Tag Archives: ultrabook

[Review] Realme Book: Ultrabook Pertama Realme dengan Harga Terjangkau untuk Kreator Muda

Realme saat ini memiliki sebuah “mainan” baru yang bakal menemani konsumen di Indonesia. Melalui strategi terbaru realme yang bernama 1+5+T, pada kategori 5 sudah hadir sebuah perangkat yang ditujukan untuk anak muda yang selalu berkembang dalam hal teknologi. Produk yang dimaksud adalah sebuah laptop yang tipis serta memiliki desain yang kokoh. Nama dari perangkat dengan slogan Dare to Create tersebut adalah realme Book.

Laptop yang masuk ke dalam golongan Ultrabook karena ketipisan dan bobotnya yang ringan ini hadir dengan desain yang menawan. Tidak tanggung-tanggung, realme langsung memberikan Ultrabook pertamanya ini dengan bahan metal, sehingga sangat terasa kokohnya. Hal tersebut tidak membuatnya lebih berat, karena laptop ini memiliki ketebalan yang hanya 14.9 mm dan bobot seringan 1,48 kg.

Realme juga langsung menggunakan prosesor terbaru dari Intel, yaitu Core i5 1135G7 atau yang dikenal dengan Tiger Lake. Pada prosesor ini pula, sudah disematkan kartu grafis terintegrasi yang dinamakan Intel Iris Xe yang saat ini masih menjadi grafis bawaan Intel yang paling kencang. Laptop ini juga memiliki baterai yang kapasitasnya cukup besar, yaitu 54 Whr. Dan untuk mengisi baterai, realme menggunakan USB-C Power Delivery 65 Watt yang juga bisa digunakan untuk smartphone mereka.

Spesifikasi dari realme Book yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Prosesor Intel Core i5 1135G7 (4C8T) 2,4 GHz, Turbo 4,2 GHz
GPU Intel Iris Xe
RAM 8 GB LPDDR4 4266 MHz Dual Channel
Storage Samsung M.2 NVMe PCI-e 512 GB
Layar IPS 14 inci 2160×1440 (2K) 3:2 100% sRGB
WiFi 802.11 ax atau WiFi 6
Bobot 1,48 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit Home Single Language
Dimensi 307,21 x 228,96 x 14,9 mm
Baterai 54 Wh

Spesifikasi dari CPU-Z dan GPU-Z bisa dilihat dari gambar berikut ini:

Spesifikasi seperti ini memang cocok digunakan untuk membuat sebuah konten. Iris Xe juga dikenal bisa dipakai untuk bermain game dengan setting medium ke rendah. Dengan harga yang ditawarkan oleh realme, membuatnya juga cocok untuk digunakan oleh para pegiat UMKM. Lalu seperti apa kinerja dari realme Book ini?

Unboxing: Charger

Didalam paket penjualannya, selain dokumen dan kartu garansi, hanya terdapat charger dan kabel listrik. Unit charger yang ada pada paket penjualannya menggunakan standar Power Delivery. Kabelnya sendiri adalah USB-C to USB-C yang bisa digunakan pada semua perangkat yang menggunakan port ini.

Desain

Kebanyakan warna yang hadir untuk sebuah laptop Ultrabook adalah hitam atau perak. Realme ternyata ingin membuang kebosanan tersebut dengan menghadirkan warna yang disebut dengan Real Blue. Realme menggunakan bahan aluminium yang membuat laptop ini menjadi terasa kokoh. Finishing-nya sendiri juga membuat bekas sidik jari tidak terlalu nampak saat tertempel sehingga tidak terlihat kotor.

Realme menggunakan layar dengan jenis IPS yang memiliki resolusi tinggi, yaitu 2160 x 1440 atau 2K. Layar ini juga memiliki dimensi 14 inci dengan rasio 3:2, yang saat ini dikenal sangat nyaman untuk berbagai kegiatan karena dimensinya lebih tinggi dibandingkan 16:9. Realme juga mendesain bingkai pada sisi kiri, kanan, dan atasnya menjadi lebih tipis.

Keyboard-nya sendiri juga cukup nyaman dengan respon sentuhan yang pendek. Desain antar tombol juga cukup dekat sehingga nyaman dipakai untuk mengetik. Saya juga suka dengan LED backlit yang tersedia pada laptop ini sehingga tidak menjadi masalah saat mengetik di ruangan yang gelap. Pada bagian bawah keyboard terdapat sebuah touchpad yang cukup responsif dan juga cukup nyaman saat ditekan pada bagian kanan dan kirinya.

Realme Book juga memiliki 2x 2 Watt speaker yang dibuat oleh Harman. Selain itu, pada perangkat ini juga sudah menggunakan DTS Stereo Sound sehingga suara yang terdengar memang lebih lantang dibandingkan laptop sekelasnya. Semua video serta game yang saya mainkan mengeluarkan suara yang menggelegar sehingga tidak perlu lagi speaker tambahan. Realme Book juga memiliki dual Mic dengan Noise Cancellation sehingga saat melakukan rapat melalui panggilan video, tidak akan terganggu oleh suara sekitar.

Port yang ada tersedia lebih sedikit karena dimensinya yang tipis. Pada bagian kanannya terdapat sebuah port USB 3.1 Gen 1 dan audio 3.5 mm. Pada bagian kirinya terdapat dua buah port USB-C yang terdiri dari port Thunderbolt 4 yang sekaligus untuk mengisi baterai serta USB-C 3.2 Gen 2. Jadi, untuk memasangkan kabel LAN, membaca kartu SD, serta memasang HDMI harus membeli sebuah hub khusus.

Realme Book sudah menggunakan sistem operasi Microsoft Windows 10 Home Single Language. Realme sendiri sudah berjanji bahwa laptop ini bisa langsung di-upgrade ke Windows 11 yang sebentar lagi akan tersedia. Hal tersebut menandakan bahwa Realme Book sudah memiliki segala persyaratan yang ada untuk dipasangkan sistem operasi terbaru dari Microsoft.

Pengujian

Realme Book menggunakan prosesor Core i5-1135G7 atau sering dikenal dengan Tiger Lake dan memiliki kartu grafis terintegrasi yang bernama Iris Xe. Iris Xe yang digunakan pada Core i5-1135G7 ini sendiri memiliki 80 Execution Unit yang kencang. Prosesornya sendiri memiliki 4 core dengan 8 threads dengan kecepatan 2,4 GHz dan memiliki Turbo hingga 4.2 GHz yang beroperasi pada TDP 12 watt hingga 28 watt. Tiger Lake sendiri sudah menggunakan litografi 10 nm SuperFin.

RAM yang terpasang pada perangkat ini juga sudah menggunakan mode dual channel. Sayang memang, realme Book tidak menyediakan slot tambahan untuk menambah RAM. Untuk media penyimpanannya, realme menggunakan Samsung SSD NVMe dengan kapasitas 512 GB yang terbagi dalam dua partisi.

Laptop ini pertama kali saya gunakan untuk bermain game Valorant. Tentunya, game ringan yang sedang naik daun ini bisa dijalankan dengan sangat lancar bahkan pada resolusi 2K. Dengan menurunkan resolusinya, saya bahkan bisa memasangkan setting hingga yang paling tinggi dan framerate-nya masih melambung tinggi. Oleh karena menghasilkan tearing, mau tidak mau saya harus menyalakan V-sync dan terkunci di 60 fps.

Realme mengklaim bahwa mereka memiliki sebuah pendingin yang mampu membuat laptop ini tidak panas. Pendinginan tersebut diberi nama Dual Fan Storm. Pendingin ini menggunakan dua buah heatpipe yang ujungnya dihembuskan oleh dua kipas yang berbeda. Hasilnya pada saat bermain, laptop ini tidak mengeluarkan panas yang berlebih.

Selanjutnya, saya menjalankan beberapa benchmark standar yang digunakan untuk menguji perangkat laptop. Hasilnya membuktikan bahwa perangkat ini masih bisa berjalan pada setting yang tinggi pada resolusi 1080p dan 720p. Berikut adalah hasil benchmark untuk bermain game pada realme Book

Setelah digunakan untuk bermain, tentu saja laptop ini juga pas digunakan oleh para pembuat konten. Pada beberapa benchmark yang saya lakukan, perangkat ini memang bisa menjalankan fungsinya dengan baik dan menghasilkan nilai yang tinggi. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari prosesor, RAM, dan penyimpanan internal yang digunakan oleh realme. Berikut adalah hasilnya

Dengan nilai yang didapat, sudah bisa dipastikan bahwa laptop yang satu ini sangat mumpuni untuk bekerja dengan menggunakan software standar seperti Office, editor gambar serta video. Hasil seperti ini tidak hanya baik untuk para pembuat konten, namun juga mereka yang membutuhkan mobilitas tinggi seperti para profesional serta pelaku UMKM. Semua software yang saya gunakan untuk bekerja tidak memiliki masalah sama sekali saat dijalankan pada laptop ini.

Saya juga menulis artikel ini dengan menggunakan realme Book. Tidak ada satu pun masalah yang muncul dengan menggunakannya selama satu minggu semenjak mendarat di meja pengujian DailySocial. Menggunakan semua software seperti Office, Photoshop, game, browser internet, dan editor video terasa sangat lancar. Hal tersebut memang selaras dengan hasil benchmark yang saya lakukan di atas.

Uji Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 9 jam 21 menit. Hasilnya memang sedikit berbeda dengan yang dijanjikan, yaitu 11 jam. Saat mengisi baterainya, dengan menggunakan charger bawaan yang memakai 65 watt, laptop ini akan terisi secara penuh dalam waktu sekitar 1 jam lebih. Namun yang pasti, untuk mengisi 50% hanya akan memakan waktu sekitar 30 menit saja.

Jika Anda menggunakan smartphone realme, tidak perlu lagi membawa charger laptop ini kemana-mana. Cukup dengan charger smartphone realme minimal 30 Watt Dart, laptop ini bisa diisi ulang. Hal yang sangat menyenangkan adalah pada saat saya menyambungkan sebuah power bank yang mendukung Power Delivery. Ternyata realme Book juga bisa di-charge dengan menggunakan power bank tersebut sehingga tidak perlu lagi membawa charger-nya.

Verdict

Memiliki perkembangan yang pesat, realme akhirnya merambah ke pasar yang berbeda. Hal ini mereka buktikan dengan langsung memberikan sebuah produk yang saat ini sangat dibutuhkan oleh para content creator. Produk tersebut merupakan sebuah laptop yang memiliki bobot ringan serta dimensi yang tipis. Realme menamakannya sebagai realme Book.

Kinerja yang ditawarkan oleh realme pada laptop pertamanya tersebut memang sangat baik. Hal itu disebabkan oleh prosesor Intel Core i5 1135G7 yang dipasangkan dengan Dual Fan Storm sehingga tidak menyebabkan throttling. Kinerja seperti ini memang cocok untuk para content creator yang selalu melakukan editing video mau pun gambar setiap harinya. Selain itu, para profesional, pekerja kantoran, serta pelaku UMKM juga bisa merasakan keandalan perangkat ini.

Daya tahan baterai dari perangkat ini juga sangat panjang. Dengan waktu sekitar 9 jam, pengguna bisa menonton dan bekerja memakain laptop ini selama satu hari kerja. Mengisi ulang baterai pada perangkat ini juga cepat dengan menggunakan charger bawaannya. Dan lebih baik lagi, realme Book juga bisa diisi ulang dengan menggunakan power bank yang mendukung Power Delivery.

Realme Book saat ini dijual dengan harga MSRP Rp. 11.399.000. Namun saat ini realme Book masih bisa ditemukan dengan harga Rp. 10.999.000 untuk varian yang saya uji kali ini, yaitu 8/512 GB. Realme juga punya varian lain dengan konfigurasi Core i3 dan 8/256 GB dengan harga 9.399.000. Dengan spesifikasi kencang yang ada serta harga yang diberikan, memang membuatnya menjadi salah satu laptop Ultrabook yang memiliki harga terjangkau yang ada di Indonesia.

Sparks

  • Kinerja tinggi berkat Core i5 1135G7
  • Bisa digunakan untuk bermain game
  • Daya tahan baterai yang cukup panjang
  • Pengisian baterai dengan USB-C dan bisa dengan power bank PD
  • Ramping dan ringan
  • Layar 3:2 dengan resolusi 2K

Slacks

  • Tidak ada slot expansion untuk RAM
  • Tidak ada slot SD dan RJ 45
  • Shortcut keyboard yang berbeda dengan standar laptop lainnya

Laptop Terbaru ADATA Unggulkan Prosesor Intel Generasi ke-11 dalam Bobot Kurang dari 1 Kg

ADATA meluncurkan laptop gaming pertamanya tahun lalu. Pabrikan asal Taiwan itu terus memperluas portofolionya hingga mencakup kalangan konsumen yang lebih luas. Yang terbaru, mereka meluncurkan XPG Xenia 14 yang ditargetkan untuk kalangan konsumen ultrabook.

Menurut ADATA, XPG Xenia 14 merupakan laptop paling ringkas yang pernah mereka buat. Tebal sasis magnesiumnya cuma sekitar 15 milimeter, dan bobotnya berada di kisaran 970 gram. Ya, tidak sampai satu kilogram, padahal layarnya berukuran 14 inci, dengan panel IPS beresolusi 1920 x 1200 pixel.

Seperti yang bisa dilihat dari angka resolusinya, layar ini mempunyai aspect ratio 16:10, alias lebih tinggi daripada layar laptop pada umumnya, sehingga bakal lebih cocok untuk dipakai bekerja. Bezel yang mengitari layarnya pun tergolong sangat tipis di angka 2 mm, dengan klaim rasio layar ke bodi sebesar 92%.

Urusan spesifikasi, ADATA menawarkan pilihan prosesor Intel Core i5-1135G7 dan Core i7-1165G7. Kedua prosesor ini sama-sama ditemani GPU Intel Iris Xe, hanya saja ada perbedaan dalam hal jumlah execution unit-nya. Kedua varian sama-sama dibekali RAM DDR4-3200 berkapasitas 16 GB, serta SSD NVMe sebesar 512 GB. Kabar baiknya, pengguna masih bisa menambah memory sekaligus storage-nya berkat keberadaan slot SODIMM dan M.2 ekstra.

XPG Xenia 14 datang membawa baterai berkapasitas 53 Wh, lengkap beserta adaptor berdaya 65 watt. Konektivitasnya mencakup satu port Thunderbolt 4, satu port USB-C, satu port USB-A, HDMI 2.0b, audio 3,5 mm, dan slot SD card. Wi-Fi 6 maupun Bluetooth 5.1 juga tersedia sebagai opsi standar.

ADATA XPG Xenia 14 kabarnya bakal segera dijual dengan harga $1.100 untuk varian Core i5, dan $1.200 untuk varian Core i7. Sejauh ini belum ada informasi apakah laptop ini juga bakal masuk ke pasar tanah air.

Sumber: Liliputing dan TechPowerUp.

HP Pavilion Aero 13 Dirilis, Bobot Kurang dari 1 Kg tapi Mengemas Sasis Full Logam

Meski bukan lini teratas, lini laptop HP Pavilion terus bertambah menarik dalam beberapa bulan terakhir. Usai meluncurkan versi anyar Pavilion x360 yang menyusut ukurannya pada bulan Februari lalu, HP kini meluncurkan Pavilion Aero 13. Keistimewaannya? Ia diklaim sebagai consumer laptop paling ringan yang pernah HP buat, dengan bobot kurang dari 1 kilogram.

Persisnya, laptop ini mempunyai berat cuma 0,987 kg, dan itu dicapai tanpa mengorbankan soliditas rangkanya. Pavilion Aero 13 sepenuhnya menggunakan sasis yang terbuat dari bahan magnesium dan aluminium, menyajikan kesan premium seperti yang biasa konsumen dapatkan dari lini laptop HP Envy maupun HP Spectre.

Juga ikut menyusut adalah bezel yang mengitari layarnya. Pavilion Aero 13 tercatat memiliki rasio layar ke bodi sebesar 90%. Layarnya sendiri merupakan panel 13,3 inci dengan resolusi 2560 x 1600 pixel. Ya, laptop ini menggunakan aspect ratio 16:10, mengikuti tren yang sedang naik daun belakangan ini. Tingkat kecerahan maksimumnya berada di angka 400 nit, dan layar ini telah mendukung 100% spektrum warna sRGB.

HP mendeskripsikan Pavilion Aero 13 sebagai perangkat eksklusif AMD. Artinya, semua varian yang tersedia menggunakan prosesor besutan AMD, dan tidak ada varian yang ditenagai prosesor Intel. Pada konfigurasi termahalnya, perangkat mengemas prosesor Ryzen 7 5800U. Kalau memang Anda mencari laptop berprosesor Intel dengan bobot di bawah 1 kg, otomatis Anda harus melirik penawaran dari brand lain, Lenovo misalnya.

HP tidak merincikan konfigurasi RAM dan storage yang tersedia, serta berapa kapasitas baterainya. Meski demikian, HP mengklaim Pavilion Aero 13 bisa beroperasi hingga 10,5 jam nonstop dalam sekali pengisian. Bagi yang tidak tahu, salah satu keunggulan laptop yang ditenagai prosesor Ryzen Mobile 5000 Series memang adalah daya tahan baterainya yang relatif awet.

Terkait konektivitasnya, laptop ini dilengkapi dua port USB-A, satu port USB-C, satu port HDMI, slot SD card, dan headphone jack. Di Amerika Serikat, HP Pavilion Aero 13 rencananya akan segera dijual dengan banderol mulai $749 (± 10,9 jutaan rupiah). Seperti yang bisa dilihat pada gambar, pilihan warna yang tersedia ada empat, yakni Pale Rose Gold, Warm Gold, Ceramic White, dan Natural Silver.

Sumber: HP dan New Atlas.

MSI Luncurkan Dua Laptop Bisnis Baru, Summit E13 Flip Evo dan Summit E16 Flip

Sungguh menarik melihat perkembangan pasar laptop. Brand yang tadinya berfokus di segmen bisnis kini mendulang sukses di ranah gaming, Lenovo contohnya. Sebaliknya, merek yang akarnya terbentuk di industri gaming justru kini ikut mencicipi peruntungan di ranah laptop bisnis, lihat saja MSI.

MSI sebenarnya sudah memperkenalkan seri laptop bisnisnya sejak tahun lalu, namun untuk tahun 2021 ini, mereka sudah menyiapkan dua model anyar yang cukup menarik, yaitu Summit E13 Flip Evo dan Summit E16 Flip. Keduanya lagi-lagi mempertahankan gaya desain yang minimalis serta elegan, dengan rangka yang terbuat dari bahan aluminium utuh yang dibentuk dengan teknik CNC machining. Satu tebalnya 14,9 mm (E13), satu lagi 16,85 mm (E16).

Seperti yang bisa ditebak dari namanya, Summit E13 Flip Evo hadir membawa layar sentuh IPS 13,4 inci beresolusi FHD+, sedangkan Summit E16 Flip dengan layar sentuh IPS 16 inci beresolusi QHD+. Keduanya sama-sama mengandalkan engsel 360 derajat dan aspect ratio 16:10 yang memiliki porsi vertikal lebih banyak daripada 16:9. MSI turut menyediakan aksesori stylus yang bisa ditempelkan secara magnetis ke bagian samping laptop.

Satu hal yang sangat mencuri perhatian saya adalah perbedaan tampilan keyboard pada kedua model. Bukan sekadar berbeda layout, akan tetapi tampilan font pada tiap-tiap tombol juga berbeda; E13 kelihatan elegan sebagaimana mestinya, sedangkan E16 masih kelihatan mirip seperti milik laptop gaming. Saya curiga hal ini ada kaitannya dengan spesifikasi yang diusung oleh masing-masing model.

Keduanya memang sama-sama ditenagai oleh prosesor Intel generasi ke-11, akan tetapi cuma E16 saja yang dapat dikonfigurasikan dengan kartu grafis RTX 30 Series, yang tentu saja sangat bisa diandalkan untuk gaming seandainya dibutuhkan. Sebaliknya, E13 cuma memiliki opsi Intel Iris Xe, meski itu pun sudah tergolong cukup kapabel untuk ukuran chip grafis terintegrasi. Baterainya sendiri diklaim tahan sampai sekitar 20 jam pemakaian.

Guna semakin memaksimalkan performanya, MSI tak lupa membekali keduanya dengan SSD PCIe Gen 4. Lalu seandainya membutuhkan kapasitas penyimpanan ekstra, ada slot kartu microSD yang bisa dipekerjakan. Urusan konektivitas, kedua laptop sama-sama mengemas chip Wi-Fi 6E serta port Thunderbolt 4.

Sayangnya sejauh ini MSI masih bungkam soal harga dan ketersediaannya. Selain stylus, MSI nantinya juga akan menawarkan aksesori lain berupa USB-C Docking Station guna menyulap perangkat menjadi semacam workstation dengan konektivitas yang lengkap.

Sumber: SlashGear dan MSI.

Stylish Sekaligus Powerful, ASUS VivoBook Flip 14 Adalah Pilihan Tepat untuk Kalangan Kreator Muda

Sejak era ultrabook dimulai di tahun 2012, produsen laptop tidak hentinya mengejar titik ekuilibrium yang benar-benar bisa mengedepankan performa dan portabilitas tanpa mengorbankan salah satunya. Perkembangan pesat teknologi prosesor tentu berkontribusi besar terhadap tren ini, akan tetapi di saat yang sama produsen laptop juga harus bisa memaksimalkan teknologi tersebut dengan caranya masing-masing.

Salah satu cara yang paling mudah terpikirkan tapi cukup sulit untuk dieksekusi adalah menandemkan prosesor dengan sistem pendingin yang optimal, sebab musuh utama laptop memang adalah panas. Pada suhu tinggi, perangkat tidak akan mampu bekerja secara maksimal karena prosesornya harus dibatasi kecepatannya demi mencegah overheating.

Singkat cerita, sistem pendingin sama krusialnya seperti pemilihan prosesor pada sebuah laptop. Kalau perlu contoh, kita bisa melihat laptop terbaru yang baru saja dirilis oleh ASUS di Indonesia, yakni VivoBook Flip 14 (TP470). Laptop ini mengemas fitur bernama ASUS Intelligent Performance Technology (AIPT) yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap kinerja perangkat.

ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470)

Dari perspektif sederhana, AIPT akan mengatur konsumsi energi prosesor antara 15 W sampai 28 W secara dinamis berdasarkan banyak faktor, salah satunya temperatur alias suhu. AIPT melibatkan 9 sensor pintar yang tertanam di motherboard, yang memungkinkan pendeteksian suhu pada bermacam komponen secara real-time.

Berdasarkan data suhu yang diterima, algoritmanya akan mengalkulasikan output daya yang dibutuhkan oleh prosesor sehingga pada akhirnya efisiensinya bisa lebih dioptimalkan lagi. Suhunya sendiri dapat ditekan lebih jauh berkat penggunaan kipas spesial berbahan LCP (liquid crystal polymer). Dibanding plastik biasa, LCP punya struktur yang lebih kokoh sehingga bilah-bilah kipasnya bisa dibuat lebih tipis lagi, persisnya di angka 0,2 mm.

Berhubung bilah kipasnya lebih tipis, jumlah bilahnya pun bisa diperbanyak sampai menjadi 87 bilah. Kehadiran bilah kipas yang lebih banyak ini pada akhirnya mampu menghadirkan aliran udara yang lebih baik pada putaran yang sama, yang berarti suaranya tidak harus berisik untuk bisa mendinginkan perangkat secara efektif.

Pada praktiknya, AIPT memungkinkan pengguna VivoBook Flip 14 (TP470) untuk memilih antara tiga mode pengaturan performa: Performance, Balanced, dan Whisper. Dalam mode Performance, ASUS mengklaim peningkatkan kinerja hingga 40% jika dibandingkan dengan prosesor 15 W generasi sebelumnya, atau 20% jika dibandingkan dengan mode standar.

Mode Whisper di sisi lain akan membatasi putaran kipas agar volumenya tidak melebihi 22 dB, cocok untuk keperluan ringan yang tidak memerlukan daya komputasi besar seperti browsing atau menonton video. Terakhir, mode Balanced adalah pilihan yang paling ideal untuk kepentingan sehari-hari, termasuk halnya multitasking.

Spesifikasi mumpuni bertemu desain yang ringkas sekaligus stylish

ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470)

Untuk prosesornya sendiri, VivoBook Flip 14 (TP470) menggunakan Intel Core i7-1165G7 dengan 4-core dan 8-thread, serta clock speed maksimum 4,7 GHz. Prosesor tersebut disandingkan bersama RAM LPDDR4X 16 GB dan SSD NVMe berkapasitas 512 GB. Untuk pengolahan grafis, semuanya dipercayakan pada chip diskret Intel Iris Xe Max yang memiliki 96 Execution Unit (EU) dan VRAM DDR4X sebesar 4 GB.

Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, Anda mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. Kami telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern.

Baik itu untuk gaming maupun content creation, semuanya mampu dijalankan dengan baik oleh VivoBook Flip 14 (TP470). Jadi tidak heran apabila target pasar yang ASUS tuju lewat laptop ini adalah kalangan kreator muda.

Namun agar bisa menarik perhatian para muda-mudi, desain clamshell standar tentu tidak akan cukup. Itulah mengapa ASUS merancang VivoBook Flip 14 (TP470) sebagai laptop convertible dengan engsel 360 derajat. Engselnya ini juga akan sedikit mengangkat bagian keyboard ketika perangkat dibuka, menyuguhkan kenyamanan ekstra selagi mengetik sekaligus meningkatkan sirkulasi udara jeroannya.

Kesan stylish pun dicapai berkat penggunaan rangka serba aluminium berwarna hitam atau silver. Tebal laptop ini tidak lebih dari 18,7 mm, dan bobotnya cuma berada di kisaran 1,5 kg. Layarnya merupakan panel sentuh IPS 14 inci dengan resolusi 1080p, dan layar ini sudah mendukung input menggunakan stylus yang termasuk dalam paket penjualan. Bezel yang mengapit sisi kiri dan kanan layarnya cukup tipis di angka 6,72 mm.

PC modern juga dilengkapi dengan pena digital yang memiliki banyak manfaat. Sentuhan khas tercipta saat Anda membuat sketsa atau coretan pada dokumen dengan pena digital. Penelitian juga menemukan adanya peningkatan kinerja hingga 38% pada pelajar ketika mereka menggunakan pena digital untuk mengerjakan soal-soal sains. Tidak semua ide berupa kalimat, kini saatnya untuk tuangkan inspirasi segera dalam sketsa atau coretan pena digital di PC modern.

Kalau kita perhatikan, keyboard-nya tampak cukup unik dengan layout yang melibatkan tombol-tombol nav cluster (Insert, Delete, Home, End, Page Up, Page Down) di sisi paling kanan. Saat perlu menginput banyak angka, ada touchpad yang dapat difungsikan menjadi numpad kapasitif yang sudah menjadi ciri khas ASUS selama ini. Di ujung touchpad tersebut juga tertanam sensor sidik jari yang kompatibel dengan fitur Windows Hello.

ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470)

ASUS VivoBook Flip 14 (TP470)

Laptop ini juga bisa dibilang juara perihal konektivitas. Selain port USB 2.0 Type-A dan port USB 3.2 Gen 2 Type-A, ada juga port HDMI 1.4, slot kartu microSD, serta port Thunderbolt 4 (USB-C) yang mendukung USB Power Delivery, yang berarti laptop ini juga dapat diisi ulang baterainya menggunakan adaptor USB-C (yang mendukung USB PD).

Bicara soal baterai, ASUS menanamkan modul berkapasitas 42 Wh yang diestimasikan bisa bertahan hingga sekitar 10 jam pemakaian. Fitur fast charging turut menjadi standar pada laptop ini, dengan proses pengisian dari 1% – 60% yang hanya memerlukan waktu kurang dari 50 menit. Melengkapi aspek konektivitasnya adalah modul Wi-Fi 6 (802.11ax) dan Bluetooth 5.0 (dual-band).

Secara keseluruhan, ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) merupakan alternatif yang sangat menarik bagi para kreator muda yang tengah mencari laptop baru untuk menunjang kesehariannya. ASUS pun cukup berbaik hati menyertakan software Office Home & Student 2019 secara cuma-cuma.

Anda dapat menikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap – PC sudah termasuk Office Home & Student 2019. Penggunaan aplikasi Office seumur hidup dapat memastikan Anda untuk selalu memiliki akses ke fitur yang Anda kenal dan sukai. Dilengkapi dengan 100% aplikasi Office asli, ia didukung oleh pembaruan keamanan yang rutin dalam melindungi program dan perangkat Anda. Adapun aplikasi Office versi lengkap (word, Excel, dan Powerpoint) memberikan semua fungsi yang Anda perlukan dan harapkan.

Kalau Anda tertarik, laptop ini sekarang sudah bisa dibeli dengan harga Rp16.299.000. Buat yang memiliki budget lebih terbatas, tersedia varian lain yang mengemas prosesor Core i5-1135G7 dan RAM 8 GB yang dijual seharga Rp13.799.000. Semua varian sama-sama didukung oleh garansi global selama 2 tahun.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh ASUS.

Seperti Supercar, Laptop VAIO Z Unggulkan Bodi yang Sepenuhnya Terbuat dari Serat Karbon

Penggunaan material carbon fiber atau serat karbon pada laptop bukanlah barang baru. Namun fakta tersebut tidak mencegah VAIO mengejar pencapaian yang sangat ambisius terkait dua hal itu. Laptop terbaru mereka, VAIO Z, memiliki rangka yang sepenuhnya terbuat dari bahan serat karbon.

Untuk mewujudkannya, tim engineer VAIO harus mengembangkan teknik membengkokkan serat karbon yang sebelumnya hanya bisa dicapai di industri otomotif. Tanpa proses yang kompleks seperti ini, produsen laptop selama ini harus mengandalkan komponen yang terbuat dari plastik atau logam untuk dijadikan penghubung antara panel-panel serat karbon yang digunakan.

Hasilnya bukan cuma desain yang terlihat seamless, melainkan juga struktur yang lebih kokoh selagi menjaga bobot perangkat tetap ringan. Tidak tanggung-tanggung, VAIO mengklaim laptop terbarunya ini bisa selamat meski jatuh dari ketinggian 127 cm. Cukup impresif mengingat bobot VAIO Z secara keseluruhan tidak lebih dari 1,04 kilogram.

Sebagai laptop kelas high-end, tidak mengherankan apabila VAIO Z mengusung spesifikasi yang sangat mumpuni, mulai dari layar 14 inci beresolusi 4K, sampai prosesor terbaru Intel Core i7-11357H pada varian termahalnya. Layarnya ini bisa dibuka sampai rata dengan meja (180°), dan pengguna tidak perlu menahan bagian palm rest untuk membuka atau menutupnya berkat engsel spesial yang VAIO rancang.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM berkapasitas 16 atau 32 GB, SSD PCIe 4.0 dengan besaran maksimum 2 TB, serta baterai yang diklaim bisa tahan hingga sekitar 10 jam pemakaian. Semua itu dikemas dalam bodi setebal 17 mm saja. Meski tipis, VAIO Z rupanya masih punya ruang untuk satu port HDMI dan dua port USB-C (Thunderbolt 4). Itu berarti pengguna dapat menyambungkannya ke tiga monitor 4K sekaligus jika perlu.

Seperti halnya supercar bersasis serat karbon yang harganya tidak masuk akal, banderol harga VAIO Z pun jauh dari kata murah. Di Amerika Serikat, varian terendahnya dijual dengan harga mulai $3.579, setara harga laptop gaming yang mengemas kartu grafis diskret paling high-end. Supercar bukan untuk semua orang, demikian pula laptop ini.

Sumber: Engadget dan Business Wire.

Razer Book 13 Adalah Laptop Non-Gaming dengan Layar 16:10

Kemunculan Razer Pro Click dan Pro Type beberapa bulan lalu menunjukkan ketertarikan produsen periferal gaming untuk menyasar kalangan konsumen yang lebih luas. Tampaknya ini memang sedang menjadi tren. September lalu misalnya, MSI sempat meluncurkan jajaran laptop bisnis, memperlengkap portofolionya yang sebenarnya sudah mencakup laptop untuk kreator konten.

Razer jelas tidak mau kalah. Hari ini mereka memperkenalkan Razer Book 13, sebuah laptop yang difokuskan untuk menunjang produktivitas. Dilihat sepintas, wujudnya nampak seperti Razer Blade Stealth 13 yang sudah dicat ulang dengan warna lain, tapi pada kenyataannya laptop ini punya beberapa perbedaan yang membuatnya lebih ideal untuk bekerja ketimbang bermain game.

Perbedaan yang paling utama terletak pada layarnya. Razer Book 13 mengemas panel 13,4 inci dengan aspect ratio 16:10, membuatnya sedikit lebih tinggi daripada yang aspect ratio-nya 16:9 – 1920 x 1200 pixel dibanding 1920 x 1080 pixel – sehingga bisa memuat lebih banyak konten dalam satu tampilan.

Di sini lagi-lagi kita bisa melihat bagaimana Razer mengikuti tren terkini, sebab Dell XPS 13 generasi terbaru yang diungkap September lalu juga menggunakan aspect ratio yang sama. Selain full-HD, terdapat juga varian Book 13 yang mengusung layar sentuh beresolusi 4K. Pada varian touchscreen ini, Razer tak lupa menambatkan kaca Gorilla Glass 6, lengkap beserta lapisan anti-reflektif.

Secara fisik, Book 13 juga sedikit lebih ringkas daripada Blade Stealth, dengan dimensi 295,6 x 198,5 x 15,2 mm dan bobot cuma 1,4 kg. Mengapit keyboard-nya adalah sepasang speaker yang mendukung teknologi THX Spatial Audio. Keyboard-nya sendiri sudah dilengkapi pencahayaan RGB, sesuatu yang mungkin tidak akan pernah dilupakan oleh Razer.

Untuk spesifikasinya, Book 13 ditenagai oleh prosesor Intel generasi ke-11, dengan Core i7-1165G7 pada varian termahalnya. Ketimbang mengandalkan GPU terpisah untuk mengolah grafik, Book 13 memercayakan urusan itu sepenuhnya pada GPU terintegrasi Intel Iris Xe, yang sendirinya jauh lebih perkasa daripada chip grafis bawaan prosesor generasi sebelumnya.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM hingga 16 GB dan SSD sampai 512 GB. Baterainya tercatat punya kapasitas 55 Wh, dan Razer memastikan bahwa Book 13 sudah memenuhi sertifikasi Intel Evo, yang berarti baterainya bisa tahan sampai setidaknya 9 jam pemakaian (untuk varian dengan layar full HD), serta bisa terisi ulang lebih cepat dari biasanya.

Penggunaan prosesor Intel generasi ke-11 berarti kedua port USB-C yang terdapat pada Book 13 adalah port Thunderbolt 4. Razer pun tak lupa menyertakan port USB-A 3.2 Gen 2, port HDMI 2.0, serta slot kartu microSD. Secara internal, Book 13 hadir membawa dukungan Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.1.

Razer Book 13 saat ini sudah dijual dengan harga mulai $1.200. Varian termahalnya yang mengemas layar sentuh 4K dan prosesor Core i7 tadi dihargai $2.000.

Sumber: Razer.

5 Pengumuman Paling Menarik dari RazerCon 2020

Di saat kita disibukkan dengan undangan pernikahan dan beragam diskon dari platform ecommerce, pada tanggal 10 Oktober 2020 kemarin Razer secara resmi menggelar edisi pertama dari event tahunannya, RazerCon. Tentu saja acara itu diselenggarakan secara online sepenuhnya, dan sempat ada satu juta orang yang menontonnya secara bersamaan.

Dalam ajang tersebut, ada setidaknya lima pengumuman menarik seputar produk-produk terbaru dari Razer, dan kalau di titik ini Anda masih beranggapan bahwa Razer tidak lebih dari sebatas produsen periferal dan laptop, Anda salah besar.

Lewat RazerCon, Razer pada dasarnya membuktikan bahwa mereka tidak segan keluar dari zona nyamannya dan mencoba peruntungannya di ranah yang tergolong cukup niche, seperti misalnya kursi gaming atau casing PC.

Razer Iskur dan Razer Tomahawk

Ya, Razer sekarang punya kursi gaming sendiri bernama Iskur. Sepintas, wujudnya langsung mengingatkan saya terhadap kursi gaming besutan Secretlab. Kebetulan Secretlab memang sama-sama bermarkas di Singapura seperti Razer, akan tetapi kepada The Verge, kedua perusahaan memastikan bahwa Iskur bukanlah hasil kolaborasi mereka.

Satu hal yang paling unik dari kursi seharga $500 ini adalah bagian penopang lumbarnya, yang dapat disesuaikan hingga benar-benar menopang lengkungan tulang punggung secara menyeluruh. Pengaturan posisi yang merinci juga dapat diterapkan pada sandaran tangannya; dinaik-turunkan, dimaju-mundurkan, ditolehkan ke kiri atau kanan, serta dimiringkan ke kiri atau kanan.

Razer tidak lupa mengklaim bahwa lapisan kulit sintetis yang membalut Iskur lebih tahan lama ketimbang material kulit sintetis pada umumnya, sehingga tidak akan mudah mengelupas. Idealnya, kursi ini paling pas buat pengguna yang tingginya berada di kisaran 170-190 cm, dengan bobot tak lebih dari 136 kg.

Dalam kesempatan yang sama, Razer turut memperkenalkan casing PC perdananya, Tomahawk. Sejauh ini Tomahawk tersedia dalam dua varian ukuran: Tomahawk ATX (mid-tower) dan Tomahawk Mini-ITX. Keduanya sama-sama memakai bahan baja setebal 0,8 mm, dan sisi samping kiri beserta kanannya sama-sama mengandalkan tempered glass.

Secara estetika, Tomahawk terbilang sangat minimalis sekaligus elegan. Tanpa harus terkejut, ada pencahayaan RGB yang disematkan di bagian bawahnya, membuatnya sepintas kelihatan seperti mobil yang kerap mengikuti kontes modifikasi ekstrem.

Yang sudah Razer jual saat ini barulah Tomahawk Mini-ITX seharga $180. Tomahawk ATX kabarnya akan menyusul pada musim semi dengan banderol $200.

Razer Blade Stealth (Late 2020)

Razer juga mengumumkan penyegaran spesifikasi untuk Blade Stealth. Ultrabook ini memang baru saja di-upgrade pada bulan April lalu, tapi berhubung prosesor generasi ke-11 Intel Tiger Lake baru saja hadir, Razer pun tidak mau kehilangan momentum. Iterasi terbaru Blade Stealth kini datang mengusung prosesor Intel Core i7-1165G7, menawarkan peningkatan performa produktivitas hingga 20%, atau 2,7x lebih cepat untuk keperluan kreasi konten.

Prosesor tersebut masih ditandemkan dengan GPU Nvidia GeForce GTX 1650 pada varian termahalnya. Juga baru adalah opsi pada layarnya; konsumen sekarang bisa memilih antara layar 120 Hz, atau layar OLED yang mendukung 100% spektrum warna DCI-P3. Ukurannya sendiri tetap 13 inci, dan resolusinya juga masih 1080p.

Blade Stealth 13 edisi terbaru ini telah dipasarkan dengan harga mulai $1.800.

Razer Seiren Mini

Sesuai namanya, tinggi Seiren Mini tidak lebih dari 16,3 cm, dan diameter dudukannya juga cuma 8,9 cm, membuatnya ideal untuk setup livestreaming dengan ruang yang terbatas. Meski ringkas, Seiren Mini rupanya masih mengemas unit condenser berukuran 14 mm dengan pickup pattern supercardioid yang sangat efektif menangkap suara yang berasal dari depan selagi meminimalkan suara-suara dari sekitar, seperti misalnya suara dari keyboard.

Namun kalau harus memilih bagian terbaik dari mikrofon USB ini, saya mungkin akan bilang harganya. Dengan banderol $50, Seiren Mini jelas merupakan alternatif yang cukup menarik buat para livestreamer yang baru saja memulai karirnya, atau yang ingin meng-upgrade setup sekarang yang masih mengandalkan mic milik headset. Satu-satunya kelemahan Seiren Mini mungkin adalah absennya tombol mute.

Razer Kraken BT Kitty Edition

Kraken, tapi wireless. Bukan sembarang wireless pula, melainkan Bluetooth 5.0 dengan latency yang rendah di angka 40 milidetik, membuatnya ideal buat kaum hawa yang hobi livestreaming game mobile. Kraken BT Kitty Edition mengunggulkan driver berdiameter 40 mm dengan mikrofon beamforming yang terintegrasi, dan tentu saja ada pencahayaan RGB yang menghiasi.

Baterainya diklaim sanggup bertahan sampai 20 jam, atau 50 jam kalau lampunya dimatikan sepenuhnya. Headset ini sekarang sudah bisa dibeli seharga $100.

Komponen dengan pencahayaan Razer Chroma

Ajang RazerCon turut Razer manfaatkan untuk mengumumkan empat mitra baru yang tergabung dalam program Razer Chroma Connect, yakni WD Black, Seagate Gaming, Yeelight dan Twinkly. Ini berarti ke depannya kita bakal melihat lebih banyak lagi hardware dengan pencahayaan RGB yang bisa dikontrol menggunakan software Razer Synapse.

Hardware yang dimaksud sekarang juga mencakup komponen seperti motherboard. Untuk pertama kalinya, Razer bakal memasarkan motherboard hasil kolaborasinya bersama ASRock. Motherboard ini sejatinya merupakan seri ASRock Taichi dengan chipset AMD X570 atau B550, tapi yang desainnya senada dengan gaya Razer, serta dihiasi lampu RGB di sekujur tubuhnya.

Penting atau tidak, RGB bisa dibilang sudah menjadi bagian fundamental dari kultur gaming, dan kehadiran motherboard Razer Edition ini pada dasarnya bakal semakin memperkuat posisi Razer Chroma sebagai ekosistem pencahayaan RGB terbesar di dunia.

Sumber: Razer.

HP Luncurkan Spectre x360 14 dengan Prosesor Intel Tiger Lake dan Layar 3:2

Seperti yang sudah bisa kita duga, peluncuran prosesor Intel generasi ke-11 (Tiger Lake) belum lama ini langsung memicu kehadiran deretan laptop baru, termasuk halnya di segmen flagship. Setelah Dell yang memperkenalkan XPS 13 generasi terbaru, sekarang giliran HP yang menyingkap versi anyar Spectre x360.

Lineup HP tahun ini mengesankan bukan karena keterlibatan prosesor baru semata, melainkan juga karena ada model anyar bernama HP Spectre x360 14. Model ini merupakan satu-satunya di seri Spectre yang mengemas layar dengan aspect ratio 3:2, sama seperti yang dipopulerkan selama ini oleh keluarga Microsoft Surface.

Dibandingkan layar laptop pada umumnya yang memakai aspect ratio 16:9, layar Spectre x360 14 punya area vertikal 20% lebih luas, membuatnya ideal dipakai untuk browsing atau membaca. Pada konfigurasi termahalnya, Spectre x360 14 datang membawa layar OLED 13,5 inci dengan resolusi 3000 x 2000 pixel.

Tentu saja Spectre x360 14 masih mempertahankan desain premium yang diusung seri ini sejak lama, dengan sasis serba aluminium dan penempatan port yang cerdas. Empat buah speaker dengan tuning dari Bang & Olufsen tetap hadir di sini, tapi mungkin yang lebih menarik perhatian banyak orang adalah touchpad-nya yang berukuran lebih besar.

Tidak bisa dipungkiri, daya tarik utama laptop ini tentu terletak pada spesifikasinya. Varian termahalnya dibekali prosesor Intel Core i7-1165G7 dengan GPU terintegrasi Intel Iris Xe yang menawarkan performa sekelas kartu grafis terpisah, RAM 16 GB dan SSD NVMe 1 TB.

Kalau dibandingkan dengan versi tahun lalu, HP mengklaim peningkatan performa hingga sebesar 34 persen. Penggunaan prosesor Intel generasi ke-11 juga berarti kedua port USB-C milik Spectre x360 14 adalah port Thunderbolt 4 yang menawarkan sejumlah kelebihan meskipun kecepatan transfer datanya sama seperti versi sebelumnya.

Juga menarik adalah penambahan sejumlah fitur pintar, seperti misalnya AI Noise Removal yang akan mengeliminasi suara-suara di sekitar yang mengganggu ketika pengguna sedang menjalani sesi video conference, atau Auto Color yang secara otomatis akan mengganti color gamut layar antara DCI-P3, Adobe RGB, atau sRGB, tergantung jenis konten yang sedang ditampilkan.

Rencananya, HP Spectre x360 14 bakal segera dipasarkan dengan harga mulai $1.200. Dalam kesempatan yang sama, HP turut menyegarkan spesifikasi model-model lain seperti Spectre x360 13, Envy 360 x13 dan Envy 13 dengan prosesor Intel Tiger Lake.

Sumber: The Verge dan HP.

Lenovo ThinkPad X1 Nano Adalah Laptop Premium dengan Bobot Kurang dari 1 Kg

Lenovo hari ini memperkenalkan sejumlah laptop baru. Namun dari semua perangkat anyar yang diumumkan, setidaknya ada dua model yang menurut saya sangat mencuri perhatian, yaitu ThinkPad X1 Nano dan ThinkBook 15 Gen 2.

Kita mulai dari ThinkPad X1 Nano lebih dulu, yang diproyeksikan sebagai laptop bisnis kelas flagship. Embel-embel “Nano” pada namanya mengindikasikan bahwa fisik laptop ini lebih ringkas daripada mayoritas perangkat lain di kelasnya. Benar saja; tebal bodi X1 Nano hanya 13,87 mm, dan bobotnya malah cuma berada di kisaran 907 gram.

Lebih istimewa lagi, Lenovo rupanya masih bisa menjejalkan komponen-komponen premium di sasis sekecil itu. X1 Nano ditenagai oleh prosesor Intel Core i7 generasi ke-11, lengkap beserta chip grafis terintegrasi Intel Iris Xe yang terbukti sangat cekatan, bahkan untuk urusan gaming sekalipun.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM LPDDR4x 16 GB dan SSD PCIe 1 TB pada konfigurasi termahalnya. X1 Nano tercatat memiliki baterai berkapasitas 48 Wh, dan Lenovo mengklaim daya tahannya bisa mencapai angka 17 jam.

Bodi enteng rupanya bukan satu-satunya highlight dari X1 Nano. Ia juga merupakan ThinkPad modern pertama yang mengemas layar dengan aspect ratio 16:10 ketimbang 16:9. Tentu saja kita perlu berterima kasih pada Microsoft selaku pihak yang memopulerkan tren layar yang meninggi ketimbang melebar, dan belakangan memang mulai banyak pabrikan yang mengadopsi tren ini, Dell salah satunya.

Layarnya sendiri memiliki bentang diagonal 13 inci dengan resolusi 2160 x 1350 pixel, serta telah mendukung teknologi Dolby Vision. Perangkat turut dilengkapi sistem audio Dolby Atmos, serta empat buah mikrofon omnidirectional supaya suara pengguna bisa terdengar jelas di tengah sesi video conference.

Lanjut ke ThinkBook 15 Gen 2, laptop ini bisa dibilang agak nyeleneh hanya karena satu fitur: ia memiliki slot khusus untuk menyimpan TWS. Ya, Anda tidak salah baca. Laptop ini dibundel bersama sebuah TWS, dan kebetulan TWS-nya punya rumah sendiri di laptop-nya. Selama tersimpan, tentu saja baterainya akan di-charge secara otomatis.

Lebih keren lagi, TWS ini akan terhubung secara otomatis ke laptop setiap kali dikeluarkan dari wadahnya yang terintegrasi dengan sasis laptop. Di masa-masa seperti sekarang di mana laptop hampir selalu kita pakai untuk video conference, solusi cerdas semacam ini jelas bakal sangat memudahkan, apalagi mengingat TWS-nya juga mengusung sepasang mikrofon serta mendukung pengoperasian berbasis gesture.

Adanya kompartemen khusus untuk menyimpan TWS sempat membuat saya curiga bahwa bodi laptop ini cukup tebal. Namun ternyata saya salah, sebab tebalnya tidak sampai 19 mm, dan bobotnya juga tidak terlampau berat di angka 1,7 kg.

Terkait spesifikasi, ThinkBook 15 Gen 2 ditawarkan dalam tiga varian yang berbeda. Di posisi teratas, ada ThinkBook 15p i yang ditenagai oleh kombinasi prosesor Intel generasi ke-10 dan kartu grafis Nvidia GTX 1650. Varian ini juga mengemas layar yang telah lulus uji sertifikasi warna dari X-Rite Pantone.

Varian yang kedua adalah ThinkBook 15 Gen 2 i yang dibekali prosesor Intel generasi ke-11, lengkap beserta chip grafis Intel Iris Xe. Terakhir, tersedia pula ThinkBook 15 Gen 2 AMD yang mengusung prosesor AMD Ryzen 4000 Series. Ketiga varian sama-sama mengemas layar 15,6 inci beresolusi 1080p.

Mengenai harga dan ketersediaan, Lenovo ThinkPad X1 Nano rencananya akan dijual dengan harga mulai $1.399 pada kuartal keempat tahun ini juga. ThinkBook 15 Gen 2 di sisi lain akan segera dipasarkan dengan harga awal $549.

ThinkPad X1 Fold sudah mulai dijual

Dalam kesempatan yang sama, Lenovo turut mengumumkan bahwa mereka pada akhirnya sudah mulai memasarkan ThinkPad X1 Fold, laptop spesial dengan layar foldable yang Lenovo perkenalkan pertama kali pada bulan Januari lalu.

Sekadar mengingatkan, X1 Fold sangatlah unik karena Anda tak akan menemukan keyboard di laptop ini. Sebagai gantinya, seluruh permukaan sisi dalamnya didominasi oleh layar OLED 13,3 inci yang fleksibel. Bayangkan saja Samsung Galaxy Fold, tapi dengan dimensi yang jauh lebih besar.

Versi final X1 Fold mengandalkan prosesor Intel dengan arsitektur Lakefield, lengkap beserta RAM LPDDR4x 8 GB dan SSD NVMe 1 TB pada varian termahalnya. Yang cukup membuat saya terkesan adalah, Lenovo berhasil membenamkan itu semua ke dalam sasis dengan bobot hanya 999 gram.

Lenovo mematok harga mulai $2.499 untuk X1 Fold. Cukup mahal mengingat harga ini belum termasuk aksesori opsional seperti keyboard Bluetooth yang dapat dilipat, stylus serta easel stand.

Sumber: Lenovo dan Windows Central.