Tag Archives: Uber

Saat ini menjabat sebagai Managing Director Vidio, Monika Rudijono ingin menjadi "role model" untuk putri tercinta

Monika Rudijono Membangun Karier: Ingin Menjadi “Role Model” untuk Putri Tercinta

Perjalanan karier yang dinamis membawa Monika Rudijono dikenal di komunitas startup dan tech scene Indonesia. Berawal dari seorang Account Executive di sebuah advertising agency, kini ia menempati posisi bergengsi sebagai Managing Director di platform OTT lokal terbesar di Indonesia, Vidio.

Sebagai ibu rumah tangga, pengalaman bekerja dan kesibukannya saat ini diklaim tidak mengganggu rutinitas sehari-harinya. Bersama Vidio, Monika ingin memberikan kontribusi terbaik dengan empowering tim agar menjadi lebih baik.

Kepada DailySocial, Monika menceritakan suka duka perjalanan kariernya dan harapan yang ingin ia sampaikan kepada generasi muda perempuan dan tentunya anak-anak tercinta.

Belajar banyak dari agency

Selama 20 tahun Monika bekerja di advertising agency ternama. Dinamika agency yang cenderung fast-paced dan sarat dengan perubahan secara cepat, memberikan kebiasaan positif. Ia menjabarkan, demi memenuhi kebutuhan dan permintaan klien, ia harus bisa beradaptasi dan bekerja dengan tim yang besar jumlahnya. Tim kreatif, produksi, dan lainnya memiliki goal yang sama, yaitu memberikan layanan dan advise yang relevan kepada brand yang menjadi klien.

“Jadi tanpa disadari dalam waku 20 tahun itu juga membuat saya lebih mengerti karakter orang yang berbeda, karena di agency tidak ada output produk yang kita berikan, namun lebih kepada strategi dan kreativitas serta ide. Saat bekerja dengan banyak orang, saya melihat talent is the biggest asset,” kata Monika.

Menurut Monika, kebiasaan tersebut telah membuatnya bisa berpikir dengan cepat dan mengambil keputusan terbaik dalam kurun waktu yang singkat. Bekerja di bawah tekanan dan multitasking merupakan skill set yang dipelajari saat di agency.

Lepas dari agency, Monika memutuskan mengambil kesempatan bekerja di Uber. Meskipun hanya 7 bulan, ia mengklaim belajar banyak saat bergabung dengan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut.

Kehadiran Uber di Indonesia telah mendisrupsi layanan transportasi di Indonesia, meski akhirnya perusahaan harus bersinergi dengan Grab di Asia Tenggara. Meskipun mengaku banyak tanggung jawab dan pekerjaan yang dibebankan sebagai President Uber untuk Indonesia, berkat pengalamannya bekerja di agency dirinya merasa tidak kaget.

“Demikian juga ketika saya akhirnya memutuskan untuk menempati posisi sebagai CMO di Lazada. Saya selalu percaya membangun tim dan individual menjadi penting. Pengalaman saya bekerja di agency juga telah mendidik saya untuk bisa mengelola ekspektasi. Bagi saya apa yang sudah saya lakukan di masa lalu, telah membawa kepada posisi saya saat ini,” kata Monika.

Tumbuh bersama Vidio

Monika Rudijono dengan posisi barunya sebagai Managing Director Vidio / Vidio

Ada beberapa alasan mengapa akhirnya Monika memutuskan bergabung dengan Vidio. Selain besarnya kemungkinan untuk berkontribusi sebagai perusahaan multinasional yang dimiliki Emtek, Monika melihat potensi yang sangat besar di platform ini. Meskipun mengaku masih mempelajari seluk beluk dunia OTT, dengan pengalamannya berkarier di perusahaan sebelumnya Monika yakin bisa memberikan yang terbaik.

“Sebagai Managing Director, tugas saya lebih kepada mengamati dari sudut helicopter view. Dengan memberikan improvement dalam skala kecil bisa terus tumbuh menjadi besar dan tentunya memberikan hasil yang positif,” kata Monika.

Dirinya cukup percaya diri dalam jangka waktu pendek bisa memberikan strategi dan arahan di kegiatan pemasaran. Namun, dalam skala yang lebih besar, Monika juga ingin lebih banyak terlibat dalam people development. Ia percaya talenta yang tepat bisa membawa perusahaan lebih besar lagi.

“Dari sisi inovasi bisa dipastikan Vidio akan terus tumbuh dengan original series-nya. Demikian juga dengan konten olahraga dan Fantasy Team. Kami mengetahui dengan benar seperti apa kesukaan dari pengguna di Indonesia. Kami juga telah meluncurkan sinetron dalam beberapa episode yang hanya bisa dinikmati di platform Vidio,” kata Monika.

Cita-cita membangun negeri

Bagi Monika, karier yang dilakukan harus berharga dan memiliki nilai. Apakah itu dari sisi remunerasi yang sesuai atau ilmu/wawasan yang bisa didapatkan dari perusahaan tersebut. Juga bagaimana memberikan kontribusi dan impact kepada perusahaan.

“Saat saya kuliah dulu di luar negeri, saya memiliki cita-cita untuk kembali ke Indonesia dan membangun negeri. Saat ini, ketika saya telah memiliki 4 anak perempuan, apa yang saya lakukan diharapkan bisa menjadi role model bagi mereka dan membuktikan anything is possible,” kata Monika.

Salah satu kekuatan yang dimiliki Monika adalah dukungan yang diberikan oleh sang ayah dan suami tercinta. Kedua figur tersebut memberikan rasa percaya diri dan keyakinan untuk bisa berkarier hingga saat ini. Hal tersebut yang menjadi pegangan saat memperoleh tanggung jawab di berbagai perusahaan.

Meskipun begitu, ia menyadari tidak semua perempuan Indonesia bisa mendapatkan kebebasan dan kesempatan memperluas wawasan dan membangun karier seperti dirinya.

“Sejak dulu ayah saya selalu mengatakan apa pun yang saya lakukan jangan pernah menjadi hambatan hanya karena saya seorang perempuan. Apapun yang ingin saya lakukan jika fokus pastinya akan tercapai. Hal tersebut yang kemudian menjadi motivasi saya saat berkarier,” kata Monika.

Tidak bisa dipungkiri dunia teknologi dan komunitas startup saat ini masih didominasi pemimpin laki-laki. Monika tidak pernah melihat hal tersebut sebagai tantangan.

“Hingga saat ini masih banyak perempuan muda yang bertanya kepada saya bagaimana saya mampu menyeimbangkan antara karier dengan rumah tangga. Artinya hingga saat ini masih ada tekanan di kalangan perempuan untuk menuruti permintaan suami, orang tua, dan orang terdekat lainnya. Saya cukup beruntung dikeliling oleh support system yang mendukung saya selama ini,” kata Monika.

Survei transisi konsumen Uber di Indonesia

Laporan DailySocial: Survei Transisi Konsumen Uber Pasca Akuisisi

Pada tanggal 26 Maret 2018 lalu, Grab secara resmi mengumumkan akuisisinya terhadap unit bisnis Uber di Asia Tenggara. Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Co-Founder & Group CEO Grab Anthony Tan. Inisiatif tersebut diakukan untuk memperkuat visi layanan Grab di Asia Tenggara, untuk menciptakan layanan transportasi hemat biaya.

Kini seluruh layanan Uber telah berhenti beroperasi di Asia Tenggara, tak terkecuali di Indonesia. Lantas memunculkan pertanyaan, bagaimana dengan basis konsumen yang sudah dimiliki Uber? Ke mana mereka bertransisi, mengingat layanan on-demand sudah menjadi kebutuhan banyak orang? Apa yang mereka harapkan dari layanan on-demand baru yang digunakan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, DailySocial bekerja sama dengan JakPat Mobile Survey Platform melakukan survei terhadap pengguna Uber dari berbagai kota wilayah operasional Uber di Indonesia.

Dari survei tersebut ada beberapa temuan menarik, di antaranya:

  • Sebanyak 54,53% responden mengaku berpindah ke layanan Grab, sedangkan 44,71% berpindah ke layanan GO-JEK.
  • Biaya yang lebih murah menjadi salah satu pertimbangan utama responden saat beralih ke layanan on-demand
  • Isu yang kerap dialami pengguna saat dulu menggunakan Uber adalah mitra pengemudi yang kadang sulit ditemui.
  • Sebanyak 77,94% responden mengharapkan layanan Uber kembali beroperasi di Indonesia seperti sedia kala.

Selain empat poin di atas, ada beberapa temuan lain yang berhasil dirangkup dalam survei. Termasuk mengetahui layanan apa yang paling mudah ditemui di sekitar tempat tinggal responden, hal apa yang menjemukan dari layanan Uber, hingga faktor yang mempengaruhi mereka dalam memilih sebuah layanan on-demand.

Laporan selengkapnya dapat diunduh gratis melalui tautan berikut ini “Uber Consumer Transition Survey 2018”.

Go-Jek is said to arrive in Vietnam in July 2018

Go-Jek is Soon to be Available in Vietnam

GO-JEK is said to be officially available in Vietnam in July 2018. The arrival wants to challenge Grab’s dominance in Vietnam market. Post-Uber acquisition, Grab isn’t be facing any competitor in SEA countries besides Indonesia.

In its early stage, GO-JEK will be focused on partner acquisitions. One of the strategies is to eliminate the 20% fees deduction for drivers. It is considered as a good tactic, since the competitor (Grab) is having 28% fees from the driver partner.

Vietnam becomes the first execution of the expansion. The next is Singapore and Philippine. Meanwhile, the region has become Grab’s operation-based area (with Uber SEA after being acquired by Grab).

Post Uber SEA acquisition, Grab is now dominating the industry in various countries. A survey conducted by Financial times has shown Grab’s solid position in SEA countries. Indonesia is an exception with GO-JEK still dominating.

According to some Vietnam local publications, GO-JEK’s arrival is welcomed, in terms of regulations as well. With Grab dominating most of the transportation market in the region, local authorities investigation indicates a violation of the law regarding the competition post-Uber acquisition.

GO-PAY role

There is no definite news about bringing the service provided by PT Dompet Anak Bangsa (GO-PAY). However, it is certain that the payment system will be GO-JEK’s product roadmap in each country. Since January 2017, the Vietnamese government has begun drafting regulations to tighten the rules of e-money and virtual currency. The framework is now under the auspices of the State Bank of Vietnam (SBV).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
GO-JEK dikabarkan akan meluncur di Vietnam pada Juli 2018

GO-JEK Segera Resmikan Operasional di Vietnam

GO-JEK dikabarkan segera meresmikan kehadirannya di Vietnam bulan Juli 2018 ini. Hadirnya GO-JEK ke pasar Vietnam akan menantang dominasi Grab. Pasca menyerahnya Uber, Grab praktis tanpa saingan di negara-negara Asia Tenggara selain Indonesia.

Di fase awal, GO-JEK akan fokus pada strategi akuisisi mitra. Salah satunya dengan menghilangkan komisi 20 persen yang biasanya dikenakan pada pengemudi. Dinilai ini akan menjadi strategi yang apik, pasalnya pesaingnya Grab mengenakan komisi 28 persen ke mitra.

Vietnam adalah eksekusi pertama dari rencana ekspansi, selanjutnya akan ada Singapura dan Filipina. Sementara di wilayah tersebut sudah menjadi basis operasi layanan Grab (dan Uber yang kini sudah diakuisisi bisnisnya di Asia Tenggara oleh Grab).

Pasca akuisisi Uber Asia Tenggara, Grab kini mendominasi industri di berbagai negara. Menurut hasil survei yang dilakukan Financial Times, porsi layanan Grab cukup kuat di tiap negara di Asia Tenggara. Hanya di Indonesia populasinya lebih didominasi oleh GO-JEK, itu pun masih dalam tahap persaingan yang dinamis.

Tren layanan ride-sharing di Asia Tenggara / FT
Tren layanan ride-sharing di Asia Tenggara / FT

Menurut beberapa pemberitaan lokal di Vietnam, kehadiran GO-JEK cukup disambut baik, pun demikian dari sisi regulasi. Pasalnya Grab telah begitu mendominasi pasar transportasi di wilayah tersebut. Penyelidikan otoritas setempat juga mengindikasi adanya pelanggaran undang-undang terkait persaingan usaha pasca akuisisi Uber.

Peran GO-PAY?

Belum ada kabar pasti soal memboyong layanan yang diusung PT Dompet Anak Bangsa (GO-PAY). Namun bisa dipastikan bahwa sistem pembayaran akan menjadi peta jalan produk GO-JEK di tiap negara. Sejak tahun Januari 2017, pemerintah Vietnam sudah mulai menyusun regulasi untuk mempertegas aturan soal e-money dan mata uang virtual. Kerangka kerjanya kini ada di bawah naungan State Bank of Vietnam (SBV) –sama seperti peran Bank Indonesia (BI) di sini.

Application Information Will Show Up Here

Dampak Skandal Mobil Kemudi Otomatis Uber, Nvidia Terapkan Pengujian Secara Virtual

Di event CES pada bulan Januari lalu, Nvidia sempat bicara panjang-lebar mengenai rencananya memaksimalkan artificial intelligence di industri otomotif. Mereka tidak segan menghabiskan dana miliaran dolar untuk melakukan riset di bidang pengembangan sistem kemudi otomatis, dan sederet inovasi sudah mereka siapkan bagi mitra pabrikan mobil yang tertarik.

Namun situasinya berubah setelah kasus kecelakaan yang melibatkan mobil kemudi otomatis Uber pada tanggal 19 Maret lalu, yang memakan korban seorang wanita berusia 49 tahun. Selang beberapa hari setelahnya, Recode melaporkan bahwa Nvidia memutuskan untuk menyetop semua pengujian mobil kemudi otomatisnya selagi investigasi atas kasus Uber berlangsung.

Nvidia bukannya menyerah. Mereka masih punya ide lain untuk meneruskan kerjanya, tanpa harus mengemban risiko fatal yang bisa terjadi. Ide tersebut diwujudkan lewat sistem bernama Nvidia Drive Constellation, yang sederhananya memungkinkan mitra-mitra Nvidia untuk melakukan pengujian secara virtual.

Nvidia Drive Constellation

Drive Constellation terdiri dari dua komponen. Yang pertama adalah software Nvidia Drive Sim yang berjalan pada suatu server, yang bertugas menyimulasikan semua teknologi yang terdapat pada mobil kemudi otomatis, termasuk deretan sensor seperti radar dan lidar.

Simulasi virtual ini juga dapat merefleksikan kondisi mengemudi yang bervariasi, semisal saat kaca depan mobil menjadi target silauan matahari terbenam, atau saat badai besar melanda. Kreasi datanya dipercayakan pada sejumlah GPU buatan Nvidia sendiri.

Komponen yang kedua juga berupa server, tapi yang menjalankan software Nvidia Drive Pegasus. Tugasnya adalah memroses data-data yang berasal dari server Drive Sim, lalu merespon balik secara instan.

Perpaduan keduanya memungkinkan mitra Nvidia untuk menguji reaksi algoritma kemudi otomatisnya masing-masing ketika dihadapkan dengan skenario-skenario ekstrem. Selain sama sekali tidak membahayakan, simulasi virtual juga dapat menghasilkan lebih banyak data untuk dipelajari, sebab pabrikan bisa melangsungkannya sebanyak apapun mereka mau dalam satu hari.

Sumber: Engadget.

Uber's service in Indonesia is no longer available. Grab confirms the acquisition of Uber's SEA business

It’s Official, Grab Confirms the Acquisition of Uber’s SEA Business

Grab and Uber officially announce a business merger in Southeast Asia. With this announcement, Uber will take 27,5 percent stake in Grab and Uber’s CEO, Dara Khosrowshahi, will join Grab’s board. The merger will be Grab’s new ammo to compete against Go-Jek in SEA market. Grab will be focused in O2O (online-to-offline) platform, fintech (payment and financial inclusion) platform, and to develop a leading food delivery services in the region.

Bloomberg reported just yesterday that Grab confirmed to acquire Uber business after rumors since last November. Both Grab and Uber are having Japan’s Softbank as lead investor.

Grab’s Group CEO and Co-Founder Anthony Tan said in the release:

“We are proud that the company founded in Southeast Asia has grown as the largest platform in which our services have become inseparable from daily activities of million consumers and provided employment opportunities for over 5 million people. Today’s announcement becomes a milestone of the new era. The merger will deliver new leaders in platform and cost efficiency in Southeast Asia. Along with Uber, we are now in a strategic position to realize our commitment in providing the best service for consumers. Consumer’s trust upon our brand transportation is driving us to move forward as a company: improving people’s lives through food delivery, payment, and financial services.”

Post-merger, Grab will expand GrabFood business across major Southeast Asia countries, including the acquisition of UberEats in the first half of 2018. For transportation, Grab is said to collaborate with government and public transportation to develop an integrated commuter system. Two examples including GrabCycle (bicycle) system and GrabShuttlePlus (on-demand bus) in Singapore.

Later, Grab will improve services in Grab Financial related to mobile payment,
microfinancing, insurance and other banking services, micro-entrepreneur, and SMEs in Southeast Asia. GrabPay’s role as e-wallet will be available in all major countries of Southeast Asia by the end of 2018.

Uber services in Southeast Asia is said to be available in the next two weeks, while UberEats (focused on food delivery), will be available until May 2018. Both companies will collaborate to facilitate the transition of driver-partner, customers, and merchant.

In Indonesia, Uber has partnered up with Tokopedia and BBM. It has also launched UberDelivery for package delivery.

According to an official release, some employees in Southeast Asia offices will be transferred to Grab.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Tidak ada lagi layanan pengantaran Uber di Indonesia, karena Grab telah mengakuisisi layanan Uber di Asia Tenggara

Resmi, Grab Akuisisi Bisnis Uber di Asia Tenggara

Grab dan Uber resmi mengumumkan merger untuk bisnis di Asia Tenggara. Dengan merger ini, Uber akan memiliki 27,5 persen saham Grab dan CEO Uber Dara Khosrowshahi akan bergabung di dewan direksi Grab. Merger keduanya ini akan menjadi amunisi Grab untuk bersaing dengan Go-Jek di pasar Asia Tenggara. Grab akan fokus ke platform O2O (online-to-offline), platform fintech (pembayaran dan bantuan keuangan), dan ingin mengembangkan layanan food delivery terdepan di kawasan ini.

Bloomberg kemarin melaporkan bahwa Grab setuju mengakuisisi bisnis Uber setelah rumor tentang hal ini berseliweran sejak bulan November lalu. Baik Grab maupun Uber sama-sama mendapat dukungan Softbank Jepang sebagai investor.

Dalam rilis yang kami terima, Anthony Tan, Group CEO dan Co-Founder, Grab mengatakan:

”Kami bangga bahwa perusahaan yang didirikan di Asia Tenggara telah tumbuh menjadi platform terbesar di mana layanan kami telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari aktivitas harian jutaan konsumen dan menyediakan kesempatan kerja bagi lebih dari 5 juta orang. Akusisi yang diumumkan hari ini menjadi tonggak dari dimulainya era baru. Penggabungan bisnis ini melahirkan pemimpin dalam platform dan efisiensi biaya di kawasan Asia Tenggara. Bersama Uber, kini kami berada di posisi yang semakin tepat untuk memenuhi komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Kepercayaan konsumen terhadap brand transportasi kami mendorong kami untuk terus maju sebagai perusahaan: meningkatkan kehidupan masyarakat melalui layanan pengantaran makanan, pembayaran dan keuangan.”

Pasca merger Grab akan mengembangkan bisnis GrabFood di seluruh negara-negara besar Asia Tenggara, termasuk dengan modal akuisisi terhadap UberEats, pada semester pertama 2018. Di sisi transportasi, Grab disebut akan berkolaborasi degan pemerintah dan operator transportasi publik untuk mengembangkan sistem komuter multimoda yang terintegrasi. Contoh pengembangan sistem ini adalah GrabCycle (sepeda) dan GrabShuttlePlus (bus on-demand) di Singapura.

Berikutnya Grab juga meningkatkan rangkaian layanan di Grab Financial yang meliputi pembayaran mobile, micro-financing, asuransi dan layanan keuangan lainnya bagi jutaan konsumen yang memiliki akses terbatas terhadap layanan perbankan, micro-entrepreneur, dan usaha modal kecil di kawasan Asia Tenggara. GrabPay sebagai dompet elektronik akan tersedia di semua negara besar Asia Tenggara paling lambat akhir tahun 2018.

Layanan Uber di Asia Tenggara disebut akan beroperasi hingga dua minggu ke depan, sementara UberEats (yang fokus di pengantaran makanan), akan beroperasi hingga bulan Mei mendatang. Kedua pihak akan bekerja sama untuk menjamin transisi mitra pengemudi, pelanggan, merchant, dan mitra pengantaran UberEats.

Di Indonesia, selain membangun layanan transportasi on-demand, Uber telah bermitra dengan Tokopedia dan BBM, serta mengembangkan sistem pengantaran barang UberDelivery.

Belum ada informasi apakah pegawai Uber di Asia Tenggara akan ditransfer ke Grab, ditransfer ke kantor operasional Uber yang lain, atau dilepaskan.

Update: Menurut rilis resmi Uber, sekitar 500 pegawai Uber di Asia Tenggara juga akan ditransfer untuk bekerja dengan Grab.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Shopback meluncurkan fitur pembanding harga aplikasi transportasi online

Shopback Sediakan Fitur Pembanding Harga Layanan Transportasi Online

Shopback berinovasi dengan meluncurkan fitur yang memudahkan pengguna memilih layanan transportasi online. Fitur ini membantu pengguna membandingkan harga dan kecepatan perolehan untuk jasa transportasi online, baik roda dua maupun roda empat dari Uber, Go-Jek, dan Grab. Fitur baru ini disematkan dengan harapan membantu pengguna Shopback mendapatkan layanan transportasi online yang lebih ekonomis.

Dalam keterangannya, Co-Founder dan Country Head Shopback Indonesia Indra Yonathan menyampaikan Shopback berkomitmen menghadirkan fitur-fitur yang dapat membantu masyarakat untuk melakukan transaksi online secara bijak dan hemat, terutama transaksi online yang banyak terjadi dalam keseharian.

“Sejak 2015 lalu, ojek dan taxi online sudah menjadi moda transportasi andalan untuk banyak masyarakat di Indonesia. Dari riset yang Shopback lakukan, lebih dari 91% responden mengaku pernah menggunakan jasa transportasi online ini. Ojek online dinilai sebagai alternatif transportasi yang murah dan juga cepat,” ujar Yonathan.

Infografis dari Shopback

Shopback melakukan riset secara online terhadap 1000 responden di lima kota besar di Indonesia meliputi Jabodetabek, Bandung, Medan, Surabaya, dan Makassar. Riset dari Shopback memaparkan sejumlah data seperti, dalam satu minggu 40,9% responden menggunakan ojek atau taxi online sebanyak 2-5 kali, 33,7% sebanyak satu sekali, dan 15,9% sebanyak 5-10 kali. Riset dari Shopback juga melaporkan bahwa 9 dari 10 responden mengaku selalu membandingkan harga sebelum memutuskan untuk memesan ojek atau taxi online melalui aplikasi.

Hasil riset mengenai kebiasaan pengguna menggunakan transportasi online ini direspon Shopback dengan meluncurkan fitur baru pembanding harga transportasi online. Terobosan yang dilakukan Shopback berwujud sebuah fitur yang  mampu menampilkan aplikasi transportasi online mana yang memberikan harga termurah dan tercepat saat itu. Pengguna diberi kebebasan untuk memilih dan akan langsung diarahkan ke aplikasi transportasi online yang dipilih.

Application Information Will Show Up Here
Uber tegaskan untuk kuatkan bisnis di Asia Tenggara / Uber

Uber Tegaskan Terus Agresif Menjangkau Pasar Asia Tenggara

CEO Uber Dara Khosrowshahi merencanakan langkah agresif untuk memenangkan pasar Asia Tenggara. Sempat tercetus kabar bahwa operasional Uber di Asia Tenggara akan diakuisisi oleh Grab, pasalnya kedua perusahaan kini sama-sama diinvestasi oleh SoftBank. Kepemilikan saham SoftBank di Uber sendiri mencapai 15%. Kabar pencaplokan tersebut ditepis Dara saat ia berkunjung ke India, salah satu pasar besar untuk Uber.

Dara menegaskan Uber akan tetap berjalan mandiri di pasar Asia Tenggara. Langkah yang akan dilakukan Uber di Asia Tenggara dalam waktu dekat termasuk menggelontorkan investasi lebih besar di bidang pemasaran dan subsidi promo layanan.

Pertumbuhan pasar untuk layanan on-demand di Asia Tenggara menjadi landasan kuat bagi Uber untuk tetap berinvestasi di pasar ini. Dara yakin langkahnya di Asia Tenggara akan membawa pada perkembangan bisnis Uber. Dikutip dari Reuters, Dara menglaim prakiraan pertumbuhan pengguna Uber satu dekade ke depan mencapai 80 persen secara organik.

Selain di Asia Tenggara, Uber juga akan tetap melakukan pergerakan agresif di India. Di pasar ini Uber bersaing ketat dengan Ola, keduanya sama-sama diinvestasi oleh SoftBank. Dara kembali menekankan, walaupun SoftBank adalah investornya Uber akan tetap berpaku pada keputusan akhir yang diambil oleh eksekutif perusahaan. Dipastikan operasional Uber pun tidak akan terganggu di India, walaupun harus bersaing dengan portofolio SoftBank lainnya.

Saat ini valuasi Uber sendiri sudah mencapai sekitar $68 miliar, namun tidak semua basis bisnisnya sudah menghasilkan. Sebagai contoh di India, menurut pemaparan Dara, pasar tersebut sudah menyumbangkan 10 persen dari perjalanan Uber secara global, tetapi belum menghasilkan uang untuk perusahaan. Dara menegaskan, saat ini nilai terbesar yang bisa diciptakan ialah terus berinvestasi dan mengembangkan bisnis seluas-luasnya.

Penyesuaian terhadap regulasi di masing-masing negara juga tengah menjadi konsentrasi utama Uber setelah banyaknya penolakan dan pembatasan karena dianggap “mengganggu” tatanan transportasi yang sudah ada. Upaya normatif ini pun terus dilakukan para pemain on-demand, termasuk di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Uber XL is Now Available in Surabaya

Uber is officially launched UberXL in Surabaya, East Java. A service which given larger-size car options for uber customers, is expected to be the latest innovation for online transportation users in Surabaya.

Previously, uberX has been available in Surabaya area as an economic and convenient way to travel with 4-people capacity, uberMOTOR to reach a destination safer and faster also uberDELIVER for delivery service in the city.

As mentioned in the release, six-passengers using uberXL service will get insurance for injury, permanent disability or accidental death risk with the value up to Rp100 thousand. The insurance will be valid since the pick-up until the trip ended.

UberXL was launched first in Jakarta and Bandung, given more choice for Multi-Purpose Vehicle (MVP) such as Avanza, Xenia, Ertiga, Innova, and others.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here