Tag Archives: tws anc

Harga Beda Sedikit, Beats Fit Pro Bisa Jadi Alternatif yang Lebih Menarik Ketimbang AirPods 3

Apple belum lama ini meluncurkan AirPods generasi ketiga dengan desain baru dan kinerja audio yang lebih superior, tapi tanpa active noise cancellation (ANC) meski harganya dipatok $179. Kalau itu terdengar mengecewakan, Anda mungkin bisa mengalihkan perhatian ke TWS baru keluaran Beats berikut ini.

Dinamai Beats Fit Pro, ia bisa dianggap sebagai versi lebih canggih dari Beats Studio Buds yang dirilis beberapa bulan lalu. Wujudnya pun sepintas kelihatan mirip seperti Studio Buds. Bedanya, Fit Pro dilengkapi semacam sirip lentur (wingtip) yang akan memastikan perangkat tidak mudah terlepas dari telinga, bahkan ketika pengguna sedang aktif mengikuti sesi Apple Fitness+ sekalipun.

Hal lain yang sangat membedakan Fit Pro adalah penggunaan chip Apple H1 (yang absen pada Studio Buds). Berkat chip ini, Fit Pro mampu menawarkan fitur-fitur andalan lini AirPods macam one-touch pairing atau auto-switching antara perangkat-perangkat yang terhubung ke satu akun iCloud.

Beats bahkan tidak lupa menyematkan sensor skin-detect yang sama seperti milik AirPods 3 sehingga Fit Pro mampu memutar atau menyetop jalannya audio secara otomatis ketika dipasang atau dilepas dari telinga.

Namun bagian yang membuatnya jauh lebih menarik ketimbang AirPods 3 adalah keberadaan ANC yang adaptif sekaligus transparency mode (yang keduanya absen di AirPods 3). Ini secara langsung menempatkan Beats Fit Pro sebagai alternatif terhadap AirPods Pro, apalagi mengingat ia juga mengusung fitur Adaptive EQ dan dynamic head tracking untuk konten spatial audio (termasuk Dolby Atmos).

Semuanya kian disempurnakan oleh daya tahan baterai yang terbilang awet; hingga 6 jam nonstop dengan ANC menyala, plus 18 jam daya ekstra yang disuplai oleh charging case-nya (total 24 jam). Fast charging pun turut didukung; pengisian selama 5 menit sudah cukup untuk menenagai perangkat selama 1 jam pemakaian. Sayang sekali case-nya tidak mendukung wireless charging.

Di Amerika Serikat, Beats Fit Pro dihargai $200, cuma $20 lebih mahal ketimbang AirPods 3. Pilihan warna yang tersedia ada empat: hitam, putih, abu-abu, dan ungu.

Sumber: Business Wire.

TWS 1More ColorBuds 2 Unggulkan ANC dan Personalisasi Profil Suara

Mencari TWS yang sempurna buat semua orang itu nyaris mustahil. Alasannya sederhana: tiap orang mempunyai kemampuan mendengar sekaligus selera yang berbeda-beda. Itulah mengapa personalisasi menjadi aspek yang esensial.

Belakangan ini di pasaran mulai banyak TWS yang menawarkan personalisasi profil suara, tidak terkecuali persembahan terbaru 1More yang bernama ColorBuds 2 ini. Berbeda dari pendahulunya, ColorBuds 2 hadir membawa teknologi SoundID rancangan SonarWorks.

SoundID bekerja dengan mengajak pengguna menjalani tes singkat (via aplikasi smartphone) untuk memahami kemampuan mendengar sekaligus preferensinya masing-masing. Setelahnya, karakter suara yang dihasilkan oleh perangkat akan di-tune sesuai dengan hasil analisis tersebut. Lebih intuitif dan komprehensif ketimbang harus mengutak-atik equalizer.

Pembaruan lainnya adalah dukungan terhadap codec aptX Adaptive yang memungkinkan perangkat untuk bekerja secara maksimal ketika memutar musik, atau menekan latensi serendah mungkin ketika dipakai untuk menonton video atau bermain game. Koneksinya pun sudah memakai versi yang terbaru, yakni Bluetooth 5.2.

Namun pembaruan yang paling signifikan mungkin adalah hadirnya active noise cancellation (ANC) di ColorBuds 2. Intensitas fitur pemblokir suara ini juga dapat diatur sesuai kebutuhan, dan 1More tentu tidak lupa menyematkan fitur kebalikannya, yakni transparency mode yang dapat diaktifkan agar suara di sekitar pengguna bisa didengar tanpa perlu melepas perangkat dari telinga.

ColorBuds 2 mengemas sepasang dynamic driver 7 mm dan empat buah mikrofon noise cancelling. Semua itu dimampatkan dalam bodi yang ringkas dengan bobot cuma 4,9 gram per earpiece, plus sisi luar yang mendukung kontrol sentuh. Fisiknya pun tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX5.

Walaupun mungil, baterai ColorBuds 2 tergolong lumayan awet, setidaknya di atas kertas. Dalam sekali pengisian, ColorBuds 2 mampu bertahan hingga 6 jam pemakaian dengan ANC, atau 8 jam tanpa ANC, sementara charging case-nya dapat mengisi ulang sampai sebanyak dua kali.

Fast charging tentu masih didukung; mendiamkan ColorBuds 2 di case-nya selama 15 menit saja sudah cukup untuk pemakaian selama 2 jam. Case-nya sendiri mendukung pengisian menggunakan Qi wireless charger, satu fitur praktis yang absen pada pendahulunya.

1More ColorBuds 2 saat ini telah dipasarkan dengan harga S$159 di Singapura, atau kurang lebih setara 2,3 jutaan rupiah. Selisih harganya cukup jauh jika dibandingkan versi pertamanya yang dibanderol kurang dari sejuta, tapi memang pembaruan yang dibawa tergolong amat drastis.

Grell TWS/1 Adalah TWS Premium dari Eks Desainer Headphone Senior Sennheiser

Di balik popularitas headphone audiophile Sennheiser macam HD 600, HD 650, HD 800, maupun HD 820, ada satu sosok jenius yang bertanggung jawab atas desain akustik dari masing-masing perangkat tersebut. Beliau adalah Axel Grell, seorang audio engineer senior yang memulai kiprahnya di Sennheiser sejak tahun 1991.

Namun setelah hampir tiga dekade mengabdi, Grell memutuskan untuk hengkang di tahun 2019 dan mendirikan perusahaannya sendiri, Grell Audio. Dua tahun berlalu, ia akhirnya telah siap memperkenalkan produk perdananya: Grell TWS/1.

Tidak bisa dimungkiri, kepiawaian Grell dalam mendesain headphone kelas atas merupakan daya tarik utama dari TWS ini. Tidak heran, terutama mengingat Grell juga merupakan desainer dari salah satu headphone termahal Sennheiser, yakni HE 1 yang dihargai $59.000.

Itulah mengapa custom dynamic driver 10,1 mm yang dimiliki perangkat ini langsung jadi sorotan. Komponen ini punya rentang frekuensi 6-22.000 Hz, dan profil suaranya dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing pengguna dengan menggunakan aplikasi pendamping bernama SoundID. Jadi usai pengguna menjalani tes singkat di aplikasi, pengaturannya akan langsung disimpan di TWS itu sendiri.

Sesuai standar TWS premium saat ini, Grell TWS/1 juga hadir membawa active noise cancellation (ANC), plus sebuah teknologi eksklusif racikan Grell yang dijuluki dengan istilah Noise Annoyance Reduction (NAR). Perangkat mengemas chipset Qualcomm QCC5141, dengan Bluetooth versi terbaru (5.2) beserta dukungan terhadap codec aptX, aptX Adaptive, maupun LHDC, di samping AAC dan SBC.

Dalam sekali charge, baterainya diklaim bisa tahan sampai 6 jam dengan ANC, atau 8 jam tanpa ANC. Dipadukan dengan charging case-nya, Grell TWS/1 tercatat memiliki daya tahan hingga 34 jam dengan ANC, atau 45 jam tanpa ANC. Charging case-nya sendiri bebas diisi ulang menggunakan kabel atau secara wireless.

Semua itu dikemas dalam bodi yang tahan air (IPX4) dengan bobot 7,3 gram. Desainnya tergolong minimalis dengan kesan industrial. Pada sisi luar masing-masing earpiece, ada panel sentuh yang terbuat dari bahan kaca guna menambah kesan premium. Mungkin cuma kebetulan, akan tetapi headphone Sennheiser HD 820 yang Grell rancang juga dibekali kaca pada sisi luar masing-masing earcup-nya.

Yang cukup mengejutkan, harganya ternyata tidak semahal yang saya bayangkan: $200 — lebih murah dari TWS flagship Sennheiser. Rencananya, Grell TWS/1 hanya akan dijual secara online melalui situs Grell Audio sendiri (plus Drop.com), tapi sayangnya mereka sejauh ini hanya melayani pengiriman ke Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman saja.

Sumber: Engadget.

Dibanderol $170, Soundcore Liberty 3 Pro Tawarkan ANC Adaptif dan Dukungan Codec LDAC

Sub-brand khusus audio milik Anker, Soundcore, meluncurkan TWS baru untuk segmen premium. Dijuluki Liberty 3 Pro, ia merupakan penerus langsung dari Liberty 2 Pro yang dirilis di tahun 2019, dan bersamanya hadir sejumlah pembaruan signifikan tanpa kenaikan harga yang kelewat jauh.

Seperti pendahulunya, Liberty 3 Pro juga mengutamakan kualitas suara terbaik dengan mengandalkan konfigurasi dual driver. Tim Soundcore sekali lagi berkolaborasi dengan deretan produser audio pemenang Grammy Award dalam mengoptimalkan suara yang dihasilkan.

Secara teknis, Liberty 3 Pro mengemas sebuah dynamic driver berdiameter 10,6 mm dan sebuah balanced armature driver pada masing-masing earpiece-nya. Dibandingkan pendahulunya, Liberty 3 Pro menjanjikan reproduksi detail yang lebih baik tanpa menambah distorsi.

Lebih lanjut, Liberty 3 Pro turut mendukung codec LDAC layaknya Sony WF–1000XM4 (yang dibanderol lebih mahal), yang berarti ia dapat mentransmisikan lebih banyak data via Bluetooth demi menyajikan kualitas audio yang lebih prima. Di luar LDAC, perangkat tetap kompatibel dengan codec standar seperti AAC dan SBC.

Teknologi HearID yang hadir di versi sebelumnya kembali menjadi suguhan spesial di sini. Dari perspektif sederhana, HearID berfungsi untuk menyesuaikan profil suara yang dihasilkan dengan kemampuan mendengar masing-masing pengguna.

Pembaruan paling signifikan yang Liberty 3 Pro bawa adalah active noise cancellation (ANC). Bukan sembarang ANC, tapi yang ditandemkan dengan teknologi HearID tadi sehingga dapat beradaptasi dengan kondisi di sekitar pengguna, menyesuaikan intensitas kinerja noise cancelling-nya secara otomatis.

Seperti kebanyakan TWS yang menawarkan ANC, Liberty 3 Pro turut menawarkan fitur ambient mode. Soundcore pun tidak lupa menyematkan teknologi noise reduction berbasis AI pada total enam mikrofon yang tertanam demi menangkap suara pengguna sejernih mungkin selama perangkat dipakai menelepon.

Secara fisik, Liberty 3 Pro diklaim 30% lebih ringkas daripada pendahulunya. Desainnya tampak mirip dengan semacam sirip untuk membantu menstabilkan posisi perangkat di telinga, tapi secara keseluruhan tampak lebih terpoles. Perangkat tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4, sementara kontrolnya mengandalkan panel sentuh.

Dalam sekali charge, Liberty 3 Pro diklaim mampu beroperasi selama 6 jam dengan ANC, atau 8 jam tanpa ANC. Charging case-nya mampu mengisi ulang perangkat dari kosong hingga penuh sebanyak tiga kali. Selain menggunakan kabel USB-C, case-nya juga dapat diisi ulang menggunakan Qi wireless charger.

Di Amerika Serikat, Soundcore Liberty 3 Pro saat ini sudah dipasarkan dengan harga $170, cuma $20 lebih mahal ketimbang harga pendahulunya ketika pertama diluncurkan. Pilihan warna yang tersedia ada empat: hitam, putih, abu-abu, dan ungu.

Sumber: Engadget dan PR Newswire.

Sennheiser CX Plus True Wireless Hadirkan ANC di Harga yang Lebih Terjangkau

Sennheiser punya TWS baru. Namanya CX Plus True Wireless, dan ia terkesan lebih menarik ketimbang CX 400BT True Wireless yang dirilis tahun lalu. Pasalnya, CX Plus punya banderol yang lebih terjangkau, tapi ia justru sudah dilengkapi dengan fitur active noise cancellation (ANC).

Di harga $180, CX Plus lebih murah $20 ketimbang CX 400BT saat pertama diluncurkan. Ia memang bukan TWS paling murah yang Sennheiser tawarkan sejauh ini — titel tersebut jatuh pada CX True Wireless yang dihargai $130 — akan tetapi ia jelas jauh lebih terjangkau daripada Momentum True Wireless 2 yang dibanderol seharga $300.

ANC tidak akan lengkap tanpa dibarengi oleh fitur transparency mode yang cara kerjanya berkebalikan, dan itu pun tersedia di sini. Jadi saat butuh ketenangan, pengguna tinggal mengaktifkan ANC. Sebaliknya, saat perlu mendengar suara di sekitarnya, mereka tinggal menyalakan transparency mode, tidak perlu melepas perangkat dari telinga.

Terkait kinerja audionya, CX Plus mengandalkan sebuah dynamic driver berdiameter 7 mm pada masing-masing earpiece-nya. Layaknya sebuah earphone premium, ia menjanjikan “bass yang mantap, mid yang jernih dan natural, serta treble yang mendetail”. Di tiap earpiece-nya, pengguna juga dapat menemukan dua buah mikrofon.

Dari segi konektivitas, CX Plus sudah mengadopsi versi terbaru Bluetooth 5.2, lengkap dengan dukungan atas codec SBC, AAC, aptX, dan aptX Adaptive. Perangkat dapat digunakan secara terpisah antara unit sebelah kiri dan kanannya, dan ia juga dibekali fitur Smart Pause yang akan menghentikan jalannya audio secara otomatis ketika perangkat dilepas dari telinga, lalu memutarnya lagi saat perangkat kembali dikenakan.

Secara desain, CX Plus kelihatan mirip seperti CX True Wireless. Bodinya secara keseluruhan tahan air dengan sertifikasi IPX4, dan sisi luar masing-masing earpiece-nya telah dibekali panel sentuh kapasitif untuk memudahkan pengoperasian.

Total daya tahan baterai CX Plus bersama charging case-nya diklaim bisa mencapai angka 24 jam. Sayang sekali Sennheiser tidak merincikan seberapa lama TWS-nya sendiri bisa bertahan dalam sekali pengisian. Sebagai konteks, CX True Wireless yang tidak dibekali ANC menawarkan daya tahan hingga 9 jam per charge, atau total 27 jam.

Seperti yang sudah disebutkan, Sennheiser CX Plus True Wireless akan dijual seharga $180. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai 28 September, dan konsumen dapat memilih antara warna hitam dan putih.

Sumber: Sennheiser.

Diciptakan untuk Era WFH, Logitech Zone True Wireless Datang dengan Sertifikasi Zoom, Teams, dan Google Meet

Lewat sederet webcam yang dijualnya, Logitech pada dasarnya ingin kita semua selalu tampil prima selama masa WFH. Sekarang, Logitech rupanya juga ingin kita tidak terlihat seperti sedang bekerja di sebuah call center lewat TWS baru bernama Logitech Zone True Wireless.

Apa yang membedakan Zone dari seabrek TWS lain di pasaran dalam konteks video conferencing? Jawabannya adalah sertifikasi resmi dari tiga platform video conference yang paling banyak digunakan saat ini: Zoom, Microsoft Teams, dan Google Meet. Dengan kata lain, Zone mampu memenuhi berbagai standar kualitas yang ditetapkan oleh masing-masing platform.

Bisa kita asumsikan salah satu standarnya berkaitan dengan kinerja mikrofon, dan di sini Logitech telah membekali Zone dengan tiga buah mikrofon noise cancelling di setiap earpiece-nya untuk menangkap suara pengguna secara jelas, bahkan di lingkungan yang berisik. Tentu saja Logitech juga tidak lupa membekalinya dengan tombol khusus untuk mute.

Sebagai perangkat yang diciptakan untuk mendampingi penggunanya bekerja, Zone turut dilengkapi fitur active noise cancellation (ANC) untuk memblokir suara-suara yang mengganggu di sekitar. Sebaliknya, fitur transparency mode juga tersedia sehingga, ketika dibutuhkan, pengguna dapat mendengarkan suara-suara di sekitarnya tanpa perlu melepas perangkat dari telinga.

Zone mengandalkan driver berdiameter 12 mm untuk menghasilkan suara. Untuk koneksinya, pengguna dapat memilih antara Bluetooth 5.0 atau wireless via dongle USB. Kalau mau, Anda juga bisa menyambungkan Zone ke dua perangkat sekaligus (smartphone via Bluetooth, laptop via dongle USB) supaya bisa menggunakannya secara bergantian di kedua perangkat.

Dari segi estetika, Zone mengadopsi bahasa desain yang minimalis sekaligus modern, dengan pilihan warna hitam atau pink. Bodinya secara keseluruhan tahan air dengan sertifikasi IP68. Charging case-nya pun juga tidak keberatan berbasah-basahan meski hanya dibekali sertifikasi IP54.

Dalam sekali pengisian, Zone bisa bertahan hingga 6 jam waktu bicara atau 9 jam waktu mendengar dengan ANC menyala. Kalau ANC-nya dimatikan, waktu bicaranya naik menjadi 6,5 jam, sedangkan waktu mendengarnya menjadi 12 jam. Charging case-nya punya daya yang cukup untuk mengisi perangkat sebanyak 2,5 kali, dan ia sendiri dapat diisi ulang menggunakan kabel USB-C ataupun Qi wireless charger.

Logitech Zone Wired Earbuds / Logitech

Di Amerika Serikat, Logitech Zone True Wireless kabarnya akan dijual dengan harga $299. Bagi yang memerlukan alternatif yang lebih terjangkau, Logitech juga bakal menghadirkan Zone Wired Earbuds dengan banderol $99.

Sesuai namanya, Zone Wired masih sepenuhnya mengandalkan kabel, tapi colokannya dapat diganti-ganti sesuai kebutuhan antara 3,5 mm, USB-A, ataupun USB-C. Lagi-lagi yang jadi bahan jualan utama di sini adalah mikrofon noise-cancelling dengan sertifikasi dari tiga platform video conference itu tadi.

Sumber: What Hi-Fi dan Logitech.

Unik, Klipsch T5 II True Wireless ANC Dapat Dikendalikan dengan Gestur Kepala

Sekitar dua setengah tahun setelah memulai debutnya di ranah true wireless stereo, Klipsch akhirnya menyingkap TWS pertamanya yang dibekali teknologi active noise cancellation alias ANC. Dinamai Klipsch T5 II True Wireless ANC, penampilan fisiknya nyaris menyerupai T5 II biasa yang dirilis setahun lalu.

Cara kerja fitur ANC-nya cukup standar, yakni dengan melibatkan sepasang mikrofon pada masing-masing earpiece untuk menangkap sekaligus memblokir sebanyak mungkin suara di sekitar pengguna. Juga sudah menjadi standar di kalangan TWS premium adalah kehadiran fitur transparency mode yang punya cara kerja bertolak belakang dengan ANC.

Namun Klipsch tentu tidak akan puas dengan itu saja, apalagi mengingat TWS ini mereka luncurkan bersamaan dengan perayaan ulang tahunnya yang ke-75. Selain ANC, Klipsch turut mengintegrasikan teknologi optimasi audio Dirac HD Sound demi semakin menyempurnakan kualitas suara yang dihasilkannya. Kebetulan juga dynamic driver yang tertanam di T5 II ANC sedikit lebih besar diameternya di angka 5,8 mm.

Juga unik pada TWS ini adalah integrasi teknologi AI besutan Bragi, salah satu pelopor kategori TWS yang sejak tahun 2019 memutuskan untuk berfokus di bidang software dan AI. Bragi pada dasarnya telah merancang sebuah sistem operasi berfitur lengkap untuk TWS, dan Klipsch merupakan salah satu pabrikan pertama yang melisensikan teknologinya.

Salah satu fitur yang paling menarik adalah Bragi Moves, yang memungkinkan pengguna untuk mengendalikan TWS menggunakan gestur kepala, semisal mengangguk untuk menerima panggilan telepon, atau menggeleng untuk menolak panggilan telepon sekaligus untuk lompat ke track berikutnya.

Selanjutnya, ada fitur bernama Sidekicks yang dapat bekerja sesuai konteks, seperti misalnya mengaktifkan fitur transparency mode secara otomatis setiap kali panggilan telepon berlangsung. Namanya sistem operasi, fitur-fiturnya bisa terus ditambah lagi ke depannya melalui update demi update.

Terkait baterainya, Klipsch mengklaim daya tahan hingga 5 jam per charge, atau sampai 7 jam kalau ANC-nya dimatikan. Charging case-nya sendiri mampu mengisi ulang perangkat sebanyak dua kali, yang berarti total daya tahan baterai yang didapat adalah 15 jam dengan ANC, atau 21 jam tanpa ANC. Selain via kabel USB-C, charging case-nya juga dapat diisi ulang menggunakan wireless charger.

Di Amerika Serikat, Klipsch T5 II True Wireless ANC saat ini sudah dipasarkan dengan harga $299. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: copper, gunmetal, dan silver. Alternatifnya, konsumen juga bisa menggaet edisi khusus McLaren yang dihargai $349.

Selisih harga $50 ini bukan sebatas ongkos untuk membubuhkan logo McLaren saja, melainkan juga untuk menebus sejumlah fitur ekstra, macam material serat karbon asli dan dukungan teknologi wireless charging NuCurrent. Dibandingkan teknologi Qi wireless charging biasa, NuCurrent diklaim mampu mengisi ulang perangkat dua kali lebih cepat.

Sumber: What Hi-Fi dan Klipsch.

Bukan Sembarang TWS, Nuratrue Mampu Beradaptasi dengan Karakteristik Telinga Penggunanya

Setiap manusia memiliki indra pendengaran dengan karakteristik yang berbeda. Apa yang terdengar enak di telinga Anda belum tentu enak di telinga saya. Anda mungkin bisa mendengarkan banyak detail menggunakan headphone A, tapi di telinga saya detail tersebut bisa jadi sama sekali tidak keluar. Singkat cerita, menciptakan headphone atau earphone yang sempurna untuk semua orang itu hampir mustahil.

Tantangan inilah yang berusaha dijegal oleh Nura, startup asal Australia yang memulai kiprahnya di bidang audio pada tahun 2016. Mereka baru saja meluncurkan Nuratrue, sebuah TWS yang dilengkapi teknologi sound profiling untuk beradaptasi dengan karakteristik pendengaran masing-masing penggunanya.

Nuratrue merupakan produk ketiga Nura setelah Nuraphone dan Nuraloop, dan di sini Nura kembali mengunggulkan teknologi yang membuat produknya berbeda ketimbang produk lain di pasaran. Jadi pada saat pertama kali mengenakan Nuratrue, perangkat akan lebih dulu mempelajari karakteristik telinga kita demi menciptakan profil suara yang tepat.

Caranya adalah dengan memutar suara dari berbagai frekuensi, lalu mendeteksi ‘pantulan suara’ lirih yang kembali. Dalam dunia medis, pantulan suara ini dikenal dengan istilah otoacustic emission (OAE), dan pemeriksaan OAE rupanya cukup sering dilakukan di rumah sakit pada bayi yang baru lahir sebagai tindakan awal untuk mendeteksi adanya gangguan pendengaran atau tidak.

Usai menangkap gelombang suara OAE tersebut, Nuratrue kemudian akan mengolah informasi yang terkandung di dalamnya dan meraciknya menjadi profil suara yang terpersonalisasi. Prosesnya kurang lebih memakan waktu sekitar 60 detik, dan setelahnya profil tersebut dapat diaktifkan atau dinonaktifkan kapan saja melalui aplikasi pendamping Nura di smartphone.

Selebihnya, Nuratrue menawarkan fitur-fitur yang kerap kita jumpai pada TWS premium. Salah satunya adalah active noise cancellation (ANC), lengkap bersama transparency mode sehingga pengguna bisa mendengarkan suara di sekitarnya ketika diperlukan tanpa perlu melepas perangkat dari telinga.

Dari sisi desain, Nuratrue kelihatan cukup generik. Sisi luar masing-masing earpiece-nya dilengkapi panel sentuh kapasitif, dan secara keseluruhan fisiknya tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4. Di angka 7,4 gram per earpiece, bobotnya tergolong ringan jika melihat dimensinya yang agak bongsor.

Nuratrue menggunakan konektivitas Bluetooth 5.0. Dalam sekali pengecasan, baterainya diklaim cukup untuk pemakaian selama 6 jam nonstop. Charging case-nya di sisi lain bisa mengisi ulang perangkat sampai tiga kali untuk memberikan total daya tahan hingga 24 jam.

Nuratrue saat ini sudah bisa dibeli langsung dari situs Nura seharga $200. Di rentang harga ini mungkin kita bisa menemukan TWS lain dengan desain yang lebih baik maupun kinerja ANC yang lebih efektif, akan tetapi teknologi sound profiling Nuratrue semestinya dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi yang mengutamakan kualitas suara.

Sumber: TechCrunch dan Nura.

Beoplay EQ Ialah TWS Berteknologi ANC Pertama dari Bang & Olufsen

Bang & Olufsen tidaklah asing dengan teknologi active noise cancellation (ANC). Mereka juga sudah sangat familier dengan kategori TWS selama beberapa tahun. Kendati demikian, B&O rupanya belum pernah mengombinasikan kedua hal tersebut.

Perangkat bernama Beoplay EQ berikut ini adalah TWS berteknologi ANC pertama besutan B&O. Dalam menjalani debutnya di kategori ini, B&O tampaknya ingin tampil all-out. Ini dibuktikan lewat penggunaan sebuah chip khusus yang sepenuhnya didedikasikan untuk mewujudkan fitur ANC pada Beoplay EQ, kurang lebih sama seperti teknik yang diterapkan TWS unggulan Sony.

ANC yang Beoplay EQ hadirkan juga bersifat adaptif. Artinya, seberapa agresif perangkat memblokir suara luar bakal disesuaikan secara otomatis berdasarkan kondisi di sekitar. Fitur transparency mode yang punya cara kerja berkebalikan dari ANC pun turut tersedia. Secara total, Beoplay EQ mengemas enam buah mikrofon (tiga di kiri, tiga di kanan), dan semuanya punya peran dalam merealisasikan fitur ANC sekaligus transparency mode ini.

Perihal kualitas suara, Beoplay EQ mengandalkan driver baru berjenis electro-dynamic yang memiliki diameter 6,88 mm. Perangkat dibekali konektivitas Bluetooth 5.2, lengkap beserta dukungan codec aptX Adaptive. Karakter suara yang dihasilkannya bisa disesuaikan dengan selera pengguna masing-masing melalui sebuah aplikasi pendamping.

Semua itu dikemas dalam desain premium dengan bobot tidak lebih dari 8 gram per earpiece. Sisi luarnya terbuat dari bahan aluminium, serta mendukung kontrol sentuh demi memudahkan pengoperasian. Bahkan charging case-nya pun juga dibentuk dari material aluminium. Sertifikasi IP54 memastikan perangkat dapat tetap bekerja secara normal meski pengguna tengah diguyur hujan.

Dalam sekali pengisian, Beoplay EQ diyakini mampu beroperasi selama 6,5 jam nonstop, atau sampai 7,5 jam kalau fitur ANC-nya dimatikan. Bila dikombinasikan dengan charging case-nya, total daya tahan baterainya berada di kisaran 20 jam. Selain via kabel USB-C, case-nya ini juga dapat diisi ulang menggunakan Qi wireless charger.

Seperti yang sudah bisa kita tebak dari B&O, harga Beoplay EQ jauh dari kata murah: $399. Perangkat rencananya akan dipasarkan mulai tanggal 19 Agustus mendatang. Di samping warna hitam, B&O juga menyediakan pilihan warna agak keemasan.

Sumber: Engadget.

Jaybird Vista 2 Adalah TWS Wajib bagi Para Penggila Olahraga yang Membutuhkan ANC

Produsen earphone yang populer di kalangan penggila olahraga, Jaybird, memperkenalkan TWS terbarunya, Vista 2. Produk ini merupakan penerus langsung dari Jaybird Vista yang dirilis di tahun 2019, dan ia menawarkan sejumlah pembaruan yang signifikan meski wujudnya tidak terlihat berubah banyak.

Pembaruan yang paling utama adalah active noise cancellation (ANC) dan mode transparency/ambient, dua fitur yang sepenuhnya absen pada pendahulunya. Untuk mengaktifkan ANC dan memblokir suara-suara di sekitar, pengguna hanya perlu menyentuh sisi luar Vista 2 sebanyak dua kali.

Ulangi gestur yang sama, maka giliran mode ambient yang aktif dan membiarkan suara-suara di sekitar jadi terdengar jelas. Lewat sebuah aplikasi pendamping di smartphone, pengguna bebas mengatur seberapa banyak suara luar yang diperbolehkan masuk ketika mode ambient-nya aktif.

Pembaruan selanjutnya adalah daya tahan baterai yang lebih baik. Dalam sekali pengisian dan dengan fitur ANC yang terus menyala, Vista 2 dapat bertahan selama 6 jam pemakaian, alias satu jam lebih lama daripada generasi pertamanya yang tidak dilengkapi ANC sama sekali. Kalau ANC-nya dimatikan, Vista 2 malah bisa beroperasi hingga 8 jam.

Charging case-nya punya kapasitas yang cukup untuk mengisi ulang Vista 2 hingga penuh sebanyak dua kali. Fitur quick charge turut tersedia, di mana pengisian selama 5 menit saja sudah bisa memberikan daya yang cukup untuk pemakaian selama satu jam. Supaya lebih praktis, charging case-nya juga bisa diisi ulang menggunakan Qi wireless charger.

Seperti yang sudah bisa diekspektasikan dari Jaybird, Vista 2 memiliki fisik yang amat tangguh. Ia tahan air dengan sertifikasi IP68, bahkan charging case-nya pun turut mengusung sertifikasi ketahanan air IP54. Sebagai perbandingan, TWS terbaru Sony, WF-1000XM4, cuma dibekali sertifikasi IPX4, dan itu pun hanya untuk unit TWS-nya saja.

Dari segi desain, Vista 2 kelihatan sangat mirip seperti pendahulunya. Yang sedikit berbeda hanyalah sisi luar earpiece-nya yang dilapisi bahan kain. Menariknya, lapisan kain ini diklaim bisa membantu meredam suara angin sehingga suara pengguna yang ditangkap oleh mikrofonnya dapat terdengar lebih jernih.

Di Amerika Serikat, Jaybird Vista 2 saat ini telah dijual seharga $200 dengan tiga pilihan warna: hitam, abu-abu, biru. Paket penjualannya mencakup tiga ukuran eartip yang berbeda, salah satunya tanpa sirip penyangga.

Sumber: Engadget.