Tag Archives: ulasan smartphone

[Review] Samsung Galaxy M30, Versi Mumpuni M20, tapi Layakkah jadi Pengganti?

Rentetan smartphone terjangkau dari Tiongkok menyadarkan kita bahwa tak perlu mengeluarkan terlalu banyak uang untuk memiliki perangkat berperforma memuaskan dengan fitur lengkap. Berupaya untuk mempertahankan pangsa pasar mereka, Samsung memutuskan untuk merombak lini produknya, melebur beberapa model sembari memperkenalkan seri baru, dan Galaxy M boleh dikatakan sebagai salah satu kisah suksesnya.

Ada tiga model yang Samsung tawarkan di seri M, dan Galaxy M30 merupakan varian tercanggihnya. Galaxy M30 meluncur di Indonesia pada bulan Juli kemarin, mengedepankan konsep bertajuk ‘3x max’, mengacu pada tiga kapabilitas unggulan di sana: baterai berkapasitas raksasa 5.000mAh, kemampuan fotografi berbasis setup tiga kamera, serta layar berpanel Super AMOLED dengan desain notch Infinity-U.

Samsung mempersilakan saya untuk melakukan pengujian pada Galaxy M30 secara ekstensif. Dalam waktu sebulan ke belakang, ia menjadi rekan pribadi yang cukup andal untuk menemani aktivitas sehari-hari, misalnya berkomunikasi via app massaging, browsing hingga nonton video. Namun menakar lebih jauh dari apa yang disajikannya, Galaxy M30 pada dasarnya ialah versi upgrade  Galaxy M20 – bukan pengganti maupun penerus. Simak ulasan lengkapnya di bawah.

 

Bundel penjualan

Umumnya, efek dari upaya menekan harga adalah paket penjualan yang sederhana dan mayoritas konsumen biasanya tidak masalah dengan kondisi ini. Namun Samsung tampaknya memiliki standar minimal terkait bagaimana mereka menyajikan sebuah perangkat, terlepas dari seberapa ekonomis produk itu ditawarkan. Selain kelengkapan standar seperti kabel dan unit charger, kita juga bisa menemukan earphone bawaan di dalam bungkusnya.

M30 1

 

Penampilan

Jika tak rusak buat apa diperbaiki? Inilah kesan yang saya dapatkan ketika membandingkan Galaxy M30 dengan tipe M20. Smartphone mengusung arahan desain serupa pendahulunya itu. Tubuhnya terbuat dari plastik, dengan bagian pinggir dan ujung membundar agar nyaman ketika digenggam. Galaxy M30 menyuguhkan layar seluas 6,4-inci dan mempunyai dimensi 159×75,1×8,5mm. Efek positif dari pemakaian material bahan plastik adalah bobot jadi relatif ringan, hanya 174g.

M30 16

M30 12

Penerapan upgrade terbilang cukup minimal. Perbedaan paling mencolok antara Galaxy M30 dan M20 terletak pada pemakaian notch berbentuk U (Infinity-U, bukan V), jumlah lensa kamera di sisi belakang (ada tiga plus satu flash), serta pemanfaatan warna gradasi. Selain itu, semuanya terlihat serupa, dari mulai tombol fisik power dan volume di sebelah kanan, sensor sidik jari di punggung sehingga mudah digapai telunjuk, port USB type-C di bawah, dan layarnya tetap menyisakan area ‘dagu’.

M30 15

M30 13

Itu berarti, hal-hal yang Anda suka dan tak sukai dari Galaxy M20 kembali hadir di M30. Saya pribadi tidak keberatan dengan konstruksi plastik, tapi mungkin efek negatifnya adalah, penggunaan material ini menjauhkan smartphone dari kesan premium atau elegan. Dan dalam pemakaian intensif, permukaan glossy Galaxy M30 akan mengumpulkan bekas minyak dan sidik jari, jadi Anda disarankan untuk membersihkannya secara teratur. Kemudian, bahan plastik juga lebih mudah baret.

M30 3

M30 9

 

Layar

Salah satu lompatan terbesar dari M20 ke Galaxy M30 ialah upgrade pada layar. Ketika pendahulunya hanya dibekali TFT, smartphone anyar Samsung memanfaatkan panel Super AMOLED. Ukurannya 0,1-inci lebih lapang, tapi masih mempunyai resolusi serta rasio serupa, yaitu FHD+ (1080x2340p) dan rasio 19,5:9. Layar 6,4-inci di sana membuat M30 jadi perangkat Galaxy M dengan display terlebar.

M30 7

Berkat pemakaian Super AMOLED, layar Galaxy M30 mampu menghidangkan gambar jernih dan cemerlang. Warna-warni pada objek atau background tampil kontras, lalu tingkat kecerahannya juga sangat baik, sangat efektif dalam mengimbangi teriknya sinar matahari (bisa didongkrak manual hingga 641-nits). Lalu brightness juga dapat diredupkan secara signifikan, jika Anda perlu browsing atau membalas pesan sebelum tidur saat lampu kamar sudah dimatikan.

M30 38

Anda dipersilakan pula buat menggunakan fitur adaptive brightness, namun saya tidak melihat adanya sensor ambient light. Kemungkinan, Galaxy M30 mengandalkan kamera depan untuk mengetahui kondisi pencahayaan di sekitarnya. Lalu tersedia pula fungsi filter bluelight demi mengurangi dampak buruk sinar biru pada mata (efeknya ialah membuat output jadi tampak lebih kuning).

 

UI dan pengalaman penggunaan

Sejujurnya, saya belum terlalu familier dengan ekosistem user interface buatan Samsung. Mengulik sedikit sisi software Galaxy M30, smartphone ini sudah dibekali One UI, yaitu desain antar muka ‘yang difokuskan pada hal-hal penting’, menjanjikan pengalaman pemakaian yang intuitif, natural serta memberikan akses mudah ke berbagai berita. Sejak dikeluarkan dari boks, unit review ini telah mengusung sistem operasi Google Android 9 Pie.

M30 4

Tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan One UI. User interface ini terdiri dari dua lapis menu, yakni tampilan home serta list aplikasi – dapat dibuka lewat gerakan menyapu layar ke atas atau bawah. Seperti biasa, tray shortcut dan notifikasi bisa diakses dengan cara menarik bagian atas layar ke bawah. Di sana Anda akan disuguhkan deretan update info app atau device. Silakan tarik lebih jauh buat mengeluarkan seluruh opsi shortcut.

M30 10

Di setting default, Samsung menampilkan icon aplikasi serta teks berukuran cukup besar agar mudah diindentifikasi serta dibaca. Anda tentu diperkenankan untuk mengubahnya. App-app tersebut juga dapat mudah dimasukkan dalam folder cukup dengan drag-and-drop satu icon ke icon lain, kemudian tinggal tentukan namanya. Untuk mempersingkat waktu pencarian, Anda juga bisa mengetikkan aplikasi yang ingin dibuka via kolom search.

 

Hardware dan performa

Berikut adalah detail spesifikasi dari unit Samsung Galaxy M30 ini:

  • System-on-chip Exynos 7904 (14 nm)
  • CPU octa-core, terdiri dari 2×1,8GHz Cortex-A73 dan 6×1,6GHz Cortex-A53
  • GPU Mali-G71 MP2
  • Memori RAM 4GB
  • Penyimpanan internal 64GB, bisa diekspansi menggunakan kartu microSD hingga 1TB
  • Baterai 5.000mAh yang ditunjang oleh fitur fast charging 15W
  • Kartu dual SIM plus slot microSD

M30 37

Tiga software saya gunakan untuk melakukan benchmark, yaitu AnTuTu, PCMark dan 3DMark Sling Shot dan Ice Storm Unlimited; plus CPU-Z buat mengetahui secara spesifik kompoisisi hardware dari smartphone. Berikut adalah hasil skor terbaik yang diperoleh Galaxy M30 beserta data-data pelengkapnya:

AnTutu

M30 25

 

PCMark

M30 27

 

3DMark

M30 28

M30 26

 

Tentu saja, benchmark tak bisa merepresentasikan kinerja perangkat di dunia nyata. Untuk pemakaian sehari-hari, Galaxy M30 bekerja dengan sangat baik. Saya tidak menemui kendala baik ketika menjelajahi internet lewat Chrome, browsing wall Facebook ataupun platform sosial media lain, chat serta teleconference via Hangouts, hingga menikmati video YouTube. Tapi perlu Anda ingat bahwa smartphone ini bukanlah device kelas flagship.

M30 30

Ada satu kabar gembira lagi buat Anda. Galaxy M30 juga sanggup menangani tugas yang lebih berat – seperti gaming. Untuk kebutuhan ini, saya menggunakan permainan Asphlat 9 Legends, dan sesuai dugaan, perangkat mampu menjalankan game dengan memuaskan. Asphalt 9 bahkan tetap beroperasi mulus ketika preset grafis dipindahkan ke high quality. Saya tidak merasakan adanya penurunan frame rate signifikan walaupun layar menampilkan banyak objek dan efek visual secara berbarengan. Dan sudah pasti, aktivitas gaming membuat temperatur smartphone jadi naik.

M30 33

M30 34

M30 31

M30 35

Sempat saya singgung sebelumnya, kapasitas baterai ialah salah satu fitur primadona dari Galaxy M30, dan konsumsi dayanya jadi lebih irit lagi dibanding M20 berkat efisiensi tinggi panel Super AMOLED. Dalam penggunaan normal, smartphone bisa aktif hampir dua hari – bahkan kadang saya lupa kapan terakhir kali mengisi ulang baterainya. Yang mengagumkannya lagi, M30 dapat melampaui batasan 16 jam di sesi tes video.

Saat mengisi ulang Galaxy M30, Anda sangat disarankan menggunakan unit charger yang telah Samsung sediakan demi mendapatkan durasi sesingkat-singkatnya. Dari kondisi kosong ke penuh, proses charging memakan waktu lebih dari dua jam. Satu hal unik yang saya temukan adalah, tempo pengisian baterai jadi melambat saat mencapai 90 persen.

M30 6

 

Fotografi

Buat kebutuhan fotografi secara umum, Galaxy M30 mengandalkan setup tiga kamera. Di sana ada sensor 13Mp f/1.9 plus fitur PDAF, sensor 5Mp f/2.2 dengan lensa ultrawide 12mm, dan satu lagi sensor kedalaman 5Mp f/2.2. Terlepas dari rangkaian ‘kompleks’ itu, kamera Galaxy M30 punya karakteristik serupa kamera smartphone lain: hasil akan prima jika ditunjang cahaya mencukupi.

M30 11

Tidak ada yang bisa dikeluhkan dari UI aplikasi fotografi bawaan smartphone. Seluruh fungsi dan fitur ditampilkan secara informatif. Untuk menggunakannya, Anda hanya tinggal melakukan tap atau swipe: mode foto, video, flash, panorama, stiker AR, memakai lensa ultrawide serta fungsi live focus buat menciptakan efek blur di latar belakang. Kemudian di menu setting, kita dapat mengutak-atik lebih jauh, seperti mengaktifkan garis grid, tag lokasi, hingga menentukan rasio foto.

M30 5

Anda akan mendapatkan gambar-gambar terbaik di periode golden hour, ketika sinar matahari lebih lembut dan berwarna keemasan. Di waktu ini, Anda bisa menciptakan foto apapun yang diinginkan berbekal tool-tool Galaxy M30. Namun tanpa adanya cahaya matahari (bahkan walaupun dibantu lampu), kamera mulai memperlihatkan kelemahannya. Noise mulai muncul di area-area gelap dan gradasi, serta terlihat pula efek warna seperti cat air.

M30 14

Mendapatkan foto bokeh via live focus juga cukup menantang. Agar fungsi ini bisa beroperasi optimal, objek harus berada di jarak yang tepat serta ditunjang cahaya mencukupi. Di beberapa kejadian, kamera Galaxy M30 kadang kesulitan menentukan objek utama dan background, dan saya harus men-switch ke mode foto standar kemudian mengembalikannya ke live focus untuk me-refresh-nya.

Selain setup tiga lensa di belakang, ada satu kamera 16Mp f/2.0 di depan sebagai sarana utama berswafoto. Kamera tersebut dilengkapi fitur HDR dan mampu merekam video 1080p di 30fps – sama seperti kamera belakangnya.

Ini dia sampel-sampel foto Samsung Galaxy M30:

Dan ini komparasi antara foto standar dan dengan efek bokeh:

 

Kesimpulan

Saya belum sepenuhnya paham strategi Samsung dalam bermain di pasar smartphone kelas menengah hingga entry-level. Raksasa elektronik asal Korea Selatan itu setidaknya punya enam model perangkat dengan harga di bawah Rp 4 juta. Galaxy M30 sendiri ialah varian M ‘tercanggih’, hadir kurang lebih lima bulan setelah M20. Sebagai sebuah smartphone terjangkau, Galaxy M30 menyajikan keseimbangan yang cukup baik antara harga dan kinerja.

M30 8

Namun saya rasa tidak ada alasan kuat untuk membeli Galaxy M30 jika saat ini Anda sudah mempunyai Galaxy M20 atau varian Galaxy A kelas menengah semisal A30 atau A50. Hal lain yang perlu dipertimbangkan ialah, di rentang harga Rp 3 jutaan, kompetitor punya penawaran yang tidak kalah menarik; contohnya Vivo lewat Z1 Pro lalu Xiaomi dengan Redmi Note 7. Kedua perangkat itu menyimpan komposisi hardware setara (atau bahkan sedikit lebih canggih) tapi dibanderol diharga yang relatif lebih murah dari Galaxy M30.

Samsung Galaxy M30 bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 3,4 juta.

M30 40

Sparks

  • Baterai tahan lama berkapasitas 5.000mAh
  • Layar Super AMOLED dengan segala keunggulannya
  • Performa cukup memuaskan untuk smartphone di kelasnya
  • UI bersih, simpel dan bebas gangguan

 

Slacks

  • Desain kurang inspiratif
  • Konstruksi tubuh plastik mungkin bukan favorit semua orang
  • Mutu tiga kameranya di bawah ekspektasi
  • Tidak menawarkan lompatan besar dari Galaxy M20

 

Google Singkap Karakteristik Konsumen Smartphone di Indonesia

Dengan 300 lebih kelompok etnis yang menghuni negeri kepulauan seluas 1,9 juta kilometer persegi ini, karakteristik konsumen di Indonesia sangat unik serta beragam. Beberapa vendor hardware sempat mengutarakan kebingungannya pada saya soal apa yang sebetulnya orang Indonesia inginkan, tapi di sisi lain, kita melihat betapa gencarnya produsen memasukkan produk-produk anyar mereka.

Kabar baiknya, Google mencoba mengurangi kebingungan ini di segmen smartphone tanah air. Setelah melangsungkan studi via survei dan melengkapinya dengan rangkuman data-data internal Google serta YouTube, sang raksasa internet mengundang media dalam acara Tech & Telco Talk untuk berdiskusi sembari mengungkap seperti apa kebiasaan dan pembawaan orang Indonesia dalam membeli perangkat bergerak. Dialog antar narasumber juga menyibak informasi-informasi unik yang mungkin tidak banyak orang sadari.

Google Telco 7

 

Pertumbuhan smartphone di Indonesia dan pandangan konsumen

Sebelum membahas tema utamanya lebih jauh, kita harus memahami dulu signifikansi pasar ponsel pintar Indonesia di mata dunia. Berpedoman pada data Canalys Indonesia Smartphone Market Report di kuartal keempat 2018, Google senior tech & telco industry analyst Yudistira Nugroho menyampaikan bagaimana pasar perangkat bergerak di nusantara menunjukkan peningkatan paling pesat di wilayah Asia Tenggara. Kenaikannya menyentuh angka 17 persen dari periode 2017 ke 2018.

Google Telco 5

Berkat tersedianya begitu banyak pilihan dari brand berbeda, masyarakat Indonesia jadi kian bertambah kritis dalam membeli perangkat baru. Ekspektasi mereka juga tambah tinggi. Di segmen menengah, ada sekitar 45 persen pengguna masih belum merasa puas dengan kapabilitas smartphone yang mereka miliki. Persentasenya bahkan lebih tinggi lagi di kelas premium, mencapai 56 persen. Hal ini ialah peringatan sekaligus kesempatan bagi produsen buat meningkatkan ‘manuver’ dan kualitas produk mereka.

Google Telco 13

Berbicara soal brand, banyak yang mengira bahwa orang Indonesia jarang sekali berpindah ke merek lain jika mereka sudah menyukai satu nama. Hasil riset memperlihatkan kondisi berbeda: satu dari dua konsumen memilih brand berbeda ketika membeli produk baru. Kesetiaan konsumen pada penyedia jaringan seluler juga tidak begitu besar. Dua dari lima orang biasanya beralih ke provider baru saat meminang smartphone anyar – boleh jadi karena tergoda promo atau program bundling menarik.

Google Telco 3

Meski beragamnya opsi bisa jadi hal positif, terlalu berlebihan juga dapat memberikan dampak negatif. 55 persen dari total konsumen smartphone mengaku mereka merasa kewalahan sewaktu memilih. Sebagian besar khayalak (81 persen) bahkan belum bisa memutuskan model spesifik yang ingin dimiliki saat membutuhkan perangkat baru. Mereka juga masih bingung mengenai brand apa yang sebaiknya dipilih.

Google Telco 1

 

Apa yang jadi tolak ukur konsumen lokal dalam membeli smartphone?

Lalu ketika kita juga beranggapan bahwa performa fotografi merupakan salah satu takaran utama masyarakat dalam memilih smartphone, data Google menunjukkan hanya 71 persen konsumen yang peduli pada kamera – menempatkan fotografi di urutan ke-12 skala prioritas user. Menurut Google, tiga faktor utama yang kini jadi perhatian calon pembeli adalah (1) kecepatan, (2) daya tahan baterai, dan (3) kapasitas penyimpanan serta memori.

Google Telco 2

Di sini perlu digarisbawahi, ‘kecepatan’ yang Google maksudkan di sana bukan sekadar kapabilitas smartphone dalam menjalankan app, tapi juga laju network. Itu artinya, komposisi hardware dan kecepatan jaringan memegang peranan besar. Google juga mengungkap efek negatif dari semakin miripnya penampilan satu smartphone dengan ponsel pintar lain. Hanya 47 persen pengguna yang kini menakar perangkat dari sisi desain. Penampilan berada di peringkat 25 aspek yang jadi preferensi.

Menariknya, ada pandangan berbeda yang diungkapkan oleh beberapa narasumber diskusi kemarin. Romi Hidayat dari Droidlime berpendapat bahwa desain akan jadi aspek penting dalam pembelian smartphone di tahun-tahun ke depan. Saya pribadi cenderung setuju, mengingat banyak bermunculannya ponsel-ponsel ber-notch minimalis serta model yang mengusung kamera pop-up (serta rotating camera seperti di Samsung Galaxy A80) dengan maksud memaksimalkan rasio layar ke tubuh.

Google Telco 8

Djatmiko Wardoyo selaku direktur pemasaran dan komunikasi Erajaya Group juga punya opini yang cukup bertentangan soal kamera. Bagi Djatmiko, fotografi tetap jadi pesona utama smartphone terlepas dari di segmen mana mereka ditujukan. Ada ponsel berkamera ciamik di kelas entry-level, dan ia juga sering mendengar bagaimana konsumen menjuluki Huawei P30 sebagai ‘kamera high-end yang ditambah fungsi ponsel’.

 

Karakteristik pengguna Indonesia dalam memilih ponsel pintar

Lewat salah satu slide presentasinya, Yudistira Nugroho menunjukkan bagaimana konsumen Indonesia rata-rata butuh waktu 14 hari untuk membeli sebuah smartphone. Pertama-tama mereka akan melakukan pencarian, dan selanjutnya diikuti oleh menyimak review (tertulis maupun video), melihat spesifikasi, serta mencari promosi-promosi bundling. Di penghujung periode itu, mereka akan pergi ke gerai retail buat mencoba langsung sebelum akhirnya membeli.

Google Telco 4

Kabarnya, 71 persen dari konsumen Indonesia menemukan model-model baru dengan melakukan search di Google dan sebagian besar dari mereka terbantu berkat kolom rekomendasi. Ada tiga sumber informasi utama khalayak saat sedang mencari produk yang dinginkan, yaitu (1) situs-situs komparasi, (2) ulasan profesional, dan (3) review dari sesama pengguna. Fakta menarik di sini ialah, website pihak ketiga malah jadi favorit ketimbang situs milik produsen perangkat ataupun penyedia jaringan.

Google Telco 11

Eksistensi storefront fisik tetap krusial bagi masyarakat di Indonesia. Transformasi ke transaksi online (dengan penawaran-penawaran atraktif dari e-commerce serta bertambahnya dukungan fintech) memang tidak bisa dihindari, namun untuk sekarang, gerai-gerai offline tetap diperlukan karena di sanalah calon konsumen dapat bercengkerama langsung dengan produk. Bagi pemain retail seperti Erajaya, tempat-tempat ini berguna buat menawarkan pengalaman pembelian yang seamless serta wadah diterapkannya strategi omni-channel.

Google Telco 9

Misalnya bagi konsumen di daerah luar Jakarta. Seseorang mencoba membeli smartphone A melalui e-commerce, namun stoknya habis. Mereka bisa datang ke toko retail, mencoba produk, lalu meski perangkat tidak tersedia di hari itu juga, pemesanan dapat dilakukan di sana. Data Google menyingkap bahwa sebanyak 69 persen pengguna membeli smartphone di gerai offline. Dan uniknya lagi: sebelum memutuskan buat bertransaksi, mayoritas dari mereka menggunakan perangkat bergerak milik sendiri untuk mencari info dan membandingkan harga.

Sebuah perspektif menarik kembali diberikan oleh Djatmiko Wardoyo. Ia sedikit kurang setuju soal durasi 14 hari yang diajukan Google bagi konsumen untuk menentukan pilihan. Menurutnya, 14 terlalu lama karena ada produk baru meluncur hampir setiap saat. Kabar baik bagi distributor dan produsen, masyarakat Indonesia adalah jenis konsumen yang tergolong impulsif. Ini sebabnya beberapa brand berlomba-lomba buat memposisikan produk-produknya di area terdepan toko.

Google Telco 12