Tag Archives: Triawan Munaf

(Ki-ka) Triawan Munaf (Presiden Komisaris TipTip) & Albert Lucius (Founder & CEO TipTip)

TipTip Dorong Monetisasi Konten untuk Kreator Pemula

Platform monetisasi konten untuk kreator TipTip mengaku alami pertumbuhan pesat pada layanannya sebesar 300% selama enam bulan terakhir. Hal ini turut dipengaruhi oleh menjamurnya kreator konten di Indonesia, bahkan tidak sedikit yang menjadikan ini sebagai profesi dan mata pencaharian utama.

Namun, untuk menjadi seorang kreator konten yang menghasilkan pendapatan, ada banyak tantangan yang harus dilalui. Selain harus membangun basis yang kuat, juga harus punya kemampuan untuk memasarkan konten. Kurangnya jalur monetisasi serta tingkat pengaruh yang terbatas sebagai rintangan-rintangan utama yang menghalangi perjalanan karier di bidang ini.

Berdasarkan laporan Linktree, 59% kreator pemula yang belum cukup tenar ataupun berpengaruh tidak mampu untuk menghasilkan uang dari karyanya secara langsung. Di sisi lain, hanya 14% dari seluruh kreator yang memiliki komunitas yang cukup besar untuk dikategorikan sebagai ‘influencer.’ Alhasil, peluang-peluang untuk monetisasi pun menjadi semakin sedikit.

Di sisi lain, terdapat 8 juta kreator dan terus bertambah. Menurut International Monetary Fund (IMF), angka tersebut akan bertambah hampir 2x lipat hingga menjadi 17 juta kreator pada 2027. Pemasukannya ditaksir mencapai lebih dari $7 miliar (sekitar Rp105 triliun).

Founder & CEO TipTip Albert Lucius mengungkapkan, “hal ini menunjukkan bahwa ekonomi kreator sesungguhnya memiliki pasar yang besar, namun belum dimaksimalkan potensinya. Adalah misi TipTip untuk menumbuhkan, menginspirasi, dan memampukan para kreator untuk meningkatkan skalanya dan menjadi kreator unggul.”

Salah satu yang memainkan peran penting dalam menumbuhkan ekonomi kreator adalah komunitas. Data dari We Are Social menunjukkan sebanyak 77% masyarakat Indonesia sudah terhubung ke internet, sementara rata-rata 7 jam 42 menit dihabiskan di dunia maya untuk berinteraksi dengan teman dan keluarga, serta bertemu dan menjalin koneksi dengan orang-orang baru.

Hal ini menunjukkan bahwa komunitas terus mengalami peningkatan pesat berkat teknologi digital, baik komunitas yang lahir di dunia maya maupun komunitas-komunitas tradisional yang juga merambah ke ranah online di luar kegiatan offline yang telah berlangsung selama ini.

Belum lama ini, TipTip juga meluncurkan fitur yang menargetkan kreator pemula, sedang, hingga besar agar dapat memiliki kendali lebih atas sumber pemasukannya. Dengan begitu, bahkan kreator-kreator terkecil sekalipun dapat melakukan penjualan paket berlangganan sekaligus tiket elektronik (e-ticket) secara mandiri.

Salah satu kreator sekaligus pemain biola yang menawarkan kursus privat bagi komunitasnya, Ardiles, mengaku sangat terbantu dengan layanan TipTip untuk menumbuhkan presensi maupun pemasukannya. Dalam waktu 6 bulan setelah mendaftar, ia telah mendapatkan pemasukan sebesar lebih dari $100 ribu atau lebih dari Rp1,5 miliar.

“Berkat TipTip, saya mampu menggunakan kanal digital untuk membagikan kecintaan saya terhadap musik dan menjadikannya sebagai sebuah jenjang karier, tanpa harus mengumpulkan jumlah followers yang banyak,” ungkapnya. Perusahaan juga mengklaim bahwa pemasukan rata-rata para kreator di platform TipTip saat ini mencapai Rp8 juta per bulannya.

Target ke depan

Resmi diluncurkan pada 2022 lalu, Tiptip menawarkan solusi serba-ada bagi para kreator untuk memonetisasi karyanya secara langsung, baik dalam bentuk konten digital, sesi live, paket berlangganan, tiket elektronik, dan fitur-fitur yang memungkinkan penggemar untuk berinteraksi dengan para kreator favoritnya.

Pada akhir 2022 lalu, perusahaan juga telah memperoleh pendanaan tahap awal sebesar $10 juta atau lebih dari Rp143 miliar dipimpin oleh East Ventures dengan partisipasi dari Vertex, EMTEK, SMDV, dan beberapa family offices terkemuka.

Meskipun begitu, Albert menyanggah bahwa perusahaan tidak semata-mata menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak sustain. Dalam wawancara terbatas bersama media pada (11/8), ia mengungkapkan bahwa perusahaan berusaha tetap mengedepankan efisiensi dalam menjalankan operasional perusahaan.

Saat ini TipTip berkantor di salah satu co-working space di Jakarta Barat dengan total karyawan sekitar 150 orang. Selama setahun beroperasi, TipTip berhasil menggaet 20 ribu kreator aktif, dengan sekitar 200 ribu pengguna yang juga tergabung dalam 400 komunitas di seluruh Indonesia. Perusahaan juga mengklaim pertumbuhan mencapai 25% tiap bulannya.

Triawan Munaf selaku Presiden Komisaris TipTip mengungkapkan, “Dibantu pendekatan berbasis teknologi, TipTiip terus berkomitmen untuk meningkatkan fitur-fiturnya guna menyediakan jalur-jalur monetisasi yang semakin inovatif, serta menciptakan kesempatan yang seimbang bagi kreator mula-mula dan juga komunitasnya, hingga para influencer terbesar.”

Terkait target perusahaan, Albert mengaku tidak memiliki target spesifik, “tumbuh secara natural saja,” pungkasnya. Selain fokus di Indonesia, Albert juga sempat mengungkapkan rencana ekspansi regional ke Filipina dan Vietnam. “Rencananya tahun depan 2024, kita lihat situasi ekonomi dan variabel lainnya,” ujarnya.

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi TipTip

TipTip Resmi Diluncurkan, Bercita-cita Bangun Ekosistem Konten Kreator Indonesia

Platform monetisasi untuk kreator konten, TipTip, meresmikan kehadiran mereka pada Rabu (13/7) setelah sebelumnya telah mengantongi pendanaan yang dipimpin oleh East Ventures. Dalam acara peluncuran yang diadakan di Sheraton Gandaria City ini, turut diumumkan Triawan Munaf sebagai Presiden Komisaris TipTip.

TipTip sendiri memosisikan diri sebagai layanan yang mengisi kesenjangan akan beberapa fitur penting yang dihadapi oleh kreator konten di negara-negara berkembang di wilayah Asia Tenggara, seperti kurangnya peluang monetisasi, pembayaran lokal & integrasi KYC (know-your-customer) yang terbatas, serta tantangan terkait pembuatan & distribusi konten melalui perangkat smartphone.

Albert Lucius selaku Founder & CEO TipTip mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki berbagai talenta dan konten yang berkualitas, namun besarnya potensi dari ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia masih belum tersalurkan secara optimal karena sulitnya membangun target audiensi. Platform ini hadir dengan peluang monetisasi untuk para konten kreator tanpa memerlukan audiensi yang besar.

Meskipun platform ini mengedepankan monetisasi, konten yang tersedia bukan berarti tanpa kurasi. Perusahaan mengaku memiliki tim terpisah untuk kurasi para kreator dan memastikan bahwa kualitas konten yang disajikan tidak menyalahi aturan terlebih untuk setiap monetisasi yang berlangsung dalam platform. Hal ini menjadi salah satu proposisi nilai yang ditawarkan TipTip.

Triawan Munaf yang turut hadir dalam kesempatan tersebut juga mengungkapkan bahwa setelah hampir lima tahun ia mencoba membangun ekonomi kreatif bersama Bekraf, ia mengaku bahwa saat ini negara kita membutuhkan sebuah ekosistem lokal.  Menurutnya, TipTip memiliki semua dukungan yang terbaik untuk menciptakan ekosistem kreator yang kuat. “Dari Indonesia untuk Indonesia. Keep creating ideas, keep creating money,” tambahnya.

Selain dari sisi monetisasi, TipTip juga berperan sebagai jembatan untuk supply dan demand para kreator konten. Perusahaan juga sudah bekerja sama dengan beberapa korporasi. “Kuncinya, kita pemain lokal, kita identifikasi solusi lokal yang mengarah ke kominitas. Kita mengedepankan transparansi dari tipping para followers. Para kreator juga diharapkan untuk memperbaiki kualitas. Semakin banyak menyentuh komunitas, maka semakin banyak monetisasi,” tambahnya.

Willson Cuaca yang turut hadir dalam acara ini mengungkapkan bahwa krisis pandemi menimbulkan pergeseran kebiasaan, salah satunya konsumsi masyarakat akan media. Kini terjadi demokratisasi konten yang memungkinkan semua orang yang punya talenta bisa terfasilitasi.

“Namun kebanyakan platform yang hadir adalah dari luar negeri, TipTip bercita-cita ingin menciptakan ekosistem kreator ekonomi yang sudah terlokalisasi. Harapannya, perusahaan juga bisa membangun flywhee effect. Semakin banyak komponen yang dibangun, maka semakin banyak yang terjangkau dan berpartisipasi,” ungkapnya.

Untuk menikmati solusi TipTip, para pengguna baik konten kreator maupun masyarakat hanya perlu mengunjungi websitenya untuk melakukan registrasi. Aplikasi TipTip sendiri sudah tersedia dan bisa diunduh di platform Android, untuk para pengguna iOS bisa segera menikmati layanan ini di bulan Agustus 2022.

Strategi hyperlocal

Ketika disinggung mengenai platform global yang saat ini lebih banyak digunakan, Albert menjelaskan bahwa pihaknya mengedepankan strategi hyperlocal dan menjangkau komunitas. Suatu hal yang sulit untuk bisa dieksekusi oleh para pemain global. Strategi ini diharapkan bisa menjangkau komunitas serta kreator konten yang lebih luas lagi.

Albert mengambil contoh Amazon dengan layanan e-commerce global, namun tetap di tanah air yang merajai adalah platform lokal seperti Tokopedia. “Hal ini bisa terjadi karena mereka eksekusinya lokal. Kita di TipTip tidak hanya terintegrasi dengan sistem KYC dan Dukcapil, dari sisi pembayaran juga terintegrasi dengan bank lokal dan e-wallet. Kita juga menggunakan strategi dari komunitas ke komunitas,” ungkapnya.

Dalam diskusi singkat di sela-sela acara, Albert mengaku bahwa TipTip bukan hanya sekedar layanan live streaming. Lebih dari itu, platform ini menawarkan solusi yang sangat menyeluruh dan spesifik untuk setiap pasar para kreator kontennya. Perusahaan juga terlibat dalam penyediaan supply kreator dan konten untuk korporasi yang membutuhkan jasa (demand).

Menurut data TipTip, hingga saat ini sudah ada lebih dari 500 kreator yang tergabung. Masing-masing kreator disinyalir bisa membawa sekitar 20 pengikut yang menghasilkan sekitar 10 ribu pengguna. “Kita memproyeksikan pertumbuhan tiga kali lipan di tahun ini. Harapannya beberapa tahun ke depan bisa mencapai puluhan ribu pengguna,” ungkap Albert.

Industri kreator konten di Indonesia

Pertumbuhan konten kreator di Indonesia disebut mengalami pertumbuhan yang cukup besar, pasar industri ini di Indonesia diprediksi mencapai 4 triliun hingga 7 triliun Rupiah pada waktu mendatang. Berdasarkan Opus Creative Economy Outlook 20201, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 1,1 triliun rupiah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap 17 juta tenaga kerja.

Selain TipTip, sudah ada beberapa platform yang menyediakan wadah untuk content creator, influencer, dan brand untuk memanfaatkan kegiatan pemasaran dengan konsep tersebut. Mulai dari platform seperti PartipostAnyMind GroupHiip, hingga Lynk.id yang bertujuan memberikan tools terpadu kepada kreator.

Application Information Will Show Up Here
(Ki-ka) Brian Marshal, Triawan Munaf, dan Maurits Lalisang / Sirclo

Sirclo Umumkan Triawan Munaf dan Maurits Lalisang sebagai Komisaris

Startup e-commerce enabler Sirclo mengumumkan pengangkatan Triawan Munaf dan Maurits Lalisang sebagai komisaris baru. Keduanya akan terlibat dalam pengembangan kapabilitas teknologi serta upaya digitalisasi bisnis UMKM dan korporasi di perusahaan.

Dalam keterangan resminya, Founder & CEO Sirclo Brian Marshal mengatakan kedua tokoh ini memiliki pengalaman dalam mendorong kemajuan usaha dalam negeri selama lebih dari tiga dekade. Dengan kontribusinya terhadap pertumbuhan bisnis besar di Indonesia, mereka berbagi visi yang sama dengan Sirclo, yaitu membantu pemilik usaha bertransisi digital ke omnichannel.

“Kami memperoleh banyak pengetahuan dari kedua figur ini untuk memperluas dampak sosial dan ekonomi dari Sirclo. Kami harap dapat menjadi perusahaan berkelanjutan yang mampu membentuk fondasi ekonomi digital Indonesia dan meningkatkan roda ekonomi nasional di masa depan,” ucap Brian.

Sekadar informasi, Triawan Munaf sejak lama dikenal sebagai tokoh nasional dan wirausahawan di industri kreatif. Sebelumnya, Triawan menduduki posisi sebagai Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dan Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Tbk. Pada Februari 2020, Triawan bergabung sebagai Venture Advisor di East Ventures. Baru-baru ini ia juga ditunjuk sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen PT Aviasi Pariwisata Indonesia Tbk.

“Kebutuhan melakukan transformasi digital semakin tidak terelakkan bagi pebisnis di berbagai skala, terutama UMKM yang selama ini menjadi penggerak utama ekonomi Indonesia. Saya telah melihat kontribusi Sirclo membantu UMKM sehingga saya meyakini kapabilitas yang dimiliknya dapat mengakselerasi pertumbuhan UMKM secara eksponensial,” paparnya.

Sementara itu, Maurits Lalisang juga telah memiliki rekam jejak kuat di berbagai sektor industri selama empat dekade terakhir. Maurits telah memberikan banyak terobosan selama berkarir lebih dari satu dekade sebagai CEO dan Presiden Komisaris di PT Unilever Tbk. Saat ini, ia menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Multi Bintang Indonesia Tbk, Komisaris PT ICI Paints Indonesia, Komisaris PT Deltomed Laboratories, dan Partner di Saratoga Group.

Sejak berdiri di 2013, Sirclo menawarkan layanan enablement secara end-to-end kepada pemilik usaha. Di 2021, Sirclo sudah membantu lebih dari 100.000 merek untuk berjualan online, baik dari skala pengusaha perorangan, UMKM, hingga korporasi.

Gencarkan ekspansi UMKM

Tahun ini, Sirclo menggencarkan berbagai inisiatif untuk mendongkrak pertumbuhan bisnisnya. Apalagi, Sirclo mengklaim telah menuju tahap profitabilitas dan tengah berada di momentum untuk memperbaiki unit ekonomi selama pandemi Covid-19.

Salah satunya adalah menggarap segmen UMKM untuk bertransformasi digital. Beberapa waktu lalu, Sirclo membuat program pemberdayaan para ibu berwirausaha menjadi reseller brand yang akan dikelolanya bersama Orami.

Berdasarkan data Asosiasi UMKM Indonesia, pandemi membuat kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia di 2020 melorot hingga 37,3%. Kontribusi ini turun signifikan dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar 60,3%. Maka itu, digitalisasi diyakini sebagai strategi kunci untuk menghubungkan 30 juta UMKM secara online di 2024.

Upaya ekspansi Sirclo juga semakin diperkuat dengan tambahan pendanaan sebesar $36 juta atau setara 512 miliar Rupiah pada September lalu, yang dipimpin oleh East Ventures dan Saratoga, dan disusul oleh Traveloka.

Menurut Brian Marshal, pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan kapabilitas teknologi serta digitalisasi ritel berbagai usaha di Indonesia. Ia melihat saat ini momentum belanja online di e-commerce sedang tinggi-tingginya sejak pandemi berlangsung.

Beberapa waktu lalu, Sirclo juga telah meluncurkan Sirclo Store, sebuah solusi dengan konsep omnichannel yang dapat membantu brand berjualan online di berbagai kanal sekaligus, yaitu website, marketplace, dan penjualan berbasis percakapan (chat commerce).

East Ventures Leads Series A Funding for Biotech Startup Nusantics

Nusantics biotech startup announced series A funding led by East Ventures with an undisclosed value. Less than a year ago, East Ventures took the lead in seed funding for this startup managed by Sharlini Eriza Putri.

East Ventures decided to reinvest because these startups have managed to grow due to their fast response to the disruption caused by the Covid-19 pandemic. Nusantics utilizes its capabilities in microbiome research to develop two generations of PCR-based Covid-19 test kits with high levels of sensitivity and specificity.

The test kit is capable to detect various mutations of the Coronavirus in Indonesia, including a virus strain that recently became an epidemic in the UK. The first generation test kits have been distributed to 19 provinces as part of the Indonesia PASTI BISA movement in collaboration with the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT).

The company is also partnering with Bio Farma in the development of a second-generation test kit that cuts the diagnostic test process three times faster. It is claimed that this test is still relevant to the latest virus mutations that have detected an outbreak in the UK.

Bio Farma has produced and marketed the second generation of test kits with a production capacity of test kits per month which can be increased to 3 million test kits per month.

In an official statement, Nusantics will use the series A fund to strengthen their research and development capabilities to continue innovations in the field of microbiome analysis and medical diagnostic tools. The company is currently developing a third-generation Covid-19 PCR test kit designed to detect the SARS-CoV-2 virus in saliva samples.

“We are planning to develop a new product, a test kit that can detect viruses through saliva samples. The use of saliva increases the efficiency, safety level of medical personnel, and makes the sampling process more comfortable,” Nusantics’ CTO Revata Utama said, Thursday (7/1).

According to Revata, this test method also allows the detection of potential transmission because it can distinguish which samples are more infectious. In addition, they will continue to optimize for the test kits that have been produced can be used in all types of PCR machines in Indonesia. The company is working with several companies on research and development projects related to the microbiome.

Nusantics’ CEO, Sharlini Eriza Putri mentioned that their short-term focus is to participate in efforts to combat the pandemic, while the medium-term focus is to shape understanding in the public about the relationship between microbiome diversity and health.

“We want to contribute to finding solutions to the impact of the Anthropocene (human impact on the environment), by utilizing the biodiversity index associated with the microbiome. This is a challenging journey, but exciting,” she said.

Previously, in the last year’s seed funding round announcement, Nusantic had officially launched the Nusantics Hub in Jakarta, the first microbiome laboratory in Indonesia to provide testing and consulting services for the treatment of skin microbiome balance.

On the same occasion, Nusantics also announced Triawan Munaf as a member of the Board of Commissioners at Nusantics. Triawan also serves as Venture Advisor at East Ventures.

“Indonesian youth must continue to innovate in the field of biotechnology domestically and collaborate with other stakeholders, including the government, in order to increase local resilience. Nusantics, has shown this spirit of collaboration and I am very happy to be part of their journey,” Triawan said.

Responding to Triawan, Sharlini said, “We are proud to have someone like Triawan who is visionary, with a broad cultural understanding, and never stops looking for solutions that benefit all parties. We will indeed learn a lot from him,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Nusantics, startup biotech, mengumumkan pendanaan Seri A dengan nominal dirahasiakan yang dipimpin East Ventures, investor awal pada putaran awal

East Ventures Kembali Pimpin Pendanaan Seri A Startup Biotech Nusantics

Startup biotech Nusantics mengumumkan pendanaan seri A dengan nominal dirahasiakan yang dipimpin East Ventures. Kurang dari satu tahun lalu, East Ventures memimpin pendanaan tahap awal untuk startup yang dipimpin oleh Sharlini Eriza Putri ini.

Ketertarikan East Ventures untuk berinvestasi kembali, lantaran startup tersebut berhasil tumbuh akibat kesigapan mereka dalam merespons disrupsi akibat pandemi Covid-19. Nusantics memanfaatkan kemampuan dalam riset mikrobioma untuk mengembangkan dua generasi alat uji (test kit) Covid-19 berbasis PCR dengan tingkat sensitivas dan spesifitas tinggi.

Alat uji tersebut mampu mendeteksi beragam mutasi virus Corona di Indonesia, termasuk strain virus yang baru-baru ini mewabah di Inggris. Alat uji generasi pertama telah didistribusikan ke 19 provinsi sebagai bagian dari gerakan Indonesia PASTI BISA berkolaborasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Perusahaan juga bermitra dengan Bio Farma dalam pengembangan alat uji generasi kedua yang memangkas proses diagnosis pengujian menjadi tiga kali lebih cepat. Diklaim alat uji ini terbukti masih relevan dengan mutasi virus terkini yang mendeteksi mewabah di Inggris.

Bio Farma telah memproduksi dan memasarkan generasi kedua alat uji tersebut dengan kapasitas produksi 1,5 juta test kit per bulan yang bisa ditingkatkan hingga 3 juta test kit per bulan.

Dalam keterangan resmi, Nusantics akan menggunakan dana seri A untuk memperkuat kapabilitas penelitian dan pengembangan sehingga mereka bisa meneruskan inovasi di bidang analisis mikrobioma dan alat diagnosis medis. Saat ini perusahaan tengah mengembangkan test kit PCR Covid-19 generasi ketiga yang didesain untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 di sampel air liur.

“Kami berencana mengembangkan produk baru, yaitu test kit yang dapat mendeteksi virus melalui sampel air liur. Penggunaan air liur meningkatkan efisiensi, tingkat keselamatan tenaga medis, dan membuat proses pengambilan sampel menjadi lebih nyaman,” ujar CTO Nusantics Revata Utama, Kamis (7/1).

Menurut Revata, metode uji ini juga memungkinkan deteksi potensi penularan karena dapat membedakan sampel mana yang lebih menular (infectious). Selain itu, ia akan terus melakukan optimasi agar test kit yang selama ini diproduksi dapat digunakan di semua jenis mesin PCR di Indonesia. Perusahaan bekerja sama dengan beberapa perusahaan dalam proyek penelitian dan pengembangan terkait mikrobioma.

CEO Nusantics Sharlini Eriza Putri menambahkan, fokus jangka pendek kami adalah turut serta dalam upaya penanggulangan pandemi, sedangkan fokus jangka menengahnya adalah membentuk pemahaman di publik tentang keterkaitan antara keanekaragaman mikrobioma dan kesehatan.

“Kami ingin berkontribusi dalam mencari solusi dari dampak Anthropocene (dampak manusia ke lingkungan), dengan memanfaatkan indeks keanekaragaman hayati yang terkait mikrobioma. Ini adalah perjalanan yang menantang, tetapi mengasyikkan,” tutur dia.

Sebelumnya, dalam putaran pendanaan tahap awal diumumkan tahun lalu, Nusantic telah meresmikan Nusantics Hub di Jakarta, laboratorium mikrobioma pertama di Indonesia yang menyediakan layanan pengujian dan konsultasi untuk perawatan keseimbangan mikrobioma kulit.

Pada kesempatan yang sama, Nusantics juga mengumumkan Triawan Munaf sebagai anggota Dewan Komisaris di Nusantics. Triawan juga menjabat sebagai Venture Advisor di East Ventures.

“Anak muda Indonesia harus terus berinovasi di bidang bioteknologi di dalam negeri dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan yang lain, termasuk pemerintah, demi meningkatkan ketahanan lokal. Nusantics, telah menunjukkan semangat kolaborasi tersebut dan saya sangat senang bisa menjadi bagian dari perjalanan mereka,” ujar Triawan.

Menanggapi Triawan, Sharlini menuturkan, “Kami bangga memiliki seseorang seperti Pak Triawan yang visioner, punya pemahaman budaya yang luas, dan tidak pernah berhenti mencari solusi yang menguntungkan semua pihak. Tentu, kami akan belajar banyak dari beliau,” tutupnya.

East Ventures Introduces Triawan Munaf as Venture Advisor

Today (2/4), East Ventures announces Triawan Munaf to join boards of leaders as Venture Advisor. He will be occupied to help the company explore the best potential of Indonesia’s startups and hands-on to help the business perform regional expansion.

“Mr. Munaf shared the same value as East Ventures. As for his experience and capabilities, we expect to develop Indonesia’s digital economy better and faster,” East Ventures’ Co-Founder & Managing Partner, Willson Cuaca said.

Entering the second decade, East Ventures aims to list more companies on the portfolio and expects to create a greater impact on the currently growing Indonesia’s startup ecosystem.

East Ventures’ managed funds, consists of early-stage fund and growth fund, have advanced into US$1.2 billion assets. The company also participated in 20 exits within the last decade.

“I’m happy to join the leading venture capital with aligned vision with mine, it is to build a sustainable business ecosystem and create a more inclusive digital economy for the better nation,” Munaf added.

Aside from East Ventures, the former Bekraf’s executive is also appointed as Garuda Indonesia’s President Commissioner. He’s also trusted as the Honorary Advisor to the Minister of Tourism and Creative Economy in the merger of the Ministry of Tourism and Bekraf.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Triawan Munaf East Ventures

East Ventures Umumkan Triawan Munaf sebagai “Venture Advisor”

Hari ini (04/2) East Ventures umumkan bergabungnya Triawan Munaf di jajaran kepemimpinan sebagai Venture Advisor. Dalam tugasnya, ia akan membantu perusahaan menggali potensi terbaik dari startup Indonesia dan membantu mereka untuk mengembangkan bisnisnya ke tingkat regional.

“Pak Triawan berbagi nilai yang sama dengan East Ventures. Dengan pengalaman dan kemampuannya, kami berharap dapat mengembangkan ekonomi digital ekonomi Indonesia lebih cepat,” ujar Co-founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Memasuki dekade kedua dalam perjalanannya, East Ventures berencana untuk terus menggandeng lebih banyak perusahaan ke dalam portofolionya dan berupaya untuk memberikan dampak lebih besar di ekosistem startup Indonesia yang saat ini berkembang pesat.

Dana kelolaan East Ventures, yang terdiri dari early stage fund dan growth fund, kini telah tumbuh menjadi aset senilai US$1,2 miliar. Perusahaan turut berpartisipasi dalam 20 exit selama satu dekade terakhir.

“Saya senang dapat bergabung dengan perusahaan modal ventura terdepan yang memiliki visi yang sama dengan saya, yaitu membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan dan menciptakan ekonomi digital yang lebih inklusif untuk kebaikan bersama,” sambut Triawan.

Selain di East Vetnures, mantan Kepala Bekraf tersebut kini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Garuda Indonesia. Ia juga dipercaya menjadi Penasihat Kehormatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam proses peleburan Kementerian Pariwisata dan Bekraf.

Muslim Ummah resmi melakukan rebranding menjadi "Umma". Memiliki tiga fitur utama untuk menunjang ibadah Muslim dalam satu aplikasi

Platform Komunitas Muslim “Umma” Sediakan Layanan Penunjang Ibadah Secara Menyeluruh

Aplikasi yang memuat konten Islami, Muslim Ummah melakukan rebranding menjadi “Umma” sekaligus meresmikan kehadiran setelah setahun berdiri. Dengan nuansa baru, Umma akan membawa lebih banyak fitur yang menjawab umat Muslim terhadap informasi seputar Islam yang terpercaya dalam satu wadah.

Dalam kesempatan peluncuran layanan, Kepala Bekraf Triawan Munaf menyebutkan, Umma dapat menjadi aplikasi yang cocok digunakan Muslim di tanah air, terutama menjelang momen Ramadan.

Salah satu pemegang saham Umma, pebisnis Garibaldi Thohir menambahkan, rebranding adalah upaya perusahaan dalam menyempurnakan aplikasi dengan tampilan UI/UX yang lebih baik. Pun demikian dari segi fitur juga diperkaya agar bisa memberikan nilai lebih untuk para pengguna.

“Melalui Umma, kami bisa berikan alternatif terbaik untuk umat Muslim. Kami ingin bawa Umma tidak hanya besar di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara,” katanya, Kamis (25/4).

Meski tidak dijelaskan secara spesifik, Garibaldi menjadi pemegang saham mayoritas di Umma, dibandingkan tiga pemegang saham lainnya. Dia juga menyebut perusahaan membuka diri untuk investor lain yang berminat untuk masuk ke Umma dengan syarat memiliki kesamaan visi dan misi.

Fitur Umma

CEO dan Co-Founder Umma Indra Wiralaksmana menjelaskan, aplikasi Umma memberikan tiga fitur utama yakni fitur penunjang ibadah, konten, dan komunitas yang dapat diakses secara gratis. Di fitur penunjang ini ada jadwal salat, arah kiblat yang dapat digunakan di lokasi manapun berbasis GPS, dan Al Quran dan terjemahannya disertai audio untuk melatih pengucapannya.

Sementara itu, fitur konten memuat video dan artikel terkurasi yang diisi 80 ustadz dan ulama ternama. Konten ini dipersonalisasi sesuai ketertarikan pengguna dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.

Terakhir, fitur komunitas ini berisi grup chat yang dimoderasi untuk memfasilitasi pengguna yang datang dari berbagai kalangan untuk berdiskusi dan tanya jawab dengan ustadz pembina grup tersebut.

“Fitur komunitas ini yang membedakan kami dengan aplikasi lainnya. Umma mendorong umat Muslim untuk saling bahu membahu berbuat kebaikan pada sesama dengan diskusi yang positif. Lebih dari satu tahun, kami telah memfasilitasi 80 komunitas baru dan akan terus bertambah,” terang Indra.

Fitur ini hadir secara all-in-one dalam Umma, sehingga pengguna tidak perlu mengunduh aplikasi terpisah dalam smartphone-nya. Indra mengungkapkan pihaknya akan menjadikan Umma sebagai platform terbuka yang menghubungkan berbagai industri.

Misalnya, fitur nearby yang menghubungkan pengguna dengan masjid terdekat, rumah sakit, restoran halal, sekolah, universitas, dan lainnya. Bahkan rencananya bakal disediakan kontak layanan pemandian jenazah, marketplace, sampai keuangan finansial. Seluruh rencana ini bakal secara bertahap dihadirkan.

Indra menyebut Umma akan rilis fitur khusus untuk menyambut momen Ramadan. Kehadiran fitur ini diharapkan menunjang pengguna dalam meningkatkan ibadahnya selama satu bulan penuh tersebut.

Belum lakukan monetisasi

Indra menjelaskan, fokus Umma saat ini adalah memperkaya fitur demi meningkatkan kadar kebutuhan pengguna terhadap aplikasi. Ketika aplikasi berhasil menjaring lebih banyak orang, perusahaan akan memutuskan monetisasi dengan memasang iklan.

Shareholder kami memang ada interest untuk dibisniskan, tapi karena unsur tanggung jawab untuk memajukan Islam, makanya sekarang ini fokusnya meningkatkan platform-nya terlebih dahulu. Saat jumlah user sudah naik dan tingkat ketergantungannya tinggi, kita akan mulai pasang iklan.”

Per April 2019, aplikasi Umma telah diunduh lebih dari 2,5 juta kali dengan pertumbuhan pengguna sekitar 50% per kuartal dari periode Ramadan tahun lalu. Jumlah pengguna aktif disebutkan hampir separuh dari angka unduhan atau sekitar 1 juta orang.

Application Information Will Show Up Here
Bekraf mendorong pertumbuhan ekosistem yang kondusif untuk startup dengan "go public" di pasar modal lewat platform GoStartupIndonesia

Inisiasi Startup untuk “Go Public”, Bekraf Rilis Platform “GoStartupIndonesia”

Bekraf, didukung Bursa Efek Indonesia (BEI), meluncurkan platform GoStartupIndonesia (GSI) untuk mendorong startup maju sebagai perusahaan terbuka di bursa. GSI merupakan tindaklanjut dari Nota Kesepahaman antara Bekraf dan BEI pada April 2018 tentang program IDX Incubator.

Kepala Bekraf Triawan Munaf menjelaskan pada tahap awal founder startup lebih fokus pada aspek teknis dibandingkan dengan aspek manajerial, administrasi dan keuangan. Oleh karena itu, GSI akan mendorong literasi finansial untuk startup, sehingga arah dan pengembangan bisnis startup sudah dirancang sejak awal.

“GSI merupakan suatu semangat dan gerakan bersama untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem yang kondusif bagi startup di Indonesia, khususnya pada sektor ekonomi kreatif di berbagai tingkatan siklus usaha rintisannya,” ujar Triawan, Kamis (6/9).

Menjadi startup unicorn seperti Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak adalah impian setiap startup. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direplika oleh startup lain karena butuh modal yang kuat.

GSI dengan program akselerator CreaX (Creative Exchange for Startup) mencoba untuk memberikan alternatif tujuan kepada startup dengan cara lebih realistis dan dapat direplikasikan, caranya dengan solusi akses permodalan bagi startup melalui go public.

Program akselerator CreaX

CreaX bertujuan untuk bantu startup scale up dengan mentoring dan kompetisi pitching. Bekraf akan mencari startup yang berpotensi lewat roadshow ke beberapa kota besar, seperti Medan, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Makassar, Bandung, dan Jakarta yang akan dimulai pada akhir bulan ini.

Pemenang kompetisi pitching akan berkesempatan untuk mengikuti program inkubator dan mentoring pada Supercamp. Tujuannya untuk mempersiapkan para finalis dari masing-masing kota untuk menghadapi final pitching yang akan dihelat pada Indonesian Capital Day, tanggal 14 November 2018 di Surabaya.

Pemenang kompetisi GSI juga berkesempatan mengikuti program lebih lanjut dan terhubung dengan komunitas startup dan investor global dengan kompetisi pitching di level global.

Triawan melanjutkan, untuk menciptakan ekosistem yang kondusif dan lengkap, GSI sedang mengembangkan situs resmi sebagai one stop services untuk startup yang akan memfasilitasi kebutuhan dari hulu ke hilir.

Dalam situs ini, startup berkesempatan untuk terhubung dengan ekosistem startup Indonesia. Selain update berita, acara, pelatihan, dan kesempatan kerja bagi startup, terdapat pula forum diskusi yang bisa diakses oleh startup, komunitas, mentor, dan investor.

Platform GSI juga fokus untuk mendorong tumbuhnya jumlah investor lokal untuk berinvestasi pada startup lokal dengan prospek yang baik melalui Investor Relation Unit. Triawan sadar betul tidak hanya startup yang harus diedukasi, investor pun juga menjadi perhatian dari GSI, mengingat investasi pada sektor riil.

Dia berharap platform ini dapat meningkatkan jumlah investor yang berinvestasi dan bertransaksi di pasar modal dan semakin banyak startup yang akan go public di BEI.

Triawan mengestimasi startup lulusan dari CreaX dapat mulai melantai pada setahun ke depan. Hal ini disebabkan regulasi baru yang dikeluarkan OJK yang memudahkan startup kelas UKM bisa menggunakan papan akselerasi, daripada pakai papan pengembangan yang dinilai masih memberatkan.

“Mungkin bisa setahun lagi, tahun depan. Dengan regulasi yang baru dari OJK bisa. Semoga dengan mulai melantai di bursa, investor lokal banyak yang masuk Kami ingin investor dalam negeri bisa ikut serta,” pungkas Triawan.

Peresmian program Maker Fest 2018 hasil kolaborasi pemerintah dan pelaku industri kreatif di Jakarta / DailySocial

Maker Fest 2018 Dorong Kreator Lokal Capai Kancah Dunia

Industri ekonomi kreatif kini tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Sektor ini telah memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Triawan Munaf, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), menyebutkan bahwa sektor ekonomi kreatif telah menyumbang sebesar Rp1.000 triliun terhadap PDB Indonesia di 2017.

Jumlah tersebut naik dari pencapaian di 2016 sebesar Rp922 triliun dan di 2015 yang sekitar Rp850 triliun.

“Semoga di 2018, jumlahnya meningkat jadi Rp1.100 triliun,” ungkap Triawan di konferensi pers Maker Fest 2018, Jakarta (16/3/2018).

Potensi pelaku ekonomi kreatif di Indonesia dinilai masih sangat besar dan perlu digali mengingat lebih dari 30 persen dari pelaku usaha ekonomi kreatif berasal dari generasi millennial.

Maker Fest 2018 kemudian menjadi inisiasi baru antara pemerintah dengan pelaku industri kreatif. Tujuannya mendorong pelaku industri agar berani menjadi perusahaan publik (IPO) dan berbisnis hingga kancah internasional.

Inisiasi independen ini merupakan hasil kolaborasi pelaku industri dan pemerintah, antara lain Tokopedia, JNE, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Kementerian Perdagangan.

Peluncuran program ini turut dihadiri CEO Tokopedia William Tanuwijaya, Kepala Bekraf Triawan Munaf, Plt Biro Humas Kemkominfo, Presiden Direktur Mohammad Feriadi, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih, dan pendiri produk komestik BLP Lizzie Parra.

William Tanuwijaya, yang didapuk menjadi Chairman Maker Fest 2018, mengungkapkan bahwa ia tergerak untuk ikut serta dalam program tersebut berdasarkan pengalamannya membangun dan mengembangkan Tokopedia.

Menurut William, banyak kreator lokal yang cuma fokus berdagang saja, belum berbadan hukum dan belum berniat untuk mengembangkan bisnisnya hingga ke kancah internasional.

“Kami ingin menularkan cita-cita ini [untuk mendunia]. Tidak hanya untuk kreator di Jakarta, tetapi juga di daerah. Tak cuma untuk pedagang, tetapi juga offline. Bahkan kami ingin mereka bisa sampai IPO,” ujar William.

Maker Fest 2018 merupakan program pertama yang nantinya akan digelar rutin setiap tahun. Tahun ini Maker Fest akan menyambangi delapan kota pada April-Desember, yakni Jakarta, Medan, Padang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar.

Rangkaian acaranya terdiri dari berbagai workshop, sharing session, dan Local Maker Competition dengan total hadiah hingga Rp1,5 miliar untuk tiga pemenang.

Lewat Maker Fest 2018, program ini menargetkan satu juta merek (brand) baru lahir dalam lima tahun ke depan. Tak hanya di sektor digital, tetapi juga sektor-sektor lain.

“Makanya di berbagai kota nanti kami akan bukan sesi konsultasi gratis bahkan akses ke investor. Mereka yang ahli sesuai bidangnya dapat memberikan masukan bagi pelaku usaha,” tambah William.

Broadband sebagai enabler

Plt Biro Humas Kemkominfo Noor Iza menambahkan partisipasi pihaknya dalam program ini sejalan dengan komitmen pemerintah menghapus kesenjangan internet di seluruh wilayah Indonesia.

Ia menegaskan pentingnya pembangunan internet broadband di Indonesia sebagai enabler industri kreatif di Tanah Air.

“Tanpa internet, layanan logistik, financial, e-commerce, dan sektor kreatif akan sulit berjalan,” kata Noor.

Untuk itu, pemerintah tengah menyelesaikan proyek pengerjaan kabel fiber optic Palapa Ring wilayah Barat yang ditargetkan selesai dan dapat beroperasi tahun ini. Sementara pembangunan Palapa Ring wilayah Timur dan Tengah ditargetkan rampung pada tahun 2019.

Kemkominfo juga tengah menyiapkan satelit High Throughput untuk menjangkau pelaku usaha yang tinggal di wilayah terpencil. Noor menyebutkan bahwa satelit tersebut dapat mengirimkan data dengan kecepatan hingga 12Mbps pada 2020 mendatang.