Tag Archives: ugm

Gandeng UGM, Blibli Gelar Kelas Kewirausahaan Sosial untuk Bantu UKM Go Digital

Dunia digital sangat berperan dalam membantu UKM menjangkau lebih banyak pasar, terlebih di masa pandemi sekarang ini. Untuk membantu UKM agar lebih melek digital, Blibli bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar edukasi kewirausahaan dan e-commerce dalam Kelas Kewirausahaan Sosial.

Continue reading Gandeng UGM, Blibli Gelar Kelas Kewirausahaan Sosial untuk Bantu UKM Go Digital

Mengupas Perspektif Teknik Artificial Intelligence dari Berbagai Industri di kumparan Academy

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi salah satu konsep yang dinilai akan mendorong efek bola salju pada tren produk teknologi ke depannya. AI pada dasarnya, menurut Richard E. Bellman, merupakan sistem automasi dari proses yang memerlukan pemikiran yang direfleksikan dalam teknologi. Penerapannya dapat terjadi di berbagai sektor dan serangkaian proses bisnis, mulai dari penentuan keputusan hingga pemecahan masalah.

kumparan Academy membahas mengupas tuntas Aplikasi AI di berbagai industri ini dikupas tuntas dalam kegiatan kumparan Academy pada hari Senin (23/04) di Yogyakarta, bekerja sama dengan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada (UGM) dan didukung oleh DailySocial.id.

Setelah membawa pembahasan “Deep Learning vs Conventional Machine Learning from Technical Perspective” di Jakarta, kumparan Academy kembali berbagi wawasan yang masih beririsan dengan algoritma deep learning dan machine learning dalam skala yang lebih makro, yakni Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan.

Pemahaman secara umum dijelaskan oleh Dessi Puji Letari, Ph.D sebagai Chief Speech Scientist Prosa.ai—sebuah startup yang mengembangkan teknologi text dan speech recognition. “Salah satu parameter AI adalah komunikasi, sehingga speech recognition menjadi sangat signifikan,” ujar Dessi.

AI di industri dibahas dari sudut pandang praktikal dan teknis oleh Chief Data & Product kumparan Thomas Diong dalam perspektif media, Kepala Lab Sistem Cerdas FMIP UGM dari perspektif bioinformatika, dan Co-Founder Konvergen.ai Lintang Sutawika yang mewakili pengembang produk AI.

Di bidang media, salah satu yang telah diterapkan di kumparan saat ini adalah big data. Hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang harus dikelola dan diproses sebagai sebuah industri media. Terlebih kumparan juga menerapkan konsep User Generated Content (UGC). “Pondasi big data di kumparan terdiri dari beberapa komponen. Mulai dari sistem untuk tracking, data warehouse, lalu dilanjutkan otomasi proses yang dilakukan oleh algoritma pintar yang diterapkan dalam sistem,” jelas Thomas.

Berbeda dengan bioinformatika yang pada dasarnya gabungan antara ilmu biologi dan informatika. Biologi menyediakan data dan dari informatika memprosesnya. “Bioinformatic data obtained from DNA to Cell Function, terdiri dari DNA Squencer, Animo Acid Squence, Protein, 3D Structure, Protein Function, Protein Function sampai Cell Activity,” ujar Afi.

Disclosure: DailySocial adalah media partner dari kumparan Academy Yogyakarta.

Lintasarta Announces 8 Startup Winners of Appcelerate 2017

Technology company Lintasarta finishes Appcelerate 2017 program by announcing 8 startup as winners representation of each partner universities, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), and Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Appcelerate 2017 is slightly different from the previous year which only takes ITB. It is now spreading widely, team up with top three universities in Indonesia.

Appcelerate is a CSR program held by Lintasarta since last year as business plan creation event of product innovation or digital app. The developed products should have business value and capable to support all financial sectors, oil and gas, plantation, manufacture, health, logistic, transport, maritime and smart city.

“We will continue [Appcelerate] as a way to build ecosystem, also part of Lintasarta transformation into ICT’s leading player by 2020,” said Arya N Soemali, Lintasarta’s IT Services Director on Wednesday (12/6).

UGM’s startup winners are Pijar (Online Psychology), Pasienia (Patient community) and Iwak (fishery logistic distribution). Meanwhile ITB has Halofina (SMW and private financial assistant), Cityplan (urban planning platform) and Ready Doc (CRM for doctor and clinic). ITS added with Siguri (integrated security devices) and Nelbi (smart electronic devices).

These startups are selected after going for three-month (August to October 2017) incubation and acceleration period with other representations at each universities. During the incubation period, each startups receive mentoring, product and business development guidance through various programs involving Lintasarta’s board of directors.

They get the finest judgement of all other candidates, meet the expectation of problem solving category, usefulness, commercial and business value. Judges are selected from the board of directors, Lintasarta’s general manager and head of business incubator from three universities.

Of the eight startups, top three are selected from each universities. Pijar, Halofina, and Siguri will get business development support and partnership with Lintasarta to enter B2B market.

“On certain point, there will be an evaluation, because they cannot be instantly independent. We will guide them continuously to the point where we can discuss in commercial context. There will be revenue sharing.”

Next year, Soemali said his team will continue to engage universities as company’s spirit in expanding opportunity for the youth.

One of the winners in Appcelerator 2016 which already signed B2B cooperation with Lintasarta is Kazee (formerly CHARM), a platform for media analysis.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Lintasarta Umumkan 8 Startup Pemenang Appcelerate 2017

Perusahaan teknologi Lintasarta menuntaskan program Appcelerate 2017 dengan mengumumkan delapan startup sebagai pemenang dari tiap universitas mitra, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Appcelerate kali ini cukup berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya menggandeng ITB. Kali ini Appcelerate diselenggarakan lebih luas, menggandeng tiga universitas besar di Indonesia.

Appcelerate adalah program CSR yang diadakan Lintasarta sejak tahun lalu sebagai ajang pembuatan rencana bisnis dalam bentuk inovasi produk atau aplikasi digital. Produk yang dihasilkan harus memiliki nilai bisnis dan dapat diterapkan untuk mendukung berbagai sektor industri finansial, migas, plantation, manufaktur, kesehatan, logistik, transportasi, maritim, dan smart city.

“Kami akan terus lanjutkan [program Appcelerate] sebagai salah satu cara kami dalam membentuk ekosistem, termasuk bagian dari transformasi Lintasarta menjadi pemain ICT terkemuka di 2020,” ucap IT Services Director Lintasarta Arya N Soemali, Rabu (6/12).

Para pemenang startup dari UGM terdiri dari Pijar (psikologi online), Pasienia (komunitas pasien), dan Iwak (distribusi logistik perikanan). Sementara dari ITB ada Halofina (asisten keuangan pribadi dan SMW), Cityplan (platform untuk urban planning), dan Ready Doc (CRM untuk dokter dan klinik). Dari ITS ada Siguri (perangkat keamanan terintegrasi) dan Nelbi (perangkat listrik pintar).

Delapan startup ini terpilih setelah mengikuti masa inkubasi dan akselerasi selama tiga bulan (selama Agustus hingga Oktober 2017) di universitasnya masing-masing, bersama finalis lainnya. Selama masa inkubasi, para startup mendapat mentoring, bimbingan pengembangan produk dan bisnis melalui berbagai program yang melibatkan jajaran direksi Lintasarta.

Mereka mendapat penilaian terbaik dari dewan juri mengalahkan kandidat lainnya, dinilai memenuhi kategori problem solving, usefulness, memiliki nilai komersial, dan nilai bisnis. Dewan juri terdiri dari jajaran direksi, general manager Lintasarta, serta pimpinan inkubator bisnis dari tiga universitas.

Dari delapan startup, diambil tiga terbaik dari masing-masing universitas. Pijar, Halofina, dan Siguri akan mendapat dukungan pengembangan bisnis dan kerja sama dengan Lintasarta untuk masuk ke pasar B2B.

“Kita akan lihat nanti dalam titik tertentu bakal ada evaluasi karena mereka tidak bisa langsung mandiri. Kami akan terus bimbing mereka sampai nanti besar, baru nanti akan bicara dengan konteks komersial. Nanti akan ada bagi-bagi revenue.”

Untuk tahun depan, Arya menuturkan pihaknya akan terus mengundang lebih banyak universitas sebagaimana semangat perusahaan untuk memperluas kesempatan kepada anak muda.

Salah satu pemenang Appcelerator 2016 yang sudah menandatangani kerja sama B2B dengan Lintasarta adalah Kazee (sebelumnya bernama CHARM), sebuah platform untuk analisis berbagai media.

Tonggak.id Sajikan Daftar Masalah Tervalidasi untuk Bekal Memulai Startup

Satu Data Indonesia Kantor Staf Presiden (SDIKSP), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Kibar lewat Gerakan Nasional 1000 Startup menginisiasikan peluncuran platform Tonggak.id sebagai wadah berkumpulnya para akademisi, peneliti dan komunitas untuk saling bertukar pikiran dan mengubah masalah jadi potensi, lalu mengubah potensi jadi aksi nyata.

Inisiasi ini dilakukan karena berdasarkan survei internal peserta dari Gerakan Nasional 1000 Startup saat melakukan roadshow, menemui kesulitan melakukan riset untuk menentukan ide bisnis apa yang paling dibutuhkan di kota mereka masing-masing. Alasannya, salah satunya karena keterbatasan akses dan sumber daya.

Mereka pun jadi sulit menemukan masalah apa yang paling mendesak untuk diselesaikan, sehingga solusi yang ditawarkan kurang beragam. Alhasil, startup yang dihasilkan lagi-lagi hanya berputar di solusi transportasi online atau marketplace.

“Padahal seharusnya setiap kota punya kebutuhan yang unik dan berbeda-beda,” kata Executive Director Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Enda Nasution, Kamis (20/7).

Tonggak.id memberi data yang berisi permasalahan yang ada di sekitar secara terkurasi, aktual dan tervalidasi diperuntukkan untuk orang-orang yang ingin mendirikan startup. Hasil akhir yang disasar dari Tonggak.id adalah calon startup founder dapat menemukan peluang bisnis melalui solusi tepat guna bagi orang banyak berdasarkan data yang tepat.

Selain itu, Tonggak.id juga menjadi jawaban bagi terbukanya akses informasi untuk konsumsi publik, didukung oleh penyajian data dengan visual menarik sehingga memudahkan saat interpretasi.

Pada tahap awal, Tonggak.id akan fokus pada enam kategori masalah berdasarkan program prioritas pemerintah, yaitu ketahanan pangan, maritim, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan logistik.

“Harapannya Tonggak.id bisa membuat semua orang jadi lebih melek data. Data pun jadi lebih mudah diakses, sehingga teman-teman startup bisa membuat bisnis dari masalah dengan data yang valid sesuai dengan kondisi, tidak berdasarkan asumsi. Data kami dapatkan dari hasil riset kampus, lembaga pemerintahan, dan komunitas,” terang Co-Founder Tonggak.id Octa Ramayana.

Untuk alur dan peran Tonggak.id dalam mendapatkan data, ada empat proses yang saling berkesinambungan. Pertama, dimulai dari ditemukannya definisi masalah oleh SDIKSP yang kemudian di proses peneliti dan akademisi untuk validasi data.

Setelah itu, proses pengayaan dan penyebaran data yang dilakukan komunitas dan startup. Terakhir adalah pelaporan oleh komunitas dan startup untuk dibawa ke langkah aksi, merealisasikan masalah menjadi solusi baru.

Pemerintah daerah masih sulit buka data

Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Robertus Theodore mengatakan saat ini untuk keterbukaan data dari internal pemerintah daerah masih sulit dilakukan. Hanya ada beberapa daerah saja yang sudah menerapkan keterbukaan data, seperti Bandung, Yogyakarta dan Pontianak. Ini tergantung kebijakan dari masing-masing pimpinannya.

Namun, sebagian besar pemimpin daerah masih banyak yang menganggap data baru akan didapat apabila ada yang memintanya terlebih dahulu. Menurut dia, salah satu penyebabnya adalah belum adanya payung hukum tertinggi berbentuk Peraturan Presiden yang dapat “memaksa” pemerintah daerah untuk berbagi data ke publik.

“Sejak 2014 kami dirikan Satu Data Indonesia sebagai ajang untuk open government agar data-data yang dihimpun jadi lebih optimal. Kami sedang fokus dorong pemerintah untuk menerbitkan Perpres keterbukaan data, “memaksa” lembaga untuk berbagi data internal ke publik,” kata Robertus.

Robertus melanjutkan, dengan keterlibatan SDIKSP dalam inisiasi Tonggak.id menjadi salah satu upayanya dalam mendorong reformasi tata kelola data pemerintah lewat pemanfaatan data. Pihaknya percaya bahwa data akan bernilai lebih apabila data tersebut dimanfaatkan oleh pengguna baik itu pemerintah dalam konteks data-driven decision making dan masyarakat umum, termasuk pelaku startup.

UGM Jalin Kerja Sama dengan Six Capital Singapore untuk Kembangkan Potensi Startup Digital

Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalin sebuah kemitraan dengan Six Capital Singapore untuk pengembangan pusat inovasi digital di Indonesia. Six Capital Singapore merupakan sebuah perusahaan fintech dan analisis data. Rencananya Six Capital akan menggelontorkan donasi sebesar Rp 199 miliar dalam bentuk pelaksanaan proyek (6 proyek inovasi).

Salah satu proyek yang akan dikembangkan adalah infrastruktur gedung Digital Innovation Center, untuk kegiatan riset dan inovasi di bidang digital. Penghibahan 68 unit komputer untuk Center of Excellence for Financial Trading yang ditempatkan di Pertamina Tower, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tersedia pula pendanaan inovasi untuk startup yang dinaungi oleh Innovative Academy di UGM.

“Melalui kerja sama dengan Six Capital Singapore, UGM telah merintis dan merealisasikan misinya dalam mengembangkan riset dan inovasi di bidang teknologi digital, yang bertujuan untuk membangun budaya inovasi dan budaya kolaborasi antar civitas akademika di lingkungan UGM,” sambut Rektor UGM Dwikorita Karnawati.

Peresmian kerja sama dilakukan Rektor UGM dan Chairman and Founder Six Capital Singapore Patrick Teng di sela-sela World Economic Forum 2017 di Davos, Swiss. Turut menyaksikan penandatanganan tersebut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Dalam sambutannya Arilangga mengatakan bahwa kerja sama ini akan sangat mendukung penumbuhan startup digital untuk menghadapi era industri 4.0.

Untuk memperluas cakupan akses ke dalam layanan digital, terutama dalam program preventif healthcare, kerja sama ini juga akan melakukan kegiatan pembagian 1.000 smartphone gratis ke masyarakat pedesaan di Yogyakarta khususnya di Gunung Kidul, Bantul, Kulonprogo dan Sleman. Dalam WEF 2017, Indonesia memperkenalkan NusaHealth yang merupakan aplikasi personal digital healthcare berbasis smartphone dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang perilaku hidup sehat.

Aplikasi DesaApp yang dikembangkan Fakultas Pertanian UGM dan PT Gamatechno juga turut dipamerkan. Aplikasi ini didesain untuk masyarakat desa dan para petani dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka melalui akses informasi harga-harga komoditi pertanian, hama penyakit tanaman, konsultasi ahli pertanian, dan musim tanam.

Di kesempatan yang sama, Airlangga juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengembangkan infrastruktur digital untuk industri kecil dan menengah (IKM), yakni program e-smart IKM dalam upaya memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era industri digital.

Google dan UGM Bangun Mesin Text-to-Speech Bahasa Jawa

Google bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), khususnya Fakultas Ilmu Budaya (FIB), menyukseskan Project Unison untuk program Bahasa Jawa. Proyek ini menggunakan teknologi machine learning untuk membuat model text-to-speech untuk mengumpulkan rekaman tuturan Bahasa Jawa. Hal ini nantinya akan memudahkan orang Indonesia menggunakan produk Google dengan Bahasa Jawa, seperti memasukkan input pencarian di aplikasi buatan Google.

Selama beberapa Minggu ke depan, rekaman audio penutur Bahasa Jawa akan digabungkan guna membuat suara berbahasa Jawa di ponsel Android. Selain untuk kebutuhan voice input, proyek ini juga akan diimplementasikan untuk kebutuhan text-to-speech. Dengan demikian, lebih dari 80 juta penutur Bahasa Jawa akan dapat berinteraksi di ponsel cerdas untuk memudahkan pengguna mengembangkan budaya Jawa.

Data suara berbahasa Jawa, yang akan dikumpulkan dalam beberapa minggu ke depan, dapat diakses secara terbuka sehingga pengembang maupun peneliti di kampus-kampus di Indonesia nantinya dapat mengembangkan teknologi berbahasa Jawa sendiri.

Mulai awal Mei, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM akan menyediakan ruangan dan peserta pengumpulan data suara. Google juga akan bekerja sama dengan Universitas Reykjavik untuk Bahasa dengan Sumber Daya Terbatas dalam usaha untuk memasukkan lebih banyak bahasa ke online dan membuat alat yang tersedia melalui sumber terbuka (open source) untuk mendukung penelitian dan pengembangan.

Selama berada di UGM, peneliti Google akan mengajarkan pengembang lokal dan mahasiswa cara menggunakan teknologi dan data Google yang dapat diakses secara terbuka. Google juga mengajak banyak orang dari berbagai penjuru Indonesia untuk mengikuti lokakarya teknik.

Puluhan Ide Aplikasi Dihasilkan Pelajar Yogyakarta dalam YouthSpark Idea Generation

Dalam sebuah pagelaran bertajuk “YouthSpark Idea Generation” beberapa waktu lalu, puluhan ide permainan digital berhasil dihimpun dari 305 siswa-siswi di Yogyakarta. YouthSpark Idea Generation merupakan salah satu program Citizenship Microsoft yang memberikan pelatihan khusus kepada generasi muda mengenai cara mengembangkan ide kreatif yang dapat dituangkan menjadi sebuah aplikasi permainan.

Berbagai ide kreatif yang dikumpulkan memiliki nilai-nilai edukasi seperti melatih kemampuan mengidentifikasi dan memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan bekerja secara sistematis dan runtut, mempelajari bahasa asing, mengembangkan kreativitas, serta melestarikan budaya Indonesia.

Hasil ide kreatif dari kegiatan YouthSpark Idea Generation contohnya disampaikan oleh tim Lurik Studio dari SMAN 10 Yogyakarta melalui ide aplikasi permainan “Rebut Kembali”. Permainan ini mengusung konsep budaya Indonesia. Para pemain diajak menyelesaikan berbagai teka-teki dan rintangan untuk mengumpulkan warisan-warisan budaya yang telah dicuri oleh para musuh.

Tak hanya itu, ide kreatif lainnya juga disampaikan secara apik oleh perwakilan SMK Pelyaran Muhamadiyah 1 Kalasan melalui ide aplikasi permainan “The Adventure of Word”. Pemain diajak untuk berpetualang menuju tempat-tempat wisata di Yogyakarta dengan mengikuti instruksi dan arahan yang tertulis dalam Bahasa Inggris. Pemain juga diajak menyelesaikan berbagai tantangan seputar kosa kata, seperti menyusun frasa dan melengkapi kalimat.

Kegiatan yang merupakan hasil kerja sama antara Microsoft Indonesia dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM), Microsoft Innovation Center (MIC) Yogyakarta dan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) ini kian menegaskan komitmen para organisasi dan institusi di bidang pendidikan untuk mengembangkan potensi serta talenta generasi muda.

“Kami sangat senang dan bangga melihat banyaknya ide yang berhasil diciptakan dalam YouthSpark, khususnya selama YouthSpark Idea Generation. Berbagai ide yang dihasilkan semakin menunjukkan besarnya potensi generasi muda dalam berpikir secara kreatif, logis, dan terstruktur,” ungkap  Esther Sianipar selaku Community Affairs Manager Microsoft Indonesia.

Tidak berhenti pada tahap idea generation, YouthSpark Yogyakarta yang berlangsung hingga Mei 2016 juga akan memilih ide aplikasi terbaik. Kumpulan ide dari para peserta akan dipilih oleh Microsoft Indonesia dan YCAB untuk mendapat dukungan pelatihan agar ide tersebut dapat terealisasikan menjadi sebuah aplikasi nyata.

“YouthSpark Idea Generation mampu mengasah kreativitas serta keingintahuan para peserta dengan cara  yang menyenangkan. Kami berharap kegiatan ini mampu mendorong anak-anak muda Indonesia agar dapat terus meningkatkan kemampuan mereka di bidang teknologi. Hal ini penting mengingat kemampuan menggunakan teknologi telah berkembang menjadi kemampuan utama yang diperlukan di era digital seperti sekarang ini,” jelas Chief Operating Officer YCAB Foundation Firza Imam Putra.

Aplikasi Realive untuk Google Glass Tidak untuk Tujuan Komersial

Ilustarasi Seoarang Wanita Memakai Google Glass / Shutterstock

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki gugusan gunung aktif memang akrab dengan bencana alam. Aplikasi Realive yang dikembangkan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada mencoba hadir untuk membantu mitigasi bencana. Aplikasi ini sendiri sudah mendapat pengakuan dunia dengan meraih penghargaan “Best Public Safety App” pada kompetisi yang diselenggarakan oleh AT&T dan IBM di California, Amerika Serikat. Namun setelah itu timbul pertanyaan, mau dibawa ke mana aplikasi ini?

Continue reading Aplikasi Realive untuk Google Glass Tidak untuk Tujuan Komersial

Microsoft dan UGM Integrasikan Produk E-Learning dan Produktivitas dalam “eLisa 365”

Ilustrasi E-Learning / Shutterstock

Microsoft dan Universitas Gadjah Mada berkolaborasi mengintegrasikan platform e-learning eLisa yang sudah ada dengan paket produktivitas Office 365 for Education. Hasilnya adalah eLisa 365 yang bisa digunakan oleh 6000 mahasiswa UGM untuk tahap awal. Ke depannya sistem ini akan digunakan oleh seluruh 60.000 mahasiswa dan 6.000 dosen dan staf akademik UGM.

Continue reading Microsoft dan UGM Integrasikan Produk E-Learning dan Produktivitas dalam “eLisa 365”