Tag Archives: Uber

Layanan uberXL Resmi Hadir di Surabaya

Hari ini (26/01) uber meresmikan kehadiran layanan mereka uberXL di kota Surabaya, Jawa Timur. Layanan yang secara khusus memberikan pilihan mobil mitra uber kepada pengguna dengan ukuran lebih besar, diharapkan bisa menjadi pilihan terbaru untuk pengguna transportasi online di Surabaya.

Sebelumnya telah hadir di Surabaya dan sekitarnya uberX sebagai pilihan ekonomis yang nyaman dengan kapasitas 4 orang di dalam mobil, uberMOTOR untuk menjangkau tujuan dengan cepat dan aman, serta UberDELIVER untuk jasa pengiriman barang di dalam kota.

Dalam rilis disebutkan, untuk penumpang berjumlah enam orang yang menggunakan layanan uberXL, mendapatkan asuransi dari risiko cedera, cacat tetap atau kematian akibat kecelakaan, dengan nilai hingga Rp 100 juta. Perlindungan ini berlaku sejak perjalanan bersama Uber dimulai hingga berakhir.

Layanan uberXL sebelumnya telah diluncurkan di Jakarta dan Bandung, memberikan pilihan kendaraan berjenis Multi-Purpose Vehicle (MPV) seperti Avanza, Xenia, Ertiga, Innova, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Tahun Ini Bisa Jadi Penentuan Nasib Uber di Asia Tenggara

Uber baru saja menunjuk Monika Rudijono sebagai Presiden Direktur yang baru untuk Indonesia. Meskipun demikian, menghadapi tahun 2018, jalan terjal dan berliku dihadapi startup yang didirikan oleh Travis Kalanick dan Garrett Camp ini, khususnya untuk pasar Asia Tenggara.

Meski perkasa di banyak negara, Uber menghadapi persaingan sengit di kawasan Asia. Persaingan ketatnya dengan DiDi Chuxing di Tiongkok yang berakhir dengan keluar Uber dari negara tersebut adalah salah satu bukti bahwa keunggulan teknologi saja tidak cukup. Ia harus berhadapan dengan pemain lokal dan regulator demi menguasai pasar transportasi on-demand.

Kearifan lokal

Mundur ke belakang, solusi Uber sebenernya dipuja-puja sebagai salah satu solusi yang bisa membantu masyarakat. Mereka hadir dengan merevolusi cara bertransportasi warga Amerika Serikat. Uber pun mendunia dan mulai hadir di mana-mana, termasuk negara-negara Eropa dan Asia.

Penolakan terjadi di berbagai tempat. Di saat bersamaan, pemain setempat mulai mengembangkan layanan sejenis dengan pendekatan kearifan lokal. Di Asia Tenggara sendiri, khususnya di Indonesia, Uber masih tertinggal dibanding pesaingnya, Go-Jek dan Grab.

Sinyalemen keluarnya Uber dari persaingan layanan transportasi on-demand di Asia Tenggara muncul ketika November silam Softbank resmi memberikan suntikan dana kepada Uber. Langkah Softbank ini menimbulkan spekulasi bahwa Grab dan Uber tidak akan berkompetisi dan salah satu harus memilih keluar. Dalam hal ini Uber memiliki peluang lebih besar untuk hengkang dari kawasan ini.

Dua permasalahan besar yang menghambat Uber di Asia Tenggara adalah adaptasi dengan regulasi dan apasar lokal. Kita harus mengakui bahwa budaya yang berbeda antara Amerika Serikat dan Asia Tenggara menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Uber.

Uber masuk ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dengan sesuatu yang visioner. Mereka disambut suka cita oleh konsumen tetapi di saat yang sama mengalami pergolakan di jalanan. Mereka ditolak sebagian besar armada transportasi konvensional yang pada akhirnya mendesak pemerintah meregulasi. Bisa ditebak, Uber menjadi “diuber-uber pemerintah”.

Sebagai sebuah startup, Uber benar-benar memperlihatkan cara sebuah perusahaan Silicon Valley bertumbuh dan mencari potensi pasar-pasar baru. Meskipun demikian, di Asia Tenggara, Uber harus berusaha ekstra untuk bertahan.

Uber juga sedikit terlambat memahami pasar Asia Tenggara. Di negara-negara seperti Indonesia dan Thailand, moda transportasi sepeda motor lebih banyak digunakan dengan alasa beragam, mulai menembus kemacetan, harga yang relatif terjangkau, dan biaya perawatan yang jauh lebih rendah ketimbang mobil.

Penyesuaian lain yang dirasa cukup lambat adalah metode pembayaran. Meskipun Uber pada akhirnya memberikan pilihan penggunaan uang tunai, pilihan pembayaran digital yang bersifat cashless tanpa kartu kreditnya masih sangat terbatas. Padahal kita ketahui persentase kepemilikan kartu kredit di kawasan ini sangatlah kecil.

Dikutip dari CNBC, pasca “terdepak” dari pasar Tiongkok, Uber terlihat fokus di pasar India dan Asia Tenggara. Sejauh ini usahanya terbentur regulasi di negara-negara seperti Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Di sisi lain, Grab dan GO-JEK agresif memperluas diversifikasi layanan, termasuk pilihan pembayaran.

Di antara Grab dan GO-JEK

Kini pengguna layanan transportasi on-demand sedang bertranformasi. Di Indonesia, GO-JEK dan Grab sama-sama menggenjot pemakaian uang elektronik masing-masing, GO-PAY dan GrabPay.

Jika pada akhirnya SoftBank, kini sebagai investor terbesar Uber, memutuskan untuk mendorong peleburan operasional Grab dan Uber di Asia Tenggara, hal ini akan menandai persaingan yang mengerucut di Indonesia, meskipun GO-JEK sudah meniatkan ekspansi ke negara-negara tetangga.

“Lautan hijau” di jalanan hanya menjadi awal persaingan dua perusahaan ini. Persaingan layanan pembayaran menjadi arena peperangan berikutnya. Di tahun 2018, Go-Pay sudah siap untuk keluar dari ekosistemnya dengan mengakuisisi payment gateway offline Kartuku dan online Midtrans sebagai kendaraannya. Di sisi lain, Grab menggandeng Ovo, yang dikembangkan Lippo Digital, untuk melanjutkan solusi uang elektroniknya.

Uber, berada di antara keduanya, mencoba menggandeng Tokopedia dan BBM sebagai mitra. Tahun 2018 ini bakal menjadi penentuan apakah Uber masih bertahan di Indonesia (dan Asia Tenggara) atau harus puas menjadi penonton di pinggir lapangan.


Amir Karimuddin berkontribusi untuk penulisan artikel ini

Terbitkan Perda, 11 Provinsi Telah Tetapkan Kuota Taksi Online

Kementerian Perhubungan mencatat ada 11 provinsi yang sudah mengeluarkan peraturan daerah (perda) yang mengatur angkutan online.

Penerbitan perda ini mengikuti ketentuan yang dibuat pemerintah tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) PM 108/2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek, terdapat aturan mengenai angkutan sewa khusus.

Kesebelas provinsi tersebut adalah DKI Jakarta melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Kalimantan Timur.

Sumatera Utara misalnya telah menetapkan kuota taksi online sebanyak 3.500 unit, Lampung 8 ribu unit, Jawa Timur 4.445 unit, dan Jabodetabek 49.500 unit.

Mengutip dari Bisnis, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menyebutkan pihaknya memberi batas toleransi kepada pemerintah daerah untuk mengeluarkan perda sebagai regulasi batasan kuota angkutan online sampai akhir Januari 2018.

“Toleransi sampai Januari akhir masih bisa karena dalam PM [peraturan menteri] Februari [belum mengeluarkan Perda] nanti ada penindakan,” kata Budi.

Penindakan tersebut akan digelar pada Februari 2018 tepatnya di pekan pertama dan kedua, berupa teguran atau operasi simpatik kepada kendaraan angkutan sewa khusus yang belum sesuai peraturan. Setelah dua pekan tersebut, maka penegakan hukum berikutnya akan diserahkan ke pihak berwajib.

Dalam penentuan kuota, pemerintah juga mendorong Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk memberi usulan kuota taksi online ke Gubernur masing-masing di tiap provinsi. Dengan demikian, dia berharap pada akhir bulan ini seluruh para pelaku usaha angkutan telah memenuhi ketentuan dalam Permenhub.

Budi melanjutkan Permenhub yang mengatur taksi daring merupakan bentuk sikap pemerintah yang netral menyikapi taksi daring dan taksi reguler.

Jawa Timur sudah resmikan taksi online

Jawa Timur baru-baru ini meresmikan pengoperasian angkutan sewa khusus dengan menetapkan Pergub untuk menentukan kuota taksi online yang beroperasi hanya 4.445 unit. Terdiri dari 3 ribu unit untuk wilayah Gresik, Madura, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. Kemudian, 225 unit di Malang Raya, dan sisanya di daerah lainnya.

Penghitungan kuota ini dihitung berdasarkan kebutuhan dan sebaran penduduk Jawa Timur. Diklaim penghitungan ini dimaksudkan untuk menyelamatkan perusahaan ride hailing itu sendiri. Sebab ketersediaan dan kebutuhan yang tidak seimbang akan mengancam eksistensi perusahaan.

Peresmian ini ditandai dengan pemasangan stiker khusus untuk menandakan taksi online sudah mendapatkan izin operasi dari Dishub Jatim. Stiker tersebut terpasang di bagian eksterior taksi online. Dikutip dari Kompas, dari kuota yang sudah dipatok baru ada 113 unit taksi online yang memiliki izin operasi dari total pengajuan sebanyak 2.418 unit.

“Sampai hari ini yang kami keluarkan izinnya hanya 113 unit taksi online dari sembilan perusahaan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jatim Wahid Wahyudi, Kamis (4/1).

Pihaknya akan terus melanjutkan proses perizinan, mulai dari pengecekan administrasi hingga uji KIR taksi online.

NVIDIA Tegaskan Keseriusan Masuki Dunia Auto, Luncurkan Rangkaian Hardware dan Software Pendukung “Artificial Intelligence”

NVIDIA tidak lagi hanya fokus di industri gaming. Setelah menjadi salah satu yang terdepan di industri senilai $100 miliar itu, NVIDIA memusatkan perhatian ke industri IT, khususnya Artificial Intelligence (bernilai $3 triliun), dan otomotif, khususnya autonomous vehicle (bernilai $10 triliun).

Di ajang CES 2018, Founder dan CEO NVIDIA Jensen Huang mengumumkan kehadiran perangkat hardware dan software terbaru, yang mendukung teknologi Artificial Intelligence, untuk mewujudkan implementasi mobil tanpa pengemudi (self driving). NVIDIA juga mengumumkan sejumlah kemitraan dengan perusahaan terkait di industri transportasi dan otomotif, termasuk VW dan Uber.

Huang mengatakan, “Kami telah membangun PC, laptop, konsol game, supercomputer, dan [kini] membangun sebuah komputer untuk kendaraan autonomous yang memiliki level kompleksitas yang belum pernah diketahui sebelumnya.”

DRIVE Xavier

Prosesor DRIVE Xavier menjadi “bintang” di acara yang dihadiri DailySocial secara langsung ini. Untuk mendukung pengembangan teknologi self driving, NVIDIA kembali ke dasar dengan membuat sebuah “otak” baru yang bisa dibilang fenomenal.

Sebagai buah riset selama 4 tahun dan menghabiskan dana $2 miliar, DRIVE Xavier adalah prosesor sampel yang mendukung skema mesin otonomi. Memiliki lebih dari 9 miliar transistor dan dikembangkan oleh lebih dari 2000 engineer, prosesor ini diklaim sebagai yang terkompleks yang pernah dibuat sejauh ini.

Huang mengungkapkan, “Kompleksitas autonomous driving, kompleksitas software untuk mobil masa depan sangat luar biasa. Itu dimulai dengan membangun tipe prosesor yang benar-benar baru yang kami sebut DRIVE Xavier, sebuah prosesor autonomous machine yang bisa melakukan deep learning, persepsi, memiliki kemampuan untuk melakukan parallel computing, computer vision, dan performa komputasi tinggi dengan level energi yang efisien.”

Disebutkan DRIVE Xavier dibangun dengan CPU custom 8-core, GPU Volta 512-core, akselerator deep learning terbaru, akselerator computer vision terbaru, dan menggunakan prosesor video 8K HDR. Menariknya, untuk menghasilkan 30 triliun operasi per detik hanya dibutuhkan konsumsi daya sebesar 30 watt. Nilai ini diklaim 15 kali lebih efisien untuk konsumsi energi ketimbang arsitektur generasi sebelumnya.

DRIVE Xavier akan mengotaki dua perangkat software terbaru NVIDIA, DRIVE IX dan AR. DRIVE IX adalah SDK untuk perangkat AI, sementara DRIVE AR adalah SDK untuk perangkat augmented reality. AR di sini akan membantu mengembangkan simulasi dunia nyata untuk pengembangan teknologi self driving, termasuk pengembangan informasi point of interest sepanjang perjalanan, penciptaan alert, dan navigasi yang lebih aman dan mudah.

Kemitraan dengan berbagai perusahaan

Di bulan Juli lalu, NVIDIA mengumumkan kemitraan dengan Baidu, kini mereka mengumumkan kemitraan dengan lebih banyak perusahaan transportasi dan otomotif untuk mendukung percepatan teknologi self driving. Secara total ada lebih dari 320 mitra, termasuk dengan Uber dan VW.

Huang mengatakan, “Di masa depan, setiap mobil akan bersifat self driving. Akan ada lebih dari 100 juta mobil dibuat setiap tahun, jutaan robotaxi, dan ratusan ribu truk. Semua akan bersifat autonomous. Di atas semua ini, yang akan mendefinisikan pengalaman mengemudi adalah AI.”

“Kami percaya bahwa AI dapat mendorong biaya per mil untuk kendaraan autonomous di level yang sama, atau bahkan lebih murah dari kendaraan biasa. Jika itu terjadi, kami percaya, AV [Autonomous Vehicle] dapat merevolusi layanan mobilitas.” tutupnya.

BBM Implements “m.uber”, Allows User To Book Uber

Uber recently announced strategic partnership with BBM. It allows BBM users to use all Uber services available in Indonesia without having to switch apps, even without having to install Uber app. The services can be accessed by “Discover” option in BBM app, booking can be done as per usual.

“BBM is the first Asia-Pacific partner using m.uber platform, a web client for global market giving such experience as using Uber app regardless of the location, internet connection or phone types,” said Uber Indonesia’s representative to DailySocial.

Regarding the payment system, users in BBM will be given options previously available in Uber app, it is by cash, credit or debit card payment. So far, there is no information related to the presence of new payment model, for example through existing payment channel in BBM like DANA.

This is not the first Uber’s strategic partnership. Uber previously partners with LINE allowing users to book online transportation using Uber LINE@ account. The integration is available in the late 2016 for LINE users in several cities in Indonesia.

On the other hand, BBM is quite aggresive in seeking partnership with company such as Uber in its platform. The latest is DANA’s beta version, a payment platform of Emtek and Ant Financial (Alipay) joint venture. In addition, there is another partnership helping to present some new services in “Discover” menu, including for ticket booking, job vacancies and online shopping.

For BBM, this partnership completes its app to be an all-in-one consumer platform. Meanwhile for Uber, widely market penetration becomes a priority to keep the pace against its two major competitors in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

BBM Implementasikan “m.uber”, Mungkinkan Pengguna Pesan Layanan Uber

Baru-baru Uber mengumumkan kerja sama strategisnya bersama BBM. Kerja sama ini memungkinkan pengguna layanan pesan BBM untuk menggunakan semua layanan Uber yang telah tersedia di Indonesia tanpa harus berpindah aplikasi, termasuk tanpa harus memasang aplikasi Uber di ponselnya. Layanan Uber ini dapat diakses pada opsi “Discover” di laman aplikasi BBM, selanjutnya pemesanan dapat dilakukan seperti pada umumnya.

“BBM adalah mitra pertama di Asia Pasifik yang menggunakan platform m.uber, sebuah web client untuk market global yang memungkinkan pengalaman seperti menggunakan aplikasi Uber terlepas dari lokasi di manapun mereka berada, kecepatan jaringan internet, maupun jenis ponselnya,” ujar perwakilan Uber Indonesia kepada DailySocial.

Terkait sistem pembayaran, pengguna di BBM tetap disuguhkan dengan opsi yang sebelumnya terdapat di aplikasi Uber, yakni melalui pembayaran tunai, kartu kredit, maupun kartu debit. Sejauh ini belum ada informasi seputar hadirnya model pembayaran baru, misalnya melalui kanal pembayaran yang sudah ada di BBM seperti DANA.

Kerja sama strategis seperti ini bukan yang pertama kali, karena sebelumnya Uber juga sudah bekerja sama dengan LINE untuk memungkinkan pengguna memesan layanan transportasi online melalui akun LINE@ yang dimiliki Uber. Integrasi tersebut sudah tersedia sejak akhir tahun 2016 untuk pengguna LINE di beberapa kota di Indonesia.

Di lain sisi, BBM juga cukup agresif membuka kesempatan kerja sama dengan mitra seperti Uber di platformnya. Terakhir ada versi beta dari DANA, sebuah platform pembayaran  hasil joint venture Emtek dan Ant Financial (Alipay). Selain itu ada kerja sama lain yang turut menghadirkan beberapa layanan baru di menu “Discover”, termasuk untuk pemesanan tiket, mencari pekerjaan, hingga berbelanja online.

Bagi BBM, kemitraan ini menjadikan aplikasinya semakin lengkap untuk menjadi sebuah all-in-one consumer platform. Sedangkan bagi Uber sendiri, penetrasi pasar seluas-luasnya menjadi kepentingan untuk tetap berpacu melawan dua pesaing besarnya di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Monika Rudijono is Appointed as Uber Indonesia’s President Director

Uber announces Monika Rudijono as Uber Indonesia’s President Director effective on January 2018. Monika is currently President Director of Grey Group Indonesia, a well-known advertising agency, having a Business Administration degree in Marketing and Finance from UC Berkeley’s Haas School of Business.

Monika will take up the empty spot left by Alan Jiang earlier this year. Alan left his position due to the bribing scandal involving local employee. Even though the issue has not take much of public attention, Uber, under supervision of new CEO Dara Khosrowshahi, is pushing the company to a “better practice”.

Monika herself has 20 years of experience in advertising and marketing agency. Besides Grey Indonesia, she was also engaged with FCB, Leo Bummet and Isobar.

In her statement, Monika said, “Ridesharing has changed the way Indonesia moves, and presents economic opportunities for millions of people. I am glad to be a part of this transformation, and leads a new chapter of Uber in my proud country.”

Monika is assigned to lead Uber facing the tight competition in developing on-demand sector, with GO-JEK and Grab as competitor. Uber Indonesia still focus on transport and delivery sector, available in 34 cities and 7 provinces.

They are yet to launch food delivery service UberEATS, which initially expected to be available in 2017.

“Uber technology brings out benefit for passengers and driver partners across Indonesia. With a strong and growing team, we will continuously committed to human resources, product innovation and Indonesian partnership,” Uber Asia Pacific’s Chief Business Officer Brooks Entwistle said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Monika Rudijono Menjadi Presiden Direktur Uber Indonesia

Uber mengumumkan penunjukan Monika Rudijono sebagai Presiden Direktur Uber Indonesia efektif per bulan Januari 2018. Monika sebelumnya adalah Presiden Direktur Grey Group Indonesia, agensi periklanan terkemuka, dan memiliki gelar Business Administration in Marketing and Finance dari UC Berkeley’s Haas School of Business.

Monika akan mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan Alan Jiang sejak awal tahun ini. Alan mengundurkan diri terkait skandal penyuapan yang melibatkan pegawai lokal. Meskipun isu ini tidak ramai dibahas di ranah lokal, hal ini mendorong Uber secara global, di bawah kepemimpinan CEO baru Dara Khosrowshahi, untuk mempraktikkan bisnis yang lebih “bersih”.

Monika sendiri memiliki pengalaman sekitar 20 tahun berkecimpung di dunia agensi periklanan dan pemasaran. Selain Grey Indonesia, ia sempat berkiprah di FCB, Leo Burnett, dan Isobar.

Dalam pernyataannya, Monika menyebutkan, “Ridesharing telah mengubah bagaimana Indonesia bergerak, dan menghadirkan kesempatan-kesempatan ekonomi bagi jutaan orang. Saya sangat senang menjadi bagian dari perubahan ini, dan memimpin babak baru transformatif untuk perjalanan Uber di negara yang saya banggakan.”

Monika memiliki tugas memimpin Uber menghadapi kompetisi yang lebih ketat di sektor on-demand yang terus bertumbuh, dengan pesaing GO-JEK dan Grab. Uber di Indonesia masih fokus di sektor transportasi dan pengiriman barang dan sudah hadir di 34 kota dan 7 provinsi.

Mereka masih belum meluncurkan layanan pengiriman makanan UberEATS yang tadinya diharapkan hadir tahun 2017 ini.

“Teknologi Uber menghadirkan manfaat bagi jutaan penumpang dan mitra-pengemudi di seluruh Indonesia, dan bersama tim yang kuat dan terus berkembang, kami terus berkomitmen pada sumber daya manusia, inovasi produk dan kemitraan di Indonesia,” ungkap Chief Business Officer Uber Asia Pasifik Brooks Entwistle.

Application Information Will Show Up Here

Demi Kebaikan Pengemudi, Uber Akan Benahi Sistem Rating-nya

“Tolong bintang limanya ya,” adalah cara berpamitan yang paling umum dari seorang pengemudi layanan transportasi online kepada penumpangnya. Mendengarkan permintaan semacam itu sepintas memang terkesan nelangsa, akan tetapi rating dari penumpang selama ini memang menjadi tolok ukur utama performa pengemudi Uber dan kawan-kawannya.

Kenapa harus lima? Karena di bawah itu berarti ada yang salah dari sang pengemudi, bahkan empat bintang pun belum bisa mengindikasikan kinerja pengemudi yang baik di mata sang perusahaan penyedia layanan. Kesannya kurang adil memang, dan itulah mengapa Uber memutuskan untuk membenahi sistem rating-nya.

Langkah yang pertama, agar semua penumpang Uber paham bahwa satu-satunya rating yang terbaca baik oleh sistem adalah bintang lima, Uber akan menyuguhkan semacam panduan mengenai skala penilaian sistem rating-nya di dalam aplikasi.

Uber Driver app

Selanjutnya, dalam waktu dekat penumpang Uber tidak akan bisa memberikan empat bintang atau kurang tanpa memberikan alasan ataupun penjelasan lainnya. Kalau alasannya kurang valid, seperti misalnya karena macet atau kesalahan lain akibat GPS, maka sistem bakal mengabaikan penilaian dari penumpang tersebut.

Di samping itu, Uber juga tidak akan memasukkan ke dalam hitungan penilaian yang diberikan oleh penumpang yang kerap memberikan empat bintang atau kurang, terutama yang tidak beralasan jelas itu tadi. Penilaian dari penumpang-penumpang semacam ini tidak akan mempengaruhi skor rata-rata pengemudi yang melayaninya.

Terakhir, Uber juga akan mulai mengingatkan penumpang untuk memberikan penilaian setiap selesai melakukan perjalanan. Semua ini merupakan bentuk komitmen Uber untuk membahagiakan mitra pengemudinya, dengan harapan mereka bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi para penumpang.

Sumber: Mashable.

Uber Resmi Hadir di Aplikasi Tokopedia

Hari ini (10/11) Uber secara resmi mengumumkan kerja sama strategis dengan Tokopedia. Salah satu realisasinya, kini layanan Uber hadir di aplikasi Tokopedia. Sebagai langkah awal, layanan Uber yang tersedia di aplikasi Tokopedia adalah layanan tumpangan langsung (rides) dan transaksi Uber Gift Card.

Seluruh layanan rides dari Uber, seperti UberX, UberMotor, UberXL, UberBlack, dan UberPOOL kini dapat dibayar menggunakan dompet elektronik TokoCash. Menariknya TokoCash sendiri masih dalam status “dibekukan” — implikasinya tidak bisa melakukan top-up kredit, mengingat Tokopedia belum mengantongi lisensi e-money dari Bank Indonesia. Estimasinya baru akhir tahun akan terbit izin tersebut.

Ke depan, akan terbuka dengan metode kartu kredit. Sedangkan Uber Gift Card pun kini dapat dibeli lewat Tokopedia, memungkinkan siapa pun untuk membeli dan berbagi hadiah. Seluruh layanan ini dapat digunakan di 34 kota, di mana Uber beroperasi dan pemesanan paket UberDeliver di Surabaya.

Menurut General Manager Uber untuk kawasan Asia Tenggara dan Utara Chan Park, kehadiran Uber di aplikasi Tokopedia menjadi peluang perusahaan untuk menjaring lebih banyak pengguna baru tanpa harus mengunduh aplikasi Uber dan menjadi pengguna Uber sebelumnya.

Tentunya, Uber tidak merasa khawatir apabila jumlah unduhan aplikasi menurun dan beralih ke Tokopedia. Sebab tujuan perusahaan adalah membuka peluang ekonomi sebesar-sebesarnya untuk mitra pengemudi lewat kemudahan booking bagi sisi pengguna.

“Kemitraan ini kami harapkan bisa bantu capai misi yang ingin memberikan kenyamanan dalam bertransportasi untuk semua orang,” kata Chan, Kamis (9/11).

Chief of Staff Tokopedia Melissa Siska Juminto menambahkan, “Kerja sama strategis ini turut membawa misi kami lebih jauh lagi dalam mewujudkan pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia, dengan memberikan pengunjung Tokopedia lebih banyak akses terhadap layanan yang mereka perlukan.”

Menurut Melissa, kerja sama strategis antara Uber ini merupakan jangka panjang. Sehingga bakal ada inisiatif baru antara kedua perusahaan yang akan bermunculan.

Untuk memesan Uber rides, pengguna dapat membuka menu “Pembayaran & Top Up”, lalu pilih logo Uber untuk mulai memesan perjalanan. Tentukan poin penjemputan dan destinasi. Jika sudah siap, klik “Request”.

Akan tetapi, belum semua pengguna Tokopedia sudah bisa menggunakan layanan rides. Sebab baru diluncurkan untuk sebagian pengguna. Rencananya dalam waktu dekat akan tersedia untuk seluruh pengguna Tokopedia.

Sementara untuk pembelian Uber Gift Card, pengguna dapat memilihnya di menu Gift Card. Lalu pilih metode pembayaran yang diinginkan dan nominal Gift Card yang diinginkan Rp50 ribu atau Rp100 ribu. Nanti pengguna akan mendapat Gift Code yang dapat dimasukkan dalam aplikasi Uber.

Bila ingin memberi hadiah ke orang lain, masukkan nominal Gift Card, email atau nomor ponsel yang terasosiasi dengan akun Uber milik penerima hadiah. Bila penerima telah menjadi pengguna Uber, Gift Card akan masuk secara otomatis. Bila belum, penerima harus membuat akun Uber terlebih dahulu.

Application Information Will Show Up Here