Tag Archives: truck

Wetruck

Rencana Ekspansi Wetruck Usai Kantongi Pendanaan Awal

Tahun ini ada sejumlah target yang ingin dicapai oleh Wetruck sebagai platform logistik yang menyediakan armada truk berbagai tipe untuk UMKM dan pengguna B2B. Di antaranya adalah melakukan ekspansi di Indonesia bagian barat hingga akhir tahun 2021. Dilanjutkan ke Indonesia bagian timur pada awal tahun 2022 mendatang.

Setelah menerima pendanaan pre-seed tahun ini, di harapkan rencana ekspansi tersebut bisa berjalan lancar. Tidak disebutkan lebih lanjut berapa nilai investasi yang diterima Wetruck, namun dana segar tersebut diberikan oleh beberapa angel investor.

“Wetruck akan ekspansi ke beberapa wilayah di Indonesia bagian barat dengan pengembangan teknologi terkini. Dan kami akan melakukan penggalangan dana kembali untuk tahap selanjutnya,” kata Co-Founder Wetruck Hilman Kamil kepada DailySocial.

Telah hadir sejak tahun 2017, Wetruck menyediakan kebutuhan logistik pasar dengan pilihan harga yang terjangkau dan transparan. Melalui dashboard terpadu, klien dengan mudah bisa mengakses berbagai layanan pengiriman didukung dengan pembayaran yang fleksibel. Hingga saat ini Wetruck telah memiliki ekosistem 2500 mitra kurir dan 1500 truk di area Jabodetabek.

Mengedepankan konsep blockchain delivery

Terkait dengan model bisnis dan strategi monetisasi yang diterapkan, Wetruck yang mengklaim sebagai platform delivery berbasis komunitas pertama di Indonesia, mengedepankan kolaborasi dengan pemilik truk dan pemilik properti untuk mendukung seluruh industri di Indonesia dengan layanan pengiriman yang menggunakan sebagian ruang di dalam truk.

Disinggung apa yang membedakan Wetruck dengan platform logistik lainnya, Hilman menegaskan, layanannya mengedepankan konsep blockchain delivery untuk dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Konsep blockchain delivery sendiri yang diterapkan oleh Wetruck adalah, konsep mempersatukan ekosistem logistik sehingga siapapun bisa menjadi delivery man atau logistics man.

Meskipun di awal tahun 2020 sempat mengalami kendala karena aturan PSBB saat pandemi, namun jelang akhir kuartal pertama 2020, mulai banyak startup logistik yang kembali pulih kondisinya bahkan menerima banyak pendanaan. Wetruck mencatat pandemi menjadi momen yang tepat bagi mereka untuk menawarkan layanan secara menyeluruh kepada target pengguna.

“Pandemi mempengaruhi kinerja e-commerce yang Wetruck support meningkat drastis. Hingga kini kami telah melayani sekitar puluhan klien B2B, bekerja sama dengan portofolio dan telah mengirim sekitar 2 juta paket, dengan 15 ribu pengiriman, dan $15 juta item value,” kata Hilman.

Dalam artikel DailySocial sebelumnya tercatat, di Indonesia pengeluaran untuk logistik darat diperkirakan mencapai $290 miliar pada tahun 2020. Selain dari pasar yang besar, jumlah populasi kendaraan komersial (9,6 juta unit pada 2019) telah menciptakan persaingan harga yang ketat.

Namun, rasio biaya logistik terhadap PDB Indonesia masih mencapai 24%, tertinggal dari Thailand dan Malaysia. Kondisi tersebut menciptakan potensi senilai $240 miliar dalam sektor logistik di Indonesia. Biaya logistik yang tinggi tidak hanya melemahkan daya saing industri, tetapi juga meningkatkan cost of doing business bagi pelaku UMKM di Indonesia.

Diharapkan layanan logistik saat ini, bisa mengatasi persoalan tersebut dengan menghadirkan layanan yang mendukung pertumbuhan UMKM dan layanan e-commerce di Indonesia.

Webtrace Announces Seed Funding, Developing Logistics Management Platform

To date, the truck-based logistics industry is still on-demand and viral in Indonesia. With geographical characteristics varied of land, water and air; land transportation remains the leading way for shipping and distributing goods, including being the backbone of the e-commerce business.

In this country, land logistics estimated to spend about US$290 billion in 2020. Aside from the large market, total commercialized vehicles (9.6 million units in 2019) has created tighter competition.

Webtrace intends to be a useful platform for fleet management to have a technology solution for the more efficient logistics business, also to improve productivity and security. It can work using IoT solutions and sensors to produce data compilation and real-time analytics.

“The tight service and price competition among land transportation providers and high non-transparent costs, has caused low-profit margins. The solution we are trying to offer is IoT which regulates and optimizes vehicle utilities, drivers, and reduces unnecessary non-transparent costs,” Webtrace’s CEO & Co-founder, Erwin Subroto said.

Particularly, Webtrace performs a thorough analysis from two devices. First, through application for drivers using GPS Engine App on smartphones. Also, they offer Fleet Solution, a small unit equipped with each vehicle. Both are to send real-time data to be managed on the platform.

Secures seed funding

webtrace

Currently, Webtrace has owned 3500 units registered (signed a contract) trucks and it’s onboarding. Units connected to the platforms are distributed around Sumatera, Java, Borneo, Madura, and Sulawesi.

Although with the recent rise of similar players, Webtrace stated the marketshare is still wide open, as the massive land transportations with passengers reaching 12 million units.

“We aware of similar solution providers, but the total fleet connected to our platform and competitors is around 250 thousand units now. The real challenge is how to educate those land transportation players,” Subroto added.

In order to accelerate business growth, Webtrace has secured seed funding led by Prasetia Dwidharma. Also participated in this funding was Astra Ventura.

With the fresh funding, the company plans to toughen marketing activities and acquire more customers while increasing sales.

“Technology implementation is currently a must to increase productivity, competitiveness, and accelerate the right decision making. The solutions we provide are expected to give clients an edge in industry competition, and in turn, enable Webtrace to help the transportation industry become more secure and cost-effective,” Subroto said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Webtrace Aplikasi Manajemen Truk

Webtrace Dapatkan Pendanaan Awal, Garap Platform Manajemen Armada Logistik

Hingga saat ini kebutuhan industri logistik berbasis truk masih sangat besar dan vital di Indonesia. Meskipun karakteristik geografisnya terdiri dari kombinasi darat, laut dan udara; transportasi darat tetap menjadi cara utama untuk pengiriman dan distribusi barang, termasuk menjadi backbone bisnis e-commerce.

Di tanah air, pengeluaran untuk logistik darat diperkirakan mencapai US$290 miliar pada tahun 2020. Selain dari pasar yang besar, jumlah populasi kendaraan komersial (9,6 juta unit pada 2019) telah menciptakan persaingan harga yang ketat.

Webtrace mencoba menjadi platform yang bisa dimanfaatkan oleh pengelola armada untuk memberikan solusi teknologi agar usaha logistik bisa berjalan lebih efisien serta meningkatkan produktivitas dan keamanan. Caranya dengan menerapkan sensor dan solusi IoT yang akan menghasilkan berbagai data dan analisis real time.

“Ketatnya persaingan layanan dan harga di antara penyedia transportasi darat dan tingginya biaya yang tidak transparan, menyebabkan profit margin mereka menjadi rendah. Solusi yang kami coba tawarkan adalah IoT yang mengatur dan mengoptimasi utilitas kendaraan, sopir, dan mengurangi biaya tidak transparan yang tidak dibutuhkan,” kata CEO & Co-Founder Webtrace Erwin Subroto.

Secara khusus Webtrace melakukan analisis dari dua perangkat. Pertama melalui aplikasi di pengemudi yang memanfaatkan GPS Engine App di smartphone. Tersedia juga Fleet Solution, unit perangkat yang disematkan di masing-masing armada. Keduanya nanti bisa mengirimkan secara real time data yang bisa diolah di platform.

Revenue stream kami adalah SaaS monthly subscription dengan kontrak, dan sampai sekarang ini kami memiliki retention rate 100%,” kata Erwin.

Kantongi pendanaan tahapan awal

Saat ini Webtrace telah memiliki 3500 unit armada truk yang sudah berkomitmen (menandatangani kontrak), proses onboarding sedang berjalan. Unit yang terhubung di platform tersebar mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Madura, hingga Sulawesi.

Meskipun saat ini sudah ada pemain serupa, Webtrace mengaku pangsa pasar masih terbuka lebar, melihat masifnya jumlah populasi transportasi darat barang maupun penumpang sebesar 12 juta unit.

“Kami menyadari ada beberapa provider solusi sejenis, tetapi total fleet yang sudah terhubung di antara kami dengan kompetitor sebesar kurang lebih 250 ribu unit saat ini. Tantangan sebenarnya adalah bagaimana bisa mengedukasi praktisi transportasi darat tersebut,” kata Erwin.

Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, Webtrace telah mengantongi pendanaan tahapan awal (seed funding) yang dipimpin oleh Prasetia Dwidharma. Turut bergabung dalam pendanaan ini Astra Ventura.

Melalui dana segar yang baru diterima, perusahaan memiliki rencana untuk memperkuat kegiatan pemasaran dan mengakuisisi lebih banyak pelanggan sekaligus meningkatkan jumlah penjualan.

“Penerapan teknologi saat ini merupakan keharusan untuk menambah produktivitas, daya saing, serta mempercepat pengambilan keputusan yang tepat. Solusi yang kami berikan diharapkan bisa memberikan klien keunggulan dalam kompetisi industri, dan pada gilirannya memungkinkan Webtrace untuk membantu industri transportasi menjadi lebih aman dan hemat biaya,” kata Erwin.