yang telah dilakukan oleh eBay dan PayPal, dua perusahaan yang mengandalkan sepenuhnya teknologi ini dan mampu mendatangkan volume transaksi yang fantastis. Tahun 2017 mendatang API diperkirakan bakal memegang pernana penting dan menjadi pembuka berbagai platform untuk berkolaborasi dalam ekosistem yang lebih fleksibel dan cepat.

Big data dan analytics

Teknologi lain yang memegang peranan penting sepanjang tahun 2016 adalah pengelolaan big data dan analytics dalam bisnis. Dengan banyaknya data yang saat ini tersedia melalui platform media sosial, ternyata cukup mampu untuk menganalisa kemudian menyimpulkan strategi yang bisa diambil untuk pemasaran hingga inovasi terbaru. Dengan memanfaatkan teknologi hampir semua bisa di ukur dengan analytics. Diperkirakan tahun 2017 mendatang pemanfaatan big data dan analytics akan semakin masif di berbagai industri.

Internet of Things (IoT)

Tahun 2016 hanya beberapa startup dan perusahaan teknologi yang menghadirkan teknologi Internet of Things (IoT). Namun dengan semakin familiarnya penggunaan smart home diperkirakan tahun 2017 mendatang bakal makin banyak lagi penerapan teknologi IoT yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini didukung dengan perkiraan sekitar 50 IoT sensor hingga tahun 2020 dan lebih dari 200 miliar pemanfaatan teknologi  IoT hingga tahun 2030 mendatang.

Smart machines dan Artificial Intelligence (AI)

Kehadiran machine learning sepanjang tahun 2016 sudah mulai di terapkan oleh startup hingga perusahaan teknologi, demikian juga dengan artificial intelligence (AI). Saat ini bisa dibilang kedua teknologi tersebut semakin mudah untuk diadopsi dan telah diterapkan dalam berbagai produk yang ada. Meskipun pada akhirnya machine learning bakal menggantikan pekerjaan dengan skill yang terbilang rendah, namun teknologi AI dipastikan bisa berkolaborasi dengan para profesional untuk mencari solusi terbaik. Tahun 2017 mendatang AI diprediksi bakal menjadi ‘pengganggu’ dalam industri IT.

Kebangkitan Chief Innovation Officer (CIO)

Titel CTO (Chief Technology Officer) pada akhirnya bakal mengalami transformasi yang lebih luas, ketika saat ini tanggung jawab hingga role yang dimainkan oleh jabatan yang satu ini lebih kepada menciptakan inovasi dengan memanfaatkan teknologi. Tahun 2017 mendatang diperkirakan bakal bermunculan jabatan baru yang membawahi tugas tersebut, yaitu Chief Digital Officer, Chief Customer Service hingga yang paling bergengsi yaitu Chief Innovation Officer.

Segmen Startup yang Menjadi Tren dan Berpotensi Dikembangkan

Sejak tahun 2008, inkubator startup ternama Y Combinator telah menerima ribuan startup yang mendaftarkan ide dan produk yang ditawarkan. Bermitra dengan Priceonomics, Y Combinator merilis tren, minat, dan hal-hal lainnya yang dirangkum dari ribuan ide serta produk yang didaftarkan oleh peserta yang ingin mendapatkan pendanaan dari Y Combinator.

Dari data tersebut, mencuat beberapa tren yang mulai bergeser dan prediksi teknologi yang akan semakin diminati 5 tahun ke depan.

Startup dan perusahaan teknologi yang menjadi inspirasi

Ada beberapa pertanyaan yang kerap ditanyakan oleh pihak Y Combinator ketika melakukan proses penyaringan kepada para pendaftar. Dari jawaban tersebut kemudian terkumpul startup yang yang menjadi inspirasi dan perusahaan teknologi mana yang kemudian menjadi kompetitor langsung.

Dari data yang dikumpulkan, sebagian besar produk yang ditawarkan mencoba untuk bersaing dengan perusahaan teknologi seperti Facebook, Google hingga Twitter dan Microsoft. Namun menjelang tahun 2014 data yang dikumpulkan menyebutkan Twitter dan Microsoft tidak lagi menjadi acuan kompetitor untuk perusahaan teknologi.

Menyinggung soal startup apa yang menjadi kompetitor sekaligus menjadi inspirasi dibuatnya sebuah produk, jawaban terbanyak yang dikumpulkan adalah mulai dari Airbnb, Uber hingga Instagram. Hal ini menunjukkan dengan makin menarik dan diminatinya layanan tersebut, memunculkan ide-ide baru untuk kemudian membuat produk yang serupa.

Hal lain yang menjadi catatan oleh tim Y Combinator adalah memasuki tahun 2010 sudah banyak produk yang mengedepankan aplikasi mobile dan secara perlahan mulai meninggalkan situs sebagai media utama. Diperkirakan sepanjang tahun 2016 dan beberapa tahun ke depan, akan makin banyak produk startup yang mengembangkan aplikasi terlebih dahulu dibandingkan situs.

Hal tersebut tentunya meningkatkan popularitas dan penggunaan perangkat pintar lainnya secara langsung. Y Combinator mencatat kebanyakan startup yang mendaftar memilih untuk mengembangkan teknologi untuk perangkat pintar seperti smartwatch dan wearable.

Platform lain yang saat ini tengah menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan adalah messaging platform. Tercatat aplikasi seperti Slack, Whatsapp, dan WeChat mengalami jumlah kenaikan dan menjadi produk yang menginspirasi kebanyakan startup baru.

Slack merupakan startup yang menjadi pusat perhatian sepanjang tahun 2016 ini, dengan peningkatan yang dialami oleh perusahaan sebanyak 850%. Hal ini juga yang kemudian menginspirasi lebih banyak startup untuk membuat produk serupa.

Bangkitnya SaaS dan tenggelamnya ads

Perubahan yang ada dalam kebiasaan konsumen mengakses iklan juga kemudian menjadi salah satu peluang yang dikembangkan oleh pendaftar di Y Combinator.

Jika dulunya layanan yang mengedepankan advertising atau iklan menjadi favorit, kini platform Software-as-a-Service (Saas) semakin banyak dikembangkan. Tercatat kenaikannya mencapai 400% sejak tahun 2008, sementara advertising mengalami penurunan sebanyak 60%.

Hal menarik lainnya yang juga dicatat oleh Y Combinator adalah peningkatan teknologi Artificial Intelligence (AI). Kebanyakan produk yang ditawarkan kepada Y Combinator menerapkan AI untuk semua aplikasinya, sementara Y Combinator mencatat justru teknologi Machine Learning yang saat ini baru mulai diaplikasikan di Indonesia mulai mengalami penurunan.

Y Combinator juga mendapatkan hasil yang cukup mengejutkan terkait dengan bangkitnya tren Virtual reality atau VR yang semakin menarik untuk dikembangkan. Hal tersebut ternyata juga disambut dengan baik oleh startup yang mendaftar diri kepada Y Combinator.

Lima Tren Mobile Tahun 2016 di Asia Pasifik Menurut Opera Mediaworks

Tren mobile tahun 2016 untuk kawasan Asia Pasifik (APAC) telah berjalan, dan di awal tahun biasanya selalu menjadi momen yang dimanfaatkan banyak pihak untuk memperkirakan tren yang akan berkembang. Kali ini prediksi tersebut datang dari Opera Mediaworks. Disampaikan Managing Director Opera Mediaworks APAC Vikas Gulati, setidaknya ada lima poin yang disoroti tentang dunia mobile di tahun 2016 untuk kawasan APAC.

Konten video mobile terus berkembang

Tahun 2015 adalah tahun bagi video mobile. Pertumbuhan yang pesat didorong tingginya konsumsi dari beragam sistem operasi di negara-negara yang menjadikan perangkat mobile sebagai “layar pertama” yang dilihat. Opera sendiri mencatat bahwa APAC adalah kawasan dengan permintaan video tertinggi di Q2 tahun lalu.

Vikas menyampaian, “Faktanya, konsumsi terhadap video dan pengeluaran brand akan bertambah besar, lebih besar dari yang dapat kita bayangkan. Native videos akan meraih momentum di Facebook, Instagram, Twitter, Snapchat, dan lainnya. Di tahun 2016, kita akan melihat peningkatan adopsi format native video di antara pengiklan dan penerbit premium.”

Mobile apps memimpin dan mobile web mengikuti

Dengan tingkat penetrasi perangkat mobile yang tinggi, jumlah waktu yang dihabiskan dengan perangkat mobile juga ikut meningkat. Indonesia, sebagai negara yang memiliki penetrasi perangkat mobile tinggi juga merasakan hal tersebut. Ini tak lepas dari semakin maraknya aplikasi yang hadir dengan menawarkan kekayan konten yang beragam.

“Tren saat ini, yang menunjukkan bahwa mobile apps mendapatkan lebih banyak traffic daripada aktivitas browsing biasa di mobile web, akan mengalami peningkatan. Mobile apps memiliki format yang lebih kaya dan menghadirkan pengalaman yang jauh lebih baik daripada mobile web. […] Di masa yang akan datang, kita akan menyaksikan integrasi konten in-app yang lebih mendalam dan kreatif,” ujar Vikas.

Regulasi, larangan, dan reaksi pelanggan

Pemblokiran iklan (Ad-blocking) adalah salah satu isu hangat yang mencuat di tahun 2015, selain peningkatan konten video. Ini tak lepas dari isu iklan yang menggagu yang berujung pada reaksi perlawanan dari konsumen. Menurut Vikas, isu ini akan jadi lebih hangat di tahun 2016 dan berkembang lebih jauh ke ranah penerapan pengawasan kualitas iklan.

Vikas mengatakan, “Kita juga akan melihat lebih banyak penerapan pengawasan pemerintah terhadap kualitas iklan, penggunaan data, dan dorongan terhadap transparansi dalam segala hal, tidak hanya dalam hal kualitas media yang dibeli, tetapi juga data. Perusahaan juga harus lebih transparan saat menjelaskan bagaimana mereka menggunakan data konsumen.”

Format baru, hiburan baru, alat-alat baru

Pesatnya penetrasi mobile di pasar APAC, terutama ponsel pintar, diyakini Vikas akan dapat menutup kesenjangan atas akses konten dan informasi yang selama ini ada. Hal tersebut juga dipercaya akan menghadirkan kecerdasan buatan yang lebih pintar dan membawa pembayaran melalu mobile menjadi lebih populer.

M-commerce secara bertahap [akan] menjadi pusat perhatian di negara-negara berkembang yang sangat kuat penetrasi mobile-nya. Pembayaran mobile akan menjadi hal yang umum. […]. Pemain-pemain baru di bidang data publik [juga akan bermunculan. Tahun ini kita [juga] akan menyaksikan konsolidasi kekayaan data dari telekomunikasi, bank, dan penyedia jasa ritel dalam sebuah platform umum yang akan mampu menyediakan mobile audiences yang tepat sasaran bagi industri.”

Tahun 2016 adalah tentang “brand dan performance

Vikas juga  memaparkan bahwa dalam strategi periklanan di ranah mobile batas antara brand dan performance akan menjadi semakin tipis di tahun 2016 ini. Contoh paling nyatanya adalah perilaku para pengembang yang akan mulai fokus untuk menargetkan pengguna berkualitas.

Vikas mengatakan, “Performance business di industri mobile akan semakin berkembang pesat dan tahun 2016 ini para developer akan mengurangi fokus untuk sekedar mengejar jumlah install. Mereka akan lebih memusatkan perhatian untuk menemukan dan menargetkan pengguna berkualitas.”

“Tidak hanya itu, kita tidak akan melihat lagi brand mengejar performance hanya dalam perangkat mobile. Kami melihat terjadinya pengembangan platform ke saluran seperti televisi dan OOH (out-of-home) untuk mempercepat kesuksesan. Ketika ini sudah menjadi praktek yang umum, nantinya ampanye brand berbasis mobile akan memasukkan unsur respon secara langsung,” tandasnya.

[Vintagious] Menengok Teknologi 20 Tahun Lalu dari Majalah WIRED 1993

Kolom Vintagious kali ini mencoba menengok teknologi di awal 90-an dari majalah WIRED yang terbit pertama kali tahun 1993. Apa saja teknologi yang sedang tren pada 20 tahun lalu? Mana yang masih kita gunakan hingga sekarang? Penasaran, mari kita simak artikelnya. 

Continue reading [Vintagious] Menengok Teknologi 20 Tahun Lalu dari Majalah WIRED 1993

Rakuten Survey: Average Indonesian Consumers Spend $239 A Year in Online Shopping

Recently Rakuten, as one of the largest e-commerce companies in the world, conducted a survey involving 5000 respondents in 12 countries around the world, including Indonesia. Facilitated by Survey Sampling International, the survey showed that Indonesian consumers spend $239 (Rp 2.3 million) on average in 2012 to shop online. While the figure may seem large, it’s actually the smallest among the surveyed countries.

Continue reading Rakuten Survey: Average Indonesian Consumers Spend $239 A Year in Online Shopping

Looking at Business Opportunities Based on Yahoo!’s Keyword Trends

During Ramadhan, the search keywords on Yahoo!Indonesia have been dominated by things related to Ramadhan itself, whether it’s about the tradition in Indonesia or about the religious observance of the occasion. This was revealed when Yahoo!Indonesia released the top 10 trending keyword during Ramadhan. Continue reading Looking at Business Opportunities Based on Yahoo!’s Keyword Trends