Tag Archives: turnamen valorant

SOMNIUM Esports Jadi Juara Garuda VALORANT Invitational

Akhir pekan lalu (15 – 16 Agustus 2020) telah menjadi puncak bagi gelaran Garuda VALORANT Invitational. Pekan sebelumnya (8 dan 9 Agustus 2020), kita melihat babak kualifikasi Garuda VALORANT Invitational yang menampilkan debut dari tim Point Blank dari sang raja, RRQ.Endeavour.

Pada gelaran puncak, tersisa 4 tim yang bertanding demi memperebutkan gelar juara yaitu SOMNIUM Esports, MORPH Team, XCN, dan Jaran Ireng. Hari pertama menjadi perebutan untuk dapat mempertahankan posisi di Upper Bracket. Jaran Ireng dan XCN berakhir tumbang ke Lower Bracket, setelah dibungkam oleh MORPH Team dan SOMNIUM Esports.

Pertandingan antara XCN Esports melawan SOMNIUM Esports menjadi salah satu yang paling keras. XCN ketika itu sempat membuat SOMNIUM Esports kewalahan pada satu game, salah satunya berkat permainan apik dari Michael Winata atau Severine, yang dahulu berkompetisi di skena Point Blank. SOMNIUM berhasil bangkit pada game terakhir, sehingga XCN terhempas ke Lower Bracket dengan skor 1-2.

Hari kedua menjadi penentuan siapa tim yang akan menjadi juara dalam turnamen ini. Pertandingan pertama, penonton langsung disajikan perseteruan antara SOMNIUM Esports melawan MORPH Team, dua tim yang punya penampilan paling baik sejauh turnamen ini berjalan. Pada pertandingan ini SOMNIUM Esports menunjukkan skill individu serta kerja sama yang solid. Alhasil, MORPH Team kalah 2-0 dan terhempas ke Lower Bracket.

XCN bertempur dengan sangat keras ketika melawan MORPH Team di Lower Bracket. Kedua tim saling bertukar kemenangan, dengan skor yang masih kejar-kejaran sampai first-half berakhir. Masuk second-half dari pertandingan, XCN masih berhasil membuat MORPH Team kesulitan. Namun sayang, XCN belum bisa mengakhiri pertandingan dengan kemenangan selama dua game berturut-turut. MORPH Team lolos ke Grand Final dengan skor 2-0.

Babak Grand Final jadi ajang balas dendam bagi MORPH Team terhadap SOMNIUM Esports. Sayang di game pertama, map Bind, MORPH Team terpaksa menelan kekalahan telak 3-12 berkat permainan RizkyMDD dari SOMNIUM Esports yang begitu memukau. Game kedua, map Ascent, adalah map yang bisa dibilang merupakan andalan bagi MORPH Team.

Ternyata benar saja, pada game penentuan tersebut, MORPH Team berhasil bermain dengan solid. SOMNIUM Esports sempat kesulitan di awal-awal, berkat pertahanan MORPH Team yang begitu solid. Tapi memasuki pertengahan match, SOMNIUM Esports justru kembali bangkit, saling balap skor, memaksa pertandingan mencapai babak Overtime.

Pada babak Overtime, kedua tim masih saling bertukar kemenangan. Kedua tim sama-sama melakukan pertahanan yang kuat. Saat skor masih 12-12, SOMNIUM Esports menyerang A dengan 5 orang secara pelan-pelan. MORPH Team berhasil menebak hal tersebut, sehingga SOMNIUM Esports harus kalah di ronde tersebut. Saat MORPH Team menyerang, SOMNIUM Esports dengan sigap menyambut mereka.

Skor terus seimbang, namun keadaan berubah ketika skor menjadi 15-16. SOMNIUM Esports sedang bertahan ketika MORPH Team mencoba melakukan serangan habis-habisan ke arah B-Site. Sova dari SOMNIUM Esports mencoba menebak pergerakan MORPH Team, dan berhasil menemukan 3 orang pemain MORPH Team di B Main dengan Recon Bolt.

MORPH Team hampir kehabisan waktu, berusaha untuk tetap masuk ke arah B, yang tentunya akan disambut hangat oleh SOMNIUM Esports. Killjoy dari SOMNIUM sudah mempersiapkan granat Nanoswarm di pintu masuk, membuat MORPH Team semakin sulit untuk menjebol B. Satu per satu pemain MORPH Team tumbang, sampai akhirnya kemenangan berhasil diamankan oleh SOMNIUM Esports.

Sebagai pemenang, SOMNIUM Esports berhak menerima hadiah sebesar Rp5 juta. Sementara MORPH Team sebagai runner-up berhak menerima hadiah sebesar Rp3,5, dan XCN sebagai peringkat 3 menerima hadiah sebesar Rp1,5 juta. Kemenangan ini juga bisa dibilang menjadi kemenangan perdana bagi SOMNIUM Esports. Selamat bagi SOMNIUM Esports!

Dari turnamen ini, kita kembali melihat bagaimana peta kekuatan tim-tim VALORANT Indonesia masih terus bergerak hingga saat ini. MORPH Team, SOMNIUM Esports, dan BOOM Esports mungkin bisa dibilang sebagai yang terkuat sampai titik ini. Namun kita masih belum tahu apa yang akan terjadi lagi di masa depan. Apalagi XCN, RRQ.Endeavour, dan Team NXL, terlihat masih sedang membangun strategi dan kekuatannya, sehingga masih belum menunjukkan performa terbaiknya hingga sejauh ini.

Jepang Hadirkan Liga Esports VALORANT Untuk Skena Lokal

Walau tidak memiliki tingkat hingar-bingar setinggi di barat, namun perlahan tapi pasti, VALORANT di Asia mulai memunculkan bibit-bibit skena kompetitif. Pada bulan Juni 2020 lalu, bibit skena kompetitif di Jepang muncul lewat turnamen RAGE Invitational. Kini, Jepang kembali mendobrak skena VALORANT dengan menyelenggarakan kompetisi pertama dengan kompetisi liga.

Bertajuk Mildom Masters, kompetisi ini mempertandingkan 8 tim lokal Jepang. Mengutip rilis yang diterbitkan oleh TheSpike.gg selaku partner resmi untuk Mildom Masters, delapan tim yang bertanding tersebut adalah Absolute JUPITER, SCARZ, REJECT, CYCLOPS, Sengoku Gaming, FAV gaming, SunSister Rapid, dan Connect Gaming.

Mereka akan bertanding mulai dari 20 Agustus hingga 1 Oktober 2020 mendatang, dalam seri best-of-one setiap hari Kamis pada setiap pekan. Nantinya empat tim teratas dari babak Round Robin akan berlanjut ke babak selanjutnya. Babak Playoff akan mempertandingkan peringkat 3 dan 4 dalam seri best-of-one untuk menentukan siapa yang bertanding dengan pengisi peringkat 2, diselenggarakan pada 8 Oktober 2020.

Sementara di sisi lain, pengisi peringkat 1 akan langsung melaju ke babak Grand Final, melawan hasil dari pertandingan antara pengisi peringkat 2 dengan pemenang babak Playoff yang diadakan 8 Oktober 2020 sebelumnya. Babak Grand Final sendiri akan dilakukan pada 15 Oktober 2020 mendatang.

Terkait penyelenggaraan turnamen ini, Keisuke Shimizu, Esports Director dari Mildom memberikan komentarnya. Saya senang sekali dapat mengumumkan VALORANT Mildom Masters. Mildom merupakan platform streaming baru di Jepang. Kami ingin dapat berkontribusi dengan menciptakan basis pengguna lokal Jepang terhadap platform kami, agar mereka bisa mencapai kesuksesan di tingkat dunia. Ini baru merupakan awalan. Kami meminta dukungan dari berbagai macam pihak untuk membuat mimpi tersebut menjadi nyata.”

Nantinya turnamen tersebut akan ditayangkan pada platform streaming lokal Jepang, Mildom. Tak hanya itu, pertandingan juga akan tayang pada kanal Twitch THESPIKE.GG, selaku partner resmi untuk turnamen tersebut.

Sejauh ini, Absolute JUPITER masih menjadi tim favorit. Pada RAGE Invitational yang diselenggarakan bulan Juni lalu, tim tersebut berhasil menjadi pemenang setelah Lag Gaming. Absolute JUPITER sendiri berisikan jajaran mantan pemain CS:GO, yang pada tahun 2018 lalu bertanding di dalam kompetisi CS:GO dengan nama Absolute.

Pada RAGE Invitational, Absolute JUPITER berhasil mengalahkan tim dengan nama-nama besar di skena Jepang, seperti AVALON GAMING, Nora-Renggo, juga termasuk SunSister Rapid.

Kira-kira, akankah JUPITER juga menjadi pemenang liga VALORANT lokal pertama di dunia?

Debut RRQ.Endeavour di Garuda VALORANT Invitational

Akhir pekan lalu (8 dan 9 Agustus 2020) menjadi babak kualifikasi dari salah satu turnamen komunitas Valorant Indonesia. Bertajuk Garuda Valorant Invitational, kompetisi ini mempertandingkan beberapa nama besar di ekosistem esports Indonesia seperti Team NXL, MORPH Team yang berisikan pemain-pemain dari tim Xorgee, SOMNIUM Esports yang memberi perlawanan keras kepada Xccurate di GLHF Valorant Open Cup, dan terakhir RRQ.Endeavour.

Ya, Anda tidak salah baca. Memang pada 8 Agustus 2020 lalu, Rex Regum Qeon mengumumkan bahwa kepindahan RRQ.Endeavour ke dalam skena VALORANT. Ini menjadi kepindahan mereka yang kedua kali, setelah beberapa waktu lalu mereka sempat mencoba peruntungan di skena Call of Duty Mobile. Untuk menjajaki Valorant, RRQ.Endeavour menambahkan Albert Giovanni atau FrostMisty, yang sempat menjadi roster CS:GO tim RRQ, dan merupakan salah satu pemain veteran di skena CS:GO Indonesia.

Sumber: Instagram @teamrrq
Sumber: Instagram @teamrrq

Garuda Valorant Invitational dipertandingkan selama dua hari. Hari pertama merupakan kualifikasi terbuka yang mempertandingkan 64 tim. Setelah melalui kualifikasi yang panjang, tim XCN dan Jaran Ireng keluar sebagai juara, dan berhak menuju ke babak selanjutnya. Pertarungan yang dinanti-nanti adalah babak Invited Qualifier.

Babak Invited Quaifier menggunakan format satu kali Round-Robin. Setiap pertandingan menggunakan format Best-of-2, yang memberikan ganjaran 3 poin jika menang, 1 poin jika seri, 0 poin jika kalah. Pertandingan antara RRQ.Endeavour melawan MORPH Team jadi salah satu sajian yang patut untuk disaksikan.

Game 1, map Haven, penampilan RRQ.Endeavour sempat kurang memenuhi ekspektasi para fans gara-gara kalah sampai skor menjadi 0-4. Namun momentum akhirnya mulai terbangun setelah, Yulius “Nextjacks” terlihat mulai panas, mendapat Double-Kill, dan mulai mencuri skor di ronde 5. Setelahnya pertarungan antar keduanya jadi sangat sengit sampai skor menjadi 11-12. Sayang pada babak penentuan, RRQ.Endeavour banyak melakukan miskordinasi, sehingga mereka dapat di babat dengan cukup mudah, MORPH Team memenangkan game 1.

Game 2, map Bind, RRQ.Endeavour seperti mengulang skenario yang sama. Mereka kembali kalah 0-4, dan kebangkitannya juga dimulai dari ronde 5 dengan Nextjacks mendapat kill penutup menggunakan Operator, sembari jadi percobaan untuk membawa pamornya sebagai “Dewa AWP” dari game Point Blank ke VALORANT.

Setelah momen itu, keadaan kembali lagi berimbang, bahkan kali ini RRQ sampai bisa menyamakan kedudukan menjadi 11-11. Namun, dua ronde setelahnya RRQ.Endeavour kembali luput, sehingga MORPH Team akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 13-11.

Setelah 3 match, MORPH Team dan SOMNIUM Esports menjadi dua tim yang berhasil lolos dari Invited Qualifier menuju ke babak seanjutnya. Sementara di peringkat 3 ada Team NXL dengan perolehan Win-Draw-Lose 1-1-1, dan RRQ.Endeavour di peringkat 4 dengan perolehan 0-0-4.

Sumber: YouTube @RevivaLTV
Hasil Invited Qualifier Garuda VALORANT Invitational. Sumber: YouTube @RevivaLTV

Walaupun RRQ.Endeavour tidak berhasil mendapatkan satu kali kemenagan pun, namun apa yang mereka tunjukkan ketika melawan MORPH Team jadi satu acuan, yang menunjukkan potensi masa depan tim ini di skena VALORANT. Pekan depan akan menjadi puncak dari Garuda Valorant Invitational yang akan mempertandingkan MORPH Team, SOMNIUM Esports, Jaran Ireng, dan XCN. Akankah MORPH bisa mempertahankan tahtanya? Atau mungkin SOMNIUM Esports, Jaran Ireng, ataupun XCN yang justru mencuat sebagai jawara baru komunitas VALORANT Indonesia?

VALORANT SEA Invitational Dimenangkan Oleh Team Tempest Asal Taiwan

Selain keseruan PUBG Mobile World League 2020 East Region, tanggal 11 Juli 2020 kemarin juga menyajikan keseruan pertandingan VALORANT antar sosok selebriti gamers ternama se-Asia Tenggara. Diselenggarakan selama satu hari saja, gelaran VALORANT SEA Invitational mempertandingkan sosok selebriti gamers dari Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Indonesia.

Indonesia, dalam tim yang diberi nama Team Incinerate, diwakili oleh beberapa sosok selebriti gamers. Ada Watchout Gaming dan Tepe46 yang merupakan salah satu sosok YouTuber di skena Point Blank, Indira Ayu Maharani atau Inayma dan Nixia yang merupakan girl gamers dari komunitas FPS, dan Luthfi Halimawan yang terkenal sebagai YouTuber gaming secara umum.

Sumber: Facebook Page VALORANT Indonesia
Sumber: Facebook Page VALORANT Indonesia

Pada babak grup, Team Incinerate langsung berhadapan dengan Team Tempest asal Taiwan. Sosok selebriti gamers Indonesia cukup kesulitan melawan pemain Taiwan yang tampak terlihat lebih profesional. Team Tempest bermain dengan lebih solid, dan dilengkapi dengan kemampuan aim yang kuat. Bermain pada map Bind, Team Tempest mendominasi Indonesia bahkan skor permainan sempat mencapai 7-0 pada awal-awal ronde.

Tim Indonesia bangkit setelah Watchout Gaming melakukan permainan Jett yang brilian, mencuri skor dari Team Tempest. Namun kebangkitan tersebut tidak berlangsung lama. Walau Team Incinerate sudah melawan dengan maksimal, mereka cuma mencuri 3 angka, first-half ditutup dengan skor 3-9.

Team Incinerate mendapat kesempatan menyerang pada second-half. Sayang mereka seperti sudah hilang asa. Serangan mereka berkali-kali ditahan dengan baik oleh HEHE dari Team Tempest. Permainan pun usai, kemenangan untuk Team Tempest dengan skor akhir 13-9.

Babak final Team Tempest bertemu dengan Team Titanium dari Filipina. Game 1, map Haven, Tempest lagi lagi menunjukan permainan dan kemampuan aim yang sangat solid. Namun, Team Titanium di sini tak mau kalah. Setelah babak belur di first-half dengan skor 1-11, mereka baru mulai bangkit di second-half saat menjadi defenders. Namun setelah percobaan terbaik JinNY dari Team Titanium, mereka harus merelakan Game 1 dengan skor 6-12.

Pertandingan berlanjut pada map Split untuk Game 2. Kini Team Titanium memperbaiki diri dan berhasil menahan Tempest dengan lebih baik dengan skor 5-7 pada first-half. Kini giliran Team Tempest bertahan pada second-half. Pertarungan berjalan sengit, namun Tempest mendapatkan Match Point terlebih dahulu.

Pada pertarungan penentu, Titanium sudah melakukan usaha terbaiknya, bahkan berhasil mengamankan area B dan menanam Spike. Sayangnya kerja sama Team Tempest begitu solid. Mereka menyergap pertahanan Team Titanium yang terkumpul di satu posisi. Crazyface sebagai Jett dari Team Tempest berhasil membungkam 2 pemain Titanium, yang memberikan mereka kemenangan pada turnamen tersebut.

Team Tempest asal Taiwan pun menjadi pemenang VALORANT SEA Invitationa, dan berhak menerima hadiah sebesar 3200 dollar AS. Akhir pekan ini akan menjadi lebih menarik lagi, karena akan ada pertandingan antar tim semi-profesional setingkat Asia Pasifik pertama dalam gelaran VALORANT Pacific Open 2020. Akankah Xorgee dari Indonesia, dapat mengalahkan wakil-wakil negara yang berada dalam kawansan Asia Pasifik?

Xorgee Jadi Wakil Indonesia Untuk VALORANT Pacific Open 2020

Dua pekan lalu kita melihat bagaimana Riot Games mengumumkan dua inisiatif esports VALORANT untuk kawasan Asia Tenggara. Salah satunya adalah VALORANT Pacific Open, yang menjadi kompetisi terbuka untuk pemain VALORANT di Taiwan, Thailand, Hong Kong, Filipina, Malaysia, Singapura, dan tentunya Indonesia.

Akhir pekan lalu (3 Juli 2020) jadi gelaran puncak dari kualifikasi VALORANT Pacific Open Indonesia. Tim Xorgee berhadapan dengan tim bernamakan Buwungpuyuh dalam seri best-of-5. Pada ronde-ronde awal, pertandingan berjalan dengan sengit, walau akhirnya tim Buwungpuyuh hilang asa di ronde-ronde akhir.

Game 1, map Haven, jadi penentu paling sengit bagi kedua tim. Xorgee membuka permainan sebagai Attackers menunjukkan koordinasi yang sangat apik, dan membuat pertandingan berjalan dengan cukup mulus. Sementara di sisi lain, pertahanan Buwungpuyuh penuh celah, membuatnya kalah cukup telak.

Masuk half kedua, Buwungpuyuh yang mendapat kesempatan menyerang tidak ragu melawan. Sayoo, Reyna dari tim Buwungpuyuh, menunjukkan tajinya sebagai seorang Duelist. yang beberapa kali mengacak-acak pertahanan dari famouz dan kawan-kawan Xorgee. Sebegitu sengitnya game pertama sampai skor menjadi 11-11. Sayang, Buwungpuyuh jadi goyah, sehingga kemenangan diamankan oleh Xorgee dengan skor 13-11.

Game kedua, map Ascent, Rapheleen dan kawan-kawan Buwungpuyuh mendapatkan kesempatan menyerang yang kurang dimanfaatkan dengan baik. Padahal Buwungpuyuh bisa balikkan keadaan saat jadi Attackers di game 1, namun pada game ini mereka malah kalah 4-8 di akhir half pertama. Berganti sisi, sebagai Defenders Buwungpuyuh hanya dapat menambah 3 skor saja. Xorgee yang bermain dengan lebih solid akhirnya berhasil menang dengan skor 12-7.

Game ketiga, map Bind, tim Buwungpuyuh seperti tersihir yang membuat permainannya jadi tidak karuan. Permainan Xorgee memang solid, namun Buwungpuyuh ketika itu tidak mampu melawan sedikitpun, baik saat menjadi Attackers maupun Defenders. Akhirnya permainan pun usai dengan kemenangan telak tim Xorgee, 13-0.

Sumber: Instagram @mineskiesports.id
Sumber: Instagram @mineskiesports.id

Xorgee sebagai pemenang akan menjadi wakil Indonesia untuk pertandingan VALORANT Pacific Open yang merupakan bagian dari rangkaian Ignition Series. Terkait hal ini, Yudi Anggi (Justincase) selaku caster bertugas memberikan sedikit komentarnya soal Xorgee di pertandingan Pacific Open nantinya.

“Xorgee punya peluang buat berprestasi di Pacific Open nantinya. Namun satu keraguan gue mungkin adalah, kemampuan mereka belum terbukti sepenuhnya di skena lokal. Ini karena gue nggak melihat mereka beradu kemampuan dengan tim Boys With Love yang berisi veteran CS:GO seperti Nanda, Asterisk, dan Sys, di dalam turnamen ini.” tukas Yudi.

Semoga Xorgee bisa menuai hasil positif pada gelaran Pacific Open Finals yang akan diselenggarakan 21 Agustus 2020 mendatang.

Riot Games Umumkan Dua Inisiatif Esports VALORANT Asia Tenggara

Beberapa waktu lalu, kita sempat bertanya-tanya, kira-kira bagaimana rencana Riot Games untuk mengembangkan komunitas VALORANT di Indonesia? Mengingat VALORANT kompetitif secara natural, sudah pasti, kehadiran skena esports juga diharapkan? Selain itu, setelah semua yang dibicarakan oleh pihak Riot Games, Senior Editor Hybrid, Yabes Elia, juga sempat memberi sedikit analisisnya soal bagaimana masa depan esports VALORANT di Indonesia.

Kehadiran turnamen komunitas sudah jadi satu pertanda baik, tapi apa selanjutnya? Kini, semua pertanyaan tersebut akhirnya terjawab. Dalam dua hari berturut-turut, Riot Games umumkan dua inisiatif esports untuk skena Asia Tenggara. Dua inisiatif tersebut adalah VALORANT SEA Invitational, dan VALORANT Pacific Open yang tergabung dalam IGNITION Series.

Sumber: VALORANT Official
Sumber: VALORANT Official

VALORANT SEA Invitational sendiri merupakan sebuah turnamen yang menampilkan sosok kreator konten ternama dari Filipina, Malaysia, Singapura, Taiwan, Indonesia, dan Thailand. Dalam kompetisi ini para peserta akan bertanding untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$10.000, yang juga akan disumbangkan kepada GlobalGiving.org untuk membantu perjuangan dalam melawan pandemi COVID-19. Dalam rilis disebutkan bahwa Indonesia akan diwakilkan oleh dua sosok kreator konten yaitu Luthfi Halimawan dan Watchout Gaming.

Sementara itu VALORANT Pacific Open merupakan ajang pembuktian terbuka untuk menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Berhubung turnamen ini setingkat Asia Pasifik, jadi ada lebih banyak negara yang bisa mengikuti kompetisi, termasuk: Taiwan, Thailand, Hong Kong, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Memperebutkan hadiah sebesar US$20.000 (Sekitar 284 juta Rupiah), gelaran VALORANT Pacific Open dimulai dari babak kualifikasi regional yang diadakan bulan Juli, dan ditutup dengan gelaran utama yang diselenggarakan mulai dari 17 hingga 23 Agustus 2020 mendatang. Untuk Indonesia, fase registrasi sudah terbuka sejak 23 hingga 30 Juni 2020 mendatang.

Sumber: VALORANT Official
Sumber: VALORANT Official

Dengan batas hanya 32 tim peserta saja, kualifikasi akan dilakukan pada tanggal 1 hingga 3 Juli 2020 mendatang, dengan memperebutkan hadiah juara regional sebesar 14,8 juta Rupiah. Nantinya, hanya sang juara saja, yang berhak bertanding di gelaran utama VALORANT Pacific Open yang diselenggarakan Agustus 2020 nanti.

Dua inisiatif esports ini menjadi bukti bahwa kini Riot Games juga melibatkan Indonesia ke dalam ekosistem esports VALORANT di Asia Tenggara. Bagaimanapun, kehadiran turnamen berjenjang menjadi salah satu elemen penting bagi ekosistem esports, karena memberikan pemain kompetitif tujuan untuk dikejar. Siapa yang tahu, mungkin nantinya juara dari masing-masing regional akan dikumpulkan untuk kompetisi tingkat dunia? Atau mungkin jenjang kompetisinya akan ke tingkat lokal Indonesia, lewat sajian kompetisi yang didukung oleh Riot Games?

RAGE Invitational dan 1z ASIA LEAGUE Jadi Pembuktian Skena Kompetitif VALORANT di Asia

Akhir pekan lalu, VALORANT Ignintion Series sudah mulai bertanding lewat gelaran RAGE Invitational. Seakan tak mau kalah, kawasan Asia Tenggara juga punya turnamen serupa walaupun tidak tergabung dalam Ignition Series, lewat turnamen bertajuk 1z ASIA LEAGUE VALORANT 1.

Dari RAGE Invitational, tim Absolute JUPITER berhasil menjadi juara setelah berhasil mendominasi jalannya kompetisi. Mereka hampir melibas siapapun yang dihadapi sepanjang perjalanannya untuk mencapai babak final.

Tim ini sendiri berisikan skuad berisikan mantan pemain CS:GO. Tahun 2018, mereka bertanding di dalam skena CS:GO dengan nama Absolute, dan kerap kali dianggap sebagai tim CS:GO terbaik di Jepang. Bertanding di RAGE Invitational, mereka mengalahkan nama-nama besar di skena Jepang seperti AVALON Gaming, SunSister Rapid, dan Nora-Rengo.

Pada babak final, mereka berhadapan dengan tim Lag Gaming, yang berhasil memberikan perlawanan terbaiknya kepada JUPITER. Lag Gaming membuat JUPITER kewalahan sehingga mereka memenangkan map Ascent dengan skor 13-8. Namun setelahnya JUPITER bisa bangkit lagi, dan kembali menunjukkan permainan yang dominan. Takej dari Absolute JUPITER menjadi MVP berkat menunjukkan permainan apik dengan KDA 19/11/1 menggunakan Sage.

Beralih ke 1z ASIA LEAGUE, kompetisi berjalan dengan sangat menarik karena gelaran ini yang banyak diikuti oleh para mantan pemain CS:GO. Kompetisi ini bahkan diikuti oleh tim BoyWithLove, juara INDOESPORTS League CS:GO yang berisikan Blazeking, Sys dan kawan-kawan.

Babak Grand Final mempertemukan tim BoyWithLove dengan tim Penjahat Kelamin, yang juga diisi oleh jagoan-jagoan ex-CS:GO seperti Lurkzz dan Kiddy. Walaupun BoyWithLove akhirnya menjadi juara dengan skor 2-0, namun pertandingan masing-masing map berjalan dengan sangat sengit.

Kedua tim saling bertukar skor, tak ada yang mau kalah, baik BoyWithLove ataupun Penjahat Kelamin. Membahas ini, Wibi Irbawanto (8Ken) yang bertugas sebagai shoutcaster pertandingan tersebut memberikan sedikit komentarnya. “Game selama babak Grand Final sangat penuh aksi dan intens! Sampai-sampai saya sebagai shoutchaster tidak mendapatkan waktu untuk menghela nafas sejenak.” Ucapnya mengatakan apa yang ia rasakan saat mengomentari babak final 1z ASIA LEAGUE VALORANT 1.

“Bahkan dalam ronde anti-eco, (pertarungan yang terjadi ketika ada satu tim membeli senapan sementara tim lainnya hanya membawa pistol) pertandingan tetap bisa dimenangkan oleh tim yang hanya bermodal pistol! Ini juga jadi satu momen memorable menurut gue, ketika zxc dari BoyWithLove berhasil menangkan ronde untuk timnya hanya dengan bermodal Sheriff (pistol besar seperti Deagle di CS:GO) saja!” Wibi menceritakan keseruan babak final 1z ASIA LEAGUE VALORANT 1 kepada saya.

Sumber: Instagram @1z esports
Sumber: Instagram @1z esports

Menarik melihat bagaimana skena VALORANT ternyata mulai bertumbuh di Asia. RAGE Invitational yang merupakan turnamen lokal Jepang saja berhasil mendapatkan 30 ribu penonton terbanyak dalam saat bersamaan saat ditayangkan di Twitch.

Sementara itu dari 1z ASIA LEAGUE mungkin bisa dibilang jadi bentuk usaha komunitas. Terlihat, walau turnamen tersebut tidak mendapat lisensi dari VALORANT Ignition Series, namun perntadingan tetap berlangsung dengan sangat kompetitif. Jika Anda penasaran menyaksikan siaran ulangnya pada kanal Twitch 1z Esports.

Dengan awalan yang baik seperti ini, satu hal yang tetap menjadi pertanyaan adalah, bagaimana masa depan esports VALORANT setelah ini? Akankah ini hanya menjadi kehebohan sesaat?

CEO G2 Esports Ungkap Alasan Investasinya Kepada Skena VALORANT

Tak bisa dipungkiri bahwa G2 Esports adalah nama yang disegani di dalam ekosistem esports terutama Eropa. Organisasi ini adalah salah satu jagoan di skena League of Legends, jadi juara di LEC Spring 2020, dan merupakan runner-up World Championship 2019. Begitu juga di skena Rainbow Six Siege, yang mana mereka adalah juara Six Invitational 2019.

Kini, dengan rilisnya VALORANT, fps terbaru besutan Riot Games, G2 Esports berencana mengincar kejayaan kembali. Sebelumnya, saat diwawancara oleh Sky Sports sang CEO sudah memberikan pernyataan, bahwa G2 Esports tak hanya ingin melakukan ekspansi tapi juga ingin menjadi yang terbaik di dalam skena tersebut. Tak hanya itu, dalam rangkaian VALORANT Ignition Series, G2 Esports bahkan juga menyelenggarakan sebuah kompetisi VALORANT untuk skena EMEA (Europe, Middle-East, Africa).

Sumber: VALORANT Official
Sumber: VALORANT Official

Membahas soal keputusan organisasi esports asal Spanyol ini, salah satu media bisnis ternama, Forbes, mewawancara Carlos Rodriguez Santiago (Ocelote) CEO G2 Esports. Terkait alasan, Ocelote mengatakan bahwa VALORANT adalah top title, karena ia menganggap game tersebut begitu menarik untuk dimainkan dan ditonton, layaknya League of Legends.

“G2 Esports punya tujuan untuk bisa membentuk sebuah fondasi dari bagaimana esports menjadi di masa depan. Ini adalah peran kami di dalam ekosistem, dan apa yang kami lakukan sangat cocok dengan peran yang saya sebutkan tadi. Seiring hal tersebut, kami juga berharap ini bisa menginspirasi organisasi lain untuk membangun tim yang kuat dan membuat sebuah lanskap esports yang menyenangkan serta kompetitif, secara bersama sama. Ini adalah inisiatif dengan risiko besar, namun punya potensi memberi timbal balik yang besar, dan kami sangat bahagia untuk menjadi ujung tombak dari usaha Riot Games.” Ocelote menjelaskan secara mendetil.

Selain itu, sejak diumumkan pertama kali, beberapa organisasi esports bahkan juga terjun dalam membuat sebuah turnamen. Ini mungkin terlihat membingungkan, mengapa tim esports seperti T1 dan G2 membuat turnamen esports.

Sumber: Riot Games Official Media
Sumber: Riot Games Official Media

Ocelote juga menjelaskan alasan kenapa ia membuat turnamen VALORANT. “Tujuan utama kami dalam membuat turnamen adalah agar VALORANT mendapat perhatian dari orang-orang, dan saya rasa sejauh ini saya telah melakukannya dengan cukup baik. Membuat turnamen juga menjadi cara yang luar biasa untuk memberi kesempatan kepada pemain yang belum pernah mendapat kesuksesan pada kesempatan yang mereka dapat di masa lalu.” tukasnya.

“Yang terpenting adalah, membuat turnamen seperti ini akan membuat rekan kami sangat senang, dan turnamen ini menggarisbawahi alasan kenapa investasi kepada G2 Esports adalah keputusan terbaik yang dapat dilakukan sebuah brand, agar mereka bisa menjadi relevan di dalam komunitas gamers.” tutup Ocelote dalam sesi wawancara.

Sampai saat ini, Riot Games terlihat masih berfokus pada proses pengembangan VALORANT. Dari sisi esports, mereka baru menyajikan VALORANT Ignition Series saja, yang merupakan sebuah sirkuit turnamen yang diselenggarakan oleh pihak ketiga, namun dengan dukungan dari Riot Games.

VALORANT Ignition Series, Rangkaian Turnamen Kolaborasi Riot Games Dengan Komunitas

Rilis 2 Juni 2020 lalu, game FPS besutan Riot Games ini segera mendapat penerimaan yang positif. Walau jumlah penontonnya di Twitch menurun, namun game ini tetap memiliki antusiasmenya tersendiri, bahkan sampai menarik perhatian sosok-sosok komunitas FPS di Indonesia. Dengan latar belakang nama besar Riot Games yang sukses membawa League of Legends menjadi esports global, pengembang asal California ini jadi mengemban beban untuk dapat membawa VALORANT mencapai titik kesuksesan yang sama.

Sebelumnya, Riot sudah sempat umumkan bahwa mereka tidak akan tangani turnamen esports VALORANT sendiri untuk sementara waktu. Namun bukan berarti Riot Games lepas tangan sepenuhnya, karena baru-baru ini mereka mengumumkan sebuah rangkaian kompetisi yang diberi nama VALORANT Ignition Series.

Sumber: VALORANT Official
Sumber: VALORANT Official

Anda penggemar fighting game mungkin sudah terbiasa dengan format ini. VALORANT Ignition Series ibarat seperti Capcom Pro Tour di Street Fighter V atau Tekken World Tour di Tekken 7. Jadi dalam Ignition Series, penyelenggara pihak ketiga diperkenankan membuat turnamen Valorant mereka masing-masing. Para penyelenggara lalu diperkenankan untuk mengajukan turnamen ini kepada Riot Games agar turnamen besutannya diberi lisensi dan masuk dalam rangkaian Ignition Series; seperti IFGC Max yang mendapat lisensi Challenger Event pada rangkaian TWT 2020.

Pada laman khusus VALORANT Ignition Series, Riot Games mengatakan “VALORANT Ignition Series adalah langkah pertama setelah peluncuran game, untuk memfasilitasi laga kompetitif yang terorganisir. Rangkaian ini membebaskan penyelenggara pihak ketiga untuk bereksperimen dengan ragam format dan bentuk kompetisi, agar nantinya bisa menjadi fondasi bagi skena kompetitif Valorant.”

Dalam rangkaian ini, Riot Games mengumumkan dua kompetisi terlebih dahulu, yaitu G2 Esports VALORANT Invitational untuk regional Europe, Middle East, Africa (EMEA) dan RAGE, turnamen VALORANT dari Jepang. Dua kompetisi tersebut diselenggarakan pada tanggal yang sama yaitu dari 19-21 Juni 2020 mendatang.

Riot juga menjelaskan bahwa mereka telah bekerja sama dengan lebih dari 20 organisasi esports di seluruh dunia. Jadi, walau saat ini hanya ada dua turnamen yang diumumkan, namun kita akan melihat rangkaian Ignition Series lainnya yang diselenggarakan di Amerika Utara, Brazil, Amerika Latin, Korea Selatan, Jepang, Asia Tenggara, Oseania, Eropa, Rusia, Turki, dan Timur Tengah.

Terkait esports VALORANT untuk regional Asia Tenggara dan Indonesia, Justin Hulog General Manager Southeast Asia and Taiwan for Riot Games, sempat mengungkap rencana yang ia pikirkan lewat sebuah wawancara eksklusif yang saya lakukan.

Justin mengatakan bahwa salah satu fokus yang ingin ia capai untuk tahun ini adalah memastikan ekosistem VALORANT di Asia Tenggara memiliki tim dan liga lokal yang kuat. “Agar jika nanti menjadi besar, esports VALORANT tak hanya sukses untuk sesaat, tetapi juga bisa berkelanjutan sampai jangka panjang.” Tambahnya.

Melihat hal ini, apakah artinya penyelenggara turnamen lokal punya kesempatan untuk mengajukan rencana turnamen VALORANT miliknya kepada Riot Games untuk jadi bagian dari Ignition Series?

Gen.G Menjadi Juara T1 Valorant Invitational, Kalahkan Team Brax 3-1

Beberapa waktu lalu, organisasi esports asal Korea Selatan, T1, mengumumkan beberapa inisiatif mereka terhadap Valorant. Mereka segera merilis roster untuk bermain dan streaming game FPS besutan Riot Games, serta menggelar turnamen Valorant, bekerja sama dengan Nerd Street Gamers selaku penyelenggara.

Digelar pada 4 Mei 2020 lalu, kompetisi diikuti oleh 8 tim, mulai dari Team Shroud, Sentinels, dan banyak nama besar FPS lainnya, dengan format double-elimination. Berlangsung selama dua hari, tim Gen.G melibas Team Brax 2-1 pada babak Grand Final.

Dari 8 tim, mungkin hanya Gen.G dan Sentinels yang merupakan tim profesional. Sisanya hanya merupakan tim yang berisikan streamer. Team Brax yang melaju ke babak final sendiri sebenarnya berisikan tiga pemain T1, namun mereka terpaksa menggunakan pemain tambahan yaitu pro CS:GO Tyler Latham (Skaadoodle) dan Jonathan Jablonowski (Elige).

Turnamen merupakan debut bagi Gen.G. Ini mengingat roster mereka baru diumumkan satu hari sebelum turnamen besutan T1 dimulai. Begitu juga Sentinels, karena baru mengumumkan roster Valorant mereka beberapa waktu lalu, yang salah satunya pemainnya adalah Sinatra, peraih gelar MVP Overwatch League.

Sayangnya beberapa tim tersebut tidak berhasil mendapat hasil yang optimal. Sentinels hanya menang satu kali di hari pertama, dan langsung kalah di pertandingan hari kedua. Sementara tim lain seperti mouseSpaz dan Team Shroud mengalami nasib serupa.

https://twitter.com/GenG/status/1257441149545058307

Babak final antara Gen.G melawan Team Brax menjadi pertandingan yang sangat sengit antara keduanya. Gen.G sempat kewalahan melawan pemain-pemain papan atas yang bertanding untuk Team Brax, mereka pun kalah pada map 1. Beruntung mereka berhasil comeback, berhasil memenangkan pertandingan di ronde ketiga dengan skor 13-11.

Kemenangan tersebut memberikan tim Gen.G hadiah sebesar US$25.000 (sekitar Rp378 juta), hadiah yang cukup besar untuk turnamen dari game yang bahkan belum rilis secara penuh.

Kemenangan Gen.G pada turnamen ini juga menjadi unik, karena sebelumnya T1 berhasil membantai Gen.G 3-0 pada laga final League of Legends Championship Korea. Kira-kira, akankah Gen.akan menjadi tim yang dominan dalam skena kompetitif Valorant masa depan?