Tag Archives: tv 4k

Lineup Samsung Neo QLED TV Resmi Hadir di Indonesia, Tersedia dalam Varian 8K Maupun 4K

Samsung hari ini (6/5) resmi memperkenalkan jajaran TV premiumnya untuk pasar Indonesia di tahun 2021. Bintang utamanya adalah lini Neo QLED 8K TV, akan tetapi Samsung pun tidak lupa menyinggung sejumlah pembaruan yang terdapat pada lini Lifestyle TV mereka.

Kita mulai dari yang paling memikat terlebih dulu, yakni Neo QLED 8K TV. Dibanding lini QLED TV dari generasi sebelumnya, Neo QLED menghadirkan lompatan yang cukup jauh perihal kualitas gambar berkat pemanfaatan teknologi Quantum Mini LED yang ukurannya 40 kali lebih kecil daripada LED konvensional.

Neo QLED berbeda dari MicroLED (lini TV lain Samsung yang bahkan lebih premium lagi), dan sebelum ini saya sudah sempat menjabarkan perbedaan di antara keduanya secara cukup mendetail. Meski begitu, kalau dibandingkan dengan QLED biasa, Neo QLED jelas sudah jauh lebih superior dalam hal kontras maupun reproduksi warna.

“Level kontrasnya tinggi, warnanya tidak redup, dan hitamnya sangat presisi,” demikian komentar sutradara kenamaan Angga Dwimas Sasongko mengenai kualitas gambar Neo QLED 8K TV. Sebelum acara peluncuran ini, Angga rupanya sudah sempat mencoba TV ini langsung selama proses pembuatan film pendek terbarunya yang berjudul “Konfabulasi”.

Sama halnya seperti ketika TV 4K baru bermunculan beberapa tahun silam dan semuanya menawarkan teknologi upscaling dari FHD ke 4K, Neo QLED 8K TV juga hadir membawa teknologi upscaling berbasis AI guna meningkatkan resolusi konten apapun menjadi konten beresolusi 8K. 8K memang belum mainstream, akan tetapi Angga percaya distribusi konten 8K bakal sangat terbantu oleh tren streaming, apalagi ketika jaringan 5G sudah tersedia secara luas nanti.

Selain memukau dari sisi visual, Neo QLED TV turut menghadirkan kinerja audio yang mumpuni berkat teknologi Object Tracking Sound Pro (OTS Pro). Samsung menggambarkan OTS Pro sebagai teknologi surround yang dinamis, di mana TV bisa mengidentifikasi asal suara dari konten yang diputar, sehingga suara yang disajikan pun akan bergerak mengikuti gerakan objek di setiap adegan.

Buat kalangan gamer, Neo QLED TV juga sudah dilengkapi fitur FreeSync Premium Pro dan Auto Low Latency Mode (ALLM) guna menghadirkan sesi gaming yang bebas dari screen tearing dan dengan input lag yang sangat minimal. Pada resolusi 4K 120 Hz, latensinya diklaim bisa ditekan sampai serendah 5,8 milidetik.

Selain untuk menikmati konten hiburan, Neo QLED TV juga dapat diandalkan untuk bekerja maupun belajar. Dengan bantuan fitur PC on TV, pengguna bisa mengakses dokumen-dokumen yang ada di PC atau laptop untuk ditampilkan di layar besar TV ini. Bagi pengguna smartphone Samsung Galaxy, mereka juga bisa memanfaatkan fitur Samsung DeX untuk menampilkan dokumen kerja atau sekolah di layar TV.

Juga tidak kalah menarik adalah integrasi layanan Samsung Health pada Neo QLED TV, yang memungkinkan pengguna untuk melangsungkan latihan kebugaran langsung di depan TV, lengkap dengan panduan dari instruktur profesional. Samsung Health di TV juga dapat terhubung dengan perangkat mobile dan wearable Samsung demi memudahkan konsolidasi data aktivitas pengguna.

Di Indonesia, pre-order Samsung Neo QLED TV sudah dibuka mulai tanggal 6 hingga 31 Mei 2021 melalui toko online Samsung.com. Untuk Neo QLED 8K TV model 75 inci, harganya dipatok Rp71.999.000, sedangkan model 65 inci dihargai Rp51.999.000. Samsung Indonesia menawarkan garansi selama 12 bulan untuk panel, dan 24 bulan untuk spare part. Pada bulan Juli nanti, Samsung rencananya juga bakal menghadirkan Neo QLED 8K TV versi 85 inci.

Dalam kesempatan yang sama, Samsung turut menawarkan Neo QLED 4K TV yang juga tersedia dalam ukuran 75 inci dan 65 inci. Harganya sudah pasti lebih terjangkau: Rp61.999.000 untuk model 75 inci, dan Rp 32.999.000 untuk model 65 inci. Selama periode pre-order, konsumen berhak mendapatkan hadiah langsung berupa Galaxy S21 dan Galaxy Watch3 untuk Neo QLED 8K TV, atau Galaxy S21 untuk Neo QLED 4K TV.

Pembaruan pada lineup Samsung Lifestyle TV

Lineup Samsung Lifestyle TV untuk pasar Indonesia sejauh ini terdiri dari The Frame, The Serif, The Sero, The Terrace, dan proyektor The Premiere. Selain dirancang untuk menghadirkan pengalaman menonton yang immersive, kelima produk tersebut juga dimaksudkan untuk menjadi pelengkap interior rumah, sekaligus memberikan sentuhan personal sesuai passion masing-masing pemiliknya.

Untuk The Frame, versi terbarunya yang dipasarkan tahun ini hadir dengan rancangan baru yang 46 persen lebih tipis, serta pilihan bentuk bezel Beveled atau Modern dalam warna putih, cokelat, teal, dan brick red. The Frame 2021 memiliki adjustable stand yang akan menambah opsi penempatan di meja, dan kini juga hadir dalam pilihan ukuran 43 inci dengan harga yang lebih terjangkau di kisaran 10 jutaan rupiah.

Lanjut ke The Serif, edisi 2021-nya kini turut menghadirkan pilihan warna baru Cotton Blue. Untuk The Sero, TV yang bisa menampilkan gambar secara horizontal dan vertikal ini sekarang juga tersedia dengan opsi aksesori roda untuk semakin memudahkan penempatannya.

Inisiatif Going Green

Beberapa hari sebelum peluncuran Neo QLED 8K TV ini, Samsung Indonesia sempat mengumumkan inisiatif Going Green sebagai wujud komitmen berkelanjutannya untuk melindungi masa depan dan lingkungan. Inisiatif ini mereka jalani dengan menghadirkan remote control SolarCell dan memperluas penggunaan eco-packaging pada sebagian besar produk TV-nya di tahun 2021.

SolarCell, sesuai namanya, adalah remote control baru yang bekerja dengan mengisi daya dari sinar matahari, atau dengan mengandalkan pencahayaan dalam ruangan maupun pengisian daya lewat USB. Singkat cerita, remote control ini tidak menggunakan baterai sekali pakai seperti biasanya, yang berarti konsumen bisa ikut berkontribusi mengurangi jumlah limbah beracun.

Lebih lanjut, bodi remote control ini juga mengandung 24 persen (sekitar 31 gram) material plastik daur ulang dari botol air bekas. Menurut Samsung, menggunakan remote control ini selama tujuh tahun sama saja dengan mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 14.000 ton dan mengeliminasi penggunaan 99 juta baterai AAA.

Gagasan melindungi lingkungan hidup dengan cara mengurangi limbah secara signifikan ini kian dimaksimalkan dengan perluasan eco-packaging ke lebih banyak lini produk TV terbaru Samsung. Samsung percaya penggunaan eco-packaging dapat berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca sebanyak 10.000 setiap tahunnya. Ini penting mengingat ukuran TV terus bertambah besar seiring waktu, yang berarti ukuran kemasannya pun jadi semakin besar dan meninggalkan semakin banyak carbon footprint.

Di saat yang sama, eco-packaging juga memberikan added value bagi material yang dulunya dianggap barang bekas atau bahkan sampah. Kemasan minimalis ini dapat di-upcycle, dengan dot design yang akan membantu pembeli memotong dan membuat suatu proyek kreatif bersama keluarga, seperti misalnya mainan anak, atau bahkan furnitur dan dekorasi rumah. Di masa pandemi seperti sekarang, Samsung percaya eco-packaging dapat menjadi sarana untuk merekatkan hubungan seluruh anggota keluarga dan melatih kreativitas bersama.

Realme Ungkap SLED, Teknologi Display TV Hasil Rancangannya Sendiri

Sebagian dari kita mungkin masih menganggap Realme sebagai perusahaan teknologi yang masih bau kencur. Namun pada kenyataannya, Realme bahkan sudah siap berinovasi di area yang bukan merupakan spesialisasi utamanya.

Seperti yang kita tahu, Realme belum lama ini mulai berjualan TV. Sekarang, mereka bahkan sedang bersiap untuk meluncurkan TV dengan teknologi display hasil rancangannya sendiri. Dijuluki SLED, Realme melihatnya sebagai alternatif yang lebih superior ketimbang teknologi QLED bikinan Samsung.

Setidaknya ada dua keuntungan yang bisa konsumen dapatkan dari TV SLED: warna yang lebih kaya dan intensitas blue light yang lebih rendah, yang tentunya telah mendapat pengakuan dari TÜV Rheinland. Menurut Realme, satu-satunya teknologi display di luar SLED yang sanggup memenuhi sertifikasi TÜV Rheinland hanyalah OLED.

Secara teknis, panel SLED mampu meng-cover 108% spektrum warna NTSC, alias jauh lebih tinggi dari LED biasa. Rahasianya terletak pada struktur panelnya. Jadi tidak seperti LED biasa yang menggunakan kombinasi backlight berwarna putih dan filter warna RGB, SLED justru mengandalkan backlight yang langsung menyala dalam warna merah, hijau, dan biru.

Realme SLED TV

Realme juga percaya SLED mempunyai color gamut yang lebih luas daripada QLED, sekaligus lebih nyaman di mata berkat intensitas blue light yang lebih rendah – panel QLED, seperti yang kita tahu, mengandalkan perpaduan backlight berwarna biru dan lapisan quantum dot. Perlu dicatat bahwa panel SLED masih mengemas lapisan polarizer dan liquid crystal seperti panel LED standar.

Belum diketahui kapan Realme bakal merilis TV SLED-nya. Berhubung sejauh ini mereka sudah merilis TV berukuran 32 dan 43 inci, besar kemungkinan mereka akan memulai lini SLED dengan TV 4K berukuran 55 inci, lalu India sebagai negara tujuan pertamanya.

Juga tidak disebutkan adalah rencana ke depan Realme, spesifiknya apakah mereka bakal melisensikan teknologi SLED sehingga pabrikan TV lain juga dapat ikut memakainya, seperti Samsung yang meminjamkan teknologi QLED-nya ke OnePlus tahun lalu.

Buat saya, pertanyaan terbesarnya tetap: “Apa kepanjangan SLED?” Kalau boleh menebak, mungkin “Superior LED”.

Sumber: GizmoChina dan Realme.

Xiaomi Luncurkan TV OLED Pertamanya dengan Spesifikasi Premium

Xiaomi sebenarnya sudah cukup lama memproduksi TV, akan tetapi sebagian besar produk TV-nya selama ini menyasar kategori budget. Tidak demikian kasusnya untuk TV anyar yang baru saja mereka umumkan di kampung halamannya, yaitu Mi TV Master 65-inch OLED.

Ini merupakan TV OLED pertama Xiaomi, dan mereka nampaknya tidak mau main-main dalam merancang sebuah TV premium. OLED, seperti yang kita tahu, sangat cekatan perihal reproduksi warna maupun untuk menyajikan warna hitam yang begitu pekat. Xiaomi mengklaim TV barunya ini mampu menampilkan hingga 1,07 miliar warna secara akurat yang mencakup 98,5% color gamut DCI-P3.

Rasio kontrasnya tercatat di angka 1.000.000:1, dan tingkat kecerahan maksimumnya mencapai 1.000 nit. Konten dalam format Dolby Vision, HDR10+, HDR10, maupun HLG bisa ia sajikan tanpa kesulitan pada layar seluas 65 inci dengan resolusi 4K. Tak hanya untuk menikmati konten HDR, perangkat ini juga Xiaomi rancang untuk menjadi pendamping yang tepat buat PlayStation 5 atau Xbox Series X.

Mi TV Master 65-inch OLED

Itu dikarenakan panel layarnya mempunyai refresh rate maksimum sebesar 120 Hz, dan berkat sambungan HDMI 2.1, perangkat turut mendukung variable refresh rate antara 40 – 120 Hz dan fitur Auto Low Latency Mode (ALLM). Kehadiran ALLM pada dasarnya memastikan bahwa pengaturan TV dapat dioptimalkan secara otomatis tergantung jenis konten yang diputar, apakah itu game atau film.

Masih mengenai panel OLED-nya, Xiaomi turut membekali TV ini dengan fitur always-on display ala smartwatch, yang berarti dalam mode standby pun perangkat masih bisa menampilkan informasi-informasi seperti jam, ramalan cuaca, maupun indikator status dari berbagai perangkat smart home yang tersambung.

Terkait audio, TV ini mengandalkan sistem yang terdiri dari 9 unit speaker dengan output total sebesar 65 W. Ia mendukung hampir semua format audio yang populer, termasuk halnya Dolby Atmos, dan Xiaomi tak lupa menjejalkan empat buah mikrofon supaya konsumen bisa berinteraksi dengan voice assistant XiaoAI.

Mi TV Master 65-inch OLED

Fisik TV ini terbilang cantik berkat bezel yang luar biasa tipis, yang berujung pada rasio layar ke bodi sebesar 98,8% kalau menurut Xiaomi. Konektivitasnya pun cukup melimpah dan sesuai standar TV kelas premium: 3x HDMI, 2x USB, S/PDIF, optical, ethernet, Wi-Fi 5 dan Bluetooth 5.0. Remote control-nya bahkan turut dilengkapi NFC sehingga pengguna dapat mendekatkan smartphone ke remote untuk meneruskan konten ke TV.

Tentu saja harganya tidak murah. Di Tiongkok, Xiaomi memasarkannya seharga Rp 26,5 juta, dan itu membuat saya agak sangsi bahwa ke depannya perangkat ini bakal dijual di Indonesia. Pasalnya, produk-produk Xiaomi di sini sudah sangat dikenal ramah kantong sampai-sampai harga Mi 10 sempat membuat banyak konsumen mengernyitkan dahi. Salah satu TV yang Xiaomi jual di tanah air sekarang, yaitu Mi TV 4, juga dibanderol cukup terjangkau.

Sumber: Xiaomi dan GizmoChina.

Samsung Luncurkan TV Outdoor Bernama The Terrace

Dibanding produsen TV lain, portofolio Samsung tergolong sangat lengkap. Dari yang normal sampai yang bak lukisan dan yang dapat berganti orientasi, Samsung punya semuanya. Yang terbaru, Samsung bahkan punya TV 4K untuk ditempatkan di luar rumah.

Samsung menamainya The Terrace, dan keunggulan utamanya terletak pada panel QLED-nya yang memiliki tingkat kecerahan maksimum 2.000 nit. Tujuannya tentu saja adalah supaya tayangan tetap terlihat terang dan jelas meski diterpa terik matahari.

Samsung The Terrace

Selain panel dengan tingkat kecerahan di atas normal, keunggulan lain TV ini adalah fisiknya yang tahan cipratan air dan debu dengan sertifikasi IP55. Saya spesifik bilang “cipratan” karena tentu saja TV ini bukan untuk diceburkan ke kolam renang. Meski lebih perkasa dari TV konvensional, The Terrace tetap kelihatan keren berkat bezel setipis 10 mm dan tebal perangkat 59 mm.

Soal konektivitas, TV ini dilengkapi receiver HDBaseT terintegrasi, yang berarti ia bisa menerima transmisi video, audio, sekaligus asupan daya melalui satu kabel Ethernet. Sangat berguna seandainya TV hendak dipakai untuk bermain game di teras belakang, tanpa harus memindah console-nya yang sudah nyaman di dalam rumah.

Samsung The Terrace Soundbar

Duduk di kategori TV outdoor yang tergolong niche, harga The Terrace sudah pasti mahal. Di Amerika Serikat, model 55 incinya dibanderol $3.500, sekitar empat kali lebih mahal daripada TV Samsung sekelas yang tidak tahan air dan tidak seterang The Terrace kalau kata CNET. Selain 55 inci, The Terrace juga tersedia dalam ukuran 65 inci ($5.000) dan 75 inci ($6.500).

Samsung pun tidak lupa menyiapkan Terrace Soundbar untuk menemani TV mahalnya ini, yang pastinya juga tahan cipratan air dengan sertifikasi IP55, serta dibekali Wi-Fi, Bluetooth, sekaligus integrasi Amazon Alexa. Harganya pun tidak kalah mahal: $1.200. Sejauh ini belum ada informasi terkait ketersediaan keduanya di Indonesia.

Sumber: CNET dan Samsung.

Dapat Berganti Orientasi, Samsung Sero Adalah TV untuk Generasi TikTok

Seperti biasa setiap tahunnya, Samsung menyingkap deretan televisi baru di ajang CES. Lineup-nya tahun ini mencakup sejumlah TV 8K, akan tetapi yang paling menarik perhatian justru adalah TV bernama Samsung Sero berikut ini.

Dalam bahasa Korea, “sero” berarti “vertikal”, dan seperti yang bisa kita lihat, TV ini tampak tidak umum karena berorientasi portrait layaknya smartphone. Format seperti ini jelas ditujukan buat para penikmat video-video vertikal dari platform seperti TikTok atau YouTube.

Samsung Sero

Namun Sero tidak selamanya harus seperti itu. Sistem motorik yang terintegrasi pada dudukannya memungkinkan Sero untuk berganti orientasi dari portrait menjadi landscape sehingga ia bisa digunakan layaknya TV konvensional. Satu kekurangan Sero adalah, ia tak bisa digantungkan ke tembok, tapi setidaknya dudukannya dilengkapi sepasang roda agar mudah dipindahkan.

Untuk mengganti orientasinya, pengguna tinggal mengklik tombol pada remote bawaannya, atau bisa juga melalui aplikasi Samsung SmartThings. Sero bahkan dapat disinkronisasikan dengan smartphone Samsung sehingga ia dapat berganti orientasi sendiri mengikuti ponselnya; jadi kalau ponsel kita miringkan 90 derajat, maka TV-nya juga akan ikut miring dengan sendirinya.

Samsung Sero

Secara teknis, Sero mengusung panel QLED dengan bentang diagonal 43 inci dan resolusi 4K. Fitur screen mirroring-nya tidak hanya kompatibel dengan seri Samsung Galaxy saja, melainkan juga ponsel-ponsel lain, termasuk halnya iPhone berkat dukungan protokol AirPlay 2 (meski pergantian orientasinya harus dilakukan secara manual). Terkait audio, Samsung mengklaim kualitas suaranya lebih baik daripada TV konvensional berkat kontribusi dari dudukannya.

Sebelum ini, Samsung Sero sebenarnya sudah lebih dulu dipasarkan di Korea Selatan, namun tahun ini Samsung sudah siap membawanya ke lebih banyak negara. Pastinya kapan dan berapa harganya masih belum disebutkan. Sebagai referensi, harga jual Sero di Korea Selatan adalah 1,95 juta won (± Rp 23,4 juta).

Sumber: CNET dan Samsung.

HP Omen X Emperium 65 Adalah TV 4K Raksasa untuk Gamer Sultan

Di ajang CES 2018, Nvidia mengumumkan Big Format Gaming Display (BFGD), konsep TV 4K berukuran masif yang dioptimalkan untuk gaming berkat dukungan refresh rate yang tinggi beserta HDR. Setahun berselang, HP akhirnya merealisasikan proyek ambisius tersebut dalam wujud HP Omen X Emperium 65.

Omen X Emperium mengusung spesifikasi persis seperti standar yang ditetapkan Nvidia: bentang diagonal 65 inci, resolusi 4K, refresh rate 144 Hz, dukungan HDR dengan tingkat kecerahan maksimum 1.000 nit dan rasio kontras 4000:1, serta viewing angle seluas 178 derajat.

Dukungan teknologi G-Sync tak lupa HP sematkan demi menjamin sesi gaming yang mulus. Guna semakin memaksimalkan kualitas visualnya, HP turut melengkapinya dengan 384 zona backlight tipe full direct-array, serta quantum dot untuk memastikan reproduksi warnanya memenuhi 95% spektrum DCI-P3.

HP Omen X Emperium 65

Keistimewaan lain dari Omen X Emperium ada di bagian kakinya. Di situ bisa kita lihat bahwa HP juga telah mengintegrasikan sebuah soundbar. Spesifikasinya pun cukup mumpuni, dengan total output 120 W, tiga amplifier stereo, beserta teknologi Low Frequency Array (LOFAR) yang pada dasarnya bisa menggantikan peran sebuah subwoofer terpisah.

Soundbar ini dapat beroperasi dalam dua mode yang berbeda, satu untuk gaming, satu lagi untuk konsumsi multimedia. Seperti yang kita tahu, Nvidia mengonsepkan BFGD agar mengemas hardware Nvidia Shield terintegrasi, dan itu pun rupanya juga dipenuhi oleh HP.

HP Omen X Emperium 65

Perihal konektivitas, Omen X Emperium juga tidak mengecewakan. Di samping input DisplayPort 1.4, ada tiga input HDMI 2.0b yang mendukung HDMI ARC. Ini berarti satu Omen X Emperium bisa disambungkan ke sebuah PC, dua game console, dan sebuah Blu-ray player. Lebih lanjut, Omen X Emperium turut dilengkapi dengan sepasang port USB 3.0.

Kalau menimbang semua keunggulannya, jangan heran kalau kemudian HP mematok harganya selangit. Omen X Emperium rencananya bakal dipasarkan mulai bulan Februari mendatang, dengan banderol harga mencapai $5.000. Ya, kecuali Anda benar-benar masuk kategori gamer sultan, sebaiknya urungkan saja niat untuk membeli perangkat ini.

Sumber: AnandTech.

LG Demonstrasikan Keunggulan 55B8, TV OLED 4K HDR yang Kaya Fitur dan ‘Terjangkau’

Kiprah LG memproduksi televisi OLED dimulai di 2010, dan dalam waktu hanya beberapa tahun, perusahaan asal Korea Selatan itu diakui para pemain di industri eletronik sebagai pionir. Terjaminnya mutu produk mereka mendorong sejumlah brand lain memutuskan untuk menggunakan panel OLED buatan LG, di antaranya Panasonic, Sony, Toshiba, Philips dan Loewe.

Sudah menjadi karakteristik perangkat teknologi untuk menjadi terjangkau seiring berjalannya waktu. Hal ini juga berlaku pada OLED. Dahulu, kita harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk bisa memiliki TV berpanel organic light-emitting diode. Tapi pelan-pelan, harganya mulai menurun. Dan lewat acara pers hari Rabu kemarin, LG mendemonstrasikan kecanggihan produk OLED ‘entry-level‘ andalan mereka, 55B8.

LG 55B8 adalah televisi OLED pintar beresolusi 4K yang dibekali integrasi Google dan kecerdasan buatan ThinQ. Sang produsen meramunya untuk jadi solusi hiburan all-in-one di ruang keluarga, menjanjikan gambar berkualitas, sistem audio mumpuni tanpa mengharuskan kita memasang speaker eksternal, serta proses pengoperasian yang intuitif berbasis gesture (via remote) serta perintah suara.

 

‘Picture quality’

Begitu banyaknya istilah seperti 4K, UHD, LED, OLED, dan HDR memang membingungkan bagi konsumen awam. Sederhananya, OLED ialah teknologi panel high-end saat ini. Tidak seperti panel LCD dengan backlight LED yang digunakan oleh TV generasi tahun 2000-an, tiap pixel di televisi OLED mampu mengatur tingkat kecerahan secara mandiri tanpa perlu mengandalkan pencahayaan latar.

LG 55B8 5

Ketiadaan backlight atau pencahayaan latar memastikan panel OLED dapat  mereproduksi gambar lebih presisi, menyuguhkan rasio kontras tinggi, dan menghasilkan warna-warni memukau serta dramatis. Kapabiltas tersebut sangat berkaitan dengan kemampuan panel menyajikan warna hitam pekat berkat absennya backlight – yang OLED hanya perlu lakukan ialah ‘menonaktifkan’ pixel.

LG 55B8 3

LG 55B8 adalah televisi 55-inci beresolusi 3840x2160p, dan merupakan varian TV OLED paling ekonomis. Ia siap mendukung beragam format HDR, dari mulai HLG, HDR10, Advanved HDR oleh Technicolor serta Dolby Vision. Kompatibilitas tinggi ini sulit ditemukan di produk lain. Menjelaskan HDR secara tertulis tidaklah mudah, namun bayangkan saja, kehadirannya memungkinkan layar menjaga detail di gambar dengan tingkat kontras tinggi, baik pada area gelap maupun terang.

LG 55B8 10

Ada dua fitur pelengkap menarik yang dimiliki oleh televisi OLED ini. Pertama adalah upscale 4K yang bertugas untuk meningkatkan kualitas gambar via metode upscaling ke UHD, walaupun sumber film belum berformat 4K. Dan kedua ada HDR effect. Ketika dinyalakan, konten-konten tanpa dukungan high-dynamic range dapat dinikmati dengan visual ala HDR, sehingga warna-warninya lebih dramatis.

LG 55B8 7

Televisi OLED LG 55B8 juga ditopang teknologi high refresh rate, mampu menjalankan konten hingga 120 gambar per detik. Julius selaku product marketing LG Electronics menjelaskan pada saya bahwa sistem ini bekerja dengan menyisipkan satu frame hitam di tiap gambar yang dihasilkan panel, sehingga gerakan tampil lebih mulus. LG 55B8 sendiri kabarnya mempunyai refresh rate ‘sejati’ di 100Hz.

 

Desain

Berkat penggunaan teknologi OLED, LG 55B8 mampu mengusung desain yang begitu minimalis. Bingkainya sangat ramping, namun aspek yang paling menakjubkan ialah ketika Anda melihat TV dari samping dan menyaksikan betapa tipisnya bagian panel 55B8. Hal ini tercapai berkat tidak adanya kebutuhan terhadap backlight. Di bagian bawahnya, produsen mencantumkan modul berisi unit prosesor, sistem audio serta sejumlah konektivitas fisik.

LG 55B8 8

Pendekatan desain yang simpel dan elegan tersebut membuat LG 55B8 dapat serasi dengan berbagai tipe interior rumah.

LG 55B8 9

 

Sistem audio

Untuk menangani audio, televisi OLED anyar ini dilengkapi oleh sistem speaker 2.2 dengan kekuatan output 20W serta ditunjang teknologi Dolby Atmos. Dolby Atmos mampu ‘mensimulasikan’ efek suara surround atau tiga dimensi tanpa memerlukan setup speaker eksternal. Anda akan tahu dari mana arah datangnya suara raungan monster atau bunyi baling-baling helikopter yang melintas di atas kepala. Sistem tersebut mendukungan hingga 128 sumber suara berbeda.

LG 55B8 2

 

Kecerdasan buatan

LG berkolaborasi bersama Google untuk mengintegrasikan AI ThinQ dan Google Assistant ke dalam 55B8. Berbekal suara, Anda bisa mengatur segala macam setting, menyuruhnya mengaktifkan fungsi unik, serta melakukan pencarian mengenai hal yang ingin Anda ketahui. Kecerdasan buatan mempersilakan kita mengatur volume ke tingkat yang diinginkan hingga menyuruh televisi untuk mati secara otomatis setelah film selesai.

LG 55B8 4

Google Assistant memang baru bisa bekerja optimal jika layanan ini sudah tersedia resmi di Indonesia. Dengannya, Anda dapat mencari tahu tentang segala hal: aktor pemeran tokoh utama di film favorit Anda, informasi cuaca hari ini, sampai posisi gerai kopi favorit terdekat (karena film yang sedang ditonton mungkin membuat Anda ngantuk). Product marketing supervisor Gloria Mariawaty menyampaikan bahwa dukungan Google Assistant di 55B8 menandai kesiapan LG menyongsong masa depan.

 

Harga dan ketersediaan

Berdasarkan keterangan LG Electronics, televisi OLED 4K 55B8 telah mulai dipasarkan di Indonesia sejak bulan September 2018, didistribusikan baik ke pasar modern serta channel tradisional. Produk dijajakan di kisaran harga Rp 25 juta. LG juga menyediakan tiga model TV OLED lagi, dengan versi paling high-end mencapai harga Rp 120 juta.

Lini TV 4K Sony Master Series Diklaim Sebagai yang Terbaik untuk Menikmati Tayangan Netflix

Bulan Mei kemarin, Sony secara resmi memperkenalkan salah satu TV tercanggihnya di tanah air, yaitu A8F Bravia OLED, setelah sebelumnya diumumkan terlebih dulu di ajang CES di bulan Januari. Belum ada satu tahun, Sony sudah memamerkan model baru yang lebih superior lagi.

Tidak tanggung-tanggung, TV baru ini bahkan dimasukkan ke dalam lini baru bertajuk “Master Series”. Pada event perkenalannya di kota New York, ada dua model Master Series yang dipajang: A9F OLED dan Z9F LED. Keduanya sudah pasti beresolusi 4K dan mendukung HDR, sedangkan variannya tersedia dalam dua ukuran: 55 dan 65 inci untuk A9F, 65 dan 75 inci untuk Z9F.

Yang membuat kedua TV ini pantas menyandang gelar Master Series adalah penggunaan prosesor X1 Ultimate, yang merupakan chip terkuat Sony di segmen TV saat ini. Tidak hanya itu, proses kalibrasi bawaan pabriknya juga telah melibatkan input para ahli dari Portrait Displays dan SpectraCal.

Namun satu fitur yang dijamin bakal paling menggiurkan buat konsumen adalah yang dinamai Netflix Calibrated Mode. Dalam mode ini, Sony bilang bahwa kualitas gambar yang tersaji nyaris menyamai monitor yang biasa digunakan pihak produser film untuk mastering.

Atau kalau mau disederhanakan, kedua TV ini merupakan yang terbaik untuk menikmati tayangan dari Netflix. Cukup aktifkan modenya, maka reproduksi warna yang ditampilkan bakal sangat presisi, demikian pula kontrasnya terlihat dinamis sekaligus akurat.

Sony patut berbangga karena Netflix Calibrated Mode ini merupakan fitur eksklusif untuk A9F OLED dan Z9F LED – mungkin untuk sementara waktu, sebelum nantinya Netflix kemungkinan juga menjalin kerja sama dengan pabrikan-pabrikan TV lainnya.

Belum ada banderol harga resmi untuk kedua TV Sony Master Series ini. Rencananya, pemasarannya untuk pasar AS bakal dimulai di musim semi tahun ini juga.

Sumber: The Verge dan Sony.

Lini TV QLED Samsung Edisi 2018 Dapat Mengontrol Perangkat Smart Home dan Dibekali Bixby

Januari lalu di event CES, Samsung memamerkan teknologi TV baru bertajuk MicroLED, yang diklaim punya kualitas gambar setara OLED, tapi bersifat modular dan fleksibel. Rencananya, lini TV baru tersebut bakal dipasarkan mulai Agustus mendatang, namun sebelumnya Samsung ingin lebih dulu menyuguhi konsumen dengan generasi baru TV QLED-nya.

Lineup TV QLED Samsung untuk tahun 2018 ini terdiri dari empat seri: Q9, Q8, Q7 dan Q6, urut dari yang paling mahal dan paling bagus kualitas gambarnya, dengan variasi ukuran mulai 49 sampai 88 inci. Setiap serinya bakal mencakup beberapa varian, termasuk yang berlayar melengkung. Lalu apa saja pembaruan yang dibawanya?

Samsung QLED TV 2018

Untuk pertama kalinya, TV QLED Samsung kini dibekali fitur full-array local dimming (khusus seri Q9 dan Q8). Local dimming pada dasarnya merupakan salah satu fitur unggulan yang sering dijumpai pada TV LED kelas flagship, berfungsi untuk meningkatkan rasio kontras secara keseluruhan.

Selebihnya, pembaruan yang disematkan lebih mengacu pada aspek kepintaran. TV QLED generasi baru ini sekarang bisa dipakai untuk mengendalikan beragam perangkat smart home (kamera pengawas, termostat, lampu pintar, dll) yang tergabung dalam ekosistem SmartThings kepunyaan Samsung sendiri. Lebih lanjut, asisten virtual Bixby pun sudah terintegrasi penuh ke semua varian.

Samsung QLED TV 2018

Kemudian ada pula fitur yang cukup menarik bernama Ambient Mode. Dalam mode ini, TV akan menampilkan gambar statis sesuai dengan tembok di belakangnya, sehingga TV pun tampak seakan-akan menyatu dengan tembok. Selama dalam mode ini, TV juga dapat menampilkan informasi seperti ramalan cuaca atau headline berita-berita terbaru.

Samsung belum mengungkapkan rentang harga untuk lini TV QLED edisi 2018-nya ini, akan tetapi pemasarannya akan dimulai dalam beberapa minggu ke depan di Amerika Serikat.

Samsung QLED TV 2018

Sumber: Samsung.

LG Ciptakan TV OLED 4K Setebal 2,57 Milimeter

Bicara soal TV, TV OLED sejauh ini adalah yang terbaik dalam hal kualitas gambar. Sederhananya, TV OLED tidak perlu diimbuhi fitur macam-macam untuk jadi lebih superior dibanding TV berteknologi lain. Namun tidak demikian di mata LG. Sebagai pionir TV OLED, mereka menilai masih ada yang bisa ditambahkan guna memukau konsumen lebih lagi.

LG membuktikannya di ajang CES 2017 pekan lalu lewat LG Signature OLED TV W (77/65W7), model terbaru lini TV OLED-nya yang memiliki desain cukup radikal. Huruf W sendiri dipilih sebagai singkatan dari “wallpaper”, mengindikasikan kalau TV ini punya bodi yang super-tipis.

LG tidak main-main, ketebalan TV ini hanya berkisar 2,57 milimeter untuk varian yang berukuran 65 inci – LG juga bakal menawarkan varian lain dengan layar 77 inci. Sebagai perbandingan, iPhone 7 yang sudah tergolong sangat tipis saja masih lebih tebal dari TV ini di angka 7,1 mm.

Saking tipisnya, LG Signature OLED TV W bisa ditanamkan ke dalam kaca saat dipamerkan di CES 2017 / LG
Saking tipisnya, LG Signature OLED TV W bisa ditanamkan ke dalam kaca saat dipamerkan di CES 2017 / LG

Bodi super-tipis ini memungkinkan konsumen untuk memasang TV ke tembok hanya dengan berbekal mount magnetik saja, membuat TV terlihat seakan-akan melekat pada tembok tanpa ada celah. Alhasil, menonton TV jadi terasa seperti melihat ke luar jendela, apalagi mengingat TV ini mengandalkan panel OLED beresolusi 4K.

Rahasia bodi super-tipis ini terletak pada unit soundbar yang mendampingi TV. Di sinilah tersimpan semua komponen internal TV, yang kemudian diteruskan melalui sambungan HDMI. Soundbar ini juga telah mendukung teknologi Dolby Atmos, memastikan supaya audio yang dihasilkan tidak merusak kualitas gambar yang tersaji.

Berkat mount magnetik, LG Signature OLED TV W tampak benar-benar melekat pada tembok / LG
Berkat mount magnetik, LG Signature OLED TV W tampak benar-benar melekat pada tembok / LG

LG Signature OLED TV W juga mendukung hampir semua format video HDR yang ada, mulai HDR10, HLG (Hybrid Log Gamma), Dolby Vision, sampai Advanced HDR rancangan Technicolor. Pada kenyataannya, LG telah bekerja sama dengan Technicolor guna meningkatkan akurasi warna yang direproduksi oleh TV ini. Perihal interface, TV ini menjalankan sistem operasi webOS yang menuai banyak pujian.

Namun yang paling penting adalah, TV ini bukan sekadar konsep. LG sudah siap memasarkannya tahun ini juga, meski sejauh ini belum ada kepastian terkait kapan dan berapa banderol harganya – amat sangat mahal pastinya.

Sumber: The Verge dan LG.