Tag Archives: uang digital

GoPay Tokopedia

Perkuat Sinergi GoTo, GoPay Jadi Opsi Pembayaran Utama di Tokopedia

Sebagai bentuk integrasi bisnis GoTo, GoPay menjadi layanan berikutnya yang hadir di aplikasi Tokopedia sebagai salah satu pilihan pembayaran instan. Ikon GoPay tertera di laman utama aplikasi bagian kiri atas, yang sebelumnya ditempati oleh OVO.

Sebelum GoPay hadir, pada Agustus kemarin, Gojek telah lebih dulu memboyong GoPayLater ke aplikasi Tokopedia. Pengguna dapat memanfaatkan limit yang diperoleh untuk berbelanja di Tokopedia.

Dalam keterangan resmi, CMO GoPay Fibriyani Elastria mengatakan. kehadiran GoPay di Tokopedia merupakan perluasan manfaat bagi GoPay yang telah diandalkan jutaan masyarakat Indonesia untuk bertransaksi sehari-hari termasuk belanja online. “GoPay fokus untuk memenuhi kebutuhan pengguna dengan menyediakan dan meningkatkan perluasan layanan belanja online yang aman dan mudah,” terangnya dalam keterangan resmi, Kamis (14/10).

VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menambahkan, “Selama ini Tokopedia telah menyediakan beragam metode pembayaran untuk mempermudah siapa pun merasakan manfaat bertransaksi online. Kami berharap kehadiran GoPay di platform Tokopedia sekarang bisa menjadi alternatif pembayaran bagi masyarakat yang kian mengandalkan pembayaran non-tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.”

Layanan ini diluncurkan secara bertahap kepada seluruh pengguna GoPay sejak Oktober. Seperti layaknya bertransaksi dengan pilihan pembayaran lainnya, pelanggan dapat memilih membayar dengan GoPay pada pilihan pembayaran di Tokopedia setelah memastikan jumlah tagihan belanja, alamat, serta metode pengiriman. Selanjutnya, pelanggan dapat menyelesaikan transaksi dengan memberikan konfirmasi PIN GoPay.

Kendati ekosistem GoPay sudah lengkap, tidak serta merta OVO dihapus dari ekosistem Tokopedia. Kedua perusahaan telah menyepakati OVO akan tetap hadir sebagai salah satu metode pembayaran di Tokopedia.

“Terkait penggunaan OVO di ekosistem Tokopedia dan Lippo Group, telah disepakati OVO akan tetap hadir seabgai salah satu metode pembayaran di ekosistem tersebut,” ucap Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengutip dari CNBC Indonesia. Kata Harumi, perubahan struktur kepemilikan merupakan bagian wajar dari perjalanan perusahaan teknologi.

Saat ini, OVO dapat diakses pengguna di aplikasi Tokopedia melalui pilihan menu “Pengaturan”. Di laman tersebut, pengguna tetap dapat melakukan top up, transfer saldo ke sesama pengguna, dan melihat histori transaksi OVO.

Perlombaan duduki posisi teratas

OVO dan GoPay sebenarnya memiliki fokus yang sama, bekerja sama dengan berbagai mitra strategis agar semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari para pengguna individu dan UMKM. Dalam paparan yang diberikan OVO, disebutkan bahwa layanannya sudah terintegrasi ke berbagai merchant di berbagai vertikal bisnis. Baik itu, tagihan dan hiburan, bahan makanan, parkir, logistik, kesehatan, donasi, pendidikan, fintech, dan sebagainya.

Aspek penting lainnya terhubung dengan sistem operasi smartphone, yakni Google Play dan App Store. Diklaim OVO sudah terhubung, namun saat diverifikasi lebih jauh, OVO belum tersedia di keduanya. Ada kemungkinan sedang proses integrasi, sehingga butuh waktu sebelum diresmikan ke publik.

Dalam berbagai riset, baik OVO dan GoPay saling mendominasi satu sama lain dalam menduduki posisi pertama sebagai aplikasi pembayaran digital yang paling populer. Menurut survei Fintech Report 2020, GoPay menempati posisi teratas (87%), kemudian secara berurutan disusul OVO (80,4%), DANA (75,6%), ShopeePay (53,2%), dan LinkAja (47,5%).

Sementara, dalam survei yang dirilis Boku pada tahun ini menobatkan OVO sebagai aplikasi dengan pertumbuhan transaksi tertinggi di 2020 dengan $10,7 juta, ShopeePay ($4,3 juta), LinkAja ($3,9 juta), GoPay ($3,7 juta), dan DANA ($3,4 juta). Urutan ini tidak bergeser untuk kategori pangsa pasar dan jumlah pengguna.

Menariknya, menurut survei yang diselenggarakan Neurosensum, ShopeePay tercatat menguasai pangsa pasar uang elektronik selama periode November 2020-Januari 2021 dengan persentase sebesar 68%. Posisi berikutnya adalah OVO (62%), lalu DANA (53%), GoPay (54%), dan LinkAja (23%).

Menduduki posisi teratas tentunya menjadi keinginan bagi semua pihak. Alhasil, masuknya GoPay ke dalam Tokopedia, menjadi generator yang baik untuk mendongkrak transaksi. Terlebih, Tokopedia dan GoPay tentu akan terus memberikan berbagai penawaran spesial berbentuk diskon dan cashback.

Dari sisi pemain e-commerce pun, baik Tokopedia dan Shopee, merupakan rival abadi seperti Grab dan Gojek, untuk mendominasi pasar. Secara berturut-turut Shopee berhasil mempertahankan posisinya sebagai e-commerce dengan kunjungan terbanyak di Indonesia dalam tiga tahun terakhir.

Rekor tersebut akhirnya dapat dipatahkan pada kuartal II 2021. Merujuk dari data iPrice, total pengunjung Tokopedia mencapai 147,7 juta rata-rata bulanan. Sementara, Shopee berada di angka 126,9 juta kunjungan. Terakhir kali, Tokopedia menjadi e-commerce dengan pengunjung terbanyak pada kuartal III 2019.

Application Information Will Show Up Here

Bank Indonesia Butuh Dua Tahun Kaji Penerbitan Uang Digital

Bank Indonesia mengungkapkan butuh waktu dua tahun untuk menyelesaikan proses kajian penerbitan uang digital, kurang lebih akan selesai pada 2020 mendatang. Kendati demikian, bank sentral belum bisa menjamin apakah uang digital benar-benar dapat diimplementasikan atau tidak.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Onny Widjanarko menerangkan sudah melakukan riset sejak tahun lalu lewat BI Fintech Office (FTO). Sekarang pihaknya tengah merampungkan kajian mata uang digital tersebut.

“Di pipeline kita akan coba dua tahun dari sekarang. Kalau lebih cepat [selesai kajian] itu lebih bagus, yang penting kita harus teliti bagaimana kompleksitasnya. Mau pelajari dulu dari sisi legal, pakai teknologi apa, belum lagi dari sisi operasionalnya akan seperti apa. Itu harus diteliti secara jelas,” kata Onny, Rabu (31/1).

Menurutnya, apa yang dilakukan bank sentral ini telah berkaca pada apa yang sudah dilakukan oleh bank sentral dari berbagai negara. Namun langkah ini bukan dikarenakan maraknya peredaran mata uang virtual seperti bitcoin.

Berdasarkan hasil riset sementara yang diperoleh bank sentral, pemanfaatan uang digital punya banyak kelebihan. Di antaranya tidak memiliki tingkat volatilitas yang tinggi, lebih efisien karena tidak harus mencetak uang, dapat disimpan di berbagai platform digital, dan sebagainya.

Bila dicontohkan, untuk membayar tol, kini konsumen perlu membayarnya dengan kartu e-money yang diterbitkan masing-masing bank. Tapi untuk kasus uang digital, penerbitnya adalah Bank Indonesia.

“Secara kekuatan hukumnya akan sama dengan uang cetak karena legal tendernya adalah Bank Indonesia yang sudah dijamin oleh Undang Undang sehingga tidak bisa tolak.”

Sejauh ini, lanjutnya, belum ada bank sentral di dunia yang menerbitkan mata uang digital. Akan tetapi ada beberapa bank sentral yang sudah melakukan uji coba penerbitan uang digital ini. Misalnya, Kanada dengan proyek Jasper dan Singapura dengan proyek Ubin.

Inggris pun saat ini diungkapkan Onny masih melakukan kajian yang dilakukan sejak 2016. Hanya Ekuador yang menjadi satu-satunya negara yang resmi menerbitkan mata uang digital.

Memetakan Kesiapan Operator Telekomunikasi Dalam Industri E-Money

Seperti yang mungkin sudah diketahui, transaksi pembayaran dengan menggunakan media uang elektronik (e-money) dipandang telah tumbuh secara signifikan di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan. Meski jika berbicara jenis transaksinya masih didominasi oleh transaksi berjenis micropayment, saat ini angka jumlah transaksi dari e-money telah mencapai sekitar Rp. 6,7 milyar per hari dan diharapkan akan terus bertumbuh seiring dengan perkembangan dari para pelaku industrinya. Setidaknya hal tersebut yang menjadi key point dalam acara diskusi “New Wave of Less Cash Society: Indonesia Chapter” hari Kamis di Jakarta. Apa hasil yang didapat dari acara diskusi ini dan apa agenda dari para pelaku industri untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang less cash? Continue reading Memetakan Kesiapan Operator Telekomunikasi Dalam Industri E-Money