Tag Archives: tv oled

LG Kembangkan TV Gaming Unik dengan Layar yang Bendable

Dari tahun ke tahun, ajang Consumer Electronics Show (CES) selalu menjadi panggung demonstrasi teknologi display terkini dari pabrikan-pabrikan seperti Samsung, LG maupun Sony. Tahun ini pun tidak luput dari tren tersebut, terlepas dari fakta bahwa CES 2021 harus dihelat secara online.

Melalui sebuah siaran pers, LG mengumumkan bahwa mereka bakal segera memamerkan sebuah prototipe TV istimewa yang mereka juluki dengan istilah Bendable Cinematic Sound OLED (CSO). Kuncinya terletak pada kata “bendable“, yang mengindikasikan bahwa layar milik TV ini dapat dibengkokkan sekaligus dapat kembali ke bentuk semula.

Mengapa Anda perlu membengkokkan layar TV, dan mengapa ini harus kita bahas di Hybrid? Idenya adalah, dalam posisi datar, TV seukuran 48 inci ini bisa dipakai untuk menonton berbagai tayangan secara nyaman. Lalu ketika pengguna hendak bermain game, layarnya dapat dibuat jadi melengkung sehingga pengalaman yang didapat bisa lebih immersive.

Perangkat ini pada dasarnya merupakan jawaban terhadap konsumen yang mengeluhkan bahwa layar melengkung lebih cocok dipakai untuk gaming ketimbang menonton. Satu perangkat untuk dua keperluan, kira-kira begitu premis utamanya. Sayang hingga kini mekanisme untuk membengkokkan dan meluruskan layarnya masih misteri, apakah menggunakan tombol atau bagaimana.

Secara teknis, layar TV ini memiliki kurvatur maksimum sebesar 1000R, setara dengan yang ditawarkan monitor gaming flagship Samsung, Odyssey G9. Pemilihan nominal kurvaturnya bukanlah suatu kebetulan, sebab 1000R disebut adalah yang kelengkungannya paling mendekati kontur bola mata manusia.

LG tidak menyebutkan resolusinya, tapi saya menebak 4K kalau melihat ukurannya yang cukup besar. Melengkapi spesifikasinya adalah waktu respon 0,1 milidetik dan refresh rate maksimum sebesar 120 Hz, sudah sangat cukup untuk keperluan leisure gaming.

Namun layar yang bendable bukanlah satu-satunya kejutan dari perangkat ini. LG turut melengkapinya dengan sistem audio yang inovatif, di mana layarnya akan bergetar untuk menghasilkan suara. Teknologi ini bukanlah barang baru, akan tetapi LG sudah menyempurnakannya sehingga komponen yang diperlukan jauh lebih tipis daripada versi sebelumnya, krusial demi mencegah sasis TV yang kelewat tebal.

Untuk keperluan menonton, sistem audio semacam ini mungkin bisa dikatakan cukup, meski kemungkinan besar kualitas suaranya jauh di bawah soundbar. Kalau untuk keperluan gaming, sepertinya gamer akan lebih memilih menggunakan headset. Terlepas dari itu, setidaknya TV ini dapat langsung digunakan begitu dikeluarkan dari boksnya.

Lebih lengkapnya mengenai TV gaming yang bendable ini baru akan dibeberkan pada acara CES 2021 nanti, yang dijadwalkan berlangsung mulai 11-14 Januari.

Sumber: The Verge.

Bang & Olufsen Ungkap TV OLED Pertamanya, Beovision Contour

Bang & Olufsen (B&O) bukanlah nama brand yang kita ingat saat membicarakan mengenai televisi. Namun hal itu tidak mencegah perusahaan asal Denmark itu masuk ke ranah TV dan menjalani debutnya dengan cara yang cukup mencuri perhatian.

Gambar di atas adalah Beovision Contour, TV OLED pertama B&O setelah hampir satu abad mereka berdiri. Desainnya minimalis sekaligus elegan khas B&O, dengan bezel tipis dan dua jenis dudukan yang terbuat dari aluminium (satu untuk di lantai, satu untuk di atas meja). Tentu saja TV ini juga dapat digantungkan ke tembok jika perlu.

Secara teknis, Beovision Contour mengemas panel OLED 48 inci bikinan LG, yang berarti kualitas gambarnya semestinya setara dengan jajaran TV OLED dari LG sendiri. Kehadiran fitur-fitur pelengkap macam integrasi Chromecast, AirPlay 2 maupun Bluetooth menunjukkan kesiapannya bersaing di ranah televisi modern.

Namun berhubung ini merupakan produk garapan B&O, tidak bisa dipungkiri yang akan menjadi topik pembicaraan adalah perihal kualitas suaranya. Seandainya belum kelihatan, sekitar seperempat porsi bawah TV ini sebenarnya adalah sebuah soundbar premium. Tentu saja ini bukanlah suatu kebetulan, sebab B&O memang baru saja meluncurkan soundbar pertamanya tahun lalu.

Di dalamnya bernaung 11 buah driver – empat woofer 4 inci, empat mid-range driver 1,5 inci, dan tiga tweeter 0,75 inci – plus 11 amplifier 50 W yang menenagai masing-masing driver-nya, lengkap beserta dukungan teknologi Dolby Atmos. Spesifikasinya ini sama persis seperti soundbar B&O bernama Beosound Stage itu tadi.

Jadi ketimbang membeli TV dan soundbar terpisah, B&O ingin Anda membeli satu unit dengan desain yang kohesif yang siap menjadi bahan obrolan tersendiri saat sedang ada tamu yang berkunjung ke rumah.

Maka dari itu, jangan kaget melihat harga Beovision Contour yang dipatok setinggi 5.699 euro, atau sekitar 96,3 juta rupiah, sebab Anda pada dasarnya membeli TV dan soundbar sekaligus, dan kebetulan soundbar-nya sendiri tidak murah jika Anda beli secara terpisah (1.500 euro). Untuk pilihan warnanya, B&O menawarkan lima kombinasi dengan bahan penutup speaker yang berbeda, sedangkan pemasaran globalnya dijadwalkan berlangsung mulai Februari 2021.

Sumber: What Hi-Fi.

Xiaomi Luncurkan TV OLED Transparan Seharga 100 Jutaan Rupiah

Selain mengumumkan Mi 10 Ultra, Xiaomi turut memperkenalkan produk lain yang tak kalah memikat. Dinamai Mi TV Lux Transparent Edition, keunggulan utamanya adalah, well, wujudnya tembus pandang. Menurut Xiaomi, ini merupakan TV transparan pertama yang diproduksi massal di dunia.

Sama seperti TV OLED pertama Xiaomi yang dirilis bulan lalu, TV ini juga menggunakan panel OLED bikinan LG. LG sendiri sebenarnya sudah punya TV tembus pandang bernama LG Transparent OLED Signage, akan tetapi perangkat itu dirancang untuk kebutuhan komersial ketimbang konsumen umum. Harganya pun sangat mahal: $18.750.

Mi TV Lux Transparent Edition di sisi lain dibanderol cukup terjangkau, 49.999 yuan atau setara $7.195, alias tidak sampai setengahnya. Namun harganya jelas sangat mahal jika dibandingkan TV OLED biasa, bahkan sekitar empat kali lebih mahal daripada TV OLED biasa punya Xiaomi sendiri.

Entah kenapa, Xiaomi sepertinya lupa mencantumkan resolusi dari panel OLED 55 incinya. Mereka cuma bilang panel ini memiliki rasio kontras sebesar 150.000:1 dan mendukung 93% spektrum warna DCI-P3. Panel yang digunakan juga merupakan panel 10-bit, yang artinya bisa menampilkan lebih dari 1 miliar warna.

Refresh rate maksimum yang didukung adalah 120 Hz. Dipadukan dengan response time 1 milidetik, TV ini semestinya sangat cocok dipakai untuk gaming. Fitur-fitur seperti AI Master Smart Engine maupun AI Master for Audio turut tersedia berkat kehadiran chipset MediaTek 9650 sebagai otaknya.

Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, di mana semua komponen itu disembunyikan kalau layarnya tembus pandang? Di bagian dudukannya di bawah, termasuk halnya speaker Dolby Atmos dan sederet port. Alhasil, tebal layarnya cuma 5,7 mm, dan gambar akan kelihatan seperti melayang berkat bodi transparannya.

Xiaomi sejauh ini tidak menyinggung sama sekali soal ketersediaan Mi TV Lux Transparent Edition di luar kampung halamannya. Kecil kemungkinan TV ini bakal masuk Indonesia kalau Mi TV OLED yang biasa belum tersedia.

Sumber: GizmoChina dan Xiaomi.

Xiaomi Luncurkan TV OLED Pertamanya dengan Spesifikasi Premium

Xiaomi sebenarnya sudah cukup lama memproduksi TV, akan tetapi sebagian besar produk TV-nya selama ini menyasar kategori budget. Tidak demikian kasusnya untuk TV anyar yang baru saja mereka umumkan di kampung halamannya, yaitu Mi TV Master 65-inch OLED.

Ini merupakan TV OLED pertama Xiaomi, dan mereka nampaknya tidak mau main-main dalam merancang sebuah TV premium. OLED, seperti yang kita tahu, sangat cekatan perihal reproduksi warna maupun untuk menyajikan warna hitam yang begitu pekat. Xiaomi mengklaim TV barunya ini mampu menampilkan hingga 1,07 miliar warna secara akurat yang mencakup 98,5% color gamut DCI-P3.

Rasio kontrasnya tercatat di angka 1.000.000:1, dan tingkat kecerahan maksimumnya mencapai 1.000 nit. Konten dalam format Dolby Vision, HDR10+, HDR10, maupun HLG bisa ia sajikan tanpa kesulitan pada layar seluas 65 inci dengan resolusi 4K. Tak hanya untuk menikmati konten HDR, perangkat ini juga Xiaomi rancang untuk menjadi pendamping yang tepat buat PlayStation 5 atau Xbox Series X.

Mi TV Master 65-inch OLED

Itu dikarenakan panel layarnya mempunyai refresh rate maksimum sebesar 120 Hz, dan berkat sambungan HDMI 2.1, perangkat turut mendukung variable refresh rate antara 40 – 120 Hz dan fitur Auto Low Latency Mode (ALLM). Kehadiran ALLM pada dasarnya memastikan bahwa pengaturan TV dapat dioptimalkan secara otomatis tergantung jenis konten yang diputar, apakah itu game atau film.

Masih mengenai panel OLED-nya, Xiaomi turut membekali TV ini dengan fitur always-on display ala smartwatch, yang berarti dalam mode standby pun perangkat masih bisa menampilkan informasi-informasi seperti jam, ramalan cuaca, maupun indikator status dari berbagai perangkat smart home yang tersambung.

Terkait audio, TV ini mengandalkan sistem yang terdiri dari 9 unit speaker dengan output total sebesar 65 W. Ia mendukung hampir semua format audio yang populer, termasuk halnya Dolby Atmos, dan Xiaomi tak lupa menjejalkan empat buah mikrofon supaya konsumen bisa berinteraksi dengan voice assistant XiaoAI.

Mi TV Master 65-inch OLED

Fisik TV ini terbilang cantik berkat bezel yang luar biasa tipis, yang berujung pada rasio layar ke bodi sebesar 98,8% kalau menurut Xiaomi. Konektivitasnya pun cukup melimpah dan sesuai standar TV kelas premium: 3x HDMI, 2x USB, S/PDIF, optical, ethernet, Wi-Fi 5 dan Bluetooth 5.0. Remote control-nya bahkan turut dilengkapi NFC sehingga pengguna dapat mendekatkan smartphone ke remote untuk meneruskan konten ke TV.

Tentu saja harganya tidak murah. Di Tiongkok, Xiaomi memasarkannya seharga Rp 26,5 juta, dan itu membuat saya agak sangsi bahwa ke depannya perangkat ini bakal dijual di Indonesia. Pasalnya, produk-produk Xiaomi di sini sudah sangat dikenal ramah kantong sampai-sampai harga Mi 10 sempat membuat banyak konsumen mengernyitkan dahi. Salah satu TV yang Xiaomi jual di tanah air sekarang, yaitu Mi TV 4, juga dibanderol cukup terjangkau.

Sumber: Xiaomi dan GizmoChina.

TV Huawei Vision X65

Huawei Umumkan TV OLED Premium Vision X65, Punya Refresh Rate 120Hz dan Pop Up Camera

Bicara soal TV premium, maka merek Sony, Samsung, dan LG berada diurutan teratas. Huawei baru saja bergabung dan telah mengumumkan TV OLED pertamanya, diberi nama Vision X65. Sesuai namanya, televisi premium ini mengusung panel OLED berukuran 65 inci dan yang membuatnya istimewa ialah ia punya kecepatan refresh rate 120Hz.

TV Vision X65 ini juga sudah mendukung HDR, punya tingkat kecerahan maksimum 1.000 nits, dan telah mengantongi sertifikasi TUV Rheinland untuk perlindungan pengguna dari emisi cahaya biru. Guna menyuguhkan ultimate viewing experience, TV ini membawa 14 speaker yang memiliki daya maksimal 75W.

Hal menarik lainnya dari Vision X65 ini adalah ia dibekali mekanisme pop up kamera yang akan muncul di bagian sisi atas TV. Kamera ini beresolusi 24MP dengan lensa ultra wide angle yang dapat digunakan untuk video call, dengan chip HiSilicon Hi3559C yang mampu melakukan komputasi AI menggunakan neural processing unit (NPU).

Kamera tersebut juga bisa digunakan untuk mengenali gesture dari penggunanya untuk mengontrol fungsi audio dan video. Lalu, terdapat chip Hongshu 898 yang dirancang untuk mengoptimasi panel OLED dan meningkatkan kualitas gambar menggunakan algoritma AI khusus.

Rencananya TV Vision X65 dengan RAM 6GB dan penyimpanan internal 128GB ini bisa dipesan di Tiongkok dengan harga sekitar US$3.500 dan mulai dikapalkan pada tanggal 26 April 2020 mendatang.

Sumber: GSMArena

Bang & Olufsen Beovision Harmony Adalah TV OLED yang Dapat Menjadi ‘Tontonan’ Sejak Sebelum Dinyalakan

Januari lalu, LG meresmikan salah satu TV teruniknya, Signature OLED R9. Unik karena pada saat TV tersebut tidak dinyalakan, wujudnya tidak lebih dari sebatas balok, dengan sebilah panel OLED yang tergulung dengan rapi di dalamnya. Barulah ketika dinyalakan, panel layar itu muncul secara perlahan.

Mekanisme seperti itu tentunya tak akan berpengaruh pada kualitas TV-nya, akan tetapi berhubung TV hampir selalu diletakkan di ruang utama suatu kediaman, setidaknya ia bisa membuat para tamu yang berkunjung terkagum-kagum. Kalau tujuan pamer ini yang Anda cari, ada alternatif lain yang tak kalah menarik dari Bang & Olufsen.

Namanya Beovision Harmony, dan ia turut mengandalkan mekanisme unik yang siap dijadikan tontonan sesaat. Saat TV mati, tampak sepasang speaker besar menutupi sebagian besar layarnya. Lalu ketika dinyalakan, TV-nya akan terangkat, dan di saat yang sama speaker-nya berputar dari vertikal menjadi horizontal.

Beberapa detik proses TV menyala itu pastinya akan menjadi tontonan, dan mengingatkan kita akan seekor kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya secara perlahan. Lagi-lagi itu tak ada pengaruhnya sama sekali terhadap kualitas TV, namun setidaknya pemiliknya punya sesuatu yang dapat dipamerkan ke hadapan para tamu yang berkunjung.

Bang & Olufsen Beovision Harmony

TV-nya sendiri menggunakan panel OLED 77 inci yang sama seperti LG C9, bahkan sistem operasinya pun juga mengandalkan platform webOS 4.5. Itu berarti akses ke sederet layanan streaming telah tersedia, demikian pula dukungan AirPlay 2 maupun Chromecast yang sudah terintegrasi langsung.

Berbekal speaker sebesar itu – serta nama besar B&O – sudah pasti kinerja audionya tidak mengecewakan. Audio surround 7.1 dapat ia atasi, dan kalau pemiliknya memang begitu tajir, TV dapat disambungkan ke delapan speaker Beolab sekaligus.

Ya, TV ini jelas bukan untuk sembarang orang, sebab banderol harganya mencapai angka 18.500 euro saat dipasarkan mulai musim gugur nanti. Dengan dana sebesar itu, Anda bisa mendapatkan dua unit TV OLED besutan LG dengan kualitas gambar yang sama persis, minus performa audio kelas hi-fi dan tentu saja pertunjukan sayap kupu-kupu itu tadi.

Sumber: The Verge.

LG Lengkapi Deretan TV Barunya dengan Prosesor Baru dan Integrasi Alexa

Persis setahun yang lalu di event CES, LG memamerkan TV OLED dengan ukuran 88 inci dan resolusi 8K. Kini di CES 2019, TV tersebut akhirnya resmi menjadi produk yang dapat segera dibeli oleh konsumen, dengan nomor model Z9.

Realisasinya dimungkinkan berkat penggunaan prosesor baru α9 Gen 2, yang tentunya juga dilengkapi kemampuan untuk meng-upscale konten non-8K selagi masih mempertahankan ketajaman gambarnya. Lebih lanjut, prosesor ini juga diklaim mampu mengoptimalkan parameter gambar sekaligus suara secara otomatis berdasarkan sumber konten yang terdeteksi.

88 inci dan 8K terlalu berlebihan? Kabar baiknya, prosesor yang sama rupanya juga LG sematkan ke semua TV baru mereka di tahun 2019 ini, baik seri OLED (W9, E9 dan C9) maupun seri LCD, yang kini telah diganti namanya menjadi NanoCell guna menekankan teknologi yang LG gunakan.

Seperti sebelumnya, lini TV baru LG ini juga dilengkapi integrasi ThinQ AI maupun Google Assistant. Namun LG rupanya masih belum puas. Tahun ini, mereka menambahkan integrasi Alexa pada semua TV barunya, bahkan di Magic Remote-nya pun kini ada satu tombol khusus untuk mengakses layanan Amazon Prime Video secara instan.

Terakhir, yang paling sepele namun tetap krusial, semua TV OLED LG beserta sejumlah model TV NanoCell-nya telah dilengkapi input HDMI 2.1, yang berarti semuanya mampu memutar konten ber-frame rate tinggi (120 fps) dengan baik, dan ini amat ideal bagi para penggemar tayangan olahraga.

Sumber: LG.

LG Demonstrasikan Keunggulan 55B8, TV OLED 4K HDR yang Kaya Fitur dan ‘Terjangkau’

Kiprah LG memproduksi televisi OLED dimulai di 2010, dan dalam waktu hanya beberapa tahun, perusahaan asal Korea Selatan itu diakui para pemain di industri eletronik sebagai pionir. Terjaminnya mutu produk mereka mendorong sejumlah brand lain memutuskan untuk menggunakan panel OLED buatan LG, di antaranya Panasonic, Sony, Toshiba, Philips dan Loewe.

Sudah menjadi karakteristik perangkat teknologi untuk menjadi terjangkau seiring berjalannya waktu. Hal ini juga berlaku pada OLED. Dahulu, kita harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk bisa memiliki TV berpanel organic light-emitting diode. Tapi pelan-pelan, harganya mulai menurun. Dan lewat acara pers hari Rabu kemarin, LG mendemonstrasikan kecanggihan produk OLED ‘entry-level‘ andalan mereka, 55B8.

LG 55B8 adalah televisi OLED pintar beresolusi 4K yang dibekali integrasi Google dan kecerdasan buatan ThinQ. Sang produsen meramunya untuk jadi solusi hiburan all-in-one di ruang keluarga, menjanjikan gambar berkualitas, sistem audio mumpuni tanpa mengharuskan kita memasang speaker eksternal, serta proses pengoperasian yang intuitif berbasis gesture (via remote) serta perintah suara.

 

‘Picture quality’

Begitu banyaknya istilah seperti 4K, UHD, LED, OLED, dan HDR memang membingungkan bagi konsumen awam. Sederhananya, OLED ialah teknologi panel high-end saat ini. Tidak seperti panel LCD dengan backlight LED yang digunakan oleh TV generasi tahun 2000-an, tiap pixel di televisi OLED mampu mengatur tingkat kecerahan secara mandiri tanpa perlu mengandalkan pencahayaan latar.

LG 55B8 5

Ketiadaan backlight atau pencahayaan latar memastikan panel OLED dapat  mereproduksi gambar lebih presisi, menyuguhkan rasio kontras tinggi, dan menghasilkan warna-warni memukau serta dramatis. Kapabiltas tersebut sangat berkaitan dengan kemampuan panel menyajikan warna hitam pekat berkat absennya backlight – yang OLED hanya perlu lakukan ialah ‘menonaktifkan’ pixel.

LG 55B8 3

LG 55B8 adalah televisi 55-inci beresolusi 3840x2160p, dan merupakan varian TV OLED paling ekonomis. Ia siap mendukung beragam format HDR, dari mulai HLG, HDR10, Advanved HDR oleh Technicolor serta Dolby Vision. Kompatibilitas tinggi ini sulit ditemukan di produk lain. Menjelaskan HDR secara tertulis tidaklah mudah, namun bayangkan saja, kehadirannya memungkinkan layar menjaga detail di gambar dengan tingkat kontras tinggi, baik pada area gelap maupun terang.

LG 55B8 10

Ada dua fitur pelengkap menarik yang dimiliki oleh televisi OLED ini. Pertama adalah upscale 4K yang bertugas untuk meningkatkan kualitas gambar via metode upscaling ke UHD, walaupun sumber film belum berformat 4K. Dan kedua ada HDR effect. Ketika dinyalakan, konten-konten tanpa dukungan high-dynamic range dapat dinikmati dengan visual ala HDR, sehingga warna-warninya lebih dramatis.

LG 55B8 7

Televisi OLED LG 55B8 juga ditopang teknologi high refresh rate, mampu menjalankan konten hingga 120 gambar per detik. Julius selaku product marketing LG Electronics menjelaskan pada saya bahwa sistem ini bekerja dengan menyisipkan satu frame hitam di tiap gambar yang dihasilkan panel, sehingga gerakan tampil lebih mulus. LG 55B8 sendiri kabarnya mempunyai refresh rate ‘sejati’ di 100Hz.

 

Desain

Berkat penggunaan teknologi OLED, LG 55B8 mampu mengusung desain yang begitu minimalis. Bingkainya sangat ramping, namun aspek yang paling menakjubkan ialah ketika Anda melihat TV dari samping dan menyaksikan betapa tipisnya bagian panel 55B8. Hal ini tercapai berkat tidak adanya kebutuhan terhadap backlight. Di bagian bawahnya, produsen mencantumkan modul berisi unit prosesor, sistem audio serta sejumlah konektivitas fisik.

LG 55B8 8

Pendekatan desain yang simpel dan elegan tersebut membuat LG 55B8 dapat serasi dengan berbagai tipe interior rumah.

LG 55B8 9

 

Sistem audio

Untuk menangani audio, televisi OLED anyar ini dilengkapi oleh sistem speaker 2.2 dengan kekuatan output 20W serta ditunjang teknologi Dolby Atmos. Dolby Atmos mampu ‘mensimulasikan’ efek suara surround atau tiga dimensi tanpa memerlukan setup speaker eksternal. Anda akan tahu dari mana arah datangnya suara raungan monster atau bunyi baling-baling helikopter yang melintas di atas kepala. Sistem tersebut mendukungan hingga 128 sumber suara berbeda.

LG 55B8 2

 

Kecerdasan buatan

LG berkolaborasi bersama Google untuk mengintegrasikan AI ThinQ dan Google Assistant ke dalam 55B8. Berbekal suara, Anda bisa mengatur segala macam setting, menyuruhnya mengaktifkan fungsi unik, serta melakukan pencarian mengenai hal yang ingin Anda ketahui. Kecerdasan buatan mempersilakan kita mengatur volume ke tingkat yang diinginkan hingga menyuruh televisi untuk mati secara otomatis setelah film selesai.

LG 55B8 4

Google Assistant memang baru bisa bekerja optimal jika layanan ini sudah tersedia resmi di Indonesia. Dengannya, Anda dapat mencari tahu tentang segala hal: aktor pemeran tokoh utama di film favorit Anda, informasi cuaca hari ini, sampai posisi gerai kopi favorit terdekat (karena film yang sedang ditonton mungkin membuat Anda ngantuk). Product marketing supervisor Gloria Mariawaty menyampaikan bahwa dukungan Google Assistant di 55B8 menandai kesiapan LG menyongsong masa depan.

 

Harga dan ketersediaan

Berdasarkan keterangan LG Electronics, televisi OLED 4K 55B8 telah mulai dipasarkan di Indonesia sejak bulan September 2018, didistribusikan baik ke pasar modern serta channel tradisional. Produk dijajakan di kisaran harga Rp 25 juta. LG juga menyediakan tiga model TV OLED lagi, dengan versi paling high-end mencapai harga Rp 120 juta.

Lini TV 4K Sony Master Series Diklaim Sebagai yang Terbaik untuk Menikmati Tayangan Netflix

Bulan Mei kemarin, Sony secara resmi memperkenalkan salah satu TV tercanggihnya di tanah air, yaitu A8F Bravia OLED, setelah sebelumnya diumumkan terlebih dulu di ajang CES di bulan Januari. Belum ada satu tahun, Sony sudah memamerkan model baru yang lebih superior lagi.

Tidak tanggung-tanggung, TV baru ini bahkan dimasukkan ke dalam lini baru bertajuk “Master Series”. Pada event perkenalannya di kota New York, ada dua model Master Series yang dipajang: A9F OLED dan Z9F LED. Keduanya sudah pasti beresolusi 4K dan mendukung HDR, sedangkan variannya tersedia dalam dua ukuran: 55 dan 65 inci untuk A9F, 65 dan 75 inci untuk Z9F.

Yang membuat kedua TV ini pantas menyandang gelar Master Series adalah penggunaan prosesor X1 Ultimate, yang merupakan chip terkuat Sony di segmen TV saat ini. Tidak hanya itu, proses kalibrasi bawaan pabriknya juga telah melibatkan input para ahli dari Portrait Displays dan SpectraCal.

Namun satu fitur yang dijamin bakal paling menggiurkan buat konsumen adalah yang dinamai Netflix Calibrated Mode. Dalam mode ini, Sony bilang bahwa kualitas gambar yang tersaji nyaris menyamai monitor yang biasa digunakan pihak produser film untuk mastering.

Atau kalau mau disederhanakan, kedua TV ini merupakan yang terbaik untuk menikmati tayangan dari Netflix. Cukup aktifkan modenya, maka reproduksi warna yang ditampilkan bakal sangat presisi, demikian pula kontrasnya terlihat dinamis sekaligus akurat.

Sony patut berbangga karena Netflix Calibrated Mode ini merupakan fitur eksklusif untuk A9F OLED dan Z9F LED – mungkin untuk sementara waktu, sebelum nantinya Netflix kemungkinan juga menjalin kerja sama dengan pabrikan-pabrikan TV lainnya.

Belum ada banderol harga resmi untuk kedua TV Sony Master Series ini. Rencananya, pemasarannya untuk pasar AS bakal dimulai di musim semi tahun ini juga.

Sumber: The Verge dan Sony.

sony-indonesia-umumkan-kehadiran-tv-premium-a8f-bravia-oled

Sony Indonesia Umumkan Kehadiran TV Premium A8F Bravia OLED

Sony sebagai salah satu pemain terdepan di pasar TV premium, hari ini mengumumkan kehadiran TV OLED berbasis platform Android TV di Indonesia yakni A8F Bravia OLED yang tersedia dalam ukuran 65 inci dan 55 inci.

Sony menggabungkan kualitas gambar menakjubkan dari kelebihan layar OLED dan audio yang imersif dengan teknologi ‘Acoustic Surface‘ yang membuat suara seakan-akan keluar dari layar televisi.

Bila biasanya, suara dari televisi berasal dari speaker yang berada di bawah panel maupun di samping panel. A8F Bravia OLED terpasang speaker di bagian belakang kanan dan kiri, membuat suara yang keluar terdengar dari berbagai arah.

sony-indonesia-umumkan-kehadiran-tv-premium-a8f-bravia-oled-2

“Sebagai TV OLED, A8F Bravia OLED menyodorkan gambar dengan detail yang baik, warna hitam yang pekat, warna yang kaya tapi tetap realistis, dan sudut pandang yang luas”.  Ungkap Kazuteru Makiyama, President Director Sony Indonesia.

Salah satu fitur andalan dari A8F Bravia OLED ialah prosesor gambarnya yang telah menggunakan Sony X1 Extreme. Prosesor ini punya sejumlah tugas, mulai dari memperkaya warna gambar, meningkatkan kontras, menjaga kualitas detail gambar, dan mereduksi noise pada gambar.

Ismalianti Putri, TV Product Marketing Manager Sony Indonesia juga turut menjelaskan, “ada tiga pilar utama yang diusung yakni picture/sound, design, dan user experience“.

sony-indonesia-umumkan-kehadiran-tv-premium-a8f-bravia-oled-1

Lebih lengkap, berikut fitur-fitur yang dimiliki A8F Bravia OLED:

  • Menggunakan layar OLED. 8 juta piksel self-illuminating menghasilkan pengalaman visual yang kaya dengan hitam yang pekat, dan sudut pandang yang lebar.
  • Truluminos Display dengan warna menyala untuk meningkatkan akurasi gambar.
  • 4K X-Reality PRO untuk menghasilkan detail dengan algoritma unik Sony untuk seluruh konten, seperti siaran TV, DVD, Blu-ray, video internet, dan foto digital.
  • One Slate Concept. Desain minimalis dan elegan untuk membuat Anda fokus pada gambar yang dihasilkan. Hadir dengan stand yang lebih praktis untuk dapat ditempatkan di berbagai lokasi.
  • HDR kompatibel untuk menerima dan memroses sinyal standar video dengan peningkatan pencahayaan, kontras dan warna melalui layanan video internet dan HDMI. Mendukung HDR 10, Hybrid Log-Gamma dan Dolby Vision.

Mengenai harga A8F Bravia OLED pihak Sony belum masih enggan membeberkan angka pastinya. Karena produk ini baru akan meluncur ke pasar Indonesia pada bulan Juli 2018. Mereka hanya memberi bocoran kalau rentang harganya tidak akan berbeda jauh dengan produk mereka sebelumnya yakni A1 Bravia OLED.