Tag Archives: turnamen dota

ESL Clash of Nations Bangkok 2019 - BOOM Esports

Final Dota 2 ESL One Thailand 2020: Laga Sengit BOOM Esports Lawan TNC Predator

Akhir pekan lalu (6 September 2020) menjadi laga puncak dari turnamen Dota 2 ESL One Thailand 2020. Mempertandingkan 12 tim dari Asia Tenggara, turnamen tersebut akhirnya menyisakan TNC Predator dan BOOM Esports saja di laga Grand Final. Perjalanan BOOM Esports menuju Grand Final terbilang cukup mulus.

Pada babak grup, Dreamocel dan kawan-kawan berhasil mendapatkan catatan menang-kalah 4-1 di grup A. Masuk babak Playoff di posisi Upper Bracket, BOOM Esports mengawali perjalanan dengan kemenangan 2-0 melawan Sparking Arrow. Sampai akhirnya merkea dijegal 2-0 oleh TNC Predator di Upper Bracket Final. Turun ke Lower Bracket, BOOM Esports berhasil bangkit lagi setelah bertarung sengit lawan Fnatic dengan skor 2-1.

Sumber: ESL
Sumber: ESL

Akhirnya babak Grand Final kembali mempertemukan dua musuh bebuyutan yaitu Indonesia melawan Filipina, BOOM Esports melawan TNC Predator. Walau terjadi pertukaran, namun Game 1 bisa dimenangkan oleh BOOM Esports dengan cukup mulus, salah satunya berkat Terrorblade dari Dreamocel.

Sayangnya momentum tidak berhasil dipegang oleh BOOM Esports pada Game kedua. TNC Predator berhasil mengendalikan permainan dengan cukup dominan pada Game kedua, berkat strategi permainan agresif yang dilancarkan oleh Armel dan kawan-kawan. Momentum kemenangan tersebut dipertahankan oleh TNC Predator pada Game ketiga. Kombinasi Magnus, Lina, dan Faceless Void berhasil membuat BOOM Esports kewalahan, menundukkan Khezcute dan kawan-kawan.

Baru pada Game ke-4 BOOM Esports bangkit kembali. Setelah berhasil mengendalkian fase awal permainan, BOOM Esports menjadikan momentum tersebut sebagai bola salju yang sulit dihentikan. Kill demi Kill didapatkan, Tower demi Tower dihancurkan hingga mencapai Barrack tim TNC Predator. Pada menit 43 serangan BOOM Esports tak terhentikan lagi, TNC Predator pun mengetik GG untuk menyerah.

https://www.youtube.com/watch?v=6k8GFrmfujM

Pada Game ke-5, yang merupakan penentuan, BOOM Esports terbilang cukup kelimpungan di awal pertandingan. Dreamocel dan kawan-kawan masih bisa melakukan pertukaran-pertukaran berarti, namun keunggulan Net-Worth TNC Predator lama-lama semakin sulit dihentikan. Menit 29 satu set Barrack bawah BOOM Esports runtuh, dan menjadi momentum besar bagi TNC Predator. Pada menit 30 TNC Predator berhasil memenangkan pertarungan yang sangat berarti, meratakan 5 pemain BOOM Esports, dengan Buyback hanya dimiliki Fbz seorang. Hyde sempat hidup untuk sejenak, namun serangan TNC Predator tak terbendung lagi, sehingga GG pun diketik di menit 32 oleh BOOM Esports

Sungguh perjuangan yang luar biasa dari BOOM Esports dalam Dota 2 ESL One Thailand 2020. Terima kasih Dreamocel, Mikoto, Fbz, Hyde dan Khezcute atas perjuangannya, membuat nama komunitas Dota 2 Indonesia menjadi nama yang diwaspadai dalam skena kompetitif Asia Tenggara.

Usai TI 2017, Valve akan Gandeng Penyelenggara Pihak Ketiga untuk Mengadakan Lebih Banyak Turnamen Dota 2 Resmi

Hampir semua pemain Dota 2 tahu kalau setelah dua turnamen “Major”, kompetisi pro akan ditutup oleh ajang The International setiap musimnya. The International 2017 sendiri bakal dihelat di Seattle, Amerika Serikat pada tanggal 7 – 12 Agustus mendatang, dengan total hadiah saat ini sudah menembus angka $20 juta (belum final).

Format dua turnamen Major dan TI ini bakal berubah musim depan. Usai TI 2017 nanti, bakal ada lebih banyak turnamen Dota 2 ‘resmi’. Bukan berarti turnamen lainnya tidak resmi, tapi memang selama ini hanya turnamen Major dan TI saja yang diselenggarakan oleh Valve sendiri.

Dua turnamen Major ini akan dihapus ke depannya. Sebagai gantinya, Valve akan bekerja sama dengan penyelenggara pihak ketiga, memilih beberapa turnamen untuk dijadikan turnamen resmi dalam dua tingkatan – Major dan Minor – dimana Valve berperan sebagai salah satu sponsor utamanya.

Dota 2 The International 6

Ini berarti semua turnamen punya kesempatan untuk disponsori Valve dan diberi label “Major” maupun “Minor” guna mengindikasikan ‘keresmiannya’, dengan catatan tiga syarat berikut terpenuhi. Yang pertama, total hadiahnya minimal harus $500 ribu untuk Major dan $150 ribu untuk Minor. Sebagai sponsor, Valve nantinya akan merogoh koceknya sendiri dan menambahkan $500 ribu ke dalam total hadiah suatu turnamen Major, atau $150 ribu untuk Minor.

Syarat yang kedua, baik turnamen Major maupun Minor harus memiliki setidaknya satu peserta dari enam wilayah berikut: Amerika Utara, Amerika Selatan, Tiongkok, Asia Tenggara, Eropa dan Commonwealth of Independent States (CIS). Terakhir, supaya terhindar dari masalah lag, babak finalnya harus diadakan dalam bentuk pertandingan LAN.

Dota 2 The International 2017

Perubahan format kompetisi ini jelas menarik buat pihak penyelenggara, meskipun Valve bilang bahwa mereka yang akan langsung mengatur jadwal turnamen guna menghindari bentrokan. Tapi lalu bagaimana pihak pemain dapat diuntungkan? Well, Valve rupanya juga akan menerapkan mekanisme yang lebih adil untuk pemilihan peserta The International, yakni dengan menghitung semacam skor bernama Qualifying Points (QP).

QP ini akan diakumulasikan untuk masing-masing individu, dan didapat dengan cara berpartisipasi dalam suatu turnamen Major atau Minor. Semakin besar total hadiah suatu turnamen, semakin besar pula QP yang bisa diperoleh – akan lebih besar lagi apabila turnamen tersebut diadakan berdekatan dengan The International.

Nantinya akan ada ranking Qualifying Points individu dan tim yang bisa dipantau oleh publik tanpa terkecuali, sehingga semua bisa tahu siapa saja yang akhirnya terpilih untuk bertanding di The International. Jadi untuk TI 2018 dan seterusnya, tidak ada lagi istilah “guaranteed invites”, semuanya ditentukan berdasarkan perolehan QP ini saja.

Sumber: Valve.