Tag Archives: Tyo Guritno

Menurut Inspigo, kreator di Indonesia perlu menciptakan konten podcast yang beragam, termasuk yang menyasar pasar "niche"

Inspigo Yakin “Podcaster” Indonesia Mampu Ciptakan Konten Kreatif dan Bisnis yang Berkesinambungan

Dalam laporan bisnis kuartal kedua tahun 2019 yang diterbitkan Spotify, pertumbuhan jumlah pendengar podcast diklaim mengalami peningkatan sebanyak 50% dibanding kuartal sebelumnya.

Proses akuisisi terhadap Gimlet Media dan Anchor, yang menghasilkan konten podcast berkualitas dan memiliki jaringan yang cukup besar, memperkuat posisi Spotify sebagai penyedia konten podcast paling beragam secara global.

Pertumbuhan podcast di Indonesia

Di Indonesia sendiri mulai hadir beragam konten podcast di berbagai platform. Pilihannya cukup beragam, mulai dari komedi, bisnis, politik hingga hiburan.

Dalam survei yang dirilis DailySocial tahun lalu terungkap, alasan utama pendengar melirik podcast adalah pilihan konten yang beragam dan memberikan fleksibilitas saat menikmati konten. Bisa didengarkan sesuai dengan selera dan kondisi pendengar karena sifatnya yang on-demand. Dari survei tersebut juga terungkap beberapa platform podcast lokal yang mulai dikenali pendengar. Salah satunya adalah Inspigo yang menghadirkan konten podcast lokal terkurasi.

Menurut CEO Inspigo Tyo Guritno, tren peminatan konten podcast meningkat selama dua tahun terakhir. Dengan kemudahan produksi podcast, mulai banyak orang tertarik untuk mencoba, termasuk kreator YouTube dan influencer.

Meskipun demikian, Tyo menegaskan di Indonesia perkembangan podcast di Indonesia saat ini masih dalam fase awal. Orang Indonesia memiliki kultur yang sangat familiar dengan audio. Kebiasaan mendengarkan radio bisa dikatakan sangat melekat di keseharian, sehingga ia optimis podcast pasti akan mendapat tempat di hati orang Indonesia.

“Saat ini kami telah melakukan banyak eksperimen untuk berbagai format konten, berkolaborasi dengan berbagai komunitas, untuk terus menambah content range yang lebih luas agar bisa membantu pendengar dengan latar belakang dan kebutuhan berbeda,” kata Tyo.

Konten dan format

Persoalan konten juga menjadi perhatian para podcaster dan pendengar podcast di berbagai platform. Tyo melihat sebaiknya kreator konten podcast tidak hanya menciptakan konten dengan topik mainstream, tetapi lebih meluas didukung dengan format yang menarik.

“Salah satunya juga dengan munculnya konten-konten yang lebih niche, seperti podcast cerita anak, podcast tentang game, podcast tentang film, atau podcast tentang kecantikan. Sesuai dengan perkembangan positif dari data kita akan naiknya pendengar di kategori ini,” kata Tyo.

Langkah selanjutnya adalah bagaimana supaya pendengar podcast menghargai effort para podcaster yang sudah membuat konten dan juga tercipta ekosistem industri podcast yang membuat para kreator menjadi sustainable.

“Karena industri podcast Indonesia masih di tahap awal, ekosistem yang mendukung seluruh pelaku juga belum terbentuk. Hal ini perlu dipikirkan secara seksama. Agar nantinya ekosistem ini menjadi sehat dan sustainable, baik secara bisnis, konten, hingga regulasi,” kata Tyo.

Pertumbuhan vs profit

PwC dalam laporannya memprediksi tahun ini periklanan global di segmen podcast akan menembus angka $1 miliar (Rp 14 triliun) pertamanya. Potensi tersebut, menurut Tyo, bisa menjadi tantangan tersendiri bagi bisnis podcast di Indonesia yang masih di tahap awal.

Untuk itu perlu dipertimbangkan lebih jauh oleh penyedia platform dan pencipta konten podcast, apakah fokus ke growth terlebih dahulu atau mulai memikirkan untuk mengantongi profit.

Banyak podcaster yang memulai podcast dari hobi. Ke depannya, yang bisa diperhatikan, adalah bagaimana podcast bisa menjadi lebih dari sekedar hobi. Tidak bisa dipungkiri bawah financial support juga dibutuhkan agar podcaster bisa konsisten dan menciptakan karya podcast yang berdampak positif bagi pendengarnya.

Idealnya bisnis podcast yang sustainable adalah mereka yang bisa mengalami pertumbuhan organik dengan menyasar konsumen yang bersesuaian. Menurut Tyo, perilaku dan respon konsumen membutuhkan lebih banyak eksplorasi di bidang monetisasi.

“Kami ingin turut membantu menciptakan ekosistem industri podcast yang ideal, yang berkontribusi besar di perekonomian negara dan menempatkan Indonesia sebagai salah satu pelaku podcast dunia yang mempunyai konten-konten lebih keren dibanding dengan beberapa negara yang sekarang menjadi acuan. Dan melihat betapa kreatifnya orang Indonesia, kami yakin sekali ini bisa terjadi dalam beberapa tahun ke depan,” tutup Tyo.

Podcast On-Demand Inspigo Bisa Dinikmati Secara Offline memanfaatkan fitur download

Podcast On-Demand Inspigo Bisa Dinikmati Secara Offline

Pengguna Inspigo kini dapat menikmati konten-konten audio atau podcast secara offline. Artinya, konten podcast Inspigo dapat didengarkan tanpa perlu terhubung koneksi internet.

“Kami umumkan bahwa kini Inspigo punya fitur download sehingga konten podcast kami dapat dinikmati secara offline,” ujar CEO Inspigo Tyo Guritno di Press Conference Inspigo di Jakarta, Selasa (4/9).

Tyo menuturkan fitur download ini dikembangkan untuk menyasar segmen pengguna yang tinggal di kawasan minim atau yang tak terjangkau internet sama sekali.

“Kami selalu percaya bahwa inspirasi itu tak hanya untuk segelintir orang, dan (kami ingin) konten ini bisa dikonsumsi di mana saja dan kapan saja,” tambah Tyo.

Ada segmen pengguna Inspigo yang berasal dari Papua di mana akses internet sangat terbatas. Menurut pengakuan mereka kepada Tyo, pengguna tersebut harus pergi ke kota mencari akses internet agar bisa terhubung dengan layanan podcast Inspigo.

”Sesuai visi Inspigo, kami ingin empower masyarakat, terutama anak-anak muda, untuk dapat topik inspiratif dengan mudah. Kalau tidak cepat mengikuti perubahan di era sekarang, kita akan terlambat,” tuturnya.

Inspigo merupakan platform penyedia podcast on-demand yang menyajikan ragam topik, mulai dari kesehatan, keuangan, musik, hingga gaya hidup. Inspigo diinisiasi oleh Tyo Guritno, Yoris Sebastian, dan Eva Ditasari. Saat ini versi public beta Inspigo telah meluncur di Android dan iOS.

Podcast di dalam Inspigo disajikan dalam bentuk talkshow berdurasi sekitar 6-7 menit yang diisi narasumber dari berbagai latar belakang dan dipandu oleh host. Inspigo juga menghadirkan konten tips berdurasi 2-3 menit dengan gaya monolog.

Meski belum bisa menunjukkan data pengguna, Tyo menyebutkan bahwa Inspigo telah didengar luas mulai dari Sabang hingga Merauke dengan segmen usia sebagian besar di rentang usia 18-34 tahun.

Fokus pada kurasi konten

Saat ini, Inspigo masih dikembangkan dengan kocek sendiri alias bootstrapping. Meski berminat mencari pendanaan dari venture capital (VC), Tyo mengungkap saat ini ia lebih fokus mengembangkan konten lebih beragam agar Inspigo dapat dipakai lebih luas lagi.

“Sekarang ini kami mau kembangkan konten lebih banyak supaya lebih banyak yang pakai. Kalau nanti sudah mau scale up, dan jelas model bisnisnya, barulah kami ke arah sana [cari pendanaan],” ujar Tyo.

Dapat dikatakan Inspigo belum mematok model bisnis yang pasti mengingat layanan podcast tidak memiliki slot iklan, berbeda dengan layanan streaming musik. “Saat ini, kami kerja sama dengan untuk buat branded content, termasuk main ke offline dan online event,” jelasnya lagi.

Co-founder Inspigo Yoris Sebastian menambahkan, penguatan variasi konten menjadi fokus mereka saat ini mengingat layanan Inspigo menargetkan segmen pengguna milenial yang bekerja.

“Kami sebetulnya dapat permintaan banyak untuk jadi narasumber, tetapi kami lebih memilih untuk kurasi dari pengguna bukan speaker-nya. Kami cari topik sesuai relevansi, yang cocok dengan working millenial.”

Application Information Will Show Up Here
Mengenal Inspigo, layanan on-demand podcast

Mengenal Layanan “Podcast On-Demand” Inspigo

Konten audio atau podcast mulai mendapat tempat di Indonesia. Banyak orang-orang yang mulai memproduksi dan mendengar konten audio tersebut. Peluang ini ditangkap Inspigo, sebuah aplikasi yang menyajikan konten-konten audio atau podcast, atau disebut juga on-demand podcast. Banyak konten dengan narasumber ternama dan topik-topik menarik yang bertujuan menyajikan konten positif dan mendidik untuk Indonesia.

Inspigo diinisiasi Tyo Guritno, Yoris Sebastian, dan Eva Ditasari. Versi private beta diluncurkan pada Oktober tahun lalu dan versi public beta baru meluncur April tahun ini. Aplikasinya sudah tersedia di platform Android dan iOS.

“Inspigo percaya bahwa media audio podcast mampu menjadi alat belajar yang mengisi kebutuhan para millennial untuk mengonsumsi konten online yang berguna, tetapi tetap menarik dan menghibur secara lebih efisien dan hemat,” terang Tyo.

Ia melanjutkan, konsep on-demand yang diusung Inspigo mampu memberikan kemudahan bagi pengguna untuk menikmati dan memilih berbagai topik, seperti skill for the future, self improvement, mindfulness, career developmentcommunication skills, leadership, dan lainnya.

Selain kualitas topik dan narasumber, Inspigo juga memperhatikan kualitas audio sehingga bisa dinikmati untuk menemani perjalanan, olahraga dan kegiatan lainnya.

“Seluruh proses produksi podcast Insipigo dilakukan oleh tim konten Inspigo yang terdiri dari content journalist, audio editor, sound engineer, dan inspihost,” papar Tyo.

Podcast dikemas dalam bentuk talkshow yang melihatkan host (disebut Inspihost) dan narasumber dari berbagai macam latar belakang, termasuk profesional, public figure, penulis buku, hingga atlet. Insipigo percaya apa yang mereka lakukan akan memberikan banyak manfaat bagi pengguna dan podcast mampu menjadi media belajar yang bisa memajukan bangsa.

“Mimpi kami adalah di setiap aktivitas Inspigoers (pendengar Inspigo), yang dimulai di pagi hari hingga ditutup malam hari, selalu tersedia konten podcast inspiratif dan relevan untuk menemani semua aktivitas serta menunjang kehidupan Inspigoers,” tutup Tyo.

Application Information Will Show Up Here